PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA

TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR

KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN

WAY KANAN TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh:

YENI SUPARINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(2)

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI

BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

YENI SUPARINA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskipsikan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun Pelajaran 2012-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dari tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 459 siswa. Dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat berbagai persepsi siswa yang berbeda-beda yaitu kategori sesuai harapan mencapai angka 58,92 %, yaitu 33 orang responden berpendapat memakai atribut pramuka harus mengikuti pelatihan karena hal tersebut berdampak kepada sikap dan perilaku yang memakai atribut tersebut. Kategori Kurang sesuai harapan sebesar 35,71% yaitu 20 orang, responden berpendapat bahwa setiap atribut pramuka yang mereka pakai dalam seragam tidak harus mengikuti pelatihan karena merupakan unsur pelengkap. serta dengan kategori tidak sesuai harapan sebesar 5,35% dengan 3 orang responden berpendapat dalam pememakaian atribut pramuka di baju seragam tidak mengikuti pelatihan yang diselenggrakan oleh pihak sekolah tidak ada masalah.


(3)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA

TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR

KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN

WAY KANAN TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh: YENI SUPARINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKN

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN

ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA N 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : YENI SUPARINA

No. Pokok Mahasiswa : 0913032096 Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd.

NIP 19531018 198112 2 001 NIP 19870602 200812 2 001 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Ketua Program Studi PPKn,

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ... ………..……

Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. …..…………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Yeni Suparina NPM : 0913032096

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Alamat : Kampung Negeri Besar Blok 1 Kec. Negeri Besar Kab. Way Kanan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2013

Yeni Suparina NPM 0913032096


(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kampung Negeri Besar Pada Tanggal 13 Oktober 1992. Anak ke 2 dari 7 bersaudara dari pasangan Bapak Jamaluddin dan Ibu Nil Bahraini.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Taman Kanak-kanak Nurul Huda Negeri Besar yang diselesaikan pada tahun 1997 berijazah, Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Tiuh Baru yang diselesaikan pada tahun 2003 berijazah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Negeri Besar diselesaikan pada tahun 2006 berijazah, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Negeri Besar yang di selesaikan pada tahun 2009 berijazah.

Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur Mandiri. Dan melalui skripsi ini peneliti akan segera menamatkan pendidikannya pada jenjang S1.


(8)

Persembahan

Dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT

dan dengan segala kutulusan serta kerendahan hati,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai

Ungkapan setiaku kepada:

Ayahanda dan Ibunda tercinta dengan seluas kesabaran hati

dan kasih sayangnya yang senantiasa mendoakanku dalam setiap

sujudnya.

Ayundaku dan Adik-adikku tersayang: Eli Ermawati, Neti,

Renda, Dian, Agung, dan Agus yang selalu memberi

semangat dengan dukungan dan Doa-nya.

Seluruh Keluarga besarku yang telah menantikan dan

mendoakan keberhasilanku.


(9)

Motto

Kalau takut diterjang ombak jangan berumah di tepi

pantai


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus Pembahas 1, Bapak M. Mona Adha, M.Pd. selaku Pembahas II, Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd selaku Pembimbing 1, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(11)

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

7. Bapak kepala sekolah SMA Negeri 1 Negeri Besar yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. 8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ibu Nil Bahraini dan Bapak

Jamaluddin yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku dan senantiasa memberikan doa dan semangat, serta selalu menanti keberhasilanku. 9. Kakaku Eli Ermawati dan adik-adikku Neti, Renda, Dian, Agung dan

Agus yang kusayangi.

10.Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku

11.Kak Susilo, Kak Ali dan Kak Jarwo yang telah membantuku menyelesaikan skripsi.

12.Sahabatku Ika, Cici, Reni, Ajeng yang selalu memberikan semangat untukku.


(12)

13.Teman-teman kostn may darwin, Yulinda Arta, Yohana Noni, Ranis, Suci dan Ayu atas canda tawanya selama ini.

14.Teman-teman PKn angkatan 2009 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini, yang menjadikan hari-hari lebih berwarna.

15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Kegunaan Penelitian ... 8

a. Kegunaan Secara Teoritis ... 8

b. Kegunaan Secara Praktis ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 9

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 9

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 9

4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ... 10

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 10

II. TINJUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 11

1. Tinajauan Umum Tentang Pramuka ... 11

2. Pengertian Kepramukaan ... 13

3. Macam-Macam Satuan Karya Pramuka ... 20


(14)

5. Visi, Misi Dan Strategi Gerakan Pramuka ... 26

6. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler………29

7. Pengertian Persepsi ... 31

B. Kerangka Pikir ... 33

III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Teknik Sampling ... 37

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 38

1. Variabel Penelitian ... 38

2. Definisi Oprasional Variabel ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Teknik Pokok ... 40

2. Teknik Penunjang ... 41

F. Teknik Analisi Data ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Peneltian ……….. ... .44

1. Persiapan Penelitian……….….44

2. Penelitian Pendahuluan……….45

3. Pengajuan Rencana Penelitian………..46

4. Penyusunan Alat Pengumpul Data………...46

5. Pelaksanaan Penelitian………..47

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….…47

1. Sejarah Umum Lokasi Penelitian………..47

2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Negeri Besar……….…48

C. Pelaksanaan Uji Coba Angket ………...51

1. Analisis Validitas………..51

2. Analisis Reliabilitas Angket……….51

. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….65

B. Saran………..………...….66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Observasi Terhadap Siswa Tentang Pemakaian Atribut Tanpa Mengikuti Pelatihan Kegiatan Kepramukaan ... 6 2. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan

Tahun Ajaran 2012/2013... …37 3. Data Jumlah Pengambilan Sampel Untuk Masing-masing Kelas ... ....38 4. Hasil Uji Coba Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian

Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013

Untuk Item Ganjil (X) ... …52

5. Hasil Uji Coba Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar

Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013

Untuk Item Ganjil (Y) ... …52

6. Distribusi Antara Item Ganjil (X) Dengan Item Genap (Y) Mengenai Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuk Tanpa Latihan di SMA Negeri1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013 ... …53

7. Hasil Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Mengikuti Latihan ... …56

8. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan ... …58

9. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan ... …61


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berakhlak yang baik. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu tidak mengherankan kalau pendidikan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian besar baik oleh pemerintah ataupun masyarakat. Di dalam proses pendidikan haruslah tercipta suatu proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan terhadap peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik.

Proses pembelajaran sebagai suatu sistem pada prinsipnya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara komponen raw in-put (siswa), instrumental in-put (instrument masuk), environment (lingkungan) dan out put-nya. Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran


(18)

2

dengan proses pembelajaran berada dipusatnya. Komponen instrument masukan yang berupa kurikulum, sumber belajar, media pembelajaran, metode, sarana dan prasarana pembelajaran yang sangat mempengarui proses pembelajaran.

Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional antara lain menjadi manusia yang taqwa, warga negara yang baik, dan manusia yang berbudi pekerti luhur. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Supaya dapat mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut maka pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Sekolah adalah salah satu wahana strategis untuk mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang menyatukan pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk mengembangkan kepribadian dan perwujudan diri


(19)

3

peserta didik. Hal ini dikarena sekolah memiliki program terarah dan terencana, serta memiliki komponen-komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Secara integratif membina tercapainya sifat-sifat yang diharapkan dimiliki oleh seorang warga negara Indonesia yang terdidik, namun pada hakikatnya sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mengembangkan ranah pengetahuannya saja, lebih jauh diharapkan pula mampu secara integratif memadukan pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk mengembangkan kepribadian dan perwujudan diri peserta didik. Dengan kata lain siswa tidak hanya berhasil secara teoritis atau hanya sebatas penguasaan materi saja, namun diharapkan mampu dan proaktif dalam mengaplikasikan hasil belajar akademik dalam sikap dan perilaku dikehidupan sehari-hari, baik lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan bertujuan mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkana jati diri, karakter, dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Oleh karena hal tersebut melalui kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan disekolah diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang lebih baik.


(20)

4

Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan masyarakat Indonesia yang tercermin dan berimplementasi kedalam kesadaran, pemahaman, rasa, dan karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma Undang-Undang Dasar 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan adanya komitmen yang teguh terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu pembentukan karakter yang dilakukan adalah dengan kegiatan kepramukaan yang diadakan disekolah. Kegiatan kepramukaan sebagai kegiatan ektrakulikuler bukan hanya kegiatan bisa saja melainkan kegiatan tersebut sangat memiliki kontribusi yang tinggi terhadap pembentukan karakter diri siswa, diharapkan dengan kegiatan kepramukaan siswa menjadi pribadi yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur, toleran, gotong royong, berjiwa pariotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Oleh karena hal tersebut dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya dalam bidang kepramukaan olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan. Hal tersebut juga mempunyai tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa.

Menurut Suharsimi AK (1988: 57), “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan


(21)

5

pilihan”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa kegiatan ekstra kurikuler bukan suatu kegiatan yang diselenggarakan pada waktu jam pelajaran seperti biasanya melainkan dengan mengunakan jam tambahan di luar jam pelajaran setelah proses kegiatan pembelajaran telah selesai.

Salah satu kegiatan ektrakulikuler yang di selenggarakan di sekolah-sekolah yaitu ektrakurikuler pramuka. Kepramukaan adalah suatu kegiatan yang mana selalu mengutamakan dan membentuk keluhuran budi, keluhuran watak,ketinggian mental, moral dan kecerdasan, keterampilan serta kesehatan jasmani dan rohani. Gerakan Pramuka merupakan salah satu nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.

Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti yang luhur. Didalam kepramukaan terdapat pemakaian atribut yang digunakan untuk menunjukkan kemampauan atau keahlian berdasarkan tingkat kepramukaan anggota pramuka, akan tetapi yang terjadi di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tidak demikian pemakaian atribut pramuka hanya sebatas pelengkap seragam yang dikenakan oleh siswa tanpa adanya proses pelatihan.


(22)

6

Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina Pramuka dan hasil observasi yang telah dilakukan pada SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan ditemukan bahwa masih banyak siswa yang memakai atribut pramuka padahal tidak mengikuti pelatihan ataupun kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah yang secara rutin dilaksanakan satu minggu sekali, hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 01 : Data hasil observasi terhadap siswa tentang pemakaian atribut tanpa mengikuti pelatihan kegiatan kepramukaan. No. Kelas

Jumlah Siswa Aktif Latihan Tidak Aktif Latihan

1. X 140

35 105

2. XI 175 41 134

3. XII 144 25 119

Jumlah 459 101 358

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan sebagaian besar banyak yang memakai atribut pramuka tanpa aktif mengikuti pelatihan hal tersebut dapat terlihat dari jumlah 459 siswa hanya 101 yang aktif dalam pelatihan kepramukaan sedangkan 358 siswa memakai atribut tanpa latihan hal tersebut apabila di persentase mencapai 77,99 %. Pada dasarnya pihak sekolah menganjurkan kepada siswa yang memakai atribut pramuka untuk dapat mengikuti kegiatan kepramukaan akan tetapi, pada kenyataannya berdasarkan data yang diperoleh peneliti banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan kepramukaan tetapi memakai atribut pramuka seperti siswa yang mengikuti


(23)

7

secara aktif kegiatan ektrakurikuler kepramukaan yang diselenggarakan di sekolah. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap atribut yang dipakai yang seharusnya dalam pemakaiannya ada proses yang harus dilaksanakan dan serta setiap atribut memiliki arti dan makna yang sangat mendalam, oleh karena itu berpengaruh juga terhadap sikap dan prilaku siswa itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul, “Persepsi Siswa Terhadap Pemakaian Atribut Pramuka Tanpa Latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Banyaknya siswa yang memakai atribut pramuka akan tetapi tidak mengikuti kegiatan kepramukaan.

2. Masih kurangnya pemahaman siswa terhadap manfaat dan tujuan dari kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan oleh sekolah.

3. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan. 4. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap pemakaian atribut pramuka

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan


(24)

8

di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskipsikan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun Pelajaran 2012-2013.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan khususnya dalam wilayah kajian pendidikan nilai moral Pancasila karena berkaitan dengan nilai-nilai karakter.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini berguna untuk :

1. Siswa agar dapat membentuk karakter budaya bangsa dalam diri siswa.


(25)

9

2. Sekolah agar memperbaiki iklim sekolah sehingga dapat mendukung dan menumbuhkan minat siswa sehingga mau mengikuti kegiatan kepramukaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi para peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang relevan.

F.Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegraan tentang pendidikan karakter, terkait dengan upaya pembentukan diri warga negara yang memiliki: karakter, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta perilaku nyata dalam kehidupan masyarakat dan negara baik di sekolah maupun masyarakat.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan pembentukkan karakter budaya bangsa.

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2012-2013.


(26)

10

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2012-2013.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Pramuka

Kegiatan pramuka sangat bermanfaat bagi peserta pramuka. manfaat kegiatan pramuka antara lain dapat meningkatkan disiplin dan mandiri. Selain itu juga kegiatan pramuka dapat menumbuhkan rasa setia kawan. Hal ini sesuai arti kegiatan pramuka. Gerakan pramuka adalah gerakan panduan. Istilah panduan atau pandu adalah terjemahan dari bahasa inggris yaitu scouting. Gerakan kepanduan merupakan pendidikan non formal diluar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan gerakan pramuka adalah Kegiatan-kegiatan-Kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat pratik lapangan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda Indonesia mempunyai peranan penting dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Begitu pula dalam perkembangan pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Setalah Indonesia merdeka gerakan pramuka memiliki peranam penting. Para pemuda Indonesia yang bergabung dalam gerakan pramuka memiliki peran dalam proses pembangunan masyarakat. Untuk mengenal pramuka maka seseorang perlu mengetahui tentang arti kata pramuka, tokoh-tokoh pramuka, dan faktor – faktor yang mempengaruhi minat rendahnya pramuka. Selain itu sangat


(28)

12

penting bagi setiap orang untuk mengetahui manfaat yang dapat di peroleh dari gerakan pramuka.

Pramuka adalah kependekan dari praja muda karana. Praja muda karana adalah bahasa jawa kuno yang artinya rakyat muda yang suka berkarya. Dari istilah pramuka dapat diketahui anggota pramuka terdiri dari para generasi muda. Hal ini tardier dari syarat anggota pramuka. Anggota pramuka berusia antara 7 tahun sampai dengan 25 tahun.

Masa muda adalah masa-masa produktif. Oleh karena itu penting adanya sebuah wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan kreatifitas pemuda. Gerakan pramuka adalah wadah pendidikan,pelatihan, pengembangan bakat,watak dan sifat-sifat baik (Positif). Melalui gerakan pramuka diharapkan hal-hal yang bersifat fositif dapat berkembang. Dan sebaliknya hal-hal yang tidak baik (negatif ) dapat dihilangkan.

Kita ketahui bahwa gerakan pramuka adalah lembaga pendidikan non formal di luar sekolah dan keluarga. Gerakan pramuka merupakan wadah bagi pembinaan dan pengembangan para generasi muda Indonesia. Oleh karena itu gerakan pramuka memiliki berbagai manfaat.

Manfaat pramuka antara lain :

1. Untuk membina dan mengembangkan jiwa partriotisme (cinta tanah air)

2. Untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, daya kreasi,


(29)

13

Selain itu juga gerakan pramuka bermanfaat untuk menumbuhkan rasa persaudaraan sejalan dengan menigkatnya rasa hormat menghormati. Selain itu juga rasa saling hormat menghormati, saling menghargai, dan toleransi tanpa membedakan agama, golongan, suku, ras dan bangsa.

2. Pengertian Kepramukaan

Kegiatan ektrakurikuler yang ada di sekolah salah satunya kepramukaan. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Pada umumnya yang dimaksud dengan kegiatan kepramukaan adalah suatu kegiatan yang mana selalu mengutamakan keluhuran budi, keluhuran watak, ketinggian mental, moral dan kecerdasan, keterampilan serta kesehatan jasman i dan rohani. Gerakan Pramuka merupakan salah satu nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.

Menurut Baden Powell dalam Andri Bob Sunardi (2010: 3) Bahwa

“kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang-orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan, dan kebahagiaan,


(30)

14

keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkan”. Dalam UU No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa :

Pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi: Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

a. Pramuka Siaga

Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur 7 – 10 tahun disebut pramuka siaga karena sesuai dengan kiasan pada masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakaya Indonesia mensiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan ditaidai berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.Kelompok besar dalam siaga disebut perindukan terdiri dari 40 orang pramuka siaga. Lukman Santosa, (2011:79-80)


(31)

15

b. Pramuka Penggalang

Penggalang adalah sebutan golongan setelah pramuka siaga, anggota pramuka penggalang berusia 11 – 15 tahun. Kegiatan dalam pramuka penggalang meliputi Kegiatan Baris berbaris (PBB), mengenal sandi – sandi, tali temali, smapoor, heaking dan Perkemahan. (Lukman Santosa, 2011: 97).

c. Pramuka Penegak

Penegak adalah anggota gerakan pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 – 21 tahun. Ada beberapa tingkatan dalam penegak yaitu, penegak bantara, penegak laksana dan penegak Garuda. (Lukman Santosa, 2011:94)

Pramuka Penegak bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar:

1. Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya. 2. Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan

keterampilannya.

3. Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.

4. Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna,


(32)

16

yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Kegiatan pramuka penegak

a. Kegiatan Rutin

1. Rapat Pleno

Rapat yang harus dihadiri semua anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kwartir Cabang. Bertujuan sebagai evaluasi Dewan Kerja Cabang dalam melaksanakan tugas pokok sebagai Dewan Kerja. Serta digunakan sebagai perencanaan kegiatan jangka menengah dan panjang.

2. Rapat Bulanan

Bertujuan Guna mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan jangka pendek, dan juga sebagai wahana silahturahmi antar Dewan Kerja Cabang.

3. Sidang Paripurna Cabang

Pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai wahana bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sebagai langkah pengendalian operasional melalui koordinasi, konsultasi, informasi dan kerja sama dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Bertujuan sebagai forum untuk melaksanakan koordinasi, konsultasi, informasi


(33)

17

dan kerja sama dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega selama setahun.

4. Temu Ambalan

Pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai koordinasi antara Dewan Kerja Cabang dengan Dewan Ambalan se-Kwarcab. Bertujuan Sebagai wadah penyampaian program kerja dan informasi kepada Dewan Kerja Ranting.

5. Supervisi, Pelaporan, Evaluasi dan Monitoring (SPEM)

Kegiatan yang dilaksanakan dengan cara turun langsung ke bawah. Kegiatan ini merupakan supervise, evaluasi dan monitoring untuk kemajuan Gerakan Pramuka pada umumnya. Bertujuan Sebagai pelaksanaan supervise, pelaporan, evaluasi dan monitoring Dewan Kerja Cabang terhadap unsur di bawahnya.

b. Kegiatan Paket

1. Pelatihan dan Wawasan

Gladian Pemimpin Satuan (DIANPINSAT)

Suatu bentuk pelatihan tentang pengetahuan/ wawasan kepemimpinan yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode penyampaian sesuai dengan kreasi dan inovasi tertentu sehingga anggota Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega termotivasi untuk mengembangkan diri menjadi seorang


(34)

18

pemimpin yang handal. Bertujuan Untuk mengembangkan wawasan dan potensi kepemimpinan serta mengasah kemampuan manajemen anggota Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

2. Prestasi

Gladi Widya Wira Karya Sakti

Kegiatan yang bertajuk ajang unjuk wawasan masing-masing utusan untuk merebutkan gelar prestasi. Bertujuan sebagai pengukur wawasan yang dimiliki dan yang dipelajari di masing-masing pangkalan. Selain sebagai pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega juga sebagai ajang kreatifitas anggota Gerakan Pramuka.

3. Berkemah

“Berkemah merupakan suatu kegiatan rekreasi yang amat popular, biasanya menggunakan tenda atau semacam kendaraan khusus yang dikenal dengan caravan, didekat laut atau di sekitar danau. Bertujuan untuk menghindarkan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari dengan melakukan kegiatan di alam bebas”. Andri Bob Sunardi (2010: 76)

c. Kegiatan Non Program

1. Buka Puasa Bersama

Kegiatan yang bertajub di bulan ramadhan dengan berbuka puasa. Bertujuan Menjalin silahturahmi antara Dewan Kerja Cabang, Purna


(35)

19

Dewan Kerja Cabang, Andalan Cabang, Sangga Kerja dan Eks Kontingen kegiatan daerah maupun nasional.

2. Bakti Ramadhan

Kegiatan yang bertajub di bulan ramadhan dengan membagi-bagikan bingkisan/ paket buka puasa kepada orang-orang yang sedang perjalanan, tukang parker, tukang becak dan lain sebagainya di sekitar Sanggar Bakti Pramuka Kwartir. Bertujan Sebagai bukti kongkret bahwa Pramuka bermasyarakat.

3. Pramuka Membaca

Kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan budaya membaca di kalangan Pramuka. Bertujuan Meningkatkan budaya membaca di kalangan Pramuka, khususnya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

d. Pramuka Pandega

Pandega adalah “golongan pramuka setelah penegak. Anggota pramuka yang termasuk kedalam golongan ini berusia dari 21 tahun samapai dengan 25 tahun. Golongan ini juga disebut dengan Dewasa Muda, kegiatan pada pramuka pandega tidak berbeda dengan kegiatan penegak sehingga disetiap kwartir ditangani oleh dewan kerja yang lebih dikenal dengan Dewan kerja Pramuka Pengak dan pramuka pandega”. Lukman Santosa, (2011: 101)

Pramuka Pandega dihimpun di gugus depan dalam satuan yang disebut Racana. Racana dikelola oleh Dewan Racana yang terdiri dari anggota racana


(36)

20

yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang Pemangku Adat. Jika racana memerlukan racana dapat membentuk satuan terkecil yaitu reka. Racana dapat dinamai sesuai aspirasi anggota dengan nama yang mencerminkan karakter racana. Di tingkat Kwartir, Pramuka Pandega dapat bergabung dalam wadah pembinaan Satuan Karya dan Dewan Kerja.

3. Macam-Macam Satuan Karya Pramuka

Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah “wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para anggota Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Tetap, Pramuka Penegak, Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun”. Andri Bob Sunardi, (2010: 65)

Satuan Karya Pramuka adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan


(37)

21

Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya. Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.

a. Saka Dirgantara

Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan diri dalam pembangunan nasional, ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan udara. Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI-AU pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu. Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu Krida Olahraga Dirgantara, Krida Pengetahuan Dirgantara, Krida Jasa Kedirgantaraan.

b. Saka Bhayangkara

Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan


(38)

22

nasional, ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan. Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerja sama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI. “Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu Krida Ketertiban Masyarakat, Krida Lalu Lintas, Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana, Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Andri Bob Sunardi”, (2010: 67)

c. Saka Wira Kartika

“Satuan Karya Pramuka Wira Kartika adalah wadah bagi Pramuka untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat dan bekerjasama dengan satuan TNI-AD. Dan dalam prakteknya Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara yaitu Krida Survival, Krida Pioneer, Krida Mountainering, Krida Navigasi Darat, Krida Bintal Juang”. Andri Bob Sunardi, (2010: 69)

Saka Wira Kartika adalah saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan.


(39)

23

d.Saka Taruna Bumi

Satuan Karya Pramuka Taruna bumi adalah wadah bagi para anggota Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.

Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerja sama dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. “Saka Taruna bumi meliputi 5 krida, yaitu Krida Pertanian dan Tanaman Pangan, Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, Krida Perikanan, Krida Peternakan, Krida Pertanian Tanaman Holtikultura”. Andri Bob Sunardi, (2010: 70)

e. Saka Kencana

Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada dibawah Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi, Krida Bina Peran Serta Masyarakat. Andri Bob Sunardi, (2010: 72)


(40)

24

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas sangat banyak sekali kegiatan kepramukaan yang disebut saka yang ada dan dapat dilaksanakan di sekolah, begitu juga yang dilaksanakan dan diikuti oleh siswa di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan memfokuskan pada saka Bhayangkara, dan saka Wira Kartika.

4. Tujuan Dan Tugas Pokok Gerakan Kepramukaan

Berdirinya gerakan pramuka di Indonesia memiliki tujuan yakni mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Seperti yang tertuang dalam buku panduan orientasi gerakan pramuka yang di kutip oleh Gunawan Purnama (1996:25) menyatakan bahwa gerakan pramuka bertujuan:

Menjadikan manusia yang berkepribadian dan berwatak dan berbudi pekerti luhur yang kuat mental tinggi, moral, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, tinggi kecerdasan, dan mutu keterampilan, serta kuat dan sehat jasmani, menjadi warga Negara yang berpancasila serta setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pelaksanaanya menjadi warga sekolah yang bertanggung jawab serta memiliki guna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas selain ilmu pemgetahuan yang didapat di sekolah. Ketika dia berada di lingkungan sekolah dan menjadi warga masarakat dia bisa menjadi contoh dan memiliki tanggungjawab serta berguna bagi masyarakat. Pernyataan tersebut tidak jauh berbeda dengan yang tertulis


(41)

25

pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2005 pasal 4 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

1. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, intelektual dan fisik sehingga dapat berguna dan berkepribadian Indonesia, yang percaya pada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri sera bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara.

Adapun tugas pokok dari gerakan pramuka ini adalah menyelenggarakan pendidikan bagi pemuda Indonesia yang menuju kearah tujuan gerakan pramuka sehingga dapat membentuk suatu insan yang memiliki kepribadian yang luhur, disiplin, memiliki wawasan yang luas, memiliki tanggungjawab, peduli sesama dan berkomitmen. Seperti yang tertulis pada anggaran rumah tangga gerakan pramuka tahun 2005 pasal 4 mengenai tujuan dan tugas pokok yang berbunyi: Gerakan pramuka memiliki tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agara mereka bisa:


(42)

26

2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda.

Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjdai calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

6. Visi, Misi Dan Strategi Gerakan Pramuka Visi:

"Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah kaum muda"

Misi :

1. Mempramukakan kaum muda

2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq), serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Imteq)

3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela Negara

4. Menggerakan anggota dan organisasi Gerakkan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan

Strategi:

1. Meningkatkan jumlah dan mutu satuan pendidikan keparamukaan 2. Meningkatkan jumlah dan mutu peserta didik


(43)

27

3. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pendidik 4. Memperbarui kurikulum pendidikan kepramukaan 5. Meningkatkan sarana dan prasarana Pendidikan

6. Memantapkan organisasi, sitem manajemen, dan sumber daya 7. Meningkatkan pelaksanaan pelbagai program Gerakan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam 3. Peduli terhadap dirinya pribadi

4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka 2. Belajar sambil melakukan

3. Sistem berkelompok

4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik 5. Kegiatan di alam terbuka

6. Sistem tanda kecakapan


(44)

28

Lambang Gerakan Pramuka

1) Gerakan Pramuka berlambangkan: Gambar silhouette Tunas Kelapa 2) Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka

a) Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan “CIKAL”, dan

istilah “cikal bakal” di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama

yang menurunkan generasi baru. Jadi buah kelapa/nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.

b) Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat, ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

c) Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada dan dalam keadaan bagaiaman juga.

d) Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohan yang tertinggi di Indonesia.Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.


(45)

29

e) Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

f) Kelapa/nyiur adalah pohon yang serba guna, dari ujung atas hingga akarnya.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

7. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien (1988: 24) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus, seperti latihan bola voly, sepak bola, dan sebagianya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olah raga dan sebagainya. Menurut Hadari Nawawi (1985: 177-178) jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

1. Pramuka sekolah 2. Olah raga dan kesenian

3. Kebersihan dan keamanan sekolah 4. Tabungan belajar

5. Majalah sekolah ataupun majalan dinding 6. Warung atau kantin sekolah


(46)

30

Depdikbud (1987: 27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis : a. Kegiatan yang bersifat sesaat, misalnya karyawisata dan bakti social. b. Jenis kegiatan yang bersifat kelanjutan , misalnya Pramuka, PMR,

Olahraga dan sebagianya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

Usaha membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa. 2. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.

3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.

4. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara perorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru petugas untuk itu, bilamana kegiatan tersebut memerlukannya.


(47)

31

2. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi social budaya setempat.

(Depdikbud, 1987: 58)

8. Pengertian Persepsi

Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002: 21) berpendapat bahwa “persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan”. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.

Walgito (dalam Hamka, 2002: 16) mengemukakan bahwa “persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus”. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum


(48)

32

adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

Leavitt (dalam Rosyadi, 2001: 12) “membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu”. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006: 358).

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal


(49)

33

ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga.

Definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah proses yang sangat penting dalam menyusun suatu penelitian, karna dalam proses ini pembaca dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peneliti, dan bagaimana urutan penelitian itu dilakukan.


(50)

34

Menurut Riduwan (2004: 25) kerangka pikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta–fakta, observasi dan telaah penelitian. kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep–konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antara variabel. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat ditarik kerangka pikir sebagai berikut :

Bagan Kerangka Pikir

Variable X Persepsi siswa :

1. Sesuai harapan

2. Kurang sesuai harapan 3.Tidak sesuai harapan

Variable Y

Pemakaian atribut pramuka tanpa latihan


(51)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan serta dalam usaha mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga memperhatikan jenis ataupun karakteristik, serta objek yang akan diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dimana suatu metode penelitian yang bertujuan menggambarkan dan memaparkan secara tepat keadaan tertentu dalam masyarakat.

Metode deskriptif adalah suatu penyelidikan yang bertujuan untuk menggambarkan atau menunjukkan keadaan seseorang, lembaga atau masyarakat tertentu pada masa sekarang ini berdasarkan pada faktor-faktor

yang nampak saja (surface factor) di dalam situasi yang diselidikinya ( Suyatna, 1978 : 27 ).


(52)

36

Selanjutnya Mohamad Ali ( 1985 : 120 )

Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dengan analisis atau pengolahan data, menarik kesimpulan atau melaporkan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan dengan cara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Metode deskriptif merupakan penyelidikan dengan metode survey dengan teknik interview, study komperatif, study gerak, dan waktu. (Winarno Surachmad, 1989 : 139 ).

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menganggap penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini sangat tepat, karena sasaran dan kajiannya ialah untuk menjelaskan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan, dan menggambarkan serta menganalisis masalah yang ada sesuai dengan kenyataan didasarkan pada data-data yang diperoleh di lapangan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Masri Sangarimbun dan Sofian Effendi ( 1987: 152 ), populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang cirinya akan diduga.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dari tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 459 siswa, Untuk lebih jelasnya populasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(53)

37

Tabel 02. Jumlah siswa SMA Neeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan tahun ajara 2012-2013

No Kelas Jenis kelamin Jumlah Keterangan

P L

1 X 83 57 140

2 XI 96 79 175

3 XII 77 67 144

Jumlah 256 203 459

2. Teknik Sampling

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Menurut Mohammad Ali ( 1987: 62 ), sampel merupakan sebagian besar yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili populasi dan pengambilannya menggunakan teknik tertentu.

Menentukan besarnya sampel, peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut :

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10 %-12 % atau 20 %-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek kerena

menyangkut hal banyak sedikitnya data.


(54)

38

Tabel 03. Data jumlah pengambilan sampel untuk masing masing kelas. No Kelas Jumlah Pengambilan

Sampel

1 X 16

2 XI 22

3 XII 18

Jumlah 56 Orang

Berdasarkan pertimbangan pendapat yang ada di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah sebesar 12 % dari jumlah populasi. Jumlah populasi sebesar 459, sehingga dengan demikian peneliti mengambil sampel 12 % dari 459 adalah 55,08 dan dibulatkan menjadi 56, jadi yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 56 orang. Sedangkan dalam pembagian sampel pada masing-masing kelas.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini ialah persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan, ( Variabel X ).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemakaian atribut pramuka tanpa latihan, ( Variabel Y ).


(55)

39

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstrak dengan cara memberikan arti atau lebih menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak, variabel tersebut. Untuk memahami objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka diperlukan pendefinisian variabel secara oprasional sebagai berikut :

a. Variabel X Persepsi siswa

Persepsi adalah kesan siswa terhadap kegiatan pramuka tanpa latihan yang kesannya positif atau negatif. Selain itu persepsi merupakan suatu proses: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu

b. Variabel Y Pramuka

Pramuka adalah praja muda karana. Praja muda karana adalah rakyat muda yang suka berkarya. Dari istilah pramuka dapat diketahui anggota pramuka terdiri dari para generasi muda. Hal ini tardier dari syarat anggota pramuka. Anggota pramuka berusia antara 7 tahun


(56)

40

sampai dengan 25 tahun. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang-orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan, dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data.

1. Teknik Pokok

Angket

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang isinya menggali informasi untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa mengikuti latihan dan akan dijawab oleh responden dalam penelitian ini yaitu siswa yang dijadikan sampel penelitian setelah angket selesai diisi oleh responden akan dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui hasilnya. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup, yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.


(57)

41

2. Teknik Penunjang

a. Wawancara

Penulis dalam proses wawancara menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1990: 183 ) “ pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman yang memuat garis besar yang akan dinyatakan”. Sehingga hasil yang dicapai nantinya sangat tergantung dari pewawancara.

Penulis dalam proses wawancara juga mengumpulkan data atau informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka secara langsung dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara dilakukan secara langsung oleh penulis dengan siswa yang dijadikan sampel penelitian dan serta pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalah dan variabel penelitian.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari informasi-informasi dan dokumen – dokumen yang digunakan untuk mendukung keterangan-keterangan ataupun fakta-fakta yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini penggunaan teknik ini peneliti mencari data yang sifatnya berupa dokumen.


(58)

42

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari penyebaran angket maka, langkah selanjutnya ialah melakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi. Fenomena tersebut diteliti secara deskriptif dengan mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk uraian, yang memberikan gambaran atas suatu keadaan yang sejelas mungkin. Dan selanjutnya disajikan dalam bentuk persentase pada setiap tabel kesimpulan.

Rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut :

% 100 X N F

P

Keterangan : P = Persentase

F = Jumalah jawaban dari seluruh item N = Jumlah perkalian item dengan responden ( Muhammad Ali, 1985 : 184 )

Menurut Suharsimi Arikunto, ( 1993 :210 ), bahwa untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan kreteria persentase sebgai berikut :


(59)

43

76% - 100% : Sangat sesuai harapan 56% - 75% : Cukup sesuai harapan 40% - 55% : Kurang sesuai harapan <0% : Tidak sesuai harapan


(60)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, disimpulkan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan sebagai berikut :

Setiap siswa yang memakai atribut pramuka harus mengikuti pelatihan karena hal tersebut berdampak kepada sikap dan perilaku yang memakai atribut tersebut dengan kategori sesuai harapan mencapai angka 58,92 %, yaitu 33 orang responden. Kategori Kurang sesuai harapan sebesar 35,71% yaitu 20 orang, responden berpendapat bahwa setiap atribut pramuka yang mereka pakai dalam seragam tidak harus mengikuti pelatihan karena merupakan unsur pelengkap. serta dengan kategori tidak sesuai harapan sebesar 5,35% dengan 3 orang responden berpendapat dalam pememakaian atribut pramuka di baju seragam tidak mengikuti pelatihan yang diselenggrakan oleh pihak sekolah tidak ada masalah.


(61)

66

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :

1) Kepada guru di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan untuk dapat membantu pihak sekolah dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang pemakaian atribut pramuka.

2) Pihak sekolah hendaknya memberikan sosialisasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga, kepada siswa serta memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses penyelenggaraan kegiatan ektrakurikuler.

3) Kepada siswa hendaknya bisa memiliki pemahaman dan mengerti tentang pemakaian atribut pramuka yang dipakai pada baju seragam sekolah dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh guru dan pihak sekolah sehingga dapat sesuai dengan sebagaimana mestinya.


(1)

sampai dengan 25 tahun. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang-orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan, dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data.

1. Teknik Pokok

Angket

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang isinya menggali informasi untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa mengikuti latihan dan akan dijawab oleh responden dalam penelitian ini yaitu siswa yang dijadikan sampel penelitian setelah angket selesai diisi oleh responden akan dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui hasilnya. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup, yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.


(2)

41

2. Teknik Penunjang

a. Wawancara

Penulis dalam proses wawancara menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1990: 183 ) “ pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman yang memuat garis besar yang akan dinyatakan”. Sehingga hasil yang dicapai nantinya sangat tergantung dari pewawancara.

Penulis dalam proses wawancara juga mengumpulkan data atau informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka secara langsung dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara dilakukan secara langsung oleh penulis dengan siswa yang dijadikan sampel penelitian dan serta pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalah dan variabel penelitian.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari informasi-informasi dan dokumen – dokumen yang digunakan untuk mendukung keterangan-keterangan ataupun fakta-fakta yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini penggunaan teknik ini peneliti mencari data yang sifatnya berupa dokumen.


(3)

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari penyebaran angket maka, langkah selanjutnya ialah melakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi. Fenomena tersebut diteliti secara deskriptif dengan mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk uraian, yang memberikan gambaran atas suatu keadaan yang sejelas mungkin. Dan selanjutnya disajikan dalam bentuk persentase pada setiap tabel kesimpulan.

Rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut : %

100 X N F P

Keterangan : P = Persentase

F = Jumalah jawaban dari seluruh item N = Jumlah perkalian item dengan responden ( Muhammad Ali, 1985 : 184 )

Menurut Suharsimi Arikunto, ( 1993 :210 ), bahwa untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan kreteria persentase sebgai berikut :


(4)

43

76% - 100% : Sangat sesuai harapan 56% - 75% : Cukup sesuai harapan 40% - 55% : Kurang sesuai harapan <0% : Tidak sesuai harapan


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, disimpulkan persepsi siswa terhadap pemakaian atribut pramuka tanpa latihan di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan sebagai berikut :

Setiap siswa yang memakai atribut pramuka harus mengikuti pelatihan karena hal tersebut berdampak kepada sikap dan perilaku yang memakai atribut tersebut dengan kategori sesuai harapan mencapai angka 58,92 %, yaitu 33 orang responden. Kategori Kurang sesuai harapan sebesar 35,71% yaitu 20 orang, responden berpendapat bahwa setiap atribut pramuka yang mereka pakai dalam seragam tidak harus mengikuti pelatihan karena merupakan unsur pelengkap. serta dengan kategori tidak sesuai harapan sebesar 5,35% dengan 3 orang responden berpendapat dalam pememakaian atribut pramuka di baju seragam tidak mengikuti pelatihan yang diselenggrakan oleh pihak sekolah tidak ada masalah.


(6)

66

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :

1) Kepada guru di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan untuk dapat membantu pihak sekolah dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang pemakaian atribut pramuka.

2) Pihak sekolah hendaknya memberikan sosialisasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga, kepada siswa serta memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses penyelenggaraan kegiatan ektrakurikuler.

3) Kepada siswa hendaknya bisa memiliki pemahaman dan mengerti tentang pemakaian atribut pramuka yang dipakai pada baju seragam sekolah dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh guru dan pihak sekolah sehingga dapat sesuai dengan sebagaimana mestinya.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 11

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 39 86

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK (PRTA) DI KELURAHAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN

0 6 78

PENGARUH PERSEPSI SIWA TENTANG FASILITASBELAJAR DISEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 KASUI WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 38

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 21 61

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 72

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS V SDN 2 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 58

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV DI SDN KALI AWI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 30 59

PENGARUH PENDIDIKAN NILAI DALAM KELUARGA TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA DI KELAS X SMA NEGERI I TERBANGGI BESAR TAHUN AJARAN 2012/2013

1 20 64

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI I WAY TENONG KELAS X TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 99