12 masing-masing wilayah. Kadang disatu tempat pada musim barat di wilayah tertentu akan terjadi ombak dan arus
yang kuat dan suhu air laut panas atau dingin, sedang di wilayah lain malah terjadi kebalikannya laut tenang. Kondisi laut disatu wilayah juga sangat ditentukan oleh gaya tarik bulan bulan terang atau gelap. Oleh karena itu
dibutuhkan penelitian yang cermat untuk menentukan kapan dan dimana Ikan Napoleon akan memijah. Perairan satu dengan perairan lainnya akan berbeda satu sama lainnya.
Kondisi pola arus yang terjadi di suatu wilayah juga sangat menentukan waktu dan lokasi memijah dari Ikan Napoleon. Seperti telah diuraikan di atas bahwa ikan Napoleon akan memijah di lokasi yang berarus kuat untuk
membawa telur dan larva yang melayang ke dalam kolom air atau bergerak ke tengah laut untuk memberi kesempatan kepada telur dan larva tersebut berkembang ke fase berikutnya Thresher, 1984 dalam Russel, 2001.
Kondisi pola arus dari masing-masing perairan berbeda satu sama lainnya. Aspek lain yang mempengaruhi waktu dan lokasi pemijahan dari Napoleon adalah kondisi geomorfologi dan topografi perairan. Kondisi geomorpologi dan
topografi masing-masing perairan berbeda satu sama lainnya, yang dibutuhkan oleh ikan Napoleon untuk memijah adalah kondisi geomorpologi dan topografi yang ideal yang memungkinkan bagi sang pejantan memiliki teritorial
tertentu sekaligus juga memberikan kesempatan kepada sang bentina untuk mengeluarkan telurnya dan sebagai tempat peristirahatan bagi betina tersebut dari gangguan pejantan-pejantan lainnya Russel, 2001
Namun demikian, untuk mengetahui terjadi pemijahan ikan di satu lokasi dapat juga diketahui dengan cara memperhatikan berkumpulnya satu rombongan group dari satu atau beberapa jenis ikan tertentu di lokasi tertentu
dengan jumlah tiga kali lebih banyak dari pada waktu-waktu biasa Domeier Colin, 1997, harus diakui bahwa hingga saat ini belum diketahui berapa kilometer jauhnya perjalanan ikan Napoleon dari tempat tinggalnya” home
range ke lokasi pemijahannya Sadovy et al., 2003.
2.8. Populasi
Secara alami populasi dan densitas ikan Napoleon sangat rendah jika dibandingkan dengan jenls-jenis ikan karang lainnya. Hal ini terjadi pada semua jenis perairan baik pada perairan yang menjadi operasi penangkapan
maupun di perairan-perairan yang masih alami, bahkan pada daerah konservasi jumlah populasi dan kepadatan ikan Napoleon di alam sangatlah rendah Gillet, 2010. Telah banyak penelitian tentang populasi dan densitas ikan
Napoleon secara komprehensif yang telah dilakukan di berbagai perairan-perairan tropis di dunia. Penelitian dengan mempergunakan metode yang rinci dan distandarisasi, seperti yang dilakukan di New Caledonia dan Kepulauan
Tuamotu di French Polinesia, menyatakan bahwa kepadatan density ikan Napoleon hanya sebanyak 0-5 ekor per 10000 m
2
pada daerah yang sudah diekplokasi, sementara dijumpai sebanyak ±20 ekor per 10000 m
2
pada perairan yang belum dieksploitasi Gillet, 2010. Hasil yang hampir serupa didapat di perairan Australia Choat
dalam Pogonosky et al., 2002, seperti yang dilaporkan oleh IUCN 2004 menyatakan bahwa kepadatan ikan Napoleon dewasa di perairan karang Queensland Australia diperkirakan berkisar antara 2,5-3,5 ekor8.000 m
2
.
13 Seperti halnya pada negara-negara Indo-Pasifik lainnya, tingkat populasi dan kepadatan ikan Napoleon alami di
perairan Indonesia juga rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Suharsono et al. 1995 di Kepulauan Lucipara, yang berlokasi di tengah Laut Banda Maluku dan masih terpelihara dengan baik, menyatakan bahwa dari 151 ekor ikan
karang yang mewakili 25 famili yang terkumpul hanya terdapat 27 ekor ikan Napoleon C. undulatus. Hal yang hampir serupa juga terjadi di perairan Kepulauan Wakatobi, dimana ikan Napoleon hanya diketemukan kurang dari satu ekor
tiap 1 km
2
dan berukuran kecil tidak seperti tahun sebelumnya yang masih mencapai hampir 1 ekor1 km
2
dan berukuran besar.
Tingginya tingkat perburuan ikan Napoleon yang disebabkan oleh tingginya pemintaan pasar intemasional, terutama Hong Kong, menyebabkan tingkat populasi Napoleon turun secara drastis. Populasi ikan Napoleon
Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, dengan kata lain sudah langka hampir punah. Penelitian terkini yang dilakukan penulis pada tahun 2003-2010 di 9 Provinsi, yaitu di Kepulaua Riau, Kepulauan Natuna, Sumatera Barat
Kepulauan Mentawai, Bangka Belitung Pulau Belitung, Jawa Tengah Kepulauan Karimun Jawa, Sulawesi Selatan Pulau Sembilan - Sinjai, Sulawesi Tenggara Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tengah Kepulauan
Banggai, Kalimantan Timur Kepulauan Derawan dan Nusa Tenggara Timur Pulau Komodo dan sekitarnya menyatakan bahwa populasi ikan Napoleon turun drastis.
14
BAB 3. PEDOMAN IDENTIFIKASI 3.1