Contoh penerapan algoritma Dijkstra ke suatu graf seperti pada gambar berikut ini:
Jawab : 1. L
1
=0, ~L
2
=8, ~L
3
=5, ~L
4
=7 PL={1}, TL={2.3.4} 2. L
3
=min {~L
2
,~L
3
,~L
4
}=5, k=3 PL={1,3}, TL={2,4} 3. ~L
2
=min {8, L
3
+l
32
}=min {8, 5+1}=6 ~L
4
=min {7, L
3
+l
34
}=min {7, ∞}=7 2. L
2
= min {~L
2
,~L
4
}=6, k=2 PL={1,2,3}, TL={4} 3. ~L
4
=min {7, L
2
+l
24
}= min {7, 6+2}=7 2. L
4
= 7, k=4 PL={1,2,3,4}, TL={ } Sehingga lintasan terpendek yang dihasilkan masing-masing :
L
2
=6, L
3
=5, L
4
=7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
PERANCANGAN PENELITIAN
Dalam bab III ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Pembahasan meliputi :
a. Proses kerja dan mekanisme sistem parkir mobil
b. Perancangan mekanik sistem parkir mobil
c. Perancangan perangkat keras hardware
d. Perancangan perangkat lunak software
3.1. Proses Kerja dan Mekanisme Sistem Parkir Mobil
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Sistem parkir mobil dirancang untuk mendeteksi tempat parkir yang terdekat dari
pintu masuk kendaraan dan juga mendeteksi jumlah pakir yang tersedia disetiap blok nya. Proses awal sistem dimulai dari client atau mobil yang akan masuk ke area parkir mobil
yang akan mengambil tiket masuk kendaraan melalui PC dengan menekan tombol perintah “cek kondisi” pada aplikasi Visual Basic, setelah itu perintah tersebut akan dikirim ke
mikrokontroler melalui USB to TTL converter setelah perintah diterima maka mikrokontroler mendeteksi sensor untuk mendeteksi keberadaan letak parkir yang masih
kosong dan tersedia setelah karakter dari sensor diolah dan dideteksi oleh mikrokontroler maka karakter dikirim kembali ke PC melalui USB to TTL converter untuk ditampilkan
pada GUI Visual Basic, sehingga client dapat menerima informasi mengenai informasi letak parkir yang terdekat dan tersedia. Seperti ditunjukan pada gambar 3.1 yang
merupakan diagram blok sistem.
3.2. Perancangan Mekanik Sistem Parkir Mobil
Pada perancangan mekanik dari sistem parkir, antara lain mendesain prototype sistem parkir, perancangan design tempat parkir, penggunaan dasar untuk pembuatan
prototype yaitu akrilik setebal 3mm. Dan dimensi prototype menggunakan ukuran sebesar
70cm x 35cm. Desain prototype ini menggunakan Software Corel Draw.
Gambar 3.2. Rancangan Prototype Sistem Parkir dalam 3 dimensi Keterangan Gambar:
1. Pintu masuk kendaran
2. Pintu keluar kendaraan
3. Sensor LDR
4. Tempat peletakan rangkaian pengontrol dan komparator terletak didalam box
akrilik 5.
Tempat parkir kendaraan 6.
Jack Male 7.
Saklar
Gambar 3.3. Perancangan Design Parkir Mobil Tampak Atas
Perancangan design parkir mobil ini dapat menampung sejumlah 20 buah mobil yang dibagi dalam 5 blok antara lain, blok PA PB PC PD dan blok PE, dimana setiap blok
parkir dapat menampung 4 buah kendaraan atau terdapat 4 row . Jarak tiap slot parkir adalah 0.3cm. Pada gambar 3.3 diatas dapat terlihat juga jalur yang akan dilewati oleh
mobil supaya bisa dilakukan optimasi.
3.3. Perancangan Perangkat Keras
Ada beberapa bagian utama dalam perancangan subsistem perangkat keras prototype
sistem parkir mobil, yaitu : a.
Minimum system ATmega32 dan Regulator Tegangan IC 7805 b.
Sensor Light Dependent Resistor LDR c.
Komparator IC LM324 d.
Optimasi dengan Algoritma Dijkstra PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.1. Minimum System ATmega32 dan Regulator Tegangan 7805
Rangkaian minimum system berfungsi sebagai IO untuk mengontrol atau mengendalikan sensor LDR yang telah diprogram dalam mikrokontroler ATmega32 pada
blok parkir mobil. Mikrokontroler membutuhkan minimum system yang terdiri dari
rangkaian eksternal yaitu, rangkaian osilator, rangkaian reset. Untuk rangkaian osilator digunakan crystal dengan frekuensi sebesar 11,0592 MHz
dan menggunakan kapasitor 22 pf pada pin XTAL1 dan XTAL2 di mikrokontroler. Rangkaian osilator ini berfungsi sebagai sumber clock bagi mikrokontroler. Pemberian
kapasitor bertujuan untuk memperbaiki kestabilan frekuensi yang diberikan oleh osilator eksternal. Gambar 3.4 menunjukkan rangkaian osilator.
Pada pembuatan tugas akhir ini, regulator digunakan sebagai pemberi daya pada minimum system ATmega32, komparator, dan sensor LDR dan arus yang digunakan
sebesar 1,5 mA dan keluaran tegangannya sebesar 5 Volt, maka menggunakan Regulator 7805 sesuai dengan karakteristiknya.
Gambar 3.4. Rangkaian Osilator ATmega32 [6] Perancangan rangkaian reset bertujuan untuk memaksa proses kerja pada
mikrokontroler dapat diulang dari awal. Saat tombol reset ditekan maka mikrokontroler mendapat input logika rendah, sehingga akan me-reset seluruh proses yang sedang
dilakukan mikrokontroler. Gambar 3.5 adalah rangkaian reset untuk ATmega32. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.5. Rangkaian Reset ATmega32[64] Pada gambar 3.6
terdapat resistor yang memiliki resistansi sebesar 4,7 KΩ yang difungsikan sebagai pull-up. Resistor pull-up eksternal dapat digunakan untuk menjaga
agar pin RESET tidak berlogika 0 secara tidak disengaja. Kapasitor 10nF digunakan untuk menghilangkan noise yang disusun seri dengan resistor. Rangkaian reset minimum system
ATmega32 merupakan gabungan dari rangkaian push-button dan low-pass filter
. Gambar 3.6. Rangkaian Minimum System ATmega32 dan Regulator Tegangan 7805
3.3.2. Sensor Light Dependent Resistor
Sensor LDR digunakan untuk mendeteksi ketersediaan parkir mobil yang diletakan pada bagian permukaan disetiap blok parkir. Cara kerjanya yaitu jika sensor LDR terhalang
oleh mobil, maka lampu led yang terdapat pada komparator akan menyala yang berarti bahwa tempat parkir tersebut telah terisi, namun jika sensor tidak terhalang maka lampu
led pada komparator akan mati maka tempat parkir tersebut masih kosong. Pada bagian sensor LDR ini menggunakan rangkaian pembagi tegangan untuk mengetahui nilai Vout,
dan dari nilai Vout itu digunakan untuk mengetahui kondisi highlow pada saat sensor menerima cahaya atau tidak menerima cahaya. dan dapat diketahui dengan persamaan
pembagi tegangan berikut: �� = ���.
� �+ ��
3.1
Resistor yang akan digunakan adalah sebesar 10K Ω, saat sensor LDR ditutup atau
berada ditempat gelap maka besar nilai R pada LDR a dalah sebesar 10MΩ maka didapat
Vout sebesar: �� = 5.
10000 10000 +10
Ω
=4.995 x 10
-3
Volt Dari hasil vout bisa diketahui bahwa pada saat tegangan keluaran sebesar 5 x 10
-7
Volt maka kondisi sensor adalah low atau mati. Tetapi pada saat sensor dibuka atau menerima cahaya, besar nilar R pada LDR sebesar 150
٠maka didapat Vout sebesar: �� = 5.
10000 10000 +150
Ω
=4.92 Volt Dari hasil vout bisa diketahui bahwa pada saat tegangan keluaran sebesar 2 volt
maka kondisi sensor adalah high atau menyala dan rangkaian Sensor LDR dengan pembagi tegangan ditunjukan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Rangkaian Sensor Light Dependent Resistor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI