tugas  kepengawasannya,  manajemen  supervisor  tersebut  tidak  memiliki kompetensi  yang  terstandar  karena  tidak  pernah  mengikuti  pendidikan
dan pelatihan tentang kepengawasan. Selain  itu  para  manajemen  supervisor  cenderung  melaksanakan
aspek  pengelolaan  sekolahmadrasah  daripada  aspek  belajar  dan mengajar.  Hal  ini  disebabkan  keterbatasan  kemampuan  manajemen
supervisor  dalam  menguasai  seluruh  mata  pelajaran  yang  ada  di sekolahmadrasah.
B. Rumusan Masalah
Bertitik  tolak  dari  latar  belakang  penelitian  seperti  diuraikan  di atas,  maka  yang  menjadi  masalah  pokok  dalam  penelitian  ini  adalah:
bagaimanakah  perencanaan  dan  pelaksanaan  manajemen  supervisor sekolahmadrasah    dalam  meningkatkan  kualitas    pendidikan  Agama
Islam. Rumusan masalah tersebut dapat diperinci kepada sub-sub sebagai
berikut: 1.
Bagaimanakah perencanaan
manajemen supervisor
di Sekolahmadrasah  Menengah  Pertama    Kecamatan  Medan
Tembung. 2.
Bagaimanakah  pengorganisasian  manajemen  supervisor  di Sekolahmadrasah  Menengah  Pertama    Kecamatan  Medan
Tembung. 3.
Bagaimanakah pelaksanaan
manajemen supervisor
di Sekolahmadrasah  Menengah  Pertama    Kecamatan  Medan
Tembung. 4.
Bagaimanakah pengawasan
manajemen supervisor
di Sekolahmadrasah  Menengah  Pertama    Kecamatan  Medan
Tembung.
C. Batasan Istilah
Dalam  rangka  menghindari  kemungkinan  terjadinya  pemahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan makna yang peneliti maksudkan,
maka  dipandang  perlu  mengemukakan  istilah-istilah  dalam    judul penelitian ini, peneliti tegaskan sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi bahasa, kata peran adalah pemain sandiwara film
utama
19
,  dalam  hal  ini  yang  di  utamakan  adalah  peran  supervisor, yaitu  pengawas  dalam  meningkatkan  manajemen  pendidikan  di
SMP se Kecamatan Medan Tembung. 2.
Supervisor ialah: pengawas utama; pengontrol utama.
20
Supervisor yang  dimaksudkan  disini  adalah  otoritas  kewenangan,  untuk
melakukan pengawasan supervisi di  sekolahmadrasah. 3.
Kualitas  adalah  tingkat  baik  buruknya  sesuatu,  kadar.
21
berorientasi  kepada  perbaikan  kualitas  input  dan  output sekolahmadrasah  dari  keadaan  sebelumnya  sehingga  menjadi
lebih  baik,  dalam  kaitan  ini  adalah  kegiatan  penataanmanajemen yang  diambil  atau  di  laksanakan  pengawas  beserta  unsur
sekolahmadrasah  lainnya  siswa,  guru  dan  pegawai  secara bersama-sama  berupaya  melaksanakan  manajemen  peningkatan
kualitas    sekolahmadrasah. 4.
Pendidikan  berarti  membimbing  atau  pertolongan  yang  diberikan dengan  sengaja  terhadap  anak  didik  oleh  orang  dewasa  agar
menjadi dewasa.
22
Dalam bahasa Arab kata pendidikan dengan kata tarbiyah,      ta
’dib,  tadris,  tadzkiyah,  dan  tadzkirah  yang  secara keseluruhan
menghimpun kegiatan
yang terdapat
dalam pendidikan yaitu membina, memelihara, mengajarkan, menyucikan
19
Lukman  Ali  et  al,  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Jakarta:  Balai  Pustaka, 2001, h. 854.
20
Lukman Ali et al,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1107.
21
Lukman Ali et al,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 603.
22
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia, 2008, h. 13
jiwa dan mengingatkan manusia terhadap hal-hal yang baik.
23
Yang dimaksud dalam hal ini adalah pengubahan sikap dan tingkah laku
siswa dari yang tidak baik menjadi baik dalam usaha menjadikan ia dewasa  melalui  upaya  proses  pendidikan,    pengajaran    dan
pelatihan.  Dalam  hal  ini,  peneliti  hanya  memfokuskan  pada sekolahmadrasah    yang  berada  di  bawah  naungan  Kantor  Dinas
Pendidikan  dan  Pengajaran  Kota  Medan  serta  yang  berada  di bawah naungan Kantor Kementerian Agama Kota Medan.
D. Tujuan Penelitian