Pengaruh Analisis Laporan Keuangan terhadapPemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NAMA : AMINAH

NIM : 050503063

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

MEDAN 2 0 10


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Laporan Keuangan terhadapPemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripipsi ini adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 22 Juni 2010 Yang Membuat Pernyataan

Aminah


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Sang Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, hidayah, dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaian salam tak lupa penulis hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunnya cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepada ummatnya.

Adapun skripsi ini berjudul Pengaruh Analisis Laporan Keuangan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, dan disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM,Ak selaku ketua departemen akuntansi dan seketaris departemen akuntansi.


(4)

3. Bapak. Zainal A. T. Silangit, SE,M.Si,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, diskusi, serta masukan selama proses penulisan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.Si.Ak dan Bapak Drs. Syahelmi, M.Si,Ak selaku

Dosen Penguji I dan Penguji II Saya yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga mengenai penulisan skripsi Saya.

5. Kedua orang tua saya: Ayahanda (alm) Ibrahim Hakim dan Ibunda Fatimah yang senangtiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendo’akan penulis agar menjadi anak yang shaleh dan berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga akhirnya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi.

Medan, 22 Juni 2010 Penulis,

Aminah


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan terhadap keputusan pemberian kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan sebagai variabel independen dan pemberian kredit sebagai variabel dependen. Laporan Keuangan diukur dengan loan to defosit ratio (X1), return on asset (X2), capital adequacy ratio (X3) dan non performing loan (X4).

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data

cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 22 bank yang go public dan`terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode

2006-2008. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial loan to defosit ratio dan

return on asset berpengaruh positif dan tudak signifikan terhadap pemberian

kredit, ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel (0.875 < 1,999 dan 0,585 < 1,999)dengan signifikansi 0,385 dan 0,561 yang lebih besar dari 0,05. Capital

adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume

kredit, dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel (0,756 < 1,999) dengan signifikansi 0,453 > 0,05. Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume kredit, dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel (1,256 < 1,999) dengan signifikansi 0,211 > 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung < F tabel dengan signifikansi 0,353 > 0,05. Dari hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa, loan to defosit ratio, return on asset, capital adequacy ratio dan non performing loan berpengaruh secara bersama-sama terhadap pemberian kredit.

Kata Kunci : Loan to Defosit Ratio, Return on Asset, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Kredit


(6)

ABSTRACT

The objective of this research is to know the influence of analysis financial statement to decision credit gift of banking that listed on Indonesia Stock Exchange. This research use analysis financial statement as independent variable and credit gift as dependent variable. analysis financial statement measured by

loan to defosit ratio (X1), return on asset (X2), capital adequacy ratio(X3) and non performing loan (X4).

This research use associative method. Data pooling use in this research is a combination among cross section and time series that its got from 3 years annual report of 22 bank listing in Bursa Efek Indonesia period 2006-2008. The analysis method used statistical method which is double linear regression, t test and F test. T test is used to analysis the partial influence of independent variable to dependent variable. F test is used to analysis simultaneous of independent variable to dependent variable.

The result of this research shows that third party fund and return on asset have positive and not significant influence to credit volume, it shows from t arithmethic > t table(0.875 < 1,999 dan 0,585 < 1,999) with signification 0,385 dan 0,561 that is small than 0,05. Capital adequacy ratio (CAR) have positive and not significant influence to credit volume, it shows from t arithmethic > t table (0,756 < 1,999) with signification 0,453 > 0,05. Non performing loan (NPL) have negative and not significant influence to credit gift, it shows from t arithmethic > t table (1,256 < 1,999) with signification 0,211 > 0,05. The result of F test shows F arithmethic > F table with signification 0,353 > 0,05. From the analysis result, can take conclusion that loan to defosit ratio, return on asset, capital adequacy ratio, and non performing loan have simultaneous influence to credit gift.

Keywords: Loan to Defosit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Non Performing Loan, Credit


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………. i

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK ………. vi

ABSTRACT ……… v

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Perumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ……….. 8

1. Bank ……… 8

2. Analisis Laporan Keuangan ………. 10

2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 10

2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 11

2.3. Jenis-Jenis Analisis Laporan Keuangan ... 11


(8)

4. Return On Asset ……….. . 12

5. Capital Adequacy Ratio ………..……... 12

6. Kredit Bermasalah ………. 15

7. Kredit ……… 15

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 17

C. Kerangka Konseptual ...………. 18

D. Hipotesis Penelitian ……… 19

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ……….... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 21

C. Variabel Penelitian ……… 23

1. Klasifikasi Variabel ……….. 39

2. Definisi Operasional Variabel ……….. 24

D. Prosedur Pengambilan Data ……….. 26

E. Metode dan Teknik Analisis Data ………. 28

1. Statistik Deskriptif ……….. 28

2. Uji Asumsi Klasik ………. 28

3. Pengujian Hipotesis ……….. 31

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 34

BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ………. 35


(9)

2. Uji Asumsi Klasik ……… 36

a. Uji Normalitas ……… 36

b. Uji Multikolinearitas ……….. 40

c. Uji Autokorelasi ………. 42

d. Uji Heteroskedatisitas ………... 43

3. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ………. 45

a. Persamaan Regresi ………. 45

b. Uji Hipotesis ……….. 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 54

B. Saran ……….. 56

DAFTAR PUSTAKA ……… 57 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ……… Gambar 4.1 Histogram ……….. Gambar 4.2 Normal P-P Plot Regression ……….

Gambar 4.3 Scatterplot ……….

Halaman

18 39 40 45


(11)

DAFTAR TABEL Nomor Judul

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ……… Tabel 3.1 Daftar Sampel Emiten ……….. Tabel 3.2 Variabel Penelitian ……… Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ……….. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ……… Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ……… Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ……… Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ……….. Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastitas ……….. Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ……… Tabel 4.7 Hasil Uji t ………. Tabel 4.8 Hasil Uji F ………

Halaman 17 21 24 34 36 38 41 43 45 46 50 51


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Lampiran I ... 60

II Lampiran II ... 61

III Lampiran III… ... 62

IV Lampiran IV ... 63

V Lampiran V... 64

VI Lampiran VI ... 65

VII Lampiran VII ... 66

VIII Lampiran VIII ... 67

IX Lampiran IX ... 68

X Lampiran X... 69

XI Lampiran XI ... 70

XII Lampiran XII ... 71

XIII Lampiran XIII ... 72

XIV Lampiran XIV ... 74

XV Lampiran XV ... 75

XVI Lampiran XVI ... 77

XVII Lampiran XVII ... 78

XVIII Lampiran XVIII ... 78


(13)

XXI Lampiran XXI ... 82 XXII Lampiran XXII ... 83 XXIII Lampiran XXIII ... 84


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan terhadap keputusan pemberian kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan sebagai variabel independen dan pemberian kredit sebagai variabel dependen. Laporan Keuangan diukur dengan loan to defosit ratio (X1), return on asset (X2), capital adequacy ratio (X3) dan non performing loan (X4).

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data

cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 22 bank yang go public dan`terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode

2006-2008. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial loan to defosit ratio dan

return on asset berpengaruh positif dan tudak signifikan terhadap pemberian

kredit, ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel (0.875 < 1,999 dan 0,585 < 1,999)dengan signifikansi 0,385 dan 0,561 yang lebih besar dari 0,05. Capital

adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume

kredit, dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel (0,756 < 1,999) dengan signifikansi 0,453 > 0,05. Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume kredit, dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel (1,256 < 1,999) dengan signifikansi 0,211 > 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung < F tabel dengan signifikansi 0,353 > 0,05. Dari hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa, loan to defosit ratio, return on asset, capital adequacy ratio dan non performing loan berpengaruh secara bersama-sama terhadap pemberian kredit.

Kata Kunci : Loan to Defosit Ratio, Return on Asset, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Kredit


(15)

ABSTRACT

The objective of this research is to know the influence of analysis financial statement to decision credit gift of banking that listed on Indonesia Stock Exchange. This research use analysis financial statement as independent variable and credit gift as dependent variable. analysis financial statement measured by

loan to defosit ratio (X1), return on asset (X2), capital adequacy ratio(X3) and non performing loan (X4).

This research use associative method. Data pooling use in this research is a combination among cross section and time series that its got from 3 years annual report of 22 bank listing in Bursa Efek Indonesia period 2006-2008. The analysis method used statistical method which is double linear regression, t test and F test. T test is used to analysis the partial influence of independent variable to dependent variable. F test is used to analysis simultaneous of independent variable to dependent variable.

The result of this research shows that third party fund and return on asset have positive and not significant influence to credit volume, it shows from t arithmethic > t table(0.875 < 1,999 dan 0,585 < 1,999) with signification 0,385 dan 0,561 that is small than 0,05. Capital adequacy ratio (CAR) have positive and not significant influence to credit volume, it shows from t arithmethic > t table (0,756 < 1,999) with signification 0,453 > 0,05. Non performing loan (NPL) have negative and not significant influence to credit gift, it shows from t arithmethic > t table (1,256 < 1,999) with signification 0,211 > 0,05. The result of F test shows F arithmethic > F table with signification 0,353 > 0,05. From the analysis result, can take conclusion that loan to defosit ratio, return on asset, capital adequacy ratio, and non performing loan have simultaneous influence to credit gift.

Keywords: Loan to Defosit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Non Performing Loan, Credit


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Bank

Menurut Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian bank adalah sebagai berikut :“Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999:31.1) yaitu :“Bank adalah suatu lembaga

yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 memberi pengertian bank sebagai “Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya

di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama membiayai investasi perusahaan”.


(17)

Dapat disimpulkan bahwa bank dapat berperan sebagai perantara keuangan atau financial intermediate dengan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk simpanan. Sedangkan menurut Abdullah (2005:17) menyebutkan bahwa ”bank akan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang defisit dana ”.

Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Menurut Kasmir (2008:33), kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia terutama kegiatan bank umum adalah sebagai berikut :

a. menghimpun dana dari masyarakat atau funding, misalnya : giro, tabungan dan deposito,

b. menyalurkan dana atau lending, seperti kredit investasi, modal kerja, perdagangan, konsumtif dan produktif,

c. jasa, seperti transfer, inkasso, referensi bank, bank garansi, safe deposit box, dan lain-lain,

d. investasi, bila bank memiliki dana lebih maka dapat dilakukan investasi dalam surat berharga seperti saham dan obligasi,

e. penjamin emisi atau perantara pasar modal, bila ingin ikut dalam pasar modal harus menjadi nasabah suatu bank.

Dalam menjalankan kegiatannya bank memerlukan pendanaan agar fungsi bank sebagai intermediasi keuangan berjalan lancar. Menurut Kasmir (2002:45), ”Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat”. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau lembaga lainnya.


(18)

2. Analisis Laporan Keuangan

suatu laporan keuangan belum memberikan informasi yang berguna apabila hanya dilihat secara sepintas saja. Laporan keuangan baru bisa memberikan informasi yang berguna mengenai posisi dan kondisi keuangan perusahaan apabila dipelajari, diperbandingkan dan dianalisis. Dengan kata lain laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisis karena dengan dengan analisis tersebut akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan serta hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan yang lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang sangat tepat.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan digunakan sebagai alat untuk membantu pengambilan keputusan, dan analisis ini memakai laporan keuangan sebagai sumber informasi. Analisis laporan keuangan.


(19)

2.2 Tujuan analisis laporan keuangan

Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk menegetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas atau profitabilitas, dan stabilitas usaha perusahaan. Selain mempunyai beberapa tujuan, penyusun laporan keuangan juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda bagi pemakai laporan keuangan.

2.3 Jenis-jenis analisis laporan keuangan. Jenis-jenis analisis laporan keuangan :

a) Analisis ekstern, analisis ini dilakukan oleh pihak diluar perusahaan, sehingga informasi yang diperoleh terbatas hanya pada informasi yangtercantum pada laporan keuangan perusahaan.

b) Analisis intern, analisis ini dilakukan pihak yang berada didalam perusahaan, sehingga dapat diperoleh informasi yang lengkap.

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit RatioRasio digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinana suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihakketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito.


(20)

4. Return On Asset

ROA (Return on Assets). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan majemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total asset adalah ratarat volume usaha atau aktiva.

5. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai oleh modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari

Jumlah kredit yang diberikan

LDR = X 100% Dana pihak ketiga

Laba sebelum pajak

Return on assets (ROA) = X 100% Total aktiva


(21)

lain. Permodalan merupakan salah satu sumber dana bank yang berasal dari modal sendiri dan sering disebut sebagai dana pihak kesatu. Dana tersebut berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik (jika misalnya bank tersebut sudah go public).

Menurut Mulyono (1996:376), modal bank terdiri dari 2 macam, yaitu:

1) Modal inti

a) modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya pada saat bank didirikan. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya,

b) agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya,

c) modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual,

d) cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank,

e) cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota,

f) saldo Laba, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang sham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan,

g) laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jika bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti,


(22)

h) laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi tafsiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan tersebut yang diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 50%. Jika pada tahun berjalan bank mengalami kerugian,maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

2) Modal pelengkap

a) cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak,

b) penyisihan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk dengan membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif,

c) modal kua si, yaitu modal yang memiliki sifat seperti modal atau hutang,

d) pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, tidak dijamin bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh, minimal berjangka waktu 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/21/PBI/2001 tahun 2001 bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut resiko. Ketentuan minimum permodalan biasanya menggunakan suatu ukuran yang disebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal dan dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki bank (modal inti dan modal pelengkap) dengan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).

Modal bank


(23)

6. Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah atau non performing loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan seperti penyimpangan yang dilakukan debitur maupun faktor ketidaksengajaan atau faktor eksternal di kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk. Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5 kelompok yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Apabila dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Faktor-faktor penyebab kredit bermasalah ada dua, yaitu:

1) faktor internal, berhubungan dengan kebijakan dan strategi yang ditempuh pihak bank,

2) faktor eksternal, terkait dengan kegiatan usaha debitur.

7. Kredit

Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bagi sebuah bank. Besarnya jumlah yang disalurkan akan menetukan besarnya keuntungan yang akan diperoleh bank, jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan


(24)

menyebabkan kerugian bagi bank tersebut. Oleh karena itu, penggelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit yang macet.

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menguntungkan adalah apabila kredit yang diberikan ternyata menjadi kredit bermasalah. Hal ini disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit besar bunganya yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.

Menurut pasal 1 ayat 11 UU No.10/1998 tentang Perubahan UU No.7/1992 tentang perbankan; kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuaan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Abdullah (2005:84), “tujuan pemberian kredit guna mendapatkan suatu nilai tambah baik bagi nasabah (debitur) maupun bagi bank sebagai kreditur”.


(25)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Luh Gede

Meydiana wathi (2006)

Variabel dana pihak ketiga, capital adequacy ratio dan non performing loan dalam mempengaruhi volume kredit kepada sektor UMKM periode 2002-2005 pada bank umum di Indonesia. Analisis dilakukan secara agregat yaitu terhadap total kredit investasi dan modal kerja yang disalurkan ke sektor UMKM.

1. Secara parsial DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit.

2. NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume kredit.

3. Secara bersama variabel DPK, CAR dan NPL berpengaruh nyata dan signifikan terhadap volume kredit.

Harmanta dan Ekananda (2005)

Penawaran atau penyaluran kredit merupakan formula dari dana pihak ketiga, suku bunga SBI, suku bunga kredit rata-rata bank umum, NPL dan variabel dummy periode 1997-2003 pada bank umum di Indonesia Analisis dilakukan secara agregat yaitu terhadap total kredit yang disalurkan bank..

1. Dana Pihak Ketiga dan suku bunga kredit rata-rata bank umum berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit.

2. NPL, suku bunga SBI dan variabel dummy berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit.

3. Seluruh variabel kecuali variabeldummy

mempengaruhi penyaluran kredit

Mahrinasari (2003)

Likuiditas (cash ratio) dan profitabilitas (return on asset) dalam mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan pada Bank Perkreditan Rakyat di kota Bandarlampung periode februari 2000-juli 2002.

1. Cash Ratio mempunyai hubungan negatif terhadap volume kredit

2. ROA mempunyai hubungan positif terhadap volume kredit. 3. Secara bersama cash ratio dan ROA mempengaruhi volume kredit.


(26)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalh penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004 : 13).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis membuat kerangka konseptual seperti di bawah ini yang menunjukkan hubungan antara variabel Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan terhadap pemberian kredit

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat(Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Disusun Penulis, 2009

Pemberian Kredit (Y) Loan to Deposit Ratio (X1)

Return on Asset (X2)

Capital Adequacy Ratio (X3)


(27)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis bahwa Loan to Defosit Ratio (LDR),

Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan

(NPL) berpengaruh terhadap pemberian kredit pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan kausal, berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana Loan to Defosit Ratio, return on asset ,capital adequacy ratio, dan non performing loan sebagai variabel bebas dan pemberian kredit sebagai variabel terikat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004:72). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bank-bank yang go public di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Jumlah populasi yang ada adalah 26 bank pada tahun 2006, 30 bank pada tahun 2007 dan 27 bank pada tahun 2008.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004:73). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik


(29)

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004:78). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:

1. Bank-bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Indonesia) pada tahun 2006, 2007 dan 2008

2. Bank-bank tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut,

3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan pada periode 2006-2008. Hasil seleksi dengan menggunakan metode purposive sampling mendapatkan 66 sampel penelitian dan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Emiten

No Nama Bank Tahun

2006

Tahun 2007

Tahun 2008

Sampel

1 Bank Artha Niaga Kencana (ANKB) X - -

2 Bank Agroniaga (AGRO) - X X

3 Bank Artha Graha Internasional (INPC)

X X X 1

4 Bank Bukopin (BBKP) X X X 2

5 Bank Bumi Arta (BNBA) X X X 3

6 Bank Bumi Putra Indonesia (BABP) X X X 4

7 Bank Capital IndonesiA (BACA) - X X

8 Bank Central Asia (BBCA) X X X 5


(30)

10 Bank Danamon Indonesia (BDMN) X X X 7 11 Bank Ekonomi Rahardja (BAEK) - X X

12 Bank Eksekutif Internasional (BEKS) X X X 8 13 Bank Himpunan Saudara 1906

(SDRA)

X X X 9

14 Bank Internasional Indonesia (BNII) X X X 10

15 Bank Kesawan (BKSW) X X X 11

16 Bank Lippo (LPBN) X X -

17 Bank Mandiri (BMRI) X X X 12

18 Bank Mayapada Internasional (MAYA)

X X X 13

19 Bank Mega (MEGA) X X X 14

20 Bank Nasional Indonesia (BBNI) X X X 15

21 Bank Niaga (BNGA) X X -

22 Bank NISP (NISP) X X X 16

23 Bank Nusantara Parahyangan (BBNP) X X X 17

24 Bank Pan Indonesia (PNBN) X X X 18

25 Bank Permata (BNLI) X X X 19

26 Bank Rakyat Indonesia (BBRI) X X X 20

27 Bank Swadesi (BSWD) X X X 21

28 Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)


(31)

29 Bank UOB Buana (BBIA) X X -

30 Bank Victoria (BVIC) X X X 22

31 Bank Windu Kenjana Internasional (MCOR)

- X X

Sumber : www.idx.go.id, ditabulasi Penulis, 2009

C. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel

a. Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah loan to deposit ratio,

return on asset capital adequacy ratio, dan non performing loan.

Variabel independen disimbolkan dengan “X1” (loan to defosit ratio atau LDR), “X2” (return on asset atau ROA) , “X3” (capital adequacy ratio atau CAR) dan “X4” (non performing loan atau NPL).

b. Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah atau pemberian kredit. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.


(32)

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Sumber: Penulis, 2009

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionaliasikan di dalam riset”.

a. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2001:118). LDR merupakan suatu pengukuran Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran

Loan Defosit Rasio ini menggambarkan Rasio LDR Persentase to Ratio (X1) sejauh mana simpanan

digunakan untuk pemberian kredit

Profitabilitas Mengukur tingkat keuntungan Rasio ROA Persentase (X2) yang dicapai bank

Permodalan Berfungsi memperlancar kegiatan

(X3) operasional bank dan Rasio CAR Persentase mengembangkan usaha bank

Kredit Pinjaman yang mengalami Rasio NPL Persentase Bermasalah kesulitan pelunasan.

(X4)

Kredit (Y) Penyediaan uang atau tagihan yang Nilai kredit Rupiah dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan antara bank


(33)

dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (Loan Request) masyarakat.

Jumlah kredit yang diberikan

LDR = X 100% Dana pihak ketiga

b. Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2000:120). Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi dana tersebut dari segi penggunaan asset.

c. Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyanggah resiko dari aktiva bank (Dendawijaya, 2005:121). Menurut Siamat (2005:254) “perhitungan rasio kecukupan modal dilakukan dengan menbandingkan jumlah modal yang dimiliki (modal inti dan modal pelengkap) bank dengan aktiva tertimbang menurut resiko”. Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva.

Jumlah laba sebelum pajak

ROA = X 100% Total Asset


(34)

d. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor

kesengajaan maupun ketidaksengajaan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk. NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank (Siamat 2005:358).

e. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

D. Prosedur Pengambilan Data

Jenis Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Data diperoleh dari media internet melalui situs dipublikasikan.

Modal Bank

CAR = X 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko


(35)

Data diperoleh dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan, yang disebut data eksternal (Umar, 2001:70). Pengumpulan data dari pihak luar ini meliputi studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari buku, jurnal maupun literatur dan pihak penelitian terdahulu.

Dilihat dari dimensi waktu, data yang digunakan adalah data

pooling yaitu data yang diperoleh adalah kombinasi antara data runtun

waktu (time series) dan data silang tempat (cross section). Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan atau tahunan. Sedangkan data cross section adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2001:70).

Data time series pada penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang diterbitkan selama 3 tahun. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2006-2008. Penggabungan data

cross section sebanyak 22 perusahaan perbankan dan data time series selama

3 tahun menghasilkan 66 observasi (22 X 3). Pengujian parametrik dilakukan karena jumlah observasi sudah memenuhi syarat (66 ≥ 30).


(36)

E. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 16.

1. Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang sudah terkumpul namun bukan membuat kesimpulan yang bersifat generalisasi (Sugiono, 2004:142)

2. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien..

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103). Jika nilai residual tidak memiliki distribusi normal, maka salah satu cara menormalkannya adalah dengan melakukan transformasi data, yaitu mengubah nilai-nilai observasi data ke dalam bentuk logaritma sehingga membentuk distribusi


(37)

Untuk mendeteksinya dapat digunakan analisis grafik yaitu melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot. Jika distribusi normal, garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2005:110). Selain uji grafik, juga dianjurkan untuk melakukan lagi uji statistik Kolmogorov Smirnov (KS) yang dijelaskan Ghozali (2005:115), pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut merupakan distribusi normal dapat dilihat dari: 1) bila nilai signifikansi <0.05 berarti distribusi data tidak normal. 2) bila nilai signifikansi >0.05 berarti distribusi data normal. b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena hal ini akanmengurangi keyakinan dalam pengujian signifikansi (Ghozali, 2005:91).

Multikolinearitas adalah keadaan adanya korelasi yang kuat antara variabel-variabel independen yang satu dengan variabel independen lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara


(38)

sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Deteksi multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah VIF < 10 dan tolerance > 0.1 (Ghozali, 2005:92). Selain itu juga dapat dilihat dari besarnya korelasi antar variabel independen, dimana bila korelasi antar variabel independen di bawah 0,5 maka model regresi bebas dari multikolinearitas (Singgih, 2000:207).

Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu:

1) mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A atau B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B dikeluarkan dari model regresi,

2) menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumya (Ghozali, 2005). Autokorelasi terjadi


(39)

dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW).

Menurut Santoso (2002:18), Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah :

1) Bila nilai D-W dibawah -2, maka ada autokorelasi positif,

2) Bila nilai D-W di antara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi,

3) Bila nilai D-W di atas +2, maka ada autokorelasi negatif. d. Uji Heterokedasitas

Tujuan dari uji heterokedasitas ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Erlina, 2007:108).

Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas.


(40)

3. Pengujian hipotesis

Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, digunakan uji statistik F dengan rumus:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Dimana:

Y = (jumlah/volume) penyaluran kredit

a = konstanta

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X1 = LDR (loan to deposit ratio) X2 = ROA (return on asset)

X3 = CAR (capital adequacy ratio) X4 = NPL (non performing loan) e = tingkat kesalahan penganggu Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:

Ho : β1= β2 = β3 = β4


(41)

Artinya semua variabel independen berpengaruh secara simultan.

Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistic F dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima (α =5%) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima (α =5%)

Kemudian untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan uji t. Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki rata-rata yang sama atau tidak sama secara signifikan.

Ho : βi = 0

Artinya suatu variabel independen yang sedang diuji bukan merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : βi ≠ 0

Artinya variabel independen tersebut merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen.

Cara melakukan uji t (Ghozali, 2005:85) adalah sebagai berikut: - apabila nilai probabilitas t-hitung < 5%, maka hipotesis Ha diterima. - apabila nilai probabilitas t-hitung > 5%, maka hipotesis Ho diterima.


(42)

Uji ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (α =5%) Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak (α =5%)


(43)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Statistik

Tabel 4.1 ini akan menyajikan deskripsi dari variabel yang digunakan oleh penulis yaitu LDR, ROA, CAR, NPL dan Pemberian Kredit.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_LDR 66 3.06 4.64 4.1853 .29799

LN_ROA 64 -2.04 1.43 .1601 .88499

LN_CAR 66 2.23 3.78 2.8202 .35880

LN_NPL 66 -1.97 2.74 .6846 .87551

LN_PemberianKredit 66 23.39 32.72 29.4586 2.16446 Valid N (listwise) 64

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

- variabel LDR memiliki nilai minimum 3,06 ; nilai maksimum 4,64; nilai mean 4,1853 dengan deviasi standar 0, 29799 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.

- variabel ROA memiliki nilai minimum -2,04 ; nilai maksimum 1,43 ; nilai mean 0,1601 dengan deviasi standar sebesar 0,88499 dan jumlah observasi sebanyak 64 sampel.


(44)

- variabel CAR memiliki nilai minimum 2,23 ; nilai maksimum 3,78 ; nilai mean 2, 8202 dengan deviasi standar sebesar 0,35880 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.

- variabel NPL memiliki nilai minimum -1,97 ; nilai maksimum 2,74 ; nilai mean 0,6848 dengan deviasi standar sebesar 0,87551 dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.

- variabel kredit memiliki nilai minimum 23,39 ; nilai maksimum 32,72 ; nilai mean 29,4586 dengan deviasi standar 2,16446sebesar dan jumlah observasi sebanyak 66 sampel.

2. Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah terpenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias da efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, multikolinearitas, autokorelasi dan non-heteroskedasitas.

a. Uji Normalitas


(45)

serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan menbuat hipotesis: H0 : Data residua l berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 64

Normal Parameter sa

Mean .0000000

Std. Deviation

2.09187184 Most

Extreme Difference s

Absolute .115

Positive .082

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .920 Asymp. Sig. (2-tailed) .366 a. Test distribution is Normal.


(46)

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dikatakan bahwa nilai signifikan variabel independen dan variabel dependen menunjukkan data terdistribusi secara normal, karena hasil signifikasinya adalah 0,366 dan diatas nilai signifikasi 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdiatribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Gambar 4.1 Histogram


(47)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal


(48)

sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2005:91) menyatakan “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas (independen)”. Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang memiliki hubungan yang kuat dengan variabel independen lain dalam model regresi, agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen tidak bias. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0.1 maka terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2005:92).


(49)

Tabel 4.3

Hasil uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Toleran ce VIF 1 (Constant

) 34.591 4.908 7.048 .000

LN_LDR -.816 .933 -.113 -.875 .385 .937 1.067 LN_ROA .283 .374 .115 .756 .453 .675 1.481 LN_CAR -.491 .840 -.079 -.585 .561 .864 1.157 LN_NPL -.492 .389 -.189 -1.265 .211 .709 1.411 a. Dependent Variable:

LN_PemberianKredit

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk variabel LDR adalah 1,067 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,937 (>0,1), untuk variabel ROA nilai VIF nya adalah 1,481 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,675 (>0,1), untuk variabel CAR nilai VIF nya adalah 1,157 (<10) dan nilai

tolerance sebesar 0,864 (>0,1), untuk variabel NPL nilai VIF nya


(50)

ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi.

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Santoso (2002), secara umum panduan mengenai angka Durbin-Watson dapat diambil patokan sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .266a .071 .008 2.16162 .744

a. Predictors: (Constant), LN_NPL, LN_LDR, LN_CAR, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_PemberianKredit


(51)

Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai statistic Durbin-Watson (DW) sebesar 0,744, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel 66 (n) dan jumlah variabel independen 4 (k=4), maka di tabel Durbin-Watson didapat nilai batas atas (du) 1,7318 dan nilai batas bawah (dl) 1,4756 . Oleh karena itu, nilai DW berada diantara batas atas (DU) dan 4-DU (1.7318 > 0.744 < 2.2682), berarti ada autokorelasi.

. d. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas atau terjadi homokedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(52)

Tabel 4.5 Heteroskedastisitas

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi jumlah volume kredit pada perusahaan perbankan yang

go public di Indonesia berdasarkan masukan variabel independen


(53)

2. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 34.591 4.908 7.048 .000

LN_LDR -.816 .933 -.113 -.875 .385 .937 1.067

LN_ROA .283 .374 .115 .756 .453 .675 1.481

LN_CAR -.491 .840 -.079 -.585 .561 .864 1.157 LN_NPL -.492 .389 -.189 -1.265 .211 .709 1.411 a. Dependent Variable:

LN_PemberianKredit

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2010)

Berdasarkan tabel koefesien regresi diatas, pada kolom

Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut:

Y = 34,591 - 0,816 X1 + 0,283 X2 + 0.491 X3 - 0,492 X4 + e

Berdasarkan pada kolom Unstandardized Coefficients, diperoleh nilai a, b1, b2, b3, b4 dijelaskan sebagai berikut:


(54)

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel LN_LDR, LN_ROA, LN_CAR dan LN_NPL (X1=X2=X3=X4=0), maka pemberian kredit yang diberikan adalah 34,591.

2. b1 = -0,816

Koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_LDR meningkat satu satuan, maka pemberian kredit akan bertambah 0,816 atau 81,6% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (ROA,CAR dan NPL =0) atau ceteris paribus.

3. b2 = 0,283

Nilai parameter atau koefisien regresi b2 menunjukkan bahwa setiap variabel LN_ROA meningkat satu satuan, maka pemberian kredit akan meningkat sebesar 0,283 atau 28,3% dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

4. b3 = 0.491

Koefisien regresi b3 ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_CAR meningkat satu satuan, maka pemberian kredit akan bertambah 0,491 atau 49,1% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

5. b4 = -0.492

Koefisien regresi b4 ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_NPL meningkat satu satuan, maka pemberian kredit akan menurun sebesar 0,492 atau 49,2% dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.


(55)

Angka koefisien korelasi (R) sebesar 0.266 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel volume kredit dengan variabel independennya sangat kuat, definisi korelasi kuat ini didasarkan pada nilai R berada di bawah 0.5 dan mendekati1.0

Angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0.008 ,hal ini berarti 0,8% variasi dari pemberian kredit bisa dijelaskan oleh variasi keempat variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 99,2% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain.

Hasil uji ANOVA atau F Test didapat F hitung sebesar 1.125 dengan signifikansi 0.353 dan F tabel yang diperoleh melalui perhitungan Microsoft excel FINV (0,05;4;59) adalah 2,525. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan Fhitung > Ftabel dan signifikansi jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dalam penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi pemberian kredit. Selain itu, bisa disimpulkan bahwa variabel independen LN_LDR, LN_ROA, LN_CAR dan LN_NPL secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit.

b. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Analisis Laporan Keuangan (loan to defosit ratio, return on asset,

capital adequacy ratio dan non performing loan) baik secara parsial

maupun simultan berpengaruh terhadap pemberian kredit pada bank yang


(56)

Ho : Analisis Laporan Keuangan (loan to defosit ratio, return on asset,

capital adequacy ratio dan non performing loan) baik secara parsial

maupun simultan tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit pada bank yang go public di Indonesia.

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap variabel dependen, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (T test). Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variabel independen”.

Adapun kriteria pengujiannya yaitu:

Ho diterima jika t hitung < t tabel dan signifikansi > 0,05 Ha diterima jika t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05

Hasil t tabel yang diperoleh melalui perhitungan di Microsoft excel (TINV) adalah 1,999 .Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel LN_LDR (X1) dan LN_ROA (X3) memiliki nilai t hitung < t tabel (0.875 < 1,999 dan 0,585 < 1,999) dengan signifikansi 0,385 dan 0,561 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel LDR dan ROA secara individual(parsial) berpengaruh dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit. Sedangkan variabel LN_CAR (X2) dan LN_NPL (X4) memiliki nilai thitung < ttabel (0,756<1,999 dan 1,256<1,999) dengan signifikansi 0,453 dan 0,211 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel


(57)

ROA dan NPL secara individual(parsial) berpengaruh dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit.

Tabel 4.7 Hasil uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant

) 34.591 4.908 7.048 .000

LN_LDR -.816 .933 -.113 -.875 .385 .937 1.067

LN_ROA .283 .374 .115 .756 .453 .675 1.481

LN_CAR -.491 .840 -.079 -.585 .561 .864 1.157 LN_NPL -.492 .389 -.189 -1.265 .211 .709 1.411

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2010)

Selanjutnya untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model regresi ini mempunyai pengaruh signifikan secara simultan atau tidak terhadap volume kredit dilakukan uji F (F test). Menurut Ghozali (2005:84), “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen”. Kriteria pengujiannya yaitu:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel dan signifikansi > 0,05 Ha diterima jika Fhitung > Ftabel dan signifikansi < 0,05

Hasil F tabel yang diperoleh melalui perhitungan di Microsoft excel (FINV) adalah 2,525. Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa Fhitung<Ftabel


(58)

(1,125<2,525) dan signifikansi 0,353>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima . Hal ini berarti variabel LDR, ROA, CAR dan NPL secara simultan mempengaruhi pemberian kredit.

Tabel 4.8 Hasil uji F ANOVAb Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 21.034 4 5.258 1.125 .353a

Residual 275.683 59 4.673 Total 296.717 63

a. Predictors: (Constant), LN_NPL, LN_LDR, LN_CAR, LN_ROA b.Dependent Variable: LN_PemberianKredit

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2010)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian variabel secara parsial, variabel LDR (loan to

deposit ratio) dan ROA (return on asset) tidakberpengaruh signifikan terhadap

pemberian kredit sedangkan CAR (capital adequacy ratio) dan NPL (non

performing loan) tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit. Hal

ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t tabel serta signifikansi masing-masing variabel tersebut.

LDR (loan to deposit ratio) dapat digunakan memprediksi pemberian kredit. Dari hasil uji statistik yang dilakuka n, loan to deposit ratio memiliki pengaruh positif terhadap pemerian kredit. Hasil uji t , LN_LDR yang


(59)

0,385 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel loan to deposit ratio (LDR) secara individu(parsial) tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnyayang dilakukan oleh Imam Gozali (2007), dimana semakin tinggi LDR maka memeberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah LDR tersebut maka menunjukkan kemampuan likuiditas yang semakin tinggi yang tentu saja akan menaikkan tingkat pengembalian yang dilakukan.

ROA (Return on asset) dapat digunakan untuk memprediksi pemberian kredit. Hasil uji t , LN_ROA yang menunjukkan variabel return on asset memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,561 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel return on asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit. Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Muliaman Hadad (2004:22) yang mengatakan return on asset yang tinggi menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan, sehingga diperkirakan return on asset dan pemberian kredit memiliki hubungan yang positif. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahrinasari (2003) yang menunjukkan return on asset (ROA) mempunyai hubungan positif dengan pemberian kredit. \

CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak dapat digunakan untuk memprediksi pemberian kredit karena dari hasil uji secara parsial menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ini dengan pemberian kredit, dimana


(60)

nilai signifikansi t sebesar 0,453 yang lebih besar dari 0,05. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bank dapat mengabaikan CAR dalam penyaluran kredit karena kecukupan modal bank sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006), yang menemukan bahwa capital adequacy ratio berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit.

NPL (Non performing loan) tidak dapat digunakan untuk memprediksi pemberian kredit karena dari hasil uji secara parsial menunjukkan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan antara variabel ini dengan pemberian kredit, dimana nilai signifikansi t sebesar 0,211 lebih besar dari 0,05 . Perbedaan ini kemungkinan disebabkan perbedaan sampel yang digunakan. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan yang mengatakan kredit bermasalah berbanding terbalik dengan pemberian kredit. Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006), yang menemukan NPL berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit. Hasil ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmanta dan Ekananda (2005).

Dari hasil pengujian secara bersama-sama, dapat disimpulkan bahwa loan

to deposit ratio, return on asset, capital adequacy ratio dan non performing loan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit , yang ditunjukkan


(61)

adjusted R square 0,008 mengindikasikan bahwa 0,8% variasi perubahan dalam pemberian kredit dapat dijelaskan oleh variabel loan to deposit ratio,

return on asset, capital adequacy ratio dan non performing loan. Sedangkan

sisanya 99,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Dengan demikian berarti kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen tinggi.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah LDR, ROA, CAR dan NPL berpengaruh terhadap Pemberian Kredit baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dengan periode pengamatan dari tahun 2006 sampai dengan 2008.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa loan to deposit ratio (LDR), return on asset (ROA), capital adequacy ratio, CAR dan non performing loan (NPL) memiliki pengaruh positif terhadap pemberian kredit.

2. secara simultan, penelitian ini menunjukkan bahwa loan to deposit ratio (LDR), return on asset (ROA), capital adequacy ratio, CAR dan non performing loan (NPL) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit.

3. nilai Adjusted R square atau koefesien determinasi yang sudah disesuaikan adalah sebesar 0,008. hal ini berarti 0,8% variasi dari pemberian kredit bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen. Sedangkan sisanya 99,2% sebesar dijelaskan oleh


(63)

variabel-B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi manajemen bank agar tetap memperhatikan dan menjaga kesetabilan

loan to deposit ratio (LDR), return on asset (ROA), capital adequacy ratio, CAR dan non performing loan (NPL) karena variabel ini akan mempengaruhi besarnya pemberian kredit yang secara langsung dapat memberi dampak terhadap kelangsungan bank.

2. hasil peneliti lain menunjukkan bahwa pengaruh analisis laporan keuangan yang ditunjukkan melalui loan to deposit ratio (LDR), return on asset (ROA), capital adequacy ratio, CAR dan non performing loan (NPL) ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kelima, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdingtyas,2005. Analisis rasio CAMEL

terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembega perbankan periode 2000-2002, jurnal akuntansi dan keuangan, volume.7,no.2, : 131-147

Universitas Kristen Petra, Jakarta.

Bastian, Indra dan Suhardjono, 2006. Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam,2007. Pengaruh CAR,LDR,BOPO dan NPL terhadap

Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Skripsi Akuntansi, Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta.

Ghozali, Imam,2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hadad, Muliaman,2004. “Fungsi Intermediasi Dalam Mendorong Sektor Riil”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Desember 2004.

Harmanta dan Ekananda, 2005. “Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia

Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit”, Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juni 2005.

Irmayanto, Juli dkk, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Universitas Trisakti. Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 2005, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Falkultas Ekonomi USU, Medan.


(65)

Mahrinasari, 2003. “Pengelolaan Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota

Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Nomor 3 Jilid 8, Universitas Lampung, Lampung, hal 111

Manurung, Mandala dan Prathama Raharja, 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi

Moneter, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Meydianawati, Luh Gede, 2006. “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan

kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006)”, Buletin Studi Ekonomi,

Volume 12 Nomor 2, hal 14.

Mulyono, Teguh Pudjo, 1996. Bank Budgeting, Edisi I, Badan Pendidikan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Nachrowi, Djalal, Hardius Usman, 2006. Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Fakultas

Ekonomi-Universitas Indonesia, Jakarta.

Santoso, Totok Budi, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Salemba Empat, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2002. Buku Latihan Statistik Parametrik. Alex Media Komputindo, Jakarta.

Sastradipoera, Komaruddin, 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Edisi Pertama, Kappa Sigma, Bandung.

Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Simorangkir, O.P, 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah, 1993. Manajemen Dana Bank, Bumi Aksara, Jakarta. Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesembilan, Alfabeta,

Bandung.

Umar, Husein, 2001. Riset Akuntansi; Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka, Jakarta.

Indonesia Stock Exchange, 2009, laporan keuangan/detail/soft copy laporan


(66)

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/21/PBI/2001 Tahun 2001 tentang

Kewajiban Penyertaan Modal Minimum Bank Umum.

Republik Indonesia,1998. Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan


(67)

Lampiran 1

Data Variabel Penelitian Loan to Deposit Ratio 2006

No Bank

Jumlah kredit yang

diberikan Dana pihak ketiga Jumlah

1 INPC 6,795,706,203,163 8,494,632,754,000 80%

2 BBKP 14,408,595,764,000 24,479,435,540,000 58.86%

3 BNBA 595,086,542,954 1,307,595,128,000 45.51%

4 BABP 3,995,290,690,000 4,579,654,619,000 87.24%

5 BBCA 59,689,265,000,000 148,443,832,400,000 40.21%

6 BCIC 2,392,589,000,000 11,206,505,850,000 21.35%

7 BDMN 39,746,644,000,000 52,637,589,720,000 75.51%

8 BEKS 860,501,000,000 1183469949000 72.71%

9 SDRA 712,818,132,000 842873515400 84.57%

10 BNII 21,027,966,000,000 29738319900000 70.71%

11 BKSW 1,278,422,000,000 1853054066000 68.99%

12 BMRI 103,282,247,000,000 21194792500000 48.73%

13 MAYA 2,536,246,000,000 2971582894000 85.35%

14 MEGA 10,998,683,000,000 25608109430000 42.95%

15 BBNI 62,793,845,000,000 138342905900000 45.39%

16 NISP 15,410,325,000,000 18862086900000 82.17%

17 BBNP 1,608,886,000,000 2933781911000 54.84%

18 PNBN 17,838,114,000,000 23657976130000 75.40%

19 BNLI 22,783,695,000,000 273743782300000 83.23%

20 BBRI 82,541,885,000,000 124123135300000 66.50%

21 BSWD 440,788,740,725 803040154300 54.89%

22 BVIC 1,088,691,000,000 2096055064000 51.94%


(68)

Lampiran 2

Data Variabel Penelitian Return on Asset 2006 No Bank

Laba Sebelum Pajak Total Aktiva Jumlah

1 INPC 41,975,240,550 11.046.115.933.070 0.38%

2 BBKP 583,788,648,900 31,556,143,184,000 1.85%

3 BNBA 45,459,700,930 1,741,750,993,495 2.61%

4 BABP 1,245,827,780 5.415.142.511 ,000 0.23%

5 BBCA 6,064,196,302,000 176,798,726,000,000 3.43%

6 BCIC 200,755,086,000 14,547,470,000,000 0.38%

7 BDMN 21,010,607,870,000,000 82,072,687,000,000 2.56%

8 BEKS -19,017,594,690 1.339.267.231.761 -1.42%

9 SDRA 22,906,349,020 1.041.197.682.743 2.20%

10 BNII 742,558,754,000 53,039,911,000,000 1.40%

11 BKSW 614,566,382,420 2,052,127,474,606 0.30%

12 BMRI 2,835,682,235,000 267.517.192,000,000 1.06%

13 MAYA 529,080,749,100 3.699.865.378,000 1.43%

14 MEGA 223,005,600,000 30,973,000,000,000 0.72%

15 BBNI 295,624,412,000 147,812,206,000,000 2.00%

16 NISP 334,042,662,000 24,205,990,000,000 1.38%

17 BBNP 43,569,161,610 3,351,473,970,000 1.30%

18 PNBN 1,041,229,461,000 40.514.765,000,000 2.57%

19 BNLI 45,409,828,800 37,841,524,000,000 1.20%

20 BBRI 5,910,513,565,000 154,725,486,000,000 3.82%

21 BSWD 11,766,954,770 972.475.600.991 1.21%

22 BVIC 38,536,369,350 2,897,471,380,000 1.33%


(69)

Lampiran 3

Data Variabel Penelitian Capital Adequacy Ratio 2006

No Bank Jumlah

Modal Bank

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

1 INPC 551.161.466.024 5,065,822,298,000 10.88%

2 BBKP 1,668,003,858 10,596,383,290 15.93%

3 BNBA 357,007,992,810 870,326,652,400 41.02%

4 BABP 518.929.422,000,000 4,019,592,734,000,000 12.91%

5 BBCA 18,067,360,000,000 81,789,769,130,000 22.09%

6 BCIC 781,636,000,000 6,697,823,479,000 11.67%

7 BDMN 9,441,927,000,000 46,306,655,220,000 20.39%

8 BEKS 115.474.924.097 1,232,389,798,000 9.37%

9 SDRA 148.987.449.622 695877859000 21.41%

10 BNII 5,222,864,000,000 22,377,309,340,000 23.34%

11 BKSW 134,747,868,662 1,430,139,605,496 9.42%

12 BMRI 26.340.670,000,000 106,988,911,500,000 24.62%

13 MAYA 371.270.903,000,000 2,686,475,420,000,000 13.82%

14 MEGA 1,934,000,000,000 12,294,977,750000 15.73%

15 BBNI 14,794,269,000,000 96,694,568,630,000 15.30%

16 NISP 2,454,932,000,000 14,432,286,890,000 17.01%

17 BBNP 279,812,995,000,000 1,681,568,480,000,000 16.64%

18 PNBN 6.614.388,000,000 22,444,479,130,000 29.47%

19 BNLI 3,762,072,000,000 27,867,200,000,000 13.50%

20 BBRI 6,143,211,000,000 32,641,928,800,000 18.82%

21 BSWD 116.166.943.627 437540277700 26.55%

22 BVIC 307,851,082,000,000 1,518,752,255,000,000 20.27%


(1)

Lampiran 19


(2)

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 34.591 4.908 7.048 .000

LN_LDR -.816 .933 -.113 -.875 .385 .937 1.067

LN_ROA .283 .374 .115 .756 .453 .675 1.481

LN_CAR -.491 .840 -.079 -.585 .561 .864 1.157


(3)

Lampiran 20

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 21.034 4 5.258 1.125 .353a

Residual 275.683 59 4.673 Total 296.717 63

a. Predictors: (Constant), LN_NPL, LN_LDR, LN_CAR, LN_ROA b. Dependent Variable:

LN_PemberianKredit

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) LN_LDR LN_ROA LN_CAR LN_NPL

1 1 3.441 1.000 .00 .00 .00 .00 .02

2 1.220 1.679 .00 .00 .39 .00 .09

3 .326 3.248 .00 .00 .52 .00 .83

4 .011 17.944 .01 .14 .08 .75 .00

5 .002 42.484 .99 .86 .00 .25 .06


(4)

Lampiran 21

Tabel t dengan signifikansi 5%

df t tabel df t tabel df t tabel

1 12.7062 31 2.0395 61 1.9996

2 4.3027 32 2.0369 62 1.9989

3 3.1824 33 2.0345 63 1.9983

4 2.7764 34 2.0322 64 1.9977

5 2.5706 35 2.0301 65 1.9971

6 2.4469 36 2.0281 66 1.9966

7 2.3646 37 2.0262 67 1.996

8 2.3060 38 2.0244 68 1.9955

9 2.2622 39 2.0227 69 1.9949

10 2.2281 40 2.0211 70 1.9944

11 2.2010 41 2.0195 71 1.9939

12 2.1788 42 2.0181 72 1.9935

13 2.1604 43 2.0167 73 1.9929

14 2.1448 44 2.0154 74 1.9925

15 2.1314 45 2.0141 75 1.9921

16 2.1199 46 2.0129 76 1.9917

17 2.1098 47 2.0117 77 1.9913

18 2.1009 48 2.0106 78 1.9908

19 2.0930 49 2.0096 79 1.9905

20 2.0860 50 2.0086 80 1.9901

21 2.0796 51 2.0076 81 1.9897

22 2.0739 52 2.0066 82 1.9893

23 2.0687 53 2.0057 83 1.9889

24 2.0639 54 2.0049 84 1.9886

25 2.0595 55 2.004 85 1.9883

26 2.0555 56 2.0032 86 1.9879

27 2.0518 57 2.0025 87 1.9876

28 2.0484 58 2.0017 88 1.9873

29 2.0452 59 2.0009 89 1.9869


(5)

Lampiran 22

Tabel F dengan signifikansi 5%

1 2 3 4 5 6 8 10 15

1 161,448 199,500 215,707 224,583 230,162 233,986 238,883 241,882 245,950 2 18,513 19,000 19,164 19,247 19,296 19,330 19,371 19,396 19,429 3 10,128 9,552 9,277 9,117 9,013 8,941 8,845 8,786 8,703 4 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163 6,041 5,964 5,858 5 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950 4,818 4,735 4,619 6 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284 4,147 4,060 3,938 7 5,591 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866 3,726 3,637 3,511 8 5,318 4,459 4,066 3,838 3,687 3,581 3,428 3,347 3,218 9 5,117 4,256 3,863 3,633 3,482 3,374 3,230 3,137 3,006 10 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217 3,072 2,978 2,845 11 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095 2,948 2,854 2,719 12 4,755 3,259 3,490 3,260 3,110 3,000 2,855 2,755 2,622 13 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915 2,767 2,671 2,533 14 4,600 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848 2,699 2,602 2,463 15 4,543 3,682 3,287 3,056 2,901 2,790 2,641 2,544 2,403 16 4,494 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741 2,591 2,494 2,352 17 4,451 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699 2,548 2,450 2,308 18 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,510 2,412 2,269 19 4,381 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628 2,477 2,378 2,234 20 4,351 3,493 3,908 2,866 2,711 2,599 2,447 2,348 2,203 21 4,325 3,467 3,072 2,840 2,685 2,576 2,420 2,321 2,176 22 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549 2,397 2,297 2,151 23 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528 2,375 2,275 2,128 24 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508 2,355 2,255 2,108 25 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,409 2,337 2,236 2,089 26 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474 2,321 2,220 2,072 27 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459 2,305 2,204 2,056 28 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445 2,291 2,190 2,041 29 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432 2,278 2,177 2,027 30 4,171 3,316 2,922 2,690 2,533 2,421 2,266 2,165 2,015 40 4,085 3,232 2,839 2,606 2,449 2,336 2,180 2,077 1,924 50 4,034 3,138 2,790 2,557 2,400 2,286 2,130 2,026 1,871 55 4,016 3,165 2,772 2,539 2,383 2,269 2,112 2,008 1,852 57 4,009 3,158 2,766 2,534 2,376 2,262 2,105 2,001 1,845 60 4,001 3,150 2,758 2,525 2,368 2,254 2,097 1,993 1,836


(6)

Lampiran 23

Tabel Durbin Watson

k = 2 k = 4 k = 6

N Dl du dl Du dl du

9 0.629 1.699 0.296 2.588 – –

10 0.697 1.641 0.376 2.414 – –

11 0.658 1.604 0.444 2.283 0.203 3.005 12 0.812 1.579 0.512 2.177 0.268 2.832 13 0.861 1.562 0.574 2.094 0.328 2.692 14 0.905 1.551 0.632 2.03 0.389 2.572 15 0.946 1.543 0.685 1.977 0.447 2.472 16 0.982 1.539 0.734 1.935 0.502 2.388 17 1.015 1.536 0.779 1.9 0.554 2.318 18 1.046 1.535 0.82 1.872 0.603 2.257 19 1.074 1.536 0.859 1.848 0.649 2.206 20 1.1 1.537 0.894 1.828 0.692 2.162 25 1.206 1.55 1.038 1.767 0.868 2.012 30 1.284 1.567 1.143 1.739 0.998 1.931 35 1.343 1.584 1.222 1.726 1.097 1.884 40 1.391 1.6 1.285 1.721 1.175 1.854 45 1.43 1.615 1.336 1.72 1.238 1.835 50 1.462 1.628 1.378 1.721 1.291 1.822 55 1.49 1.641 1.414 1.724 1.334 1.814 60 1.514 1.652 1.444 1.727 1.372 1.808 65 1.536 1.662 1.471 1.731 1.404 1.805 66 1.539 1.664 1.4756 1.7318 1.409 1.804 67 1.543 1.666 1.4802 1.7326 1.415 1.8034 68 1.546 1.668 1.4848 1.7334 1.421 1.803 69 1.55 1.67 1.489 1.7342 1.427 1.8026 70 1.554 1.672 1.494 1.735 1.433 1.802 75 1.571 1.68 1.515 1.739 1.458 1.801 80 1.586 1.688 1.534 1.743 1.48 1.8