7
2.3 TOTAL SUSPENDED SOLID TSS
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total TSS adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal
2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS
umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan turbidity dengan membatasi penetrasi cahaya untuk
fotosintesis dan visibilitas di perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk
menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan
intensitas sebaran akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi. Sebuah sampel yang mengandung 1.000 mg L dari fine
talcum powder akan memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000 mg L coarsely ground talc . Kedua sampel juga akan
memiliki pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg L ground pepper. Meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS yang
sama. Perbedaan antara padatan tersuspensi total TSS dan padatan terlarut total
TDS adalah berdasarkan prosedur penyaringan. Padatan selalu diukur sebagai berat kering dan prosedur pengeringan harus diperhatikan untuk menghindari
kesalahan yang disebabkan oleh kelembaban yang tertahan atau kehilangan bahan akibat penguapan atau oksidasi. [3]
2.4 VOLATILE SUSPENDED SOLID VSS
Volatile Suspended Solid merupakan bagian dari TSS yang terbakar pada saat dibakar pada suhu 500 ± 50
o
C. [3]
Universitas Sumatera Utara
8
2.5 PENGOLAHAN POME
POME adalah limbah cair kelapa sawit yang masih mengandung banyak padatan. POME berasal dari stasiun rebusansterilisasi dan klarifikasi yang
dialirkan ke fat pit untuk tujuan pengutipan minyak dimana limbah tersebut mengalir dengan jumlah sekitar 60 dari jumlah TBS yang diolah.
POME tidak dapat dibuang langsung ke sungaiparit, karena akan sangat berbahaya bagi lingkungan. Saat ini, umumnya PKS menampung limbah cair
tersebut di dalam kolam-kolam terbuka lagoon kemudian diolah dalam beberapa tahap sebelum dibuang ke sungaiparit. Secara alami, limbah cair di dalam kolam
akan melepaskan emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Gas-gas tersebut antara lain adalah campuran dari gas metan CH
4
dan karbon dioksida CO
2
. Kedua gas ini sebenarnya adalah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Potensi biogas yang dapat dihasilkan dari 600
–700 kg POME kurang lebih mencapai 20 m
3
biogas. Penelitian pemaanfaatan POME untuk menghasilkan biogas saat ini menjadi perhatian banyak pihak. Selain sebagai
sumber energi, teknologi biogas ini juga dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan.
POME yang berasal dari stasiun sterilisasi dan klarifikasi dialirkan ke fat pit untuk diambil minyaknya. Karakteristik POME ini diperlihatkan pada Tabel
2.2. Secara konvensional pengolahan limbah di pabrik kelapa sawit PKS dilakukan secara biologis dengan menggunakan sistem kolam pond, yaitu
limbah cair diproses di dalam kolam anaerobik dan aerobik dengan memanfaatkan mikroba sebagai perombakan BOD dan menetralisir keasaman cairan limbah. Hal
ini dilakukan karena pengolahan limbah dengan menggunakan teknik tersebut cukup sederhana dan dianggap murah. Namun demikian lahan yang diperlukan
untuk pengolahan limbah sangat luas, yaitu sekitar 7 ha untuk PKS yang mempunyai kapasitas 30 ton TBSjam. [3]
Universitas Sumatera Utara
9 Tabel 2.2 Karakteristik limbah cair pabrik kelapa sawit
No Parameter
Satuan Kisaran
1 BOD Biological Oxygen Demand
mgl 20.000-30.000
2 COD Chemical Oxygen Demand
mgl 40.000-60.000
3 TSS Total Suspended Solid
mgl 15.000-40.000
4 TS Total Solid
mgl 30.000-70.000
5 Minyak dan Lemak
mgl 5.000-7.000
6 NH
3
-N mgl
30 – 40
7 Total N
mgl 500
– 800 8
Suhu
o
C 90
– 140 9
pH -
4 - 5
Kebutuhan lahan yang cukup luas pada teknik konvensional ini tentunya dapat mengurangi ketersediaan lahan untuk kebun kelapa sawit. Waktu retensi
yang diperlukan untuk merombak bahan organik yang terdapat dalam limbah cair ialah 90
– 100 hari. Efisiensi perombakan limbah cair PKS dengan sistem kolam hanya sebesar 60
– 70. Disamping itu pengolahan limbah PKS dengan menggunakan sistem kolam sering mengalami pendangkalan sehingga masa
retensi menjadi lebih singkat dan baku mutu limbah tidak dapat tercapai. [3]
Universitas Sumatera Utara
10 Gambar 2.2 Pengolahan POME Sistem Kolam
Proses ini dinilai kurang bagus dalam penurunan kualitas air limbah, terutama pada panen puncak dan dalam kondisi fluktuatif. Pengolahan yang
menggunakan kolam terbuka pada temperatur ambient yang tinggi menghasilkan produksi gas metana dan karbondioksida yang tidak terkendali, yang mana
keduanya merupakan gas rumah kaca. Luas areal yang dibutuhkan untuk tempat pengolahan sangat besar, sehingga hanya diprioritaskan untuk industri pengolahan
kelapa sawit yang kecil. Namun, hampir 80 pabrik kelapa sawit yang ada di Indonesia
menggunakan sistem
kolam. Blok
diagram pengolahannya
diperlihatkan pada Gambar 2.3. [3]
Gambar 2.3 Blok Diagram Pengolahan POME Sistem Kolam
Universitas Sumatera Utara
11 Proses pengolahan POME dengan menggunakan sistem kolam diatas
membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 90-100 hari dimana diperlukan waktu sebanyak 20 sampai 40 hari untuk proses di dalam kolam
aerobik sehingga perlu diadakan penilitian guna menurunkan waktu yang diperlukan untuk kolam anaerobik maupun aerobik. Adapun secara umum, kolam
anaerobik memiliki ukuran yang lebih besar daripada kolam aerobik dimana untuk pabrik kelapa sawit PTPN IV, digunakan kolam anaerobik dengan dimensi
120m30m5,5m sedangkan kolam aerobik memiliki dimensi 30m20m2m. Adapun kolam aerobik ini adalah kolam terakhir yang dimasuki oleh limbah
sebelum kemudian akan dibuang ke lingkungan. Karakteristik dari limbah setelah melewati kolam aerobik diharapkan akan dapat memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Standar Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Parameter Satuan
Kadar Maksimum BOD
mgL 100
COD mgL
350 TS
mgL 5.000
TSS mgL
250 Minyak dan Lemak
mgL 25
NH
3
-N mgL
20 pH
- 6-9
Debit Limbah Maksimum m
3
ton produksi 6
Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No: Kep.51MENLH101995
Universitas Sumatera Utara
12
2.6 MIKROBA