13
2.8 AKLIMATISASI
Proses aklimatisasi dilakukan untuk mendapatkan suatu kultur mikroorganisme yang stabil dan dapat beradaptasi dengan air buangan pabrik
kelapa sawit yang telah disiapkan. Selama masa aklimatisasi kondisi dalam reaktor dibuat tetap aerob dengan menjaga konsentrasi, temperatur, dan pH.
Proses ini dilakukan secara batch. Ke dalam masing-masing reaktor ditambahkan secara bertahap air buangan pabrik minyak kelapa sawit dengan konsentrasi yang
semakin meningkat. Peningkatan konsentrasi secara bertahap ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pembebanan tiba-tiba shock loading yang dapat
mematikan mikroba, dan untuk menyeleksi mikroba yang mampu mengolah air buangan pabrik minyak kelapa sawit sesuai dengan kondisi operasi nantinya.
Proses aklimatisasi dapat dianggap selesai jika pH, VSS, temperatur, dan efisiensi penyisihan senyawa organik telah konstan dengan fluktuasi yang tidak
lebih dari 10. Sebelum reaktor dioperasikan, terlebih dahulu dihitung konsentrasi air buangan pabrik minyak kelapa sawit yang nantinya dijadikan
konsentrasi pada saat pengoperasian reaktor tanpa divariasikan.[8]
2.9 PENGOLAHAN ANEROBIK
Pengolahan secara anaerob berarti selama proses pengolahan tidak ada udara yang masuk di dalam reaktor. Dalam proses pengolahan anaerobik, produk yang
dihasilkan adalah biogas, yaitu terdiri dari gas metana CH
4
dan karbondioksida CO
2
. Bila dibandingkan dengan menggunakan pengolahan aerobik, pengolahan anaerobik lebih cocok digunakan pada limbah dengan angka COD yang tinggi.
Adapun dalam pengolahan anaerobik ini terjadi 3 jenis penguraian yaitu hidrolisis, asidogenesis dan metanogenesis. Dalam proses ini, digunakan suhu sekitar 55
o
C agar dapat dihasilkan efisiensi pengolahan BOD dan COD hingga sekitar 80.
Pengolahan anaerob memiliki bebearapa keuntungan dan kerugian, yaitu: [6]
Universitas Sumatera Utara
14 Tabel 2.4 Keuntungan dan Kerugian Pengolahan Anaerobik
No. Keuntungan
Kerugian 1.
Energi yang dibutuhkan sedikit Membutuhkan waktu pembiakan
yang lama 2.
Produk samping yang dihasilkan sedikit
Membutuhkan penambahan
senyawa alkalinity 3.
Nutrisi yang dibutuhkan sedikit Tidak mendegradasi senyawa
nitrogen dan phospor 4.
Dapat menghasilkan senyawa metana CH
4
yang merupakan sumber energi yang potensial
Sangat sensitif terhadap efek dari perubahan temperatur
5. Hanya membutuhkan reaktor dengan
volume yang kecil Menghasilkan senyawa
yang beracun seperti H
2
S.
2.10 PENGOLAHAN AEROBIK
Pengolahan secara aerobik adalah sebuah proses biologis dimana prinsipnya adalah pengunaan oksigen bebas maupun terlarut oleh mikroorganisme
aerob dalam proses degradasi limbah organik. Karena oksigen disediakan untuk mikroba aerob sebagai akseptor penerima elektron, proses bio-degradasi dapat
dipercepat secara signifikan, sehingga meningkatkan kapasitas total dari system pengolahan yang digunakan.
Adapun keunggulan keuntungan dari pengolahan aerobik meliputi: 1.
Tidak menimbulkan bau bila dijalankan secara teratur 2.
Pengurangan nilaiangka BOD Biochemical Oxygen Demand sehingga menghasilkan efluen yang berkualitas bagus
3. Pengolahan yang relatif cepat sehingga memungkinkan sistem pengolahan
yang berskala lebih kecil, misalnya penggunaan lahan yang lebih sedikit. 4.
Efluen yang dihasilkan masih mengandung sedikit oksigen terlarut sehingga menurunkan kebutuhan oksigen badan air pada saat dilepaskan
Universitas Sumatera Utara
15 5.
Keadaan aerobik mampu melenyapkan sebagian besar patogen yang terdapat dalam limbah agrikultur.
Adapun kerugian dari pengolahan aerobik meliputi: 1.
Penggunaan energi dalam proses aerasi yang cukup besar untuk dapat mempertahankan laju aerasi yang tetap
2. Tidak semua bahan organik dapat didegradasi dengan menggunakan
proses aerob 3.
Produksi sludge yang lebih banyak dibandingkan dengan proses anaerob sehingga akan mengurangi kapasitas penyimpanan pada lagoon dan
kolam. [6]
Universitas Sumatera Utara
16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik USU, dan Pusdiklat LPPM USU.
3.2. BAHAN
Limbah hasil pengolahan POME dari Pilot Plant LPPM USU dan Effective Microorganism.
3.3. PERALATAN 3.3.1. Peralatan Utama
Gambar 3.1 Peralatan Utama yang Digunakan
Universitas Sumatera Utara
17
Tangki Umpan Tabel 3.1
Spesifikasi Tangki Umpan Tangki
Diameter 17 cm
Tinggi total 24 cm
Tinggi baffle 17 cm
Motor
Daya 1 HP 750 watt
Phase 1 phase
1500 rpm
Merek Powerfull
Pengaduk
Jumlah bilah 2
Posisi Bilah 1 2.4 cm dari dasar tangki
Posisi Bilah 2 8 cm di atas bilah 1
Jenis Bilah 1 Paddle
Jenis Bilah 2 Paddle
Diameter Bilah 1 4.5 cm
3.3.2. Peralatan Analisa
1. Oven 2. Desikator
3. Cawan Penguap 4. Timbangan elektrik
Universitas Sumatera Utara
18 5. Furnace
6. Gelas ukur 7. Beaker Glass
8. Corong Gelas
3.4 TAHAPAN PENELITIAN