Hasil Analisis secara Difraksi Sinar X Hasil Analisis Secara Spektroskopi FTIR

51

2. Hasil Analisis secara Difraksi Sinar X

Hasil analisis secara difraksi sinar-X ini bertujuan untuk mengetahui struktur dari serbuk silika hasil sintesis. Berdasarkan hasil yang dianalisis menggunakan X-Ray Difraction XRD, dapat dinyatakan bahwa silika gel memiliki puncak yang landai pada sudut 2 ϴ = 21,7864. Menurut Kalapathy, Proctor, Shultz, 2002 puncak yang landai ini menunjukkan bahwa struktur abu bagasse tebu berupa padatan amorf. Struktur amorf ini sangat bergantung pada suhu pengabuan saat pemurnian silika.

3. Hasil Analisis Secara Spektroskopi FTIR

Analisis menggunakan spektrofotometer FTIR bertujuan untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsi yang terdapat pada silika gel sehingga gugus fungsi memiliki serapan panjang gelombang di daerah inframerah yang ditunjukkan denga bilangan gelombang tertentu sehingga dapat dengan mudah untuk mengidentifikasi secara kualitatif. Spektra FTIR silika dari bagasseampas tebu dibandingkan dengan silika Kiesel gel 60 dari Merck digunakan sebagai pembanding. Spektra FTIR silika gel dan silika Kiesel gel 60 dari Merck ditunjukkan pada gambar 11 halaman 41. Tabel di bawah menunjukkan gugus-gugus fungsi pada spektra hasil sintesis. 52 Tabel 3. Interpretasi Spektra FTIR Silika Gel dari Bagasse Tebu dan Silika Kiesel Gel 60 Merck Gugus Fungsional Bilangan Gelombang cm -1 Silika Kiesel Gel 60 Merck Silika Gel Vibrasi ulur –OH dari Si- OH 3464,15 3460,21 Vibrasi ulur asimetri Si-O dari Si-O-Si 1095,57 1094,90 Vibrasi ulur simetris Si-O dari Si-O-Si 802,39 797,82 Vibrasi tekuk –OH dari molekul air 1643,35 1641,25 Vibrasi ulur Si-O dari Si- OH 972,12 964,41 Vibrasi tekuk Si-O-Si 462,92 466,63 Vibrasi ulur –CH 2 - - Vibrasi ulur –SH - - Vibrasi –SO dari –SO 3 H - - Berdasarkan pada Tabel 3, spektra FTIR silika dari bagasse menunjukkan adanya kemiripan dengan spektra silika pembanding yaitu silika Kiesel gel 60 Merck. Pada hasil spektra keduanya terdapat pita-pita serapan pada bilangan gelombang yang hampir sama. Pita melebar pada puncak dengan bilangan gelombang 3460,21 cm -1 mengindikasikan adanya gugus –OH pada silanol. Pelebaran terjadi karena adanya gugs fungsi –OH dan air terserap pada permukaan silika melalui ikatan hidrogen. Pita serapan muncul pada panjang gelombang 1094,90 cm -1 merupakan vibrasi ulur asimetri dari –Si-O pada siloksan, sedangkan pita serapan pada bilangan gelombang 797,82 cm -1 merupakan vibrasi ulur simetri dari -Si-O yang ada pada siloksan Silverstein, Bassler, Morrill, 1992. Munculnya pita serapan pada bilangan geombang 964,41 cm -1 menunjukkan adanya vibrasi ulur Si-O pada gugus silanol. Vibrasi tekuk gugs –OH pada molekul air 53 yang terikat ditunjukkan pada bilangan gelombang 1641,25 cm -1 , sedangkan vibrasi tekuk dari gugus siloksan Si-O-Si ditunjukkan pada bilangan gelombang 466,63 cm -1 Hardjono, 1992. Secara umum, gugus fungsional silika gel adalah silanol Si-OH dan siloksan Si-O-Si. Adanya kemiripan pola serapan pada silika gel pembanding dan silika hasil sintesis untuk gugus silanol dan siloksan dapat disimpulkan bahwa silika gel dari bagasse tebu memiliki kemiripan dengan gugus fungsi pada silika Kiesel gel 60 Merck. Hal ini menunjukkan bahwa bagasse atau ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan silika gel.

4. Daya Adsorpsi Silika Gel terhadap Anion NO