KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010 tergolong dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata kemampuan siswa dalam membaca puisi secara keseluruhan yaitu 71,3%.

2. Skor rata-rata kemampuan siswa ditinjau berdasarkan aspek ketepatan pelafalan tergolong dalam kategori baik dengan skor rata-rata 81,7%; skor rata-rata kemampuan siswa ditinjau berdasarkan aspek tekanan tergolong dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 68%; skor rata-rata kemampuan siswa ditinjau berdasarkan aspek intonasi tergolong dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 74%; skor rata-rata kemampuan siswa ditinjau berdasarkan aspek jeda tergolong dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 65,3%; dan skor rata-rata kemampuan siswa ditinjau berdasarkan aspek ketepatan ekspresi tergolong dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 67,3%.


(2)

3. Tingkat kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010 ditinjau berdasarkan aspek ketepatan lafal lebih besar dari pada tingkat kemampuan ketepatan tekanan, intonasi, jeda, dan ekspresi. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata kemampuan masing-masing aspek membaca puisi meliputi aspek ketepatan pelafalan sebesar 81,7 > aspek ketepatan tekanan 68. Aspek ketepatan intonasi 74, aspek ketepatan jeda 65,3, dan aspek ketepatan ekspresi 67,3.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang diperoleh, penulis mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Guru bidang studi bahasa Indonesia SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan hendaknya lebih mengajarkan materi pelajaran bahasa Indonesia kepada siswa khususnya materi membaca puisi agar siswa memiliki kemampuan yang tinggi sehingga kesalahan atau ketidaktepatan dalam membaca puisi dapat dikurangi. Di samping itu, sebaiknya guru lebih sering memberikan pelatihan mengenai membaca puisi khususnya pada aspek ketepatan tekanan, intonasi, jeda, dan ekspresi.

2. Hendaknya siswa SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan lebih banyak belajar dan berlatih mengenai teknik membaca puisi yang baik. Dengan tercapainya kemampuan membaca puisi diharapkan siswa memiliki (life skill) dalam kehidupan sehari-hari di luar kegiatan sekolah.


(3)

ABSTRAK

KEMAMPUAN MEMBACA PUISI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh

Risma Evika Ariyani

Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Way Kanan, tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Way Kanan, tahun pelajaran 2009/2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Way Kanan, tahun pelajaran 2009/2010. Populasi tersebut berjumlah 120 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik proportional cluster random sampling. Setiap kelas diambil 25% sebagai sampel sehingga diperoleh sampel sebanyak 30 siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes praktik membaca puisi. Tes ini berupa praktik membaca teks puisi dengan memilih salah satu dari empat tema yang telah


(4)

ditentukan penulis, yaitu tema kemanusiaan, kritik sosial, patriotisme, dan cinta kasih. Waktu yang disediakan membaca teks puisi setiap siswa adalah ± 5 menit. Pada saat siswa membaca teks puisi, penulis mengamati secara langsung dan melakukan pendokumentasian melalui rekaman audio visual dengan menggunakan handycame. Penilaian dalam membaca puisi ini dibantu oleh satu orang penilai (teman sejawat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah skor rata-rata keseluruhan hasil tes kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010 tergolong cukup yaitu 71,3%. Kemampuan rata-rata tiap aspek adalah (1) ketepatan pelafalan 81,7% kategori baik, (2) ketepatan tekanan 68% kategori cukup, (3) ketepatan intonasi 74% kategori cukup, (4) ketepatan jeda 65,3% kategori cukup, dan (5) ketepatan ekspresi 67,3% tergolong dalam kategori cukup. Kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung dengan skor rata-rata terendah yaitu pada aspek ketepatan jeda 65,3% kategori cukup, dan skor rata-rata tertinggi pada aspek ketepatan pelafalan 81,7% kategori baik.


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budaya sendiri, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, serta dapat ikut berpartisipasi dalam masyarakat. Dengan demikian, bahasa dijadikan suatu alat dalam mencapai kemampuan perserta didik.

Pada jenjang pendidikan, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Fungsi ini menempatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat yang berbeda latar sosial, budaya, dan daerahnya. Bahasa memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan pengetahuan intelektual (Depdiknas, 2006: 2).

Tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia adalah melatih siswa untuk terampil berbahasa Indonesia (Depdiknas, 2006: 10). Oleh karena itu, latihan keterampilan berbahasa harus mendapat prioritas dalam kegiatan belajar mengajar.


(6)

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan mendengarkan (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills) (Tarigan, 1987: 1). Keempat aspek tersebut saling berkaitan dan saling melengkapi.

Salah satu aspek yang harus dimiliki oleh seseorang untuk berkomunikasi adalah kemampuan membaca. Membaca merupakan aspek ketiga dari keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca. Keberhasilan studi seseorang pun salah satunya juga ditentukan oleh kemampuan dan kemauan membacanya. Bahkan, setelah siswa menyelesaikan studi, kemampuan dan kemauan membacanya tersebut akan memengaruhi keluasan pandangan tentang berbagai masalah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang mempunyai tugas untuk membina dan meningkatkan kemampuan membaca siswa, hendaknya menaruh perhatian yang cukup terhadap usaha peningkatan kemampuan dan kemauan membaca siswa (Nurgiantoro, 2001: 247). Mengingat pentingnya kemampuan membaca tersebut, guru bahasa Indonesia perlu mengupayakan adanya proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Menurut Tarigan (1990: 12), ada beberapa jenis kemampuan membaca yaitu membaca nyaring (reading out loud), membaca bersuara (oral reading), membaca lisan (reading aloud) dan membaca dalam hati (silent reading). Aktivitas membaca nyaring meliputi membaca cerita, membaca puisi, dan membaca teks drama. Dalam kehidupan sehari-hari membaca nyaring dilakukan oleh penyiar


(7)

radio, pembicara televisi, pendeta, pastor, ulama, dan aktor. Adapun membaca dalam hati dibagi menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif terdiri dari membaca survei, sekilas, dan dangkal. Sedangkan membaca intensif terdiri dari membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi mencakup membaca teliti, pemahaman, kritis, dan ide-ide. Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa dan sastra.

Dari beberapa jenis kemampuan membaca yang ada, penulis mencoba untuk mengadakan penelitian mengenai kemampuan membaca puisi dengan alasan bahwa kemampuan ini sangat diperlukan bagi siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat dan sebagai sarana seni dan hiburan. Membaca puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Pada pelajaran bahasa Indonesia, tujuan umum pengajaran sastra di sekolah adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa (Depdiknas, 2003: 2). Pembelajaran sastra dapat memberikan sumbangan dalam pendidikan apabila mencakup empat manfaat, yaitu (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 6).


(8)

Pembelajaran mengenai puisi dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP untuk SMA terdapat pokok bahasan yang berkaitan dengan membaca puisi yaitu pada standar kompetensi membaca. Kegiatan pembelajaran yang berkenaan dengan membaca puisi adalah sebagai berikut: (1) membacakan puisi dengan memerhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi, (2) membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, tekanan, dan intonasi, (3) memberi saran perbaikan pembacaan puisi yang kurang tepat (Depdiknas, 2008: 10).

Berdasarkan landasan kebijakan tersebut, penulis menganggap pokok bahasan mengenai membaca puisi merupakan hal yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Selain sebagai sarana seni dan hiburan dengan berlatih membaca puisi, siswa diharapkan memiliki bekal hidup (life skill) dan keterampilan untuk mengembangkan minat dan bakat sehingga dapat digunakan dalam kegiatan mereka sehari-hari di luar kegiatan sekolah. Apabila dipraktikkan dalam tugas dan pekerjaan, akan dirasakan hasilnya, yaitu dapat berbicara jelas dengan artikulasi yang baik dan dapat mengucapkan kata-kata dengan tepat. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan kemampuan membaca puisi yang benar. Selain itu, seperti yang telah penulis kemukakan sebelumnya, puisi merupakan salah satu bahan pembelajaran yang tercantum dalam KTSP.

Penelitian sebelumnya mengenai kemampuan membaca puisi pernah dilakukan oleh Aris Hadianto dengan judul skripsi ”Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Tahun Akademik 2003/2004 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dalam


(9)

Mendeklamasikan Puisi Perahu Kertas Karya Sapardi Djoko Damono”. Perbedaan skripsi Aris Hadianto dengan penulis terletak pada teknik pengumpulan data. Penulis menggunakan empat puisi yang berbeda tema, yaitu bertemakan kemanusiaan, kritik sosial, patriotisme, dan cinta kasih sedangkan skripsi Aris Hadianto hanya menggunakan satu puisi berjudul Perahu Kertas karya Sapardi Djoko Damono. Selain itu, penulis juga melakukan pendokumentasian melalui rekaman audio visual dengan menggunakan handycame sedangkan pada skripsi Aris Hadianto tidak melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai ketepatan pelafalan, tekanan, intonasi, jeda, dan ekspresi dengan cara mengamati secara berulang-ulang (mereduksi) sesuai dengan keperluan. Penilaian dalam membaca puisi penulis dibantu oleh satu orang penilai (teman sejawat).

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Bumi Agung Kabupaten Way Kanan karena sekolah ini merupakan salah satu jenjang pendidikan yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tetapi, sekolah ini kurang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai. Selain itu, guru yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia di sekolah ini bukanlah guru yang semasa kuliahnya lulusan dari S1 Bahasa dan Sastra Indonesia, tetapi lulusan dari PGSD.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk meneliti kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010.


(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan diteliti adalah ”Bagaimanakah kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010?”.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010 memiliki tujuan dan kegunaan sebagai berikut.

1. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut. a. Praktis

Secara praktis kegunaan penelitian ini sebagai berikut.

1. Memberikan informasi bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tentang tingkat kemampuan siswanya dalam membaca puisi.

2. Bahan masukan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswanya.

b. Teoretis


(11)

1. Penelitian ini dapat memperkaya kajian penelitian bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kemampuan membaca puisi pada siswa.

2. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang membaca, khususnya tentang membaca puisi.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian dan rumusan masalah, ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA N 1 Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010.

2. Objek penelitian ini adalah kemampuan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N I Bumi Agung tahun pelajaran 2009/2010.

Aspek yang diamati adalah sebagai berikut. 1. Lafal.

2. Tekanan. 3. Intonasi. 4. Jeda. 5. Ekspresi.

(Dimodifikasi dari Depdiknas dan disesuaikan KTSP 2008)

3. Puisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah puisi baru yang berbentuk sajak bebas berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar, Gadis Peminta-minta karya Toto Sudarto Bachtiar, Jalan Segara karya Taufiq Ismail, dan puisi berjudul Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono.


(1)

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan mendengarkan (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills) (Tarigan, 1987: 1). Keempat aspek tersebut saling berkaitan dan saling melengkapi.

Salah satu aspek yang harus dimiliki oleh seseorang untuk berkomunikasi adalah kemampuan membaca. Membaca merupakan aspek ketiga dari keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca. Keberhasilan studi seseorang pun salah satunya juga ditentukan oleh kemampuan dan kemauan membacanya. Bahkan, setelah siswa menyelesaikan studi, kemampuan dan kemauan membacanya tersebut akan memengaruhi keluasan pandangan tentang berbagai masalah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang mempunyai tugas untuk membina dan meningkatkan kemampuan membaca siswa, hendaknya menaruh perhatian yang cukup terhadap usaha peningkatan kemampuan dan kemauan membaca siswa (Nurgiantoro, 2001: 247). Mengingat pentingnya kemampuan membaca tersebut, guru bahasa Indonesia perlu mengupayakan adanya proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Menurut Tarigan (1990: 12), ada beberapa jenis kemampuan membaca yaitu membaca nyaring (reading out loud), membaca bersuara (oral reading), membaca lisan (reading aloud) dan membaca dalam hati (silent reading). Aktivitas membaca nyaring meliputi membaca cerita, membaca puisi, dan membaca teks drama. Dalam kehidupan sehari-hari membaca nyaring dilakukan oleh penyiar


(2)

radio, pembicara televisi, pendeta, pastor, ulama, dan aktor. Adapun membaca dalam hati dibagi menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif terdiri dari membaca survei, sekilas, dan dangkal. Sedangkan membaca intensif terdiri dari membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi mencakup membaca teliti, pemahaman, kritis, dan ide-ide. Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa dan sastra.

Dari beberapa jenis kemampuan membaca yang ada, penulis mencoba untuk mengadakan penelitian mengenai kemampuan membaca puisi dengan alasan bahwa kemampuan ini sangat diperlukan bagi siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat dan sebagai sarana seni dan hiburan. Membaca puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Pada pelajaran bahasa Indonesia, tujuan umum pengajaran sastra di sekolah adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa (Depdiknas, 2003: 2). Pembelajaran sastra dapat memberikan sumbangan dalam pendidikan apabila mencakup empat manfaat, yaitu (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 6).


(3)

Pembelajaran mengenai puisi dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP untuk SMA terdapat pokok bahasan yang berkaitan dengan membaca puisi yaitu pada standar kompetensi membaca. Kegiatan pembelajaran yang berkenaan dengan membaca puisi adalah sebagai berikut: (1) membacakan puisi dengan memerhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi, (2) membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, tekanan, dan intonasi, (3) memberi saran perbaikan pembacaan puisi yang kurang tepat (Depdiknas, 2008: 10).

Berdasarkan landasan kebijakan tersebut, penulis menganggap pokok bahasan mengenai membaca puisi merupakan hal yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Selain sebagai sarana seni dan hiburan dengan berlatih membaca puisi, siswa diharapkan memiliki bekal hidup (life skill) dan keterampilan untuk mengembangkan minat dan bakat sehingga dapat digunakan dalam kegiatan mereka sehari-hari di luar kegiatan sekolah. Apabila dipraktikkan dalam tugas dan pekerjaan, akan dirasakan hasilnya, yaitu dapat berbicara jelas dengan artikulasi yang baik dan dapat mengucapkan kata-kata dengan tepat. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan kemampuan membaca puisi yang benar. Selain itu, seperti yang telah penulis kemukakan sebelumnya, puisi merupakan salah satu bahan pembelajaran yang tercantum dalam KTSP.

Penelitian sebelumnya mengenai kemampuan membaca puisi pernah dilakukan oleh Aris Hadianto dengan judul skripsi ”Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Tahun Akademik 2003/2004 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dalam


(4)

Mendeklamasikan Puisi Perahu Kertas Karya Sapardi Djoko Damono”. Perbedaan skripsi Aris Hadianto dengan penulis terletak pada teknik pengumpulan data. Penulis menggunakan empat puisi yang berbeda tema, yaitu bertemakan kemanusiaan, kritik sosial, patriotisme, dan cinta kasih sedangkan skripsi Aris Hadianto hanya menggunakan satu puisi berjudul Perahu Kertas karya Sapardi Djoko Damono. Selain itu, penulis juga melakukan pendokumentasian melalui rekaman audio visual dengan menggunakan handycame sedangkan pada skripsi Aris Hadianto tidak melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai ketepatan pelafalan, tekanan, intonasi, jeda, dan ekspresi dengan cara mengamati secara berulang-ulang (mereduksi) sesuai dengan keperluan. Penilaian dalam membaca puisi penulis dibantu oleh satu orang penilai (teman sejawat).

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Bumi Agung Kabupaten Way Kanan karena sekolah ini merupakan salah satu jenjang pendidikan yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tetapi, sekolah ini kurang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai. Selain itu, guru yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia di sekolah ini bukanlah guru yang semasa kuliahnya lulusan dari S1 Bahasa dan Sastra Indonesia, tetapi lulusan dari PGSD.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk meneliti kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010.


(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan diteliti adalah ”Bagaimanakah kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010?”.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010 memiliki tujuan dan kegunaan sebagai berikut.

1. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kemampuan membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut. a. Praktis

Secara praktis kegunaan penelitian ini sebagai berikut.

1. Memberikan informasi bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri I Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tentang tingkat kemampuan siswanya dalam membaca puisi.

2. Bahan masukan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswanya.

b. Teoretis


(6)

1. Penelitian ini dapat memperkaya kajian penelitian bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kemampuan membaca puisi pada siswa.

2. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang membaca, khususnya tentang membaca puisi.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian dan rumusan masalah, ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA N 1 Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009/2010.

2. Objek penelitian ini adalah kemampuan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N I Bumi Agung tahun pelajaran 2009/2010.

Aspek yang diamati adalah sebagai berikut. 1. Lafal.

2. Tekanan. 3. Intonasi. 4. Jeda. 5. Ekspresi.

(Dimodifikasi dari Depdiknas dan disesuaikan KTSP 2008)

3. Puisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah puisi baru yang berbentuk sajak bebas berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar, Gadis Peminta-minta karya Toto Sudarto Bachtiar, Jalan Segara karya Taufiq Ismail, dan puisi berjudul Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono.