PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM EKTRAKURIKULER DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN 2010/2011

(1)

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM EKSTRAKURIKULER DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN

TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Skripsi)

Oleh

LELY SUGIARTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2 0 1 2


(2)

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Skripsi)

Oleh

Lely Sugiarti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2 0 1 2


(3)

BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa :

Lely Sugiarti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743031020

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Samsi, M.Si Drs. Yon Rizal, M.Si

NIP 19610321 198603 1 003 NIP 19600818 198031 1 005

2. MENGETAHUI,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Buchori Asyik, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.Si.


(4)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Samsi, M.Si ...

Penguji : Drs. I Komang Winatha, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Yon Rizal, M.Si ...

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi Maret 2012


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwinarta, Sri Sukarsih. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembina Pengembangan Bahasa Depdikbud; Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta

A.M. Sadirman. 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali pers. jakarta

Darrul Isnaini 2006. pengaruh nilai ujian SLTP dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan melaksanakan tata tetib sekolah pada siswa MA Mathla’ulanwar Kecapi Padang Cermin Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006. FKIP Unila Bandar Lampung

Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hendri 2006. hubungan antara kontribusi keluarga dan motivasi belajar dengan peningkatan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006. FKIP Unila Bandar Lampung

Sumber: http://www.Depdiknas.go.id/2010/04/28 Sumber http://www.ppsupi.org./abstrakips2004.htm

Sumber http:/www.kedaulatanrakyat.com/2010/03/23

Sumber http://depdiknas.blogspot.co.id/2011/10/ktsp-upaya-kepatuhan.html.


(6)

Patmi Rohaida 2009. Pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah,program pengajaran, dan lingkungan kerja guru terhadap semangat kerja guru pada SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. FKIP Unila Bandar Lampung

Riduwan 2006. Pengantar statistik. Alfa Beta. Bandung

Riduwan 2010. Metode dan Tehnik Penyusunan Tesis. Alfa Beta. Bandung

Sadirman A.M. 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali Pers. Jakarta

Sigit Arifin 2006. Hubungan antara ekstrakurikuler olahraga dan motivasi belajar dengan peningkatan prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. FKIP Unila Bandar Lampung

Sutopo Yuliardhi 2011. Pengaruh model, rencana pembelajaran dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru dalam melaksanakan KTSP pada SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun 2010/2011. FKIP Unila Bandar Lampung

Sudarmanto, Raden Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta

Sudjana 2005. Metode Statistik.Tarsito;Bandung

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung

Suryosubroto. B. 2002. Proses Belajar Mengajar Di sekolah. Rineka Cipta. yogyakarta

Soemanto, Wasty dan Hidayat Soetopo. 1982. Pengantar Oprasional Administrasi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya


(7)

Motto

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT membantu orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah:153)

Mahkota seseorang itu adalah akalnya, derajat seseorang adalah agamanya dan harga diri seseorang adalah akhlaknya

(Lely)

Allah lah yang membuatmu mampu tersenyum walau dalam keadaan menangis, tempat bertahan ketika kamu merasa hendak menyerah,

tempat berdoa ketika kamu kehabisan kata-kata (Lely Sugiarti)


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim

Kupersembahkan karya yang sederhana ini sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga kepada:

Bapak Sukasmin S.Pd dan Ibu Rumiyati tercinta yang telah mendidikku sejak kecil, tiada pernah lelah memberi semangat dan

mendoakan aku, memberikan segenap dukungan moril maupun materil yang tak pernah henti, tanpa balasan sedikit pun Adikku tersayang Amri Alfarizi, Bagus DK Ha’isman terimaksih

untuk doa, kasih sayang, dukungan serta keceriyaan yang telah kalian berikan pada ku,,,

Sahabat-sahabat ku terkasih dan tersayang Supiyanti, Wigati, Ukhti, (Ti4) terimakasih untuk smua yang telah kita lalui selama ini baik

suka maupun duka yang telah kita lalui ... Semoga kesuksesan akan kita raih bersama,,,,,

Seseorang yang tepat menjadi pendamping ku dan (Insya Allah) nanti menjadi Imamku, terimakasih untuk semua yang telah kau berikan

pada ku,,,


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Sumber Asri, Kecamatan Buay Madang Kabupaten Baturaja pada tanggal 20 Oktober 1989, beragama islam dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sukasmin S.Pd dan Ibu Rumiyati.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar Negeri 3 Pisang Indah Bahuga Way Kanan, diselesaikan pada tahun 2001.

2. Madrasah Tsanawiyah Raudlatu Thalibin Bahuga Way Kanan, diselesaikan pada tahun 2004.

3. Sekolah Menengan Atas Perintis 1 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tanggal 24-31 Januari 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Surabaya, Bali, Yogyakarta. Pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapanagan (PPL) di SMP Negeri 6 Bandar Lampung.


(10)

SANWACANA

Dengan mengucap Alhamdulilah penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Sholawat serta salam kepada suri teuladan terbaik sepanjang sejarah ummat manusia.

Sekripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Ektrakurikuler Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah Pada Siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun 2010/2011” adalah salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan diprogram studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr.M.Thoha B. Sampurna Jaya, M.Si., selaku Pembantu Dekan I FKIP Universitas Lampung.


(11)

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M. H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Iskandarsyah, M. H., selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah membantu, membimbing, memberikan saran, arahan, masukan dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

7. Bapak Drs. Samsi, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah membantu, memberikan saran, arahan dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis.

8. Bapak Drs. Yonrizal, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

9. Bapak Drs I Komang Winatha, M.Si selaku Penguji yang telah memberikan banyak arahan, masukan dan bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10.Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

11.Bapak dan Ibu bagian Akademik, kemahasiswaan, Keuangan, Kepustakaan, umum FKIP Universitas Lampung.


(12)

di sekolah tersebut.

13.Kedua orang tuaku, Bapak Sukasmin S.Pd dan Ibu Rumiyati, Adiku Amri Alfarizi, Bagus Dk Ha’isman yang telah mendukung, memotivasi dan menyayangiku, serta doanya untuk keberhasilanku.

14.Sahabat-sahabat terbaik ku, ti4 Supiyanti, Wigati, Ukhti terimakasih untuk semua kenangan indah yang telah kalian berikan pada ku. Semoga kecerian dan kesedihan yang telah kita lalui bersama, menjadi doa untuk kita semua dan keberhasilan akan kita capai bersama.amin

15.Teman-teman angkatan 2007: Sri, Eva, Erna, Sulis, Ucha, Else, Rofiqoh, Rohmila, Wahyu, Suliyah, Wuri, Silvia, Kadek, Enti, Desi, Mevi, Putu Ayu, Ade, Emi, Pujirahayu, Septi, Elya, Mulya, Dwi, Aline, Ari, Hendri, Hendri, Hanafi, Doni, Arius, Mujahidin, Yuliardi, Mb Senja terimakasih atas semuanya.

16.Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan ’05, ’06, ’07, ’08, ‘09, dan ’10 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

17.Keluarga kecil ku di Asrama 43A, Mb Inoel, Sonem, Mb Tari, Mb mia, Ira, Vera, Yeni, Septi, Yopi. Terimakasih atas dukungan semangat dan kebersamaan yang telah kalian bagi bersama ku.

18.Paklek, Bulek dan Mb Eva, makasih atas doa dan dukungannya, dan selalu sabar mendengarkan keluh kesah ku, selama pembuatan karya kecil ku ini. 19.Sobat-sobat PPLku, Siswa SMP Negeri 6 Bandar Lampung, makasih atas


(13)

sedikit harapan semoga sekripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya, khususnya bagi penulis pribadi. Amiin

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis.


(14)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lely Sugiarti NPM : 0743031020

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Jurusan : Ilmu Pengetahuan sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan

Lely Sugiarti NPM 0743031020


(15)

1. PENDAHULUAN

Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolah dapat timbul baik dari dalam diri Siswa atau karena pengaruh orang lain, lingkungan Siswa itu sendiri. Kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah penting untuk keberhasilan Siswa itu sendiri dalam mengikuti pendidikannya jika Siswa tidak mematuhi peraturan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar tidak dapat terlaksana dengan baik. Patuhnya Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Namun jika tujuan pendidikan tidak berjalan dengan baik, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal membuat tata tertib yang dalam pelaksanaannya diperlukan kedisiplinan dan kepatuhan dari masing-masing individu yang terkait dalam proses belajar mengajar disekolah tersebut. Tanpa adanya kepatuhan terhadap


(16)

tata tertib, suatu lembaga pendidikan tidak akan menjalankan fungsi yang selayaknya, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya. Pada kenyataannya masalah, yang sering terjadi dalam mentaati tata tertib yang berlaku disekolah tersebut. Seperti terlambat masuk sekolah, tidak masuk sekolah/ alpa, atau membolos pada saat jam pelajaran. Hal tersebut merupakan macam-macam pelanggaran tata tertib sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membentuk watak disiplin, kerjasama, tanggung jawab dan yang terutama menumbuhkan semangat patriotisme. Kegiatan ekstrakurikuler juga didalamnya mempelajari tentang kecakapan-kecapan peserta didik yang memiliki potensi diri masing-masing anggota ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakurikuler lebih menanamkan nilai-nilai rasa cinta tanah air, nasionalisme serta nilai-nilai kemanusiaan, dan patriotisme sangat ditekankan. Namun dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh Siswa diharapkan tidak menggangu proses belajar mengajar, peserta didik tetap aktif dalam belajar. Justru dengan adanya kegiatan ekstarkulikuler diharapkan ada perubahan dalam prilaku Siswa yang akan membentuk Siswa memiliki rasa inisiatif, kreatif rasional dan objektif dalam memecahkan masalah yang diharapkan. Disamping itu Siswa diharapkan memiliki kesadaran disiplin menghargai waktu serta jujur dalam bersikap sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler Siswa akan benar-benar memanfaatkan sisa waktunya untuk kegiatan yang positif atau hanya untuk bermain.


(17)

Kegiatan ektrakurikuler yang ada, kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan ektrakurikuler yang paling diminati. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan yang dapat mendorong, membangkitkan mengembangkan, dan menmaupun rohani Siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga dapat memberikan pemecahan terhadap permasalahan pengisian waktu senggang dengan memberikan kesantaian, hiburan, pengembangan kepribadiaan, serta untuk mengekspresikan diri sesuai dengan minat, bakat, serta keinginanny. Namun dari beberapa kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya terpaut dengan waktu, dimana waktu belajar Siswa di rumah akan berkurang serta mempunyai waktu belajar yang singkat. Siswa tidak dapat menggunakan dan mengatur waktu dengan baik, timbul dugaan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat menyebabkan Siswa lalai dalam belajar, dan akan mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami materi pelajaran yang diberikan. Sehingga prestasi belajarnya akan menurun.

Kepatuhan Siswa disekolah merupakan serangkaian prilaku Siswa dalam melaksanakan atau mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan. Kepatuhan dapat dikatakan sebagai alat kontrol agar tujuan dapat dicapai oleh anak didik dengan baik dan siswa tunduk pada peraturan, proses belajar mengajar tidak mengalami hambatan. Kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal. Maka untuk menunjang keberhasilan


(18)

proses belajar mengajar disekolah setiap Siswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal. Namun masih banyak pula siswa yang belum melaksanakan tugas mereka sebagai Siswa yang mentaati peraturan tata tertib sekolah. Bentuk-bentuk dari tingkah laku yang merupakan wujud dari pelanggaran kepetuhan terhadap tata tertib sekolah antara lain: Terlambat masuk sekolah, tidak seragam, membolos, berambut sondrong, tidak upacara, merokok di sekolah, berkelahi dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka tata tertib sekolah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap Siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.

Kegiatan-kegiatan yang ada di sekolahan antara lain kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan disekolah dalam rangka untuk mengembangkan potensi anak didik agar mencapai taraf yang lebih baik. Kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan perpanjangan, pelengkap, atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau dorongan potensi anak didik hingga mencapai taraf maksimal. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan yang diikuti oleh Siswa di luar jam pelajaran sekolah. Namun pada dasarnya Proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan dengan lancar apabila tata tertib yang telah ditetapkan dijalankan dengan


(19)

penuh tanggung jawab. Guna menunjang kelancaran proses kegiatan ekstrakurikuler, sekolah membuat peraturan-peraturan yang lebih dikenal tata tertib, namun dalam pelaksanaannya peraturan tersebut tidak berarti tanpa adanya kepatuhan dari berbagai pihak yang terkait di dalamnya terutama siswa anggota ekstrakurikuler.

Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar akan memunculkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar tidak akan membuat mereka putus asa, justru dengan kesulitan-kesulitan tersebut mereka akan lebih tertantang untuk mencari solusinya. Bila mana menghadapi kesulitan itu mereka mudah menyerah, dikatakan bahwa mereka memiliki motivasi belajar yang rendah. Mereka akan menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar dalam hal ini Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan motivasi belajar kurang. Namun kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah penting untuk keberhasilan Siswa itu sendiri dalam mengikuti pendidikannya apabila Siswa tidak mematuhi peraturan sekolah maka kegiatan proses belajar mengajar tidak dapat terlaksana dengan baik. Patuhnya Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.


(20)

Proses belajar motivasi mempunyai peranan besar sebagai pendorong yang membuat Siswa melakukan kegiatan belajar, apabila Siswa mempunyai motivasi yang tinggi ia akan menungjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar atau pendidikan yang sedang ditempuh. Sering dijumpai Siswa yang kelihatan pandai tetapi memperoleh prestasi belajar yang rendah, atau sebaliknya Siswa yang kelihatan kurang pandai memperoleh prestasi belajar yang tinggi, karena motivasi yang kuat untuk dapat menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Motivasi tersebut akan menimbulkan dorongan yang kuat sehingga Siswa akan lebih aktif baik dirumah maupun disekolah. Namun agar tercipta proses belajar yang baik harus ada interaksi antara guru dengan murid dalam mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya sikap Siswa yang positif terhadap belajar maka akan berusaha untuk berperilaku sebaik-baiknya agar apa yang menjadi tujuannya dapat tercapai yaitu dengan mentaati semua tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah.

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan, diperoleh data tentang rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.


(21)

Tabel 1. Rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan Siswa kelas XI SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011

No Jenis Pelanggaran Jumlah Pelanggaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Terlambat Masuk Sekolah Membolos pada jam pelajaran Tidak masuk tanpa keterangan Tidak seragam

Berambut gondrong/pirang Tidak ikut upacara

Atribut tidak lengkap Berkelahi

Membawa hal-hal yang tidak diperlukan disekolah Mengambil buku perpustakaan

10 20 46 5 4 9 7 3 5 1

Jumlah 110

Sumber : TU SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011

Berdasarkan Tabel 1. Di atas, jumlah pelanggaran terhadap tata tertib masih cukup banyak sekali 110 Siswa. Dalam hal ini, pelanggaran tata tertib paling banyak dilakukan oleh Siswa adalah tidak masuk tanpa keterangan yaitu sebanyak 46 Siswa, terlambat masuk sekolah 10 Siswa, membolos pada jam pelajaran 20 Siswa, tidak seragam 5 Siswa, berambut gondrong/pirang 4 Siswa, tidak ikut upacara 9 Siswa, atribut tidak lengkap 7 Siswa, berkelahi 3 Siswa, membawa hal-hal yang tidak diperlukan sekolah 5 Siswa, menghilangkan buku perpustakaan 1 Siswa. Sebagai tindak lanjut terhadap Siswa yang melanggar tata tertib sekolah memberikan sanksi terhadap Siswa yang naik kelas dengan surat perjanjian dan bagi Siswa yang berkelahi disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau diberhentikan dari sekolah.


(22)

Proses belajar mengajar disekolah setiap siswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal.

“Suatu sekolah yang mempunyai peraturan itu dapat berjalan dengan lancar maka harus ada tata tertib disekolah diharapkan kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dicapai. Pengertian tata tertib adalah peraturan-peraturan yang ditaati dan dilaksanakan. Sedangkan menurut Intruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan Tgl 1 Mei 1997 No 14/U/1974 “adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggaranya” (B. Suryosubroto,2008: 81)

Dengan demikian dapat disimpulkan tata tertip sekolah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.

Tata tertib dan peraturan siswa disekolah mencakup aspek-aspek:

a. Tugas dan kewajiban

1. Dalam Kegiatan Intra Sekolah

- Masuk sekolah. Para pelajar harus dating disekolah sebelum pelajaran dimulai

- Waktu belajar, sebelum belajar dimulai pelajaran yang bersangkutan harus sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan

- Waktu Istirahat, para pelajar tiada dibenarkan tinggal didalam kelas tetapi tetap dalam halaman gedung sekolah

- Waktu Pulang, para pelajar pulang pada waktu pelajar sidah selesai - Kebersihan dan Keindahan Sekolah, setiap pelajar wajib memelihara

dan menjaga kebersihan sekolah

- Cara berpakaian, para pelajar wajib berpakaian sesuai yang ditentukan sekolah

2. Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler - OSIS

- Kepramukaan - Keolahragaan - Kesenian


(23)

- PMR dll b. Larangan-larangan

1. Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung, tanpa izin kepala sekolah/guru bersangkutan

2. Membawa rokok dan merokok

3. Berpakaiaan yang tidak senonoh dan bersolek yang berlebihan

4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran/sekolah

c. Sanksi-sanksi Bagi Pelajar

1. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar

2. Peringatan tertulis kepada pelajar dengan tenbusan kepada orang tua 3. Dikeluarkan sementara

4. Dikeluarkan dari sekolah (B.Suryosubroto 2008: 82-83)

Berdasarkan defenisi tersebut, kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah adalah ketaatan dan kesadaran siswa untuk melaksanakan dan mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan.

Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui adakah pengaruh partisipasi siswa terhadap ekstrakurikuler dan motivasi belajar dalam kepatuhan akan tata tertib sekolah maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Terhadap Ekstrakurikuler Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dalam penelitiaan ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :


(24)

1. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung kurang aktif dalam mengikuti kepatuhan tata tertib disekolah sehingga banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan ektrakurikuler

2. Rendahnya partisipasi siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyebabkan siswa tidak mematuhi kepatuhan tata tertib sekolah.

3. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung kurang motivasi belajarnya yang menyebabkan diri siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar.

4. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih banyak yang melanggar tata tertib sekolah.

5. Penerapan mengikuti ekstrakurikuler disekolah menyebabkan siswa merasa jenuh sehingga perlu meningkatkan yang bervariasi didalam kegiatan ekstrakurikuler.

6. Motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang baik sehingga masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam meningkatkan tata tertib sekolah.

7. Banyaknya siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang dalam motivasi belajar yang menyebabkan siswa menampakkan keengganan cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar sehingga siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah masih kurang baik.


(25)

8. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang partisipasinya dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajarnya yang menyebabkan siswa tidak mematuhi kepatuhan tata tertib sekolah.

9. Adanya siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung yang tidak mematuhi tata tertib sebagian melakukan perkelahian disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau diberhentikan dari sekolah.

10. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung yang masih melanggar tata tertib sekolah diberikan sanksi terhadap siswa yang naik kelas dengan surat perjanjian.

11. Sebagian besar SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang baik partisipasinya terhadap ektrakurikuler kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.

12. Sebagian siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung tidak dapat menggunakan dan mengatur waktu dengan baik dalam kegiatan ektrakurikuler yang menyebabkan siswa lalai dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler (XI), motivasi belajar (X2) dan kepatuhan akan tata tertib sekolah (Y)


(26)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh partisipasi Siswa dalam ekstrakurikuler terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada Siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada Siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada pengaruh partisipasi Siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.


(27)

3. Mengetahuai pengaruh partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai informasi bagi SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan dalam meningkatkan disiplin sekolah.

2. Sebagai bahan masukan untuk para guru dalam rangka meningkatkan kepatuhan siswa terhadap pelaksanaan tata tertib sekolah, guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi secara teoristis serta bahan acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

4. Sebagai salah satu prasyarat kelulusan program strata satu (S-1) untuk meraih gelar sarjana.

G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri atas :

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah.


(28)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011 kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan.

4. Waktu penelitian


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh antara variabel bebas ( partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar ) dengan variabel terikat ( kepatuhan akan tata tertib sekolah ), penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan diakhiri dengan hipotesis. Pembahasan secara rinci beberapa subbab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Tijauan Pustaka

1. Pengertian Kepatuhan Melaksanakan Tata Tertib

1.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan adalah ketaatan kepada suatu perintah atau aturan. Sedangkan ketaatan yang didasrkan pada rasa hormat, bukan rasa rasa takut. Namun kepatuhan dalam dimensi pendidikan adalah kerelaan dalam tindakan terhadap perintah-perintah dan keinginan dari kewibawaan seperti orang tua atau guru. (http://www.depdiknas.go.id) Proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan dengan lancer apabila tata tertib yang telah ditetapkan dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar tersebut sekolah membuat peraturan-peraturan


(30)

yang lebih dikenal tata tertib, namun dalam pelaksanaannya peraturan tersebut tidak berarti tanpa adanya kepatuhan dari berbagai pihak yang terkait di dalamnya terutama siswa sebagai peserta didik.

Demikian kepatuhan siswa disekolah merupakan serangkaian prilaku sisiwa dalam melaksanakan atau mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan. Melihat pengertian kepatuhan maka di dalam kepatuhan terdapat sejumlah unsure.

1. Menerima normal/nilai-nilai. “seseorang dikatakan patuh apabila yang bersangkutan menerima baik kehadiran norma-norma/nilai-nilai dari suatu peraturan meskipun peraturan tertulis.

2. Penerapan norma-norma/nilai-nilai itu dalam hehidupan. “seseorang dikatakan patuh jika norma-norma atau nilai-nilai dari suatu peraturan diwujudkan dalam perbuatan, bila norma atau nilai itu dilaksanakannya maka dapt dikatakan bahwa ia patuh.

3. Menginstropeksi diri. Instropeksi diri adalah suatu perbuatan yang menelaah kebelakang mengenai perbuatan yang pernah dilakukan. “seseorang yang berkeinginan untuk melihat perbuatannya yang lalu dan melakukan perbaikan merupakan suatu sifat bahwa ia berusaha untuk mengikuti aturan-aturan/nilai-nilai yang dinut dalam masyarakat atau kelompok orang.

(Yunita,Erna 2002:23)

Kepatuhan dapat dikatakan sebagai alat kontrol agar tujuan dapat dicapai oleh anak didik dengan baik dan siswa tunduk pada peraturan sehingga proses belajar mengajar tidak mengalami hambatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1993:119) bahwa kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal. Berdasarkan teori perkembangan


(31)

moral tindak kesadaran dari kepatuhan seseorang berawal dari karena takut pada orang, kekuasan atau paksaan, ingin dipuji, kiprah umum, adanya aturan hukum, adanya manfaat dan kesenangan, memuaskan baginya, hingga sampai pada tingkat dasar prinsip etis yang layak secara universal (http://www.depdiknas.go.id).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar disekolah setiap siswa harus memiliki kesadara akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal.

Suatu sekolah yang mempunyai peraturan itu dapat berjalan dengan lancar maka harus ada tata tertib disekolah diharapkan kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dicapai. Pengertian tata tertib adalah peraturan-peraturan yang ditaati dan dilaksanakan. Sedangkan menurut Intruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan Tgl 1 Mei 1997 No 14/U/1974 “adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggaranya (B. Suryosubroto,2008: 81)

Berdasarkan pendapat di atas, maka tata tertip sekolah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.


(32)

a. Tugas dan kewajiban

1. Dalam Kegiatan Intra Sekolah

- Masuk sekolah. Para pelajar harus dating disekolah sebelum pelajaran dimulai

- Waktu belajar, sebelum belajar dimulai pelajaran yang bersangkutan harus sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan

- Waktu Istirahat, para pelajar tiada dibenarkan tinggal didalam kelas tetapi tetap dalam halaman gedung sekolah

- Waktu Pulang, para pelajar pulang pada waktu pelajar sidah selesai - Kebersihan dan Keindahan Sekolah, setiap pelajar wajib memelihara

dan menjaga kebersihan sekolah

- Cara berpakaian, para pelajar wajib berpakaian sesuai yang ditentukan sekolah

2. Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler - OSIS

- Kepramukaan - Keolahragaan - Kesenian - PMR dll b. Larangan-larangan

1. Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung, tanpa izin kepala sekolah/guru bersangkutan

2. Membawa rokok dan merokok

3. Berpakaiaan yang tidak senonoh dan bersolek yang berlebihan

4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran/sekolah

c. Sanksi-sanksi Bagi Pelajar

1. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar

2. Peringatan tertulis kepada pelajar dengan tenbusan kepada orang tua 3. Dikeluarkan sementara

4. Dikeluarkan dari sekolah (B.Suryosubroto 2008: 82-83)

Berdasarkan defenisi tersebut, kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah adalah ketaatan dan kesadaran siswa untuk melaksanakan dan mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan.


(33)

1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Siswa Di Sekolah

Kepatuhan siswa di sekolah maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melanggar tata tertib sekolah tersebut berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua faktor baik yang bersumber dari dalam diri siswa maupun yang bersumber dari luar diri siswa. Menurut Singgih D. Gurnasa (1982:82) mengatakan bahwa yang mempengaruhi kepatuhan siswa adalah:

1. Yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain a. Kesehatan siswa

b. Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran disekolah c. Kemampuan intellectual yang dimiliki oleh anak

2. Yang bersumber dari luar diri siswa yakni antara lain a. Keadaan keluarga yang meliputi

- Suasana keluarga

- Cara orang tua menanamkan disiplin kepada anaknya - Harapan dari orang tua

b. Bimbingan yang diberikan oleh orang tua 3. Keadaan Sekolah

Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dalam hubungannya dengan anak lain dan guru yang menyebabkan ia tidak senang sekolah.

(Yunita,Erna 2002 :25)

Menurut Soemanto (1982:146) pelanggaran tata tertib sekolah disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

a. Faktor guru b. Faktor lingkungan

c. Faktor peraturan yang berlaku

d. Faktor sangsi terhadap pelanggarannya

Menurut Ametembun dalam Yusniati (1996 : 56) faktor-faktor yang mempengaruhi siswa terhadap tata tertib sekolah adalah


(34)

a. Gaya kepemimpinan kepala sekolah b. Gaya kepemimpinan guru

c. Lingkungan sekolah

Dengan demikian dapat disimpulkan kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolah dapat timbul baik dari dalam diri siswa atau karena pengaruh orang lain atau lingkungan siswa itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Arikunto (1993:119) bahwa kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal

Kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah penting untuk keberhasilan siswa itu sendiri dalam mengikuti pendidikannya apabila siswa tidak mematuhi peraturan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar tidak dapat terlaksana dengan baik. Patuhnya siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam hal ini, pelanggaran tata tertib dilakukan oleh Siswa adalah tidak masuk tanpa keterangan, terlambat masuk, membolos pada jam pelajaran, tidak seragam, berambut gondrong/pirang, tidak ikut upacara, atribut tidak lengkap, berkelah, membawa hal-hal yang tidak diperlukan sekolah, menghilangkan buku perpustakaan. Sebagai tindak lanjut terhadap Siswa yang melanggar tata tertib sekolah memberikan sanksi terhadap Siswa yang naik kelas dengan surat perjanjian


(35)

dan bagi Siswa yang berkelahi disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau diberhentikan dari sekolah.

2. Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler 2.1 Pengertian partisipasi

Moelyarto Tjokrowinoto partisipasi adalah pernyataan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. (Suryasubroto, 2002 :278).

Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai janggung jawab pencapaian tujuan itu. Partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini dalah partisipasi siswa, yaitu keikutsertaan atau keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.

2.2 Pengertian Kegiatan Ektrakurikuler

Aspek intelektualitas Siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan kurikuler. Namun untuk mengembangkan potensi Siswa agar dapat berkembang secara maksimal pihak sekolah menyediakan berbagai macam kegiatan ektrakurikuler yang diharapkan mampu menjadi wahana bagi Siswa dalam mengembangkan diri. Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah


(36)

(wahjosumidjo, 2005: 197). Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan diselenggarakan disekolah diluar jam pelajaran biasa. Sedangkan menurut Arikunto kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar setruktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. (Suryosubroto,2002 :271)

Kegiatan ektrakurikuler merupakan seperangkat pengalaman belajar yang memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa, kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa (kognetif, efektif, psikomotor) keterampilan melalui hoby dan minatnya serta pengembangan sikap siswa.

Kegiatan ektrakurikuler harus direncanakan dan dikembangkan agar dapat menunjang kegiatan kurikuler. Sehingga pihak sekolah tidak hanya mengutamakan kegiatan belajar mengajar tetapi juga mendukung kegiatan ektrakurikuler demi pengembangan siswa secara utuh. Hal ini sesuai pendapat Hasbullah (1999: 116) menyatakan bahwa aktifitas-aktifitas yang mengandung gejala pendidikan antara lain iyalah organisasi siswa intra sekolah (OSIS), pelajaran olahraga, kerja bakti, baris berbaris, pramuka, keterampilan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran, dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk memperkaya pengetahuan dan peningkatan sikap dalam rangka


(37)

penerapan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran yang merupakan tanggung jawab sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan.

2.3 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Direktorat Pendidikan Menengah dalam Suryosubroto (2002: 272) menyatakan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah

1. Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognetif, afektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3. Dapat mengetahui mengenal serta membedakan antar hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Ekrtakurikuler diadakan untuk menambah ilmu atau ketrampilan selain ilmu dibidang akademik. Sealain itu ektrakurikuler dapat digunakan sebagai keahlian yang berguna sehingga dapat mengambangkan potensi dan prestasi siswa (http:/www.kedaulatanrakyat.com). Selanjutnya menurut wahjosumidjo (2005: 256) tujuan dari kegiatan ektrakurikuler adalah untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat serta dalam rangka usaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara berbudi pekerti luhur dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat diatas kegiatan ekstrakurikuler selain berguna untuk mengisi waktu luang siswa, kegiatan tersebut juga bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha Esa, melatih bertannggung jawab, UKS,


(38)

filateli, olahraga, bekerja, melatih jiwa kepemimpinan bersosialisasi sehingga diharapkan dapat menambah motivasi sekolah meningkatkan prestasi akademik siswa.

2.4 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien dalam Suryosubroto (2002 : 272) kegiatan ektrakurikuler dibagi dua jenis yaitu:

1. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat rutin. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ektrakurikuler yang dilakukan secara terus-menerus, seperti: latihan bola voly, latihan sepak boladan sebagainya.

2. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat periodik. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya. Menurut Haddari Nawawi (1985: 176 - 187) jenis kegiatan ektrakurikuler berupa

1. Pramuka sekolah 2. Olah raga dan kesenian

3. Kebersihan dan keamanan sekolah 4. Tabungan pelajar dan pramuka 5. Majalah sekolah

6. Warung/kantin sekolah 7. Usaha kegiatan sekolah

Menurut Wahjosumidjo (2005: 198) jenis kegiatan ektrakurikuler dapat berupa kepramukaan, Usaha Kegiatan Sekolah (UKS), Olahraga, Wisata siswa, Palang Merah Remaja (PMR), siswa teladan paskibra dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa jenis-jenis kegiatan dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu :


(39)

1. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ektrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ektrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ektrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

2.5 Bentuk Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ektrakurikuler

Partisipasi masing-masing siswa dalam suatu kegiatan ektrakurikuler berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dalam usaha maupun cara mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Dusseldrop dalam Suryosubroto (2002: 286)

Kegiatan ektrakurikuler siswa terdiri atas 1. Mendatangi pertemuan

2. Melibatkan diri dalam diskusi

3. Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses partisipasi, misalnya: mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, menyelenggarakan pertemuan kelompok. 4. Mengambil bagian dalam proses keputusan dengan cara menyatakan pendapat atau

masalah, misalnya: tujuan yang harus dicapai oleh kelompok, cara mencapai tujuan, mengalokasikan sumber yang langka, pemilihan perorangan yang mewakili kelompok, penilaian efektivitas-efesiensi dan relevansi kegiatan.

5. Ikut serta memanfaatkan hasil, program misalnya: ikuti serta dalam latihan program atau dengan ikut serta dalam memanfaatkan keuntungan.

Suryosubroto (2002: 288) menyimpulkan bahwa untuk mengukur partisipasi ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Kritik, usul, saran dan pendapat dari anggota yang terbuka 2. Ketepatan melaksanakan tugas dan kewajiban

3. Kehadiran dalam rapat

4. Kesediaan anggota untuk berkorban 5. Pemanfaatan jasa untuk diberikan


(40)

Maka dapat disimpulkan untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan ektrakurikuler meliputi :

1. Minat terhadap ektrakurikuler

2. Motivasi mengikuti kegiatan ektrakurikuler 3. Kehadiran

4. Keterlibatan dalam kegiatan 5. Partisipasi dalam memberikan ide

6. Ketepatan melaksanakan tugas dan kewajiban

Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah (wahjosumidjo, 2005: 197).

Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran, dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk memperkaya pengetahuan dan peningkatan sikap dalam rangka penerapan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran yang merupakan tanggung jawab sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan. Kurangnya partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler, maka perlu diadakan Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membentuk watak disiplin, kerjasama, tanggung jawab dan yang terutama menumbuhkan semangat patriotisme. Kegiatan ekstrakurikuler juga didalamnya mempelajari tentang kecakapan-kecapan peserta didik yang memiliki potensi diri masing-masing anggota ekstrakulikuler. Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh Siswa diharapkan tidak menggangu proses belajar mengajar, peserta didik tetap aktif dalam belajar. Justru dengan adanya


(41)

kegiatan ekstarkulikuler diharapkan ada perubahan dalam prilaku Siswa yang akan membentuk Siswa memiliki rasa inisiatif, kreatif rasional dan objektif dalam memecahkan masalah.

3. Motivasi Belajar

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang konduktif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di manapun dan kapanpun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu dari sederetan faktor yang menyebabkan itu. Dalam belajar siswa harus aktif, karena tanpa aktivitas tidak mungkin proses belejar mengajar dapat berjalan dengan baik. Aktivitas yang dilakukan siswa tentunya berbeda-beda, ada yang malas ada pula yang rajin dalam belar. Hal ini dipengaruhi oleh rasa keinginan dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas, siswa yang tidak melakukan aktivitas perlu dirangsang atau diberi motivasi agar siswa tersebut melakukan aktivitas.

Motivasi merupakan kekuatan atau tenaga dan kesiap sediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Mc Donnald memberikan definisi motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam


(42)

mencapai tujuan. Dorongan afektif yang dimaksud sering terlihat nyata dalam tingkah laku seseorang.

Pendapat di atas, motivasi terjadi sebelum suatu tujuan tercapai dengan kata lain motivasi itu timbul pada saat proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu motivasi merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dengan adanya motivasi setiap individu diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan.

Menurut Ivor K. Davis (1991:214), motivasi ialah kekuatan yang tersenbunyi dalam diri seseorang, yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkal dari naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional. Menurut Woodworth dan Marques, motivasi adalah tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi sekitarnya. Berdasarkan dua pendapat di atas, motivasi erat kaitannya dengan suatu situasi kondisi yang berbeda dapat menimbulkan motivasi yang berbeda pula.

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan belajar dalam skala yang lebih tinggi pula. Dengan usaha yang tekun dan tidak mudah menyerah dan dilandasi oleh motivasi yang kuat, maka siswa yang belajar akan menghasilkan prestasi yang baik. Intensitas seseorang siswa akan mentukan tingkat pencapaian hasil belajar. Menurut Sadirman AM.


(43)

(2008:75), mengemukakan bahwa, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan diri kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan-penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar akan memunculkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Kesulitan-kesulitan yng dihadapi dalam proses belajar tidak akan membuat mereka putus asa, justru dengan kesulitan-kesulitan tersebut mereka akan lebih tertantang untuk mencari solusinya. Apabila dalam menghadapi kesulitan itu mereka mudah menyerah, maka dapat dikatakan bahwa mereka memiliki motivasi belajar yang rendah. Mereka akan menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,

tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu

8. Senang mencari dan memecahkan masalah-maslah soal (Sardiman, 2008: 83)


(44)

Jadi motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting di dalam menentukan keberhasilan belajar. Dengan adanya motivasi belajar menyebabkan kesiapan siswa dalam belajar yang berarti dapat menghindari siswa dari pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Motivasi itu bersumber pada kebutuhan. Oleh karena itu, untuk memahami motivasi perlu memahami berbagai jenis kebutuhan manusia. Menurut Moslow, kebutuhan manusia dapat diuraikan dari hal yang paling mendasar hingga yang paling tinggi, yaitu:

1. Kebutuhan fisik biologis (makan, minum, pakaian)

2. Kebutuhan rasa aman (perlindungan, jaminan keamanan, kemerdekaan)

3. Kebutuhan sosial (persahabatan, kerjasama, mencitai dan dicintai, pengakuan, perhatian)

4. Kebutuhan harga diri (penghargaan, pengakuan atas prestasi, pujian)

5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri pribadi (bekerja buka semata-mata upah, membantu orang lain tanpa penghargaan imbalan, mencintai keindahan, ingin dekat dan mengabdi kepada Tuhan YME)

Mengingat pentingnya makna motivasi bagi siswa, kepada sekolah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Ciptakan iklim kerja keras 2. Jadikan prestasi sebagai acuan

3. Tumbuhkan semangat persaingan positif 4. Aktifkan mengenai berbagai kontes 5. Ciptakan semangat cinta almamater 6. Kembangkan nilai seni

7. Tekanan keimanan dan ketakwaan

8. Tradisikan mencipta karya dalam berbagai bentuk (Nursisto, 2002:53)

Untuk memotivasi para siswa, keidak bias pada sekolah dan guru-guru harus pandai-pandai mengarahkan siswa agar para muda usia itu tergerak hati untuk berprestasi


(45)

agar dalam diri mereka terbentuk pribadi yang dinamis. Sebagaimana dikemukakan oleh Carl G. Goeller dan William O. Uraneck, pribadi yang dinamis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Subur dengan ide-ide, banyak memiliki gairah hidup serta pandai memupuk bakatnya sendiri

2. Selalu ingin maju 3. Tidak bisa tinggal diam

4. Percaya penuh atas kemampuan diri sendiri untuk memecahkan masalah 5. Memiliki daya cipta yang kuat serta ingin menemukan sesuatu yang baru 6. Memiliki semangat yang besar

7. Memantapkan tujuan, nilai, dan gagasan 8. Mendahulukan apa-apa yang penting 9. Bersifat tahan ujian

(Nursisto, 2002:52-53)

Dua tipe motivasi yang juga sama dikemukakan oleh Ivor K. Davis, yaitu :

1. Motivasi intrinsik, mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktifitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Ini tidak mengherankan, kerena keinginan untuk melacak merupakan factor intrinsik pada semua orang.

2. Motivasi ekstrinsik, mengacu pada faktor-faktor dari luar dan diterapkan pada tugas atau pada siswa oleh guru atau orang lain. Motivasi intrinsik biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman, atau celaan.

(Ivor K. Davis, 1991:216)

Berdasarkan pengertian dua tipe motivasi di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik dapat menemukan tujuan seseorang. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, yaitu :

1. Memberi angka 2. Hadiah

3. Saingan/kompetisi 4. Ego-involvement


(46)

5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar

10. Minat dengan menggunakan berbagai macam bentuk belajar 11. Tujuan yang diakui

(Sardiman AM, 2008: 91-94)

Berdasarkan berbagai pengertian motivasi yang telah dikemukakan diatas, maksud dari motivasi belajar adalah segala usaha yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri pribadi, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ada. Dalam hal ini seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi ia akan lebih cenderung untuk mematuhi tata tertib yang ada di sekolah. Rendahnya motivasi belajar di SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan kami melakukan penelitian, Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar akan memunculkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Kesulitan-kesulitan yng dihadapi dalam proses belajar tidak akan membuat mereka putus asa, justru dengan kesulitan-kesulitan tersebut mereka akan lebih tertantang untuk mencari solusinya. Dengan adanya motivasi belajar menyebabkan kesiapan siswa dalam belajar yang berarti dapat menghindari siswa dari pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.

2. Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini diungkapakan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini, yang dijadikan dasar penelitian relevan dalam penelitian masalah ini adalah :


(47)

1. Darrul Isnaini (2006) dengan judul “pengaruh nilai ujian SLTP dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan melaksanakan tata tetib sekolah pada siswa MA Mathla’ulanwar Kecapi Padang Cermin Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006”. Dalam penelitian ini mengemukakan bahwa pengaruh nilai ujian SLTP dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan melaksanakan tata tetib sekolah.

2. Hendri (2006) dengan judul “hubungan antara kontribusi keluarga dan motivasi belajar dengan peningkatan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006”. Dalam penelitian ini mengemukakan ada hubungan antara kontribusi keluarga dan motivasi belajar dengan peningkatan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.

3. Sigit Arifin (2006) dengan judul “hubungan antara ekstrakurikuler olahraga dan motivasi belajar dengan peningkatan prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007”. Dalam penelitian ini mengemukakan bahwa ada hubungan antara ekstrakurikuler olahraga dan motivasi belajar dengan peningkatan prestasi belajar siswa.


(48)

B. Kerangka Pikir

Terjadinya pelanggaran kepatuhan siswa terdapat tata tertib sekolah secara basar dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa itu sendiri dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang bersumber dari diri siswa itu sendiri diantaranya adalah kesehatan anak, ketidakmampuan anak mengikuti pelajaran di sekolah, kemampuan intelektual yang dimiliki anak, serta kurangnya motivasi belajar, sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri siswa diantaranya yaitu: kedaan atau kondisi dan lingkungan sekolah serta masyarakatnya. Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam pelajaran sekolah, kegiatan ini memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembetukan kepribadian siswa. Melalui kegiatan ektrakurikuler siswa diharapkan mampu menambah pengetahuan, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari diberbagai mata pelajaran, tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat serta dalam rangka usaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya. Namun kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai mafaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler, harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognetif, efektif dan psikomotor. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Dapat


(49)

mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Dalam penelitian ini diduga salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.

Kemampuan intelektual siswa dapat dilihat dari motivasi bejarnya, siswa yang memiliki kemampuan intelektual baik mampu mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya, hal ini bisa tercapai jika proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan proses belajar mengajar akan berjalan baik jika tata tertib sekolah dipatuhi oleh setiap siswanya, kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal. Dalam penelitian ini diduga salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah motivasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada paradigm berikut:

Gambar 1. Paradigma hubungan Variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y

r1

R r2

Sumber: Sugiyono (2010: 68) Partisipasi siswa dalam ektrakurikuler (X1)

Motivasi belajar (X2)

Kepatuhan akan tata tertib sekolah (Y)


(50)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dan perlu dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data atau fakta di lapangan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap

kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. 3. Ada pengaruh partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar

terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.


(51)

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0.400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid) (Suharsimi Arikunto 2009:75)

1. Hasil Coba Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Berdasarkan hasil perhitungan dengan manual, tingkat reliabel masing-masing variabel setelah diuji coba sebagai berikut.

1. Partisipasi Siswa Dalam Esktrakurikuler X1

Berdasarkan perhitungan Manual, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,872 >

0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,872, maka memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.(Lampiran.3)

2. Motivasi Belajar Siswa X2

Berdasarkan perhitungan Manual, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,755 >


(52)

pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,755 maka memiliki tingkat reliabilitas tinggi.(Lampiran.4)

3. Kepatuhan Akan Tata Tertip Sekolah Y

Berdasarkan perhitungan Manual, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,833 >

0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,833 maka memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi. Dari hasil perbandingan dengan kreteria tersebut, maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari instrumen X1, X2 dan Y tergolong

sangat tinggi.(Lampiran.5)

A. Teknik Pengujian Analisis Data

Sehubungan data dalam instrumen penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka digunakan Methode Of Successive Interval (MSI) yaitu suatu metode yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi interval. Untuk menguji analisis data menggunakan uji statistik parametrik apabila syaratnya terpenuhi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan uji Kolomogrov-Smirnov, dilakauakan dengan langkah langkah sebagi berikut:

a). Perumusan hipotesis


(53)

H1: sampel berasl dari populasi berdsitribusi tidak normal b). Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar c). Menentukan kumulatif proporsi(kp)

d). Data ditransformasikan ke skor baku Zi: e). Menentukan luas kurva Z (Z – tabel) f). Menentukan a1 dan a2:

a2: selisish Z tabel dan kp pada batas atas (a2=absolut(kp- z-tab ))

a1: selisih Z tabel dan kp pada batas bawah( a1= absolute (a2- fi/n)

g). Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan D0

h). Menentukan harga D-tabel i ). Kriteria pengujian

Jika D0 ≤ D- tabel maka H0 diterima

Jika D0 ≥ D- tabel maka H0 ditolak

j). Kesimpulan

D0 ≤ D- tabel: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

D0 ≥ D- tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

( Kadir 2010: 109 )

Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi dari antara satu pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas Kalmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah di tranformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Semirnov adalah uji beda antara data yang di uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan normal baku.

2. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang sama sebaliknya. Ujian ini digunakan uji Barlett, dengan langkah-langkah sebagai berikut


(54)

S2 = ∑( )

∑( )

2. Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (log S2).∑(ni-1)

3. Menggunakan uji Chi Kuadrat untuk Uji barlett dengan rumus : χ 2

hitung = (Ion10)[B − ∑( )Log ]

Ion 10 = 2,3026 disebut logaritma aslidari bilang 10

Kreteria penguji jika χ2 hitung > χ2tabel maka variabel tersebut berdistribusikan tidak

normal (Sudjana,2005:263).

Pengujian homogebitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogeny atau tidak, uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa kelompok data sapel berasal dari populasi yang dimiliki varians yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variasi yang sama. Uji Bartlett digunakan karena sebaran data simetris/normal.

F. Uji Keberatian dan Uji Asumsi Klasik untuk Regresi Ganda 1. Uji Keberartian

Uji kelinieran regresi linier multiple dengan mengunakan st


(55)

Keterangan :

: varians regresi : varians sisa

Dengan dk 1 dan dk penyebut n-2 dengan = 0,05 kreteria uji, apabila Fh > Ft maka Ho ditolak yang menyatakan arah regresi berarti. Sebaliknya apabila Fh < Ft maka Ho diteriama yang menyatakan koefisien arah regresi tidak berarti. Untuk mencari F hitungan digunakan tabel ANAVA berikut :

Tabel 9. Tabel Analisa Varians

Sumber Varians Dk Jumlah

kuadart (JK)

Kuadart tengah (KT)

F hitung

Total N -

Regresi (a) Regresi (b/a) Residu

1 1 n-2

( ∑ ) /n JK ( b/a) JK (s)

( ∑ ) /n

= JK(b/a) = ( ) (Sudjana, 2005: 332)

JK ( a) = ( ∑ ) /N

JK b/a = b ∑ − (∑ )(∑ )

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JKb/a JK(S) = ∑


(56)

Keterangan :

reg = varian regresi sis = varian sisa = banyak responden (Sudjana, 2005: 332)

Uji keberartian digunakan untuk mengetahui keberartian r (uji korelasi) dan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah diajukan.

2. Uji Kelinieran

Uji Kelineran regresi linier multiple dengan mengunakan statistik F dengan rumus F =

G S TC S 2 2 Keterangan : TC

S2 = varian tuan cocok

G

S2 = varian galat

Yang akan di pakai untuk menguji tuna cocok regresi linier. Dalam hal ini kita tolak hipotesisi model regresi linier jika F ≥ F (1-a) (k-2, n-2)

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANAVA Sebagi berikut: Tabel 10. Analisis Varians

Sumber

varians dk Jumlah kuadrat JK

Kuadrat tengah F hitung

Tuan cocok k-2 JK(TC)

2 ) ( 2   k TC JK TC S G S TC S 2 2

Galat n –k JK (E) res = ( )


(57)

Keterangan : JK ( a) = ( ∑ ) /n

JK b/a = b ∑ − (∑ )(∑ )

JK (T) = JK (a) –JKb/a JK(T) = ∑

JK (E) = ∑ ∑ − (∑ )

JK (TC) = JK(S) – JK (G) reg = varian regresi sis = varian sisa = banyak responden (Riduwan, 2010:186)

3. Uji Multikolinieritas

Menurut Sudarmanto (2005: 136), uji asumsi tentang multikolonieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) yang satu dengan variabel variabel bebas (independen) lainnya. Lebih lanjut, Sudarmanto (2005: 138) menyatakan ada atau tidaknya korelasi antarvariabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product moment dari Pearson, sebagai berikut.

 

N X2 X 2

N Y2

 

Y 2

Y X XY

N rxy

   

 

    


(58)

Keterangan:

xy

r = koefisien korelasi antara gejala X dan gejala Y X = skor gejala X

Y = skor gejala Y N = jumlah sampel (Suharsimi Arikunto, 2006:146)

Dengan df = N-1-1dengan tingkat alpha yang ditetapkan, kriteria uji apabila rhitung< tabel

r , maka tidak terjadi multikorelasi antarvariabel independen, apabila rhitung>rtabel,

maka terjadi multikorelasi antarvariabel independen. (Sudarmanto, 2005: 141).

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut observasi waktu (seperti data time series) atau urutan tempat/ruang (data cross section) atau yang timbul pada dirinya sendiri. (Sudarmanto, 2005:143). Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara data pengamatan atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini, dilakukan dengan uji Durbin-Watson dengan kreteria uji bila nilai statistic Durbin-Watson mendekati angka 2 maka dapat pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya.

a. Tentukan hipotesis nol dan alternatif. Hipotesis nol adalah variabel gangguan tidak mengandung autokorelasi dan hipotesis altenatifnya adalah variabel gangguan autokorelasi.

b. Hitung besarnya statistik DW dengan rumus


(59)

c. Bandingkan nilai statistik DW dengan nilai teoritik DW sebagai berikut untuk ρ > 0 (autokorelasi positif)

1. Bila DW ≥ du (dengan df n – K – 1) : adalah banyaknya variabel bebas ang

digunakan : H0 diterima jadi ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi pada model regresi itu.

2. Bila DW ≤ dL (dengan df n – K – 1) : Ho ditolak, jadi ρ ≠ 0 berarti ada

autokorelasi positif pada model itu.

3. Bila dL < DW < du : uji itu hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat

ditentukan apakah terdapat autokorelasi atau tidak pada model itu. d. Untuk ρ < 0 (autokorelasi negatif)

1. Bila (4- DW) ≥ du ; h0 diterima jadi ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi pada

model itu

2. Bila (4- DW) ≤ dL ; h0 ditolak, jadi ρ ≠ 0 berrti ada autokorelasi positif pada

model itu

3. Bila dL < (4-DW) < du ; uji itu hasilnya tidak konklusif sehingga tidak dapat

ditentukan apakah terdapat autokorelasi atau tidak pada model itu. (Muhamad Firdaus : 100-101)

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variani residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu rank korelasi dari Spearman. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak menggunakan harga koefesien signifikansi dengan membandingkan tingkat alpha yang ditetapkan maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut dan sebaliknya (Sudarmanto, 2005:158)

Pengujian rank korelasi Spearman koefisien korelasi rank dari Spearman didefinisikan sebagai berikut:

 

       

1 6 221

N N

d

r i


(60)

Dimana d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2 karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i. n = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk deteksi heteroskedastisitas sebagai berikut.

Asumsikan:

i

i X U

Y

0

1 1

Langkah I cocokkan regresi terhadap data mengenai Y residual ei

Langkah II dengan mengabaikan tanda ei dan Xi sesuai dengan urutan yang

meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi Spearman

 

       

1 6 221 N N

d

r i

s

Langkah III dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi Ps

adalah 0 dan N > 8 tingkat signifikan dari rs yang di sampel depan uji dengan

pengujian t sebagai berikut. 2 2 1 s N s r r t   

Dengan derajat kebebasan = N-2 (Muhamaad Firdaus: 107-108) Kriteria pengujian:

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai t kritis, kita bisa menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat dihitung antara e1 dan tiap variabel Xsecara


(61)

terpisah dan dapat diuji tingkat penting secara statistik, dengan pengujian t (Gujarati, 2000:177).

I. Pengujian Hipotesis

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan juga untuk mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan analisis regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu

1. Regresi Linier Sederhana

Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yaitu pengaruh partisipasi siswa dalam ektrakurikuler terhadap tata tertib sekolah, pengaruh motivasi belajar terhadap tata tertib sekolah digunakan statistik t dengan model regresi linier, yaitu:

Ŷ = a + bX

Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus: a = Ŷ - bX

a =



  X X n. XY X X Y 2 2

b =



2

2 X X n. Y X XY n

  keterangan

Ỷ = Hasil estimasi variabel dependen a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi


(62)

X = Nilai variabel independen ( 1, 2, 3)

(Sugiyono, 2010:269).

Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus

2 1 2 r n r r t   

Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Ho dengan alternative Ha diterima jika thitung >Ttabel

dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (sugiyono, 2010:184).

2. Regresi Linier Multiple

Untuk hopotesis keempat yaitu untuk mengetahui pengaruh partisipasi siswa dalam ektrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah digunakan rumus model regresi linier multipel, yaitu :

3 3 2 2 1

1X b X b X

b a

Yˆ   

Keterangan :

a = Konstanta

b1- b4 = Koefisien arah regresi X1- X3 = Variabel bebas

 = Hasil estimasi variabel dependen b1 =



 







2

2 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 X X X X X X X Y X X      

Y

b2 =

 





2

2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 X X X X X X Y X X X Y

 


(1)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung > r tabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya. Item soal untuk variabel Partisipasi Siswa Dalam Ekstrakurikuler (X1) berjumlah 20 item soal dan terdapat 2 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 5 dan 17 dengan nilai r hitung > r tabel = 0.444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel X2

No r hitung r tabel Ket

1. 0,755 0,444 Valid

2. 0,793 0,444 Valid

3. 0,466 0,444 Valid

4. 0,844 0,444 Valid

5. 0,871 0,444 Valid

6. 0,758 0,444 Valid

7. 0,738 0,444 Valid

8. 0,693 0,444 Valid

9. 0,651 0,444 Valid

10. 0,559 0,444 Valid

11. 0,732 0,444 Valid

12. 0,661 0,444 Valid

13. 0,743 0,444 Valid

14. 0,736 0,444 Valid

15. 0,406 0,444 Drop

16. 0,583 0,444 Valid

17. 0,354 0,444 Drop

18. 0,502 0,444 Valid

10. 0,741 0,444 Valid

11. 0,609 0,444 Valid

12. 0,481 0,444 Valid

13. 0,586 0,444 Valid

14. 0,531 0,444 Valid

15. 0,561 0,444 Valid

16. 0,588 0,444 Valid

17. 0,037 0,444 Drop

18. 0,599 0,444 Valid

19. 0,748 0,444 Valid


(2)

19. 0,569 0,444 Valid

20. 0,644 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung > r tabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya. Item soal untuk variabel Motivasi Belajar (X2) berjumlah 20 item soal dan terdapat 2 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 15 dan 17 dengan nilai r hitung < r tabel = 0.444 (n=20, α=5%). Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut.(Lampiran.4)

Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Y

No r hitung r tabel Ket

1. 0,883 0,444 Valid

2. 0,723 0,444 Valid

3. 0,146 0,444 Drop

4. 0,563 0,444 Valid

5. 0,488 0,444 Valid

6. 0,568 0,444 Valid

7. 0,474 0,444 Valid

8. 0,513 0,444 Valid

9. 0,093 0,444 Drop

10. 0,552 0,444 Valid

11. 0,501 0,444 Valid

12. 0,594 0,444 Valid

13. 0,776 0,444 Valid

14. 0,631 0,444 Valid

15. 0,583 0,444 Valid

16. 0,865 0,444 Valid

17. 0,728 0,444 Drop

18. 0,612 0,444 Valid

19. 0,810 0,444 Valid

20. 0,688 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung > r tabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya. Item soal untuk variable Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah (Y)


(3)

berjumlah 20 item soal dan terdapat buah 2 soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 3 dan 9 dengan nilai r hitung < r tabel = 0.444 (n=20, α=5%). Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut.(Lampiran.5)

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kepada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya. (Suharsimi Arikunto,2008: 109). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas kuesioner maka digunakan rumus Alpha, sebagai berikut :

r

11= 1 −∑

keterangan

r11 = Reliabilitas yang dicari K = Banyaknya butir pertanyaan

∑ 1 = Varian butir

1 = Varian total

(Suharsimi Arikunto,2006: 196)

Kreteria uji reabilitas dengan rumus Alpa adalah apabila apabila rtabel > rhitung, maka alat ukur tersebut dinyatakan reliabel, dan sebaliknya apabila rtabel < rhitungmaka alat ukur tersebut tidak reliabel.


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kesimpulan merupakan jawaban dari hipotesis sedangkan saran diberikan penulis setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengujian yang diharapkan nantinya saran dapat dijadikan masukan bagi sekolah, siswa, dan pihak-pihak terkait.

A. Kesimpulan

Dari analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dengan kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat diartikan bahwa partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler baik, maka kepatuhan akan tata tertib sekolah akan baik, begitu pula bebaliknya.

2. Ada pengaruh motivasi belajar dengan kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi belajar baik, maka kepatuhan akan tata tertib sekolah akan baik, begitu pula sebaliknya.


(5)

3. Ada pengaruh partisipasi siswa dalam ektrakurikuler dan motivasi belajar dengan kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada penelitian ini menunjukkan apabila partisipasi siswa dalam ektrakurikuler dan motivasi belajar baik, maka akan baik juga kepatuhan akan tata tertib sekolah, begitu pula sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Ektrakurikuler dan Motivasi Belajar Terhadap Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011, maka peneliti memberi saran:

1. Hendaknya sekolah memberikan arahan kepada siswa bagaimana pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler guna menunjang prestasi siswa dalam mengembangkan minat, bakat kemampuan dalam berorganisasi. Dengan diterapkan ekstrakurikuler pada siswa agar dapat meningkatkan kepatuhan akan tata tertib sekolah.

2. Hendaknya sekolah memberikan arahan kepada siswa bagaimana pentingnya motivasi belajar agar segala usaha yang timbul baik dari diri dalam maupun dari luar diri pribadi, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ada. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi ia akan lebih cenderung untuk mematuhi tata tertib yang ada disekolah.

3. Hendaknya sekolah memberikan arahan bagaimana pentingnya kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah untuk keberhasilan siswa itu


(6)

sendiri dalam mengikuti pendidikannya, apabila siswa mematuhi peraturan sekolah maka kegiatan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Patuhnya siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 11

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM EKTRAKURIKULER DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN 2010/2011

1 20 84

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 39 86

PENGARUH PERSEPSI SIWA TENTANG FASILITASBELAJAR DISEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 KASUI WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 38

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

1 21 108

KEMAMPUAN MENENTUKANRELASI MAKNA PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 BANJIT WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 73

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PADA SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 17 94

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 12 87

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 54

1 PENGARUH TATA TERTIB ASRAMA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 11