Pada Gambar 4.4 diberikan halaman yang dapat digunakan untuk melakukan enkripsi dan  dekripsi  pesan  dengan  metode  Three-pass  Protocol.  Pada  awal  penggunaannya
akan  dicari  sebuah  file  teks  yang  isinya  akan  dirahasiakan.  Sistem  akan  mengacak kunci  enkripsi  Beaufort  Cipher  berdasarkan  pesan  plainteks  yang  dimasukkan.
Ketika  tombol  enkripsi  pada  Beaufort  Cipher  diberi  aksi  maka  sistem  akan menghasilkan cipherteks yang pertama. Penerima akan menerima cipherteks pertama
dan melakukan enkripsi kembali dengan Affine Cipher. Pesan akan didekripsi dengan algoritma  Beaufort  Cipher  lalu  kembali  didekripsi  dengan  algoritma  Affine  Cipher
sehingga menghasilkan pesan asli yang sampai pada pihak penerima.
4.2 Pengujian Pengujian dilakukan terhadap algoritma kombinasi Beaufort Cipher dan Affine Cipher
pada  Three-pass  Protocol  untuk  mengukur  keberhasilan  sistem  dalam  melakukan proses  enkripsi  dan  dekripsi  kedua  algoritma.  Pada  pengujian  ini  parameter  yang
dihitung  adalah  waktu  kombinasi  kedua  algoritma  melakukan  enkripsi  dan  dekripsi. Pengujian ini dilakukan dengan beberapa kriteria sebagai berikut :
1.  Plainteks  berupa  kalimat  yang  terdiri  dari  karakter  ASCII  Printable  dengan panjang 12, 20 dan 60 karakter bersumber dari file teks .doc atau langsung
pada textbox tersedia. 2.  List yang digunakan adalah
= {A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z,0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k,
l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z, ., ,, , , , , , , , , , {, }, [, ], +, -, =, , , , :,  ;,  _,  ?,  |,  `,  ~,  \\
,  ,  ‘ ‘} |
| = 93 3.  Kunci  Beaufort  Cipher  terdiri  dari  karakter  ASCII  Printable  yang
dibangkitkan secara acak dengan RandomNumber Python. 4.  Kunci  Affine  Cipher  terdiri  dari  Bilangan  Prima  dan  Shiff    Pergeseran.
Karakter yang dibangkitkan secara acak bilangan prima adalah 6 digit. Hal ini berdasarkan  analisis  digit  bilangan  prima  oleh  Ummi  2014,  beliau
menyimpulkan  untuk  3  digit  prima  perbandingan  plainteks  dan  cipherteks adalah  562    sedangkan  6  digit  1100  .  Karakter  yang  dibangkitkan  untuk
pergeseran  adalah  9  digit  yaitu  batas  maksimal  dari  pengolahan  digit  pada tools
yang digunakan. Pada dasarnya tidak ada aturan digit untuk pergeseran.
Universitas Sumatera Utara
Bila pergeseran lebih besar maka peluang angka pergeseran untuk dipecahkan sangat kecil.
5.  Perhitungan waktu dari bahasa pemrograman Python 3.1.3 secara manual.
Tampilan pengujian ditunjukkan seperti Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Tampilan Contoh Pengujian Plainteks = kriptografi.
Gambar 4.5 menjelaskan hasil dari plainteks ‘kriptografi.’. Pengujian ini dimulai dari dimasukkannya  file  .doc  lalu  isi  file  dibaca.  Pengguna  melakukan  pengacakan  pada
kunci  Beaufort  Cipher  dan  melakukan  enkripsi  Beaufort  Cipher.  Selanjutnya pengguna akan mengacak kunci Affine Cipher dan menlakukan enkripsi Affine Cipher.
Selanjutnya  pengguna  melakukan  dekripsi  pada  Beaufort  Cipher  dan  melakukan dekripsi  pada  Affine  Cipher.  Sehingga,  menghasilkan  plainteks  awal  yang
dimasukkan.
4.2.1 Kunci Beaufort Cipher
Kunci Beaufort Cipher dihasilkan dari akumulasi penjumlahan index karakter dengan bilangan  yang diacak oleh  RandomNumber Python. Sehingga, panjang dari kunci ini
pasti  sama  dengan  panjang  plainteks  yang  dimasukkan.  Misalkan,  karakter  yang menjadi plainteks adalah k  =  46 dan  RandomNumber Python = 100 maka, 46 + 100
=  146  dan  dimodulokan  dengan  jumlah  keseluruhan  list  sehingga  akan  didapatkan indeks  pada  list  53  =
r. ‘r’ akan menjadi kunci Beufort Cipher untuk menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
cipherteks  yang  pertama.  Ilustrasi  perhitungan  kunci  Beaufort  Cipher  dapat ditunjukkan seperti Tabel 4.1. Tampilan pada sistem ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Tampilan Plainteks Awal dan Acak Kunci Beaufort Cipher
Gambar 4.6 menunjukkan hasil pengacakan kunci  Beaufort Cipher  yang  berasal dari plainteks awal.
Tabel 4.1 Proses Perhitungan Kunci Beaufort Cipher
Pl K
B
Pl + BilAcak
Mod n
List Index
Index List
k 46
26 r
53 37
b i
44 1
B p
51 12
M t
55 50
o o
50 9
J g
42 58
w r
53 70
a 36
40 e
f 41
39 d
i 44
80 .
62 20
U Pada Tabel 4.1 terdapat  plainteks dengan masing
– masing index. Pada kolom  yang kedua terdapat hasil index yang didapatkan berdasarkan penjumlahan dengan bilangan
acak  yang  tidak  dapat  diprediksi  jumlah  kemunculannya.  Selanjutnya  dioperasikan dengan Modulo agar index tidak keluar dari janagkauan n list.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Kunci Affine Cipher Kunci  Affine  Cipher  terdiri  dari  dua  parameter  bilangan  yaitu  bilangan  prima  dan
bilangan  pergeseran.  Kedua  bilangan  dihasilkan  dari  bilangan  yang  diacak  oleh RandomNumber
Python.  Untuk  mendapatkan  bilangan  prima  dilakukan  pengecekan prima  dengan  Algoritma  Lehmann  terhadap  bilangan  acak  yang  dikeluarkan.  Untuk
mendapatkan pergeseran hanya dengan mengacak RandomNumber Python. Tampilan pada sistem dapat ditunjukkan pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Tampilan Plainteks Awal dan Acak Kunci Affine Cipher
Gambar 4.7 menunjukkan hasil dari pengacakan  RandomNumber Python  3.1.3. Pada pengacakan  ini  tidak  ada  karakter  yang  berhubungan  dengan  plainteks  awal.  Nilai
acak yang diberikan RandomNumber dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2  Jenis Acak Kunci Affine Cipher
Plainteks Kunci
Bilangan Prima
BilAcak Pergeseran
BilAcak
kriptografi. 790969
826383674 870367
177885499 387437
517307094 704897
271400647 514453
683802805 Tabel 4.2  ini menunjukkan hasil dari pengacakan bilangan prima dan pergeseran dari
RandomNumber Python  3.1.3.  Bilangan  Acak  yang  dihasilkan  untuk  bilangan  prima
telah  melewati  Algoritma  Lehmann  terlebih  dahulu  untuk  memastikan  bilangan  itu prima dengan keyakinan diatas 50.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Enkripsi Beaufort Cipher Enkripsi  pada  tahap  ini    akan  dihasilkan  cipherteks  yang  pertama.  Cipherteks  ini
terdiri dari kata sandi  yang panjang karakternya  sama dengan panjang plainteksnya. Pada  enkripsi  ini  diperlukan  kunci  di  mana  panjang  karakternya  juga  sama  dengan
plainteksny a. Misalkan, kata plainteks = ‘kriptografi.’ dan kunci = ‘0bBMoJwedU’.
Tampilan pada sistem dapat ditunjukkan pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Tampilan Hasil Cipherteks I
Gambar  4.8  menunjukkan  hasil  cipherteks  yang  pertama.  Cipherteks  ini  didapat melalui  operasi  pengurangan  dari  kunci  Beaufort  Cipher  terhadap  plainteks  awal.
Operasi pengurangan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Proses Enkripsi Beaufort Cipher
Plainteks Index pada
List Kunci
Index pada List
C
K – P
Mod n C1
k 46
26 73
{ r
53 b
37 77
+ i
44 B
1 50
o p
51 M
12 54
s t
55 o
50 88
` o
50 J
9 52
q g
42 w
58 16
Q r
53 70
17 R
a 36
e 40
4 E
f 41
d 39
91 i
44 80
36 a
. 62
U 20
51 p
Universitas Sumatera Utara
Pada  Tabel  4.3  dihasilkan  cipherteks  pertama  yang  ditunjukkan  pada  kolom  C1. Cipherteks  ini  dihasilkan  dari  kunci  yang  telah  diacak  dan  dikurangi  dengan  index
pada plainteks. Hasil pengurangan bilangan itu dimodulo dengan n list.
4.2.4  Enkripsi Affine Cipher
Enkripsi  pada  tahap  ini    akan  menghasilkan  cipherteks  yang  kedua.  Cipherteks  ini terdiri  dari  kata  sandi  yang  panjang  karakternya  sama  dengan  panjang  cipherteks
pertama.  Pada  enkripsi  ini  diperlukan  kunci  dengan  parameter  bilangan  prima  dan pergeseran. Diketahui
plainteks = ‘kriptografi.’ dan  kunci Bilangan Prima = 598711 dan Pergeseran = 54726078. Tampilan sistem dapat dilihat pada Gambar  4.9.
Gambar 4.9 Tampilan Hasil Cipherteks II
Gambar 4.9 menunjukkan hasil cipherteks yang kedua. Cipherteks ini dihasilkan dari perkalian  plainteks  berupa  cipherteks  pertama  terhadap  bilangan  prima  yang  diacak.
Selanjutnya  dilakukan  penjumlahan  sebaganyak  bilangan  pergeseran  yang  telah diacak oleh sistem. Ilustrasi perhitungan dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Proses Enkripsi Affine Cipher
Plainteks Index
List Kunci
C
m.P + b Mod n