Tinjauan Tentang Kepuasan Kerja

Integrasi adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. e. Pemeliharaan Maintenance Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerjasama sampai pensiun. Pemeliharaan yang dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan. f. Pemberhentian Separation Pemberhentian dalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja yang berakhir, pensiun, dan sebab – sebab lainnya. Fungsi – fungsi manajemen sumber daya manusia sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditetapkan maupun tujuan individu dalam organisasi, peranan dari manajemen sumber daya manusia baik fungsi yang bersifat manajerial maupun operasional sangat menunjang dalam usaha – usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui fungsi – fungsi tersebut, manajemen sumber daya manusia berusaha menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan karyawan sehingga mereka selalu dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen sumber daya manusia, baik yag bersifat manajerial maupun operasional sangat berguna dalam mendukung pencapaian dari tujuan perusahaan.

1.2.2 Tinjauan Tentang Kepuasan Kerja

Salah satu sarana penting pada manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja pada karyawan. Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang bersifat subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan atau pegawai secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan. Menurut Rivai 2013 : 856, “kepuasan kerja merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasan terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja”. Menurut Sutrisno 2009 : 75 “kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau tidak senang dalam memandang dan menjalankan pekerjaannya. Apabila seseorang senang terhadap pekerjaannya, maka orang tersebut puas terhadap pekerjaannnya”. Mangkunegara 2002 : 117 mendefinisikan “kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong dan tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya”. Sedangkan menurutHandoko dalam Sutrisno 2009 : 75 “kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka”. Keadaan emosional yang timbul dari diri seseorang atas apa yang ada disekitarnya dan atas apa yang diterimanya dari orang lain maupun lingkungan sekitarnya. 1. Pengukur Kepuasan Kerja Menurut Mangkunegara 2002 :117 indikator pengukur kepuasan kerja adalah sebagai berikut ini : 1 Perputaran turnover Apabila kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan tinggi, maka perputaran karyawan atau turnover akan rendah. Sedangkan para karyawan yang kurang puas biasanya turnovernya akan tinggi. 2 Tingkat Ketidakhadiran absence Kerja Karyawan yang kurang puas cenderung tingkat kehadirannya absence tinggi. Mereka bersaing tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subyektif. 3 Umur Ada kecenderungan karyawan yang tua lebih merasa puas dari pada karyawan yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa karyawan yang tua di atas 40 tahun lebih berpengalaman untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan karyawan usia muda dibawah 40 tahun biasanya mempunyai harapan ideal tentang dunia kerja, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau tidak keseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas. 4 Tingkat Pekerjaan Karyawan-karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih puas dari pada karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Karyawan- karyawan yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja. 5 Ukuran Organisasi Perusahaan Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan karyawan. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi karyawan. Menurut Hasibuan dalam Leo 2013 kepuasan kerja adalah sikap emosional yang mencintai pekerjaannya. Berikut adalah indikator-indikatornya. 1 Kedisiplinan Kedisiplinan adalah ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh pegawai dengan penuh tanggung jawab berupa kewajiban dan larangan. Kepuasan kerja akan mempengaruhi tingkat kedisiplinan, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan karyawan baik dan sebaliknya. 2 Moral Kerja Moral kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku kerjasama yang ditunjukkan oleh seorang karyawan selama individu atau kelompok kerja tersebut bekerja di perusahaan seperti semangat kerja yang menimbulkan rasa ingin giat bekerja dalam diri karyawan. 3 Labour Turnover Labour turnover adalah kondisi perusahaan mengenai keluar masuknya orang untuk mengisi lowongan atau meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja yang disebabkan oleh berbagai alasan. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasan terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. 1.2.2.1 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut Mangkunegara 2002 : 120 faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah : 1 Faktor pegawai, yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. 2 Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja. Sedangkan menurut Sutrisno 2009 : 80 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : 1 Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan, yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan. 2 Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar karyawan maupun karyawan dengan atasan. 3 Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, perlengkapan kerja, waktu, keadaan ruangan, dan sebagainya. 4 Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas, promosi, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kreitner dalam Arthika 2011 : 9 menyatakan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: 1 Pembayaran Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapannya. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. 2 Pekerjaan itu sendiri Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk mengunakan kemampuan dan ketrampilannya, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja lebih menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang juga dapat menciptakan frustasi dan perasaan gagal. 3 Rekan kerja Bagi kebanyakan karyawan, rekan kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. 4 Promosi pekerjaan Promosi terjadi pada saat seorang karyawan berpindah dari suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya. Pada saat dipromosikan karyawan umumnya menghadapi peningkatan tuntutan dan keahlian, kemampuan dan tanggung jawab. Sebagian besar karyawan merasa positif karena dipromosikan. Promosi memungkinkan organisasi untuk mendayagunakan kemampuan dan keahlian karyawan setinggi mungkin. 5 Supervisi Supervisi mempunyai peran yang penting dalam manajemen. Supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih suka mempunyai supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan. Menurut Rivai 2013 : 860, secara teoritis banyak faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, seperti gaya kepemimpinan, produktifitas kerja, prilaku, pemenuhan harapan penggajian dan efektifitas kerja. Faktor – faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah : 1 Isi dari pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol tergadap pekerjaan. 2 Supervisi. 3 Organisasi dalam manajemen. 4 Kesempatan untuk maju. 5 Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif. 6 Rekan kerja dan kondisi pekerjaan. 7 Kondisi PekerjaanLingkungan kerja Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dapat dibagi menjadi dua yaitu, pertama faktor internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri masing – masing karyawan, yaitu tingkat keeratan hubugan anatara karyawan, tugas yang sudah dipercayakan oleh atasan, dilaksanakan dengan rasa penuh tanggung jawab. Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari perusahaan dimana tempat mereka bekerja, yaitu Lingkungan kerja yang menyenangkan, peran organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan, dan Upahgaji yang diperoleh oleh karyawan.

1.2.3 Tinjauan Tentang Karyawan