Pengalaman Ayah Yang Ikut Merawat Anak Pertama?

ngopeni anak, dan lain-lain. Soale kalau gak bisa ngatur, bisa keteteran nanti mbak.” St b. Pengalaman Ayah Yang Ikut Merawat Anak Pertama? Beradasarkan pengalaman yang dialami tersebut, maka sintesis pengalaman seorang ayah yang yang ikut serta dalam merawat anak pertamanya adalah sebagai berikut: Tabel 3 Sintesis Pengalaman menjadi Seorang Ayah Baru Apa Yang Dialami Bagaimana Dialami Makna Dilakukan oleh 1. Keharusan untuk ikut merawat anak karena adanya tuntutan ekonomi di dalam keluarga dan meringankan beban isteri. 2. Keinginan untuk berperan mengasuh anak demi perkembangan anak dan meringankan beban isteri. a. Perasaan ayah 1 Lebih dekat dengan anak 2 Sangat susah 3 Capek 4 Lebih emosional dan suka marah- marah b. Peran Ganda Ayah 1 Peran yang diambil hampir sama besar dengan isteri, dengan cara pembagian tugas masing-masing; 2 Mengambil peran yang masih bisa dilakukan, seperti mengganti popok, membuatkan susu, memandikan anak; 3 Secara langsung ikut serta langsung menjaga anak, karena isteri harus bekerja membantu ekonomi keluarga. a. Merawat anak pertama menyita tenaga, waktu dan emosi b. Ikut merawat anak pertama merupakan pengalaman baru dan menjadi keharusan karena tuntutan ekonomi keluarga Mj, St, Ad Ayah baru berusia 27 dan 30 tahun, Ad 29 tahun Mj, St, Ad Ayah baru berusia 27 dan 30 tahun, Ad 29 tahun Berdasarkan tabel 3 terdapat dua makna yang dialami oleh seorang ayah yang ikut merawat anak pertama: 1. Merawat anak pertama menyita tenaga, waktu dan emosi ayah Bagi seseorang yang baru memerankan satu peran tertentu akan sangat kesulitan. Demikian juga di dalam pengalaman ayah yang ikut merawat anak pertama akan merasakan pengalaman baru. Perasaan yang dirasakan oleh ayah yang ikut mengurus anak pertama yaitu capek, waktu habus sampai timbul emosi yang cenderung berakibat pada mudah marah-marah. Mengurus anak cukup sulit. Ayah yang secara penuh ikut mengurus anak misalnya harus bangun pagi, untuk mempersiapkan mandi, menyiapkan susu, ganti baju dan lain-lain. Oleh karena itu, dengan beban pekerjaan serta peran yang tidak umum tersebut, maka akan memberikan pengalaman baru yang dirasakan oleh seorang ayah. 2. Ayah yang ikut merawat anak pertama merupakan pengalaman baru dan menjadi keharusan karena tuntutan ekonomi keluarga Kehadiran anak juga mempunyai nilai tersendiri bagi keluarga. Adanya anak dalam suatu keluarga sudah merupakan salah satu kebutuhan bagi orang tua, baik sebagai kebutuhan ekonomi, sosial, dan psikologi. Konsep nilai anak yang dimiliki oleh setiap keluarga umumnya telah mendasar dan menjadi bagian dari hidup mereka. Anak, pada umumnya menjadi urusan para ibu di dalam keluarga Jawa. Namun karena pergeseran kebudayaan serta factor- faktor lainnya yang mulai merasuki kebudayaan Jawa, maka terjadi perubahan pola hidup di masyarakat, salah satunya dalam hal pengasuhan anak. Di tengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Jawa yang toleran dengan perubahan, pola kebudayaannya sudah mulai berubah. Dimana saat ini banyak ditemukan pengasuhan anak yang tidak hanya dilakukan oleh para ibu. Para ayah pun juga banyak terlibat secara intens di dalam pengasuhan anak. Namun demikian, pengasuhan anak oleh ayah bukanlah perkara mudah, seperti dirasakan oleh ayah yang terlibat di dalam mengasuh anak. Ketika terlibat di dalam mengasuh anak, informan yang merupakan ayah dari anak pertama yang terlibat di dalam pengasuhan merasakan kurang siap mental yaitu kurang menerima Keadaan yang terjadi, karena belum waktunya, ada perasaan belum siap, khawatircemas merasa belum siap untuk merawat anak, dan ada rasa tidak terima saat harus merawat bayi sehingga terpaksa dalam melakukan kegiatan tersebut. Demikian juga, keterlibatan ayah dalam mengasuh anak merupakan kebutuhan di tengah-tengah keluarga dimana ayah berpenghasilan rendah. Faktor ekonomi terkadang membuat sebuah hubungan keluarga menjadi renggang, oleh karena itu, keterlibatan ayah dalam membantu mengurus anak sangat dibutuhkan, agar ibu membantu mencari nafkah keluarga.

D. Pembahasan