4. Gejala-gejala kecemasan pada ibu bersalin
a. Gejala kecemasan ringan
1. Takut tertular cacar air yaitu agar waspada agar tidak mudah
tertular pada usia kehamilan 20 minggu, tak ada resiko pada bayi. 2.
Bayi tidak bergerak yaitu bayi juga butuh istirahat tidak selalu bergerak.selain itu gerakan bayijuga sering tidak terasa jika di
dalam perut dikelilingi oleh banyak air ketuban. 3.
Keluar cairan dari vagina yaitu hal ini normal, bukan petanda infeksi yang berakibatburuk pada bayi.
4. Sakit perut bawah yaitu rasa nyeri dan sakit perut di bagian
bawah, terutama pada anak pertama b.
Gejala kecemasan berat 1.
Kecemasan fisik buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung
2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetaran, mudah tergenggu
dan lesu 3.
Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari,tidur tidak pulas dan mimpi buruk
4. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan
pada hoby, sedih, c.
Gejala Kecemasan sedang
5. Gejela Kecemasan
Menurut Hawari 2004,hal 66 keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
orang yang memahami gangguan kecemasan, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Cemas,khawatir, firasat buruk, takut akan fikiranya sendiri,
mudah tersinggung b.
Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut c.
Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. d.
Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. e.
Gangguan konsenterasi dan daya ingat f.
Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada oto dan tulang, pendengaran berdeging tinnitus, berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan perkemihan, sakit kepala, dan sebagainya
6. Aspek- aspek kecemasan
Menurut Daradjat 1990 dalam Wyllistik Noerma Sijingga 2010 asprk- aspek masan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu :
a. Fisiologis
Bentuk reaksi fisiologis berupa detak jantung meningkat, pencernakaan tidak teratur , keringat yang berlebihan, ujung-
ujung jari terasa dingin, sering buang air kecil, dll. b.
Psikologis Pada aspek psikologis, kecmasan dapat dibagi menjadi 2 bentuk :
1. Aspek kognitif
Termaksud dalam aspek ini adalah tidak mampu memusatkan perhatian.
2. Aspek efektif
Termaksud dalam aspek ini antara lain, takut, merasa akan ditimpa bahaya, kurang mampu memusatkan perhatian,
kurang percaya diri, ingin lari dari kenyataan.
Universitas Sumatera Utara
7. Kecemasan dalam menggadapi persalinan
Kartono 1992,hal.84-85 mengutarkan kehamilan mengandung risiko mempertaruhkan jiwa dan raga, khususnya pada
saat melahirkan bayinya. Karena itu kehamilan dan melahirkan bayi merupakan perjuangan yang cukup berat bagi setiap wanita, yang
tidak luput dari rasa ketakutan dan kesakitan
.
B.
Strategi Coping 1.Pengertian Strategi Copping
Menurut Taylor 2009 coping didefenisikan sebagai pikiran dan prilaku yang di gunakan untuk mengatur tuntunan internal maupun eksternal bdari situasi yang
menekan.Sedangkan menurut Stone dan Neale dalam Folkan dkk,1986 berpendapat bahwa strategi copping merupakan tingkah laku seseorang dalam
menghadapi masalah atau tekanan.Lazarus 1985 mengartikan perilaku coping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi
tuntutan internal atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Strategi coping didefenisikan secara terperinci oleh folkman 1984 sebagai bentuk usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengatur
tuntunan internal dan eksternal yang timbul dari hubungan individu dengan lingkungan, yang dianggap mengganggu batas-batas yang dimiliki oleh individu
tersebut. Coping yang atau perilaku yang timbul dari hubungan individu dan lingkungan, khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan.
Breakwell dalam Folkman dkk, 1986 menyatakan bahwa coping merupakan segala pikiran yang berhasil mengurangi atau menghilangkan ancaman, baik secara
Universitas Sumatera Utara
sadar dikenal oleh individu maupun tidak. Jadi individu dapat disebut melakukan coping meskipun individu tersebut tidak menyadari atau tidak mau mengakuinya.
Coney,dkk 19810 menyatakan bahwa coping merupakan usaha-usaha baik kognitif maupun perilaku yang bertujuan untuk menggelola tuntunan lingkungan dan
internal, serta mengelola konflik- konflik yang mempengaruhi individu melalui kapasitas individu. Jadi, coyne,
Dkk 1981 berpendapat bahwa perilaku individu dapat dikategorikan sebagai perilaku coping hanya jika konflik atau stressor yang dihadapinya sudah
melampaui kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut untuk menghadapi permasalahan
Selain itu Coyne dan Lazarus Folkman,1984 menambahkan tujuan perilaku coping
adalahuntuk mengurangi kondisi lingkungan yang menyakitkan, menyesuaikan dengan peristiwa- peristiwa atau kenyataan- kenyataan yang negative,
mempertahankan keseimbangan emosi, mempertahankan self image yang positif, serta untuk meneruskan hubungan yang memuaskan dengan orang lain.
Berdasarkan sejumlah pendapat peneliti dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi coping yang dikemukakan oleh para ahli
sangat bervariasi. Namun pada intinya strategi coping merupakan aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan oleh individu dalam bentuk kognitif dan perilaku baik
disadari atau tidak disadari maupun oleh individu tersebut, yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman-ancaman yang timbul oleh masalah
internal maupun eksternal dan menyesuaikan dengan kenyataan negatif, mempertahankan keseimbangan emosi dan self image positif.
Universitas Sumatera Utara
2. Bentuk- bentuk Strategi Coping