DASAR TEORI Perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari [di DIY].

BAB II DASAR TEORI

A. Percaya Diri 1. Definisi Percaya Diri : Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungansituasi yang dihadapinya Rini, 2002. Hasan dan kawan – kawan 1981, dalam buku Kamus Istilah Psychology, mengatakan bahwa percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat. Kira - kira beberapa puluh tahun sebelumnya, seorang psikolog W.H. Miskell telah mendefinisikan arti Percaya Diri dalam bukunya yang berpengaruh, Mental Hygiene. Menurut Miskell 1939, “ Percaya Diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain, serta kondisi–kondisi yang mewarnai perasaan manusia.” Maslow 1971, mengatakan bahwa, “ Percaya Diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualisasi diri eksplorasi segala kemampuan dalam diri . Melalui percaya diri seseorang akan mampu 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurang percaya diri dapat menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding- bandingkan dirinya dengan orang lain.” Secara umum, seseorang dikatakan Percaya Diri, jika ia memiliki Iswidharmanjaya dan Agung, 2004 : a. Kemampuan. Orang yang percaya diri menyadari kemampuan yang ada pada dirinya. b. Merasa bisa melakukan karena memiliki pengalaman. Sikap percaya diri bisa timbul karena ia sanggup mengambil hikmah setelah ia mengalami pengalaman-pengalaman tertentu. Pengalaman tidak semuanya manis berhasil, tetapi ada juga yang pahit kegagalan. c. Self Esteem yang tinggi. Self esteem adalah rasa menghargai diri sendiri atau kesan seseorang mengenai dirinya sendiri yang dianggap sesuatu yang baik. Seseorang dikatakan mempunyai self esteem yang tinggi, karena ia mengetahui kelebihan dan kekurangannya sendiri serta mampu menilai dirinya sendiri bahwa ia adalah 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI orang yang bisa diandalkan. d. Kemampuan dalam beraktualisasi. Seseorang yang percaya diri akan berusaha sekeras mungkin untuk mengeksplorasi semua bakat yang ia miliki. e. Prestasi. Prestasi yang jelas akan mendukung seseorang untuk berkembang menjadi orang yang percaya diri. Semakin banyak meraih prestasi, semakin melejit pula dorongannya untuk menjadi orang yang percaya diri. f. Nggak neko-neko. Seorang yang percaya diri biasanya mampu melihat kenyataan yang ada pada dirinya, sehingga ia tidak akan berusaha menjangkau sebuah tujuan yang terlampau tinggi serta tidak sesuai dengan kapasitas kemampuan yang ia miliki. Menurut Silvan Tomkins dalam Al Bachri, 1991 ada 4 tipe perilaku merokok yang disebut dengan Management of affect theory dalam http:www.e-psikologi.comremaja050602.htm, 24206: 1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green dalam Psychological Factor in Smoking, 1978 menambahkan ada 3 sub tipe ini : 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi. b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api. 2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak. 3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green 1978 disebut sebagai Psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya. 4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang merokok http:www.e- psikologi.comremaja050602.htm, 24206 : 1. Pengaruh orang tua Salah satu temuan tentang perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga bahagia Bear Corado dalam Aktinson, Pengantar Psikologi, 1999:294. Orang yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat rokok tembakau obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua single parent. Orang akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok daripada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada wanita Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991. 2. Pengaruh teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak orang merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama orang tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-temannya tersebut dipengaruhi oleh diri orang tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara para perokok terdapat 87 mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan orang non perokok Al Bachri, 1991. 3. Faktor kepribadian. Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan termasuk rokok ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah Aktinson, 1999. 4. Pengaruh iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat orang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991. Dalam majalah WHO bertajuk : Women and Tobacco Epidemic- Challenges for the 21 st Century, rokok juga dipromosikan sebagai simbol kematangan, yang bisa menambah rasa percaya diri dan meningkatkan daya tarik seksual. Traquet 1992 dalam Wibowo, 1996 menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok, yaitu : a. Sosiokultural, meliputi penerimaan sosial, pengaruh orang tua, teman sebaya b. Personal, meliputi self image, self esteem, disposable income 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Lingkungan, meliputi promosi iklan dan penjualan rokok, pengembangan dan pemasaran produk, mudah didapat, harga terjangkau serta lingkungan bebas rokok. Aditama 1997 mengatakan bahwa faktor personal yang paling kuat adalah mencari bentuk jati diri. Menurut Mangoenprasodjo dan Hidayati 2005 faktor sosio-kultural juga turut mendongkrak jumlah wanita perokok misalnya, wanita yang merokok, dianggap lebih gaya daripada wanita yang tidak merokok. Dengan merokok, seolah-olah wanita bisa dinaikkan derajatnya ke kelas tertentu di lingkungan pergaulan. Merokok juga dianggap mampu mengendalikan berat badan serta mengurangi stress. 2. Ciri-ciri Orang Yang Percaya Diri. Selain mengartikan tentang Percaya Diri, beberapa ahli psikologi juga memaparkan beberapa ciri orang yang percaya diri. Pada tahun 1978, seorang ahli psikologi yang bernama Lauster memaparkan beberapa ciri dari orang yang percaya diri, yaitu sebagai berikut: tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, tidak membutuhkan dukungan dari orang lain secara berlebihan, bersikap optimis dan gembira. Selain itu, disebutkan bahwa orang yang percaya diri tidak perlu merisaukan diri untuk memberikan kesan yang 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyenangkan dimata orang lain dan tidak ragu pada diri sendiri. Ada lagi tambahan mengenai ciri-ciri orang yang percaya diri. Kali ini dikemukakan oleh ahli psikologi, Maslow pada tahun 1971 dalam bukunya yang berjudul The Third Forces : The Psychology of Abraham Maslow. Ia menyebut ciri-ciri orang yang percaya diri adalah orang yang memiliki “ kemerdekaan psikologis ”, yaitu kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga berdasarkan keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang produktif. Oleh karena itu, biasanya orang percaya diri menyukai pengalaman baru, suka menghadapi tantangan, pekerjaan yang efektif, dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan tuntas. Selain itu, Rini 2002 juga menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik orang percaya diri yang proporsional. Karakteristik- karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: • Percaya akan kompetensikemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain • Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok • Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI • Punya pengendalian diri yang baik tidak moody dan emosinya stabil • Memiliki internal locus of control memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantungmengharapkan bantuan orang lain • Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya • Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Rini 2002, dalam http:www.e- psikologi.comdewasa161002.htm 260107 juga mengatakan bahwa rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. B. Rokok Dalam Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 disebutkan bahwa rokok adalah olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Nikotin adalah bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana tabacum, adiktif yang mengakibatkan ketergantungan. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik yang bersifat karsinogenetik. Menurut Puguh Irawan, seorang peneliti bidang sosial dan ekonomi Badan Pusat Statistik BPS, menyampaikan dalam seminar Rokok dan Kemiskinan 2004, bahwa prevalensi merokok di Indonesia paling tinggi diantara penduduk laki-laki berusia 15 tahun ke atas dan lebih banyak ditemukan di pedesaan dari pada perkotaan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa yang paling banyak merokok adalah kelompok masyarakat miskin. Seorang perokok, setiap kali menghisap rokok, sama saja dengan memasukkan aneka rupa racun ke dalam tubuhnya. Tidak mengherankan jika banyak orang meninggal karena terlalu banyak merokok. Di seluruh dunia, tahun 2003 saja puluhan juta orang meninggal karena kecanduan nikotin. Sayang sekali banyak orang yang terus ngotot tidak mau berhenti merokok. Ketertarikan awal orang untuk merokok umumnya muncul saat usia remaja, 15-19 tahun atau sewaktu duduk di bangku SMA. Sebagian perokok tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka memerlukan rokok dengan berbagai alasan, dari soal diterima oleh lingkungan pergaulannya sampai merasa tidak “gagah dan modern” tanpa rokok http:bz.blogfam.combzfitpria_dan_rokok, 15102006. Mereka 17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak menyadari bahwa nikotin yang diisap akan larut dalam darah sampai ke otak. Nikotin menggelitik otak sehingga otak mengeluarkan zat kimia yang membuat perasaan menjadi nikmat. Sayangnya rasa nyaman dan nikmat itu tidak bertahan lama. Begitu rokok yang diisap habis, rasa nyaman itu hilang sehingga mulut rasanya menjadi tidak enak lagi. Begitu seterusnya menjadikan perokok sulit untuk menghentikan kebiasaanya, merokok dan terus merokok sampai tua. Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, asap rokok juga bisa menimbulkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan asma. Karena itu, orang yang gemar merokok sangat mudah terserang penyakit darah tinggi dan jantung. Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok juga mempunyai resiko terkena penyakit kanker dan jantung daripada mereka yang memiliki pasangan bukan perokok. Rokok punya peran yang sangat besar dalam membuat kulit wajah para wanita perokok menjadi pucat keclokatan dan mengeriput. Bibir yang tadinya tampak cerah, secara komulatif perlahan-lahan menjadi ungu kehitaman. Rokok merupakan musuh terbesar untuk keremajaan kulit, dan asap rokok juga punya andil untuk terjadinya proses penuaan. Nikotin yang terdapat dalam rokok akan mengikat vitamin C yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan serabut kolagen untuk kelenturan kulit. 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain merusak kulit wajah dan bibir, rokok juga membuat efek buruk terhadap gigi. Awalnya gigi menjadi berwarna kuning, lama-lama berubah menjadi kecoklatan dan menghitam. Filter dari batang rokok yang menyelip di kedua jemari saat merokok, juga bisa mengubah warna kuku menjadi semakin menghitam. Aspek psikologis oleh sementara kalangan, rokok dianggap sebagai sarana pergaulan di dalam masyarakat. Juga dianggap bisa meningkatkan ‘gaya’ dan penampilan diri, sehingga meningkatkan kepercayaan diri. Dianggap sebagai pelarian bagi orang yang sering gugup dan kurang percaya diri. Sebagai teman saat belajar atau bekerja, atau untuk menimbulkan inspirasi dan lain-lain http:www.sammaditthi.orgSd4silavsaids.asp, 15102006. Bila perokok menghentikan kebiasaannya, tubuhnya tidak lagi mendapat suplai nikotin maka timbullah perasaan gelisah, lemas, mudah tersinggung layaknya pecandu morfin. Selain itu dikatakan dalam http:portal.djmbp.esdm.go.idmodulesnewsindex.php? 15102006. Act=detailsub=news minerbapabumnews id=1207, “Sifat adiktif tembakau menyebabkan orang tergantung pada rokok dan jika dihentikan akan menimbulkan berbagai keluhan, seperti sulit mengkonsentrasikan pikiran dan kurang percaya diri. 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hipotesis : Ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari. 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III` METODOLOGI PENELITIAN