Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

23 Kerja. Variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. 6. Penelitian Sania 2016 yang berjudul Pengaruh DPK , NPL, dan CAR Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Perbankan menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran Kredit perbankan. Variabel NPL dan CAR tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit perbankan.

B. Kerangka Berpikir

1. Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Dana Pihak Ketiga simpanan yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No.10 tahun 1998 adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu . Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh suatu bank dari masyarakat akan memengaruhi jumlah loanable fund bank tersebut. Semakin besar Dana Pihak Ketiga yang dihimpun suatu bank tentu akan menambah jumlah loanble fund yang ada di bank tersebut sehingga memengaruhi Kredit Modal Kerja yang akan disalurkan. Loanable fund yang tinggi akan semakin menambah jumlah dana yang akan disalurkan sebagai Kredit Modal Kerja. Hal ini karena bank 24 tidak akan membiarkan dana menjadi idle fund atau dana mengganggur. Akibatnya jumlah dana yang disalurkan menjadi Kredit Modal Kerja akan bertambah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. 2. Non Performing Loan berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Siamat 2002 menjelaskan kredit bermasalah sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur seperti kebijakan pemerintah yang berpengaruh buruk terhadap bisnis, musibah atau bencana yang tak dapat dihindari yang berimbas pada usaha debitur maupan diri pribadi debitur. Rasio Non Performing Loan menunjukkan bagaimana bank tersebut memegang risiko atas Kredit Modal Kerja yang telah diberikan kepada nasabah. Besaran rasio Non Performing Loan akan berimbas pada kebijakan bank dalam menyaluran Kredit Modal Kerja. Hal ini karena Non Performing Loan yang tinggi menunjukkan risiko yang tinggi pula yang ditanggung oleh bank atas Kredit Modal Kerja yang telah disalurkan. Bank akan menurunkan penawaran Kredit Modal Kerja kepada nasabah sehingga akan memengaruhi jumlah penyaluran Kredit Modal Kerja menjadi lebih rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio Non Performing Loan berpengaruh negatif terhadap Kredit Modal Kerja. 25 3. Return On Asset berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Return On Asset adalah perbandingan antara laba bersih dengan aktiva yang dimiliki perusahaan Kieso, 2007. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki Dendawijaya, 2009. Rasio Return On Asset mencerminkan kemampuan bank dalam menggunakan aktivanya dalam mencari laba. Semakin tinggi kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dicerminkan dari rasio ROA maka semakin baik kondisi keungan suatu bank. Semakin baik kondisi keuangan suatu bank maka semakin baik kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional bank yang dimaksud ialah termasuk didalamnya kegiatan penyaluran Kredit Modal Kerja yang berimbas pada penyaluran Kredit Modal Kerja yang semakin besar. Jika tingkat ROA yang mencerminkan laba suatu bank dalam keadaan baik maka juga akan menjadikan nilai tambah bagi para nasabah untuk menyimpan uangnya di bank tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Return On Asset berpengaruh positif terhadap Kredit Modal Kerja. 4. Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja. Menurut Achmad dan Kusumo 2003, Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha 26 serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin tinggi tingkat kecukupan modal yang dicerminkan dari rasio CAR, maka semakin baik kemampuan bank dalam menanggung kemungkinan kerugian yang timbul dalam kegiatan operasional bank termasuk penyaluran Kredit Modal Kerja. Jika kemampuan bank dalam menanggung kemungkinan kerugian akibat kegiatan operasional bank semakin baik, maka bank akan semakin percaya diri dalam melakukan kegiatan operasionalnya termasuk penyaluran Kredit Modal Kerja. Hal ini akan berimbas pada semakin tingginya penyaluran Kredit Modal Kerja yang dilakukan oleh bank.

C. Paradigma Penelitian