Pendekatan Teknis Pemanfaatan GPS dalam sensus visual

21

4.1.3. Waktu dan Lokasi Survei

Waktu dan lokasi yang baik untuk pelaksanaan survei sudah harus diperhitungkan jauh hari. Waktu dipilih dengan asumsi kondisi laut tenang, biasanya saat musim pancaroba. Pancaroba berkisar pada bulan Maret sampai Juni atau dari Sepetember sampai Nopember. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan dan asumsi keberadaan ikan Napoleon serta kepentingan lokasi tersebut atas kajian potensi Napoleon lokasi termasuk dalam program pengumpulan data bese. Lokasi tersebut hendaknya adalah refresentatif dari wilayah eksploitasi tinggi, sedang dan rendah.

4.1.4. Kesiapan Personil Pencacah

Survei populasi ikan napoleon membutuhkan tenaga pencacah atau peneliti yang mempunyai kemampuan khusus. Beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang pencacah atau peneliti ikan napoleon diantaranya adalah : a. Mempunyai kesehatan dan daya tahan yang memungkinkan melakukan survei bawah air dan berenang jarak jauh; b. Mempunyai kemampuan menyelam dengan kualifikasi minimal A2 atau sederajat; c. Mempunyai kemampuan mengenal ikan Napoleon, baik pada fase juvenil, fase dewasa, maupun fase tua. d. Mempunyai kemampuan melakukan pencatatan dan pendataan di bawah air; e. Mempunyai kemampuan dalam kerja berpasangan.

4.2. Pendekatan Teknis

Metode sensus visual dengan menggunakan “transek sabuk” 150 m x 50 m dianggap kurang sesuai untuk menentukan kepadatan ikan Napoleon, karena distribusi dan ukuran populasi ikan ini menjadi pertimbangan. Kemudian Collin 2006 memodifikasi teknik tersebut dengan cara penyapuan wilayah yang lebih luas dan mempergunakan GPS-PK, dimana dengan alat ini penentukan luas area transek dapat dihitung berdasarkan titik- titik koordinat yang terekam oleh GPS dan begitu pula posisi ikan Napoleon yang dijumpai selama sensus dapat ditentukan sesuai dengan waku jam ikan itu ditemukan. Sensus dengan metode tersebut kita bagi dua menurut penggunaan alat SCUBA atau tidak dengan alat SCUBA. Sensus atau pencacahan yang menggunakan peralatan SCUBA disebut Underwater Visual Census UVC. Sensus yang hanya menggunakan sirip renang dan masker disebut Snorkeling Visual Census SVC. Metode UVC digunakan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya : sensus pada perairan dengan jarak pandang vertikal yang rendah perairan agak keruh atau sensus pada perairan dalam. Sedangkan SVC digunakan dengan pertimbangan bahwa area sensus merupakan reef flat atau reef slope yang memiliki perairan jernih dengan jarak pandang yang jauh. SCV memiliki keuntungan karena dapat digunakan 22 untuk wilayah sapuan sensus yang sangat panjang, lebih ekonomis dari sisi biaya, dan lebih sederhana dalam pelaksanaannya.

4.3. Pemanfaatan GPS dalam sensus visual

Baik UVC maupun SVC, sama-sama menggunakan GPS sebagai receiver untuk menentukan posisi logging. GPS terkemas dalam ‘housing’ Gambar 6 yang dapat terapung dipermukaan air dan dapat ditarik oleh perenang snorkeling atau penyelam. Sebelum digunakan, GPS di setting posisinya setiap 30 detik agar diperoleh rekaman yang akurat dari lintasan yang dilalui oleh pengamat, dimana rekaman ini akan menjadi catatan penting dari posisi koordinat untuk setiap aktivitas sensus, setelah mana data record GPS tersebut di download. Dengan demikian GPS akan merekam dan memberikan data record posisi setiap 30 menit. Kecuali itu, waktu yang tertera dalam GPS sudah harus disamakan dengan waktu pada jam tangan yang dipakai oleh observerpelaku sensus, dimana setting waktu tersebut sampai ketelitian hitungan detik. Dengan catatan waktu inilah jam, menit, detik posisi awal sensus, posisi akhir sensus, titik-titik tertentu dari jalur lintasan sensus dan posisi-posisi dimana ikan Napoleon ditemukan akan dapat ditentukan koordinatnya setelah data yang terekam pada GPS di-download pada komputer dan waktu-waktu tersebut jam, menit, detik akan mudah disesuaikan dengan data records GPS per 30 menit tersebut lihat contoh pada Lampiran. Data yang terekam pada GPS dapat di-download dengan software Garmin Map source World Map atau dengan software yang sejenis dan untuk selanjutnya dikerjakan dengan Microsoft Excel lihat Lampiran. Data yang diperoleh dari download tersebut akan memperlihatkan lintasan tracking yang bersambung record setiap 30 detik sesuai dengan jalur-jalur selama observer berenang distance feet. Data ini menjadi catatan permanen dari area yang diamati dan catatan records tersebut akan dapat digunakan sebagai patokan jika area tersebut akan disurvei ulang. Kebutuhan-kebutuhan untuk menentukan luas area sensus akan tercukupi setelah mana titik-titik koordinat dari lintasan yang terekam GPS tersebut diketahui. Oleh karena metode sensus tersebut menggunakan peralatan pendukung, yaitu GPS, maka observer atau teknisi sensus harus mahir dalam menggunakan GPS dan software Garmin atau software sejenis. Prosedur penggunaan GPS dan Software Garmin dapat dipelajari dari buku petunjuk alat itu. Perlu diingat bahwa GPS sering menggunakan satuan “feet” untuk ukuran jarak atau panjang lintasan contoh : distance feet . Dengan demikian, distance feet harus dikonversi menjadi meter dintance metre. Dengan menggunakan GPS dan data records-nya dikerjakan dengan menggunakan Microsoft Excel, maka usaha untuk menghitung luas area sensus dan jumlah ikan menjadi lebih mudah, yaitu dengan jalan perhitungan kumulatif , dimana baris terakhir dari sel Microsoft Excel merupakan nilai-nilai perhitungan yang diinginkan. Misalnya jumlah total area sensus, jumlah total ikan, dan kepadatan ikan per luas area sensus atau per total area sensus lihat contoh pada Lampiran. 23

4.4. Pelaksanaan Kegiatan Sensus