Subjek Penelitian Teknik Pengambilan Data Keabsahan Data

kelahiran anak pertama tersebut?Jelaskan 2. Ketika berada di rumah, bagaimana bapak mengatasi situasi saat harus menghadapi anak yang rewel?

c. Fisiologis

1. Bagaimana pengalaman bapak ketika harus merawat bayi yang baru saja lahir?dalam hal ini, bapak mengalami kesulitan dalam merawat tidak? 2. Bagaimana situasi yang bapak alami dan rasakan ketika merawat anak? d. Perilaku 2. Lalu apabila bapak mengalami hal tersebut, tindakan apa yang bapak lakukan untuk mengurangi gejala-gejala yang kurang menyenangkan? 3. Bagaiamana anda membagi waktu jam tidur ketika anda harus ikut serta dalam merawat anak anda?

C. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposif sampling yaitu teknik memilih informan yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Peneliti terlegih dahulu menentukan karakteristik informan, kemudian dicari informan yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Adapun karakteristik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seorang ayah yang baru memiliki satu anak 2. Memiliki rentang usia antara 20-30 tahun 3. Memiliki pengalaman dalam merawat anak pertama dan sekaligus sebagai kepala keluarga yang ikut serta dalam menafkahi keluarganya. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan melibatkan tiga orang informan. Ketiga informan semuanya berdomisili di Yogyakarta. Alasan memilih inorman tersebut adalah karena waktu dan jarak yang cukup dekat dengan lokasi.

D. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian yaitu menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara adalah percakapan dengan Tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan metode wawancara. Teknik yang digunakan adalah dengan wawancara dengan pedoman umum, Patton 1990, dalam buku Poerwandari 2005 Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang dicantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara hanya digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Wawancara ini juga dapat berbentuk wawancara mendalam dimana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek secara utuh dan mendalam.

E. Analisis Data

Karena data penelitian ini banyak berbentuk narasi dan deskripsi tertulis yang berasal dari transkrip wawancara dengan pedoman umum, catatan laporan hasil observasi dan wawancara informal, maka analisis data yang dilakukan adalah analisis konten analisis isi Poerwandari 2005. Langkah-langkah anallisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Organisasi Data

Data-data yang telah didapatkan disusun dengan rapi, sistenmatis, dan selengkap mungkin. Tentang hal ini, Highlen dan Finley 1996 mengatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan serta menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Hal yang penting untuk mengorganisasikan data antara lain: a. Data mentah seperti catatan lapangan dan kaset hasil rekaman, b. Data yang sudah diproses sebagiannya seperti transkip wawancara dan catatan refleksi peneliti, c. Data yang sudah ditandai kode spesifik, dapat terdiri dari beberapa tahapan pengolahan, d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori

2. Koding dan Analisis

Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisir dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Langkah-langkah koding sendiri diawali dengan menyusun transkrip wawancara, kemudian mengurutkan dan melakukan penomoran pada baris-baris transkip, dan terakhir melabeli masing-masing berkas dengan kode tertentu.

3. Melakukan Kategorisasi, Interpretasi, dan Pembahasan Hasil

Penelitian

F. Keabsahan Data

Dengan kriteria ini data dan informasi yang dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil penelitian kualitatif harus dapat dipercaya oleh para pembaca yang kritis dan dapat diterima oleh orang- orang informan yang memberikan informasi yang dikumpulkan selama informasi berlangsung. Dan teknik pemeriksaan dalam kredibilitas ini, antara lain Moleong, 2006: 1. Perpanjangan keikutsertaan Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian ini bermaksud memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktorfaktor konstektual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. 2. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 3. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Melakukan triangulasi, baik triangulasi metode menggunakan lintas metode pengumpulan data, triangulasi sumber data memilih berbagai sumber data yang sesuai, dan triangulasi pengumpulan data beberapa peneliti yang mengumpulkan datas secara terpisah. Dengan teknik triangulasi ini, peneliti dapat me- recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori dan juga memungkinkan diperoleh variasi informasi seluas-luasnya atau selengkap-lengkapnya. 4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekanrekan sejawat. Teknik ini mengadung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu: pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua, untuk memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti. Dengan pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti, sehingga bersama mereka paneliti dapat mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. 5. Analisis kasus negatif Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. 6. Pengecekan anggota Pengecekan dengan anggota yang telibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pandangan Subjektif Peneliti Mengenai Peran Ayah dalam Merawat

Anak Pertama Derasnya arus perubahan di tengah-tengah masyarakat berdampak langsung terhadap kehidupan dalam keluarga, salah satunya soal peran merawat anak. Terbukanya akses pekerjaan bagi perempuan menyebabkan semakin banyaknya perempuan-perempuan yang bekerja di luar, apalagi bagi perempuan single dan atau yang belum memiliki anak. Bagi perempuan single, hal tersebut tidak menjadi masalah, namun bagi para ibu yang memiliki anak akan menjadi permasalahan tersendiri, terutama menyangkut perawatan anak di rumah. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya di masyarakat, perawatan anak biasanya menjadi tanggungjawab ibu. Seiring dengan perkembangan di masyarakat terutama soal perempuan profesional, maka bagi keluarga yang memiliki anak sangat membutuhkan peran ayah. Saat ini telah banyak ayah yang terlibat dalam perawatan anak. Figur ayah tidak lagi hanya bertanggungjawab dan atau memerankan sebagai pencari nafkah bagi keluarga. Apalagi banyak para ibu yang sudah mampu untuk mencari nafkah keluarga. Hal tersebut tidak menjadi masalah, bahkan figur ayah yang rasional akan lebih baik dalam mendampingi anak selama proses perawatan.