11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ekspor
”Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan
pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk Valuta Asing valas Amir MS, 2003:100.”
”Berdasarkan UU kepabeanan No. 10 Th. 1995, Pasal 1 butir 14; Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah
Pabean.”
Berbagai pengertian tentang ekspor juga dikemukakan sebagai berikut:
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ekspor adalah, “pengiriman barang dagangan keluar negeri”.
b. Menurut pasal 1 Kepmenperindag RI No. 124MPPKEP51996 tanggal 31 Mei 1996, ekspor adalah “kegiatan mengeluarkan
barang dari daerah pabean”. ”Dalam pasal 1 ayat 2 UU Kepabeanan yang dimaksud dengan
daerah pabean adalah Wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-
tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif ZEE dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku UU ini.”
Dengan pengertian tersebut maka jelas bahwa pengeluaran
barang dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean dinyatakan sebagai ekspor.
”Menurut pasal 2 ayat 2 UU Kepabeanan No. 10 tahun 1995, tanggal 30 Desember 1995, dijelaskan bahwa Barang yang telah
dimuat atau akan dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah diekspor dan diperlakukan sebagai
barang ekspor.”
12 Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menarik
kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan ekspor adalah menjual atau menyalurkan atau mendistribusikan atau mengeluarkan barang-
barang dari daerah pabean sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan daerah pabean itu sendiri merupakan wilayah
Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara serta tempat- tempat tertentu di ZEE Zona Economy Exclusive Indonesia sesuai
dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dengan tujuan untuk memperoleh pembayaran dengan valuta asing.
Berikut ini adalah beberapa tujuan melakukan ekspor antara lain: 1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta
memperoleh harga jual yang lebih baik. optimalisasi laba. 2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar
domestik membuka pasar ekspor. Dengan demikian komoditi yang di produksi mempunyai pasar yang luas, tidak lagi sekedar
pasar dalam negeri, tapi juga mampu melayani konsumen di mancanegara.
3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang, sehingga tercapai kapasitas optimum dalam berproduksi, yang dapat menekan biaya
umum perusahaan overhead cost. 4. Membiasakan diri bersaing di gelanggang internasional, sehingga
terlatih dalam persaingan yang ketat dan mampu berinovasi menciptakan produk yang berkualitas ekspor dunia.
13 Dalam melakukan ekspor, perusahaan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut : 1. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP dari Depperindag
atau Izin Usaha dari Departemen Teknis lainnya. 2. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan TDP .
3. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak 4. APE Angka Pengenal EksporAPES Angka Pengenal Ekspor
SementaraAPET Angka Pengenal Ekspor Terbatas dari kantor wilayah perdagangan.
Seiring berkembangnya kegiatan ekspor di Indonesia kemudian pemerintah mengelompokan barang-barang ekspor menurut jenisnya
dan tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 117MPPKep22003 yang kemudian mengalami
revisi sehingga menjadi Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Nomor 02M-DAGPER12007.
Pemerintah mengelompokkan barang ekspor menjadi 4, yaitu :
1. Barang-barang yang diatur tata niaga ekspornya 2. Barang-barang yang diawasi ekspornya
3. Barang-barang yang dilarang ekspornya 4. Barang-barang yang bebas ekspornya
Pengelompokan tersebut
akan mempengaruhi
proses pengiriman atau pengeluaran barang segi dokumen, pengawasan,
pengkemasan dan perawatan dari wilayah pabean, sesuai perundangan yang berlaku oleh petugas Bea dan Cukai.
14
B. Prosedur dan Dokumen Ekspor 1. Prosedur Ekspor