Untuk LCD pengujian yang dilakukan adalah melihat karakter yang ditampilkan sesuai dengan perintah dari program arduino atau tidak. Pada pengujian ini juga terlihat
apakah terdapat tambahan karakter atau perpindahan posisi yang tidak sesuai dengan perintah arduino. Pengujian dilakuan sebelum tombol start dan setelah tombol start di
tekan dengan perintah seperti gambar 4.9. Saat start program akan memunculkan tulisan “Sistem” pada kolom 0 mulai baris 5 dan Smart greenhouse pada kolom 1 mulai baris 0
serta jam dan menit pada kolom 3 mulai baris 0. Sementara saat stop atau sebelum start ditekan LCD
akan menampilkan “Tekan Tombol” pada kolom 1 mulai baris 2 dan “Start” pada kolom 2 mulai baris 5. Pada gambar 4.10 terlihat bahwa LCD berhasil menampilkan
karakter sesuai dengan perintah tanpa tambahan karakter atau kesalahan posisi. Dari pengujian ini LCD sudah dapat menampilkan karakter sesuai dengan list program yang
diberikan
Gambar 4. 9 List Proram penampil LCD saat start a dan sebelum start b
Gambar 4. 10 Hasil tampilan LCD sebelum start dan sesudah start
4.2.3 Pengujian Push button
Dalam sistem smart greenhouse ini penggunaan push button berfungsi sebagai tombol untuk menjalankan sistem serta memberikan informasi lewat LCD saat tombol
ditekan. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan LCD untuk mengetahui apakah tombol- tombol tersebut sudah dapat bekerja dengan baik. Pada gambar 4.11, 4.12 dan 4.13 dapat
dilihat hasil dari uji coba tombol. Dari pengujian tersebut semua tombol dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perintah masing-masing.
Gambar 4. 11 Saat tombol StartStop ditekan
Gambar 4. 12 Saat tombol status input sensor dan status output sensor ditekan
Gambar 4. 13 Saat tombol data yang terkirim dan tombol restart ditekan
4.2.4 Pengujian Sensor
Terdapa 2 sensor utama pada greenhouse ini yaitu SHT 11 dan YL-69. Pengujian yang dilakukan untuk sensor adalah melihat perubahan yang terjadi saat kondisi real time
serta perbandingan dengan alat ukur yaitu untuk sensor SHT-11, sementara untuk YL-69 dilakukan uji coba langsung untuk level kelembaban tanah.
Gambar 4. 14 Perbandingan nilai sensor SHT 11 dan alat ukur HTC-2
Tabel 4. 4 Perbandingan nilai suhu udara dengan alat ukur
Tabel 4. 5 Perbandingan nilai kelembaban udara dengan alat ukur
Pada sensor SHT 11 dapat dilihat pada gambar 4.14 bahwa nilai pengukuran sensor berbeda dikarenakan terdapat error pada masing-masing sistem baik pada SHT 11
maupun pada YL-69. Terlihat pada tabel 4.14 dan 4.15 nilai error masing-masing pengukuran. Pada suhu nilai rata
–rata error adalah 1,2 C sementara untuk kelembaban
udara nilai rata-rata rrror adalah 3,8 . Nilai error tersebut melewati nilai error pada data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sheet yaitu sekitar 0,4 C untuk suhu udara dan 3 untuk kelembaban udara. Perbedaan
nilai cukup jauh karena alat ukur HTC-2 pada spesifikasinya juga mempunyai error yaitu 1
C untuk suhu udara dan 5 untuk kelembaban udara, sehingga perbedaan nilai cukup besar.
Gambar 4. 15 Gambar sampel dalam pengujian karakteristik sensor Tabel 4. 6 Uji coba kadar air pada setiap level sensor
Pengujian sensor YL-69 dilakukan tanpa menggunakan alat ukur. Range pada sistem init adalah 0 sampai dengan 10. Dilakukan dengan menggunakan 3 sampel dengan
volume tanah dan kondisi pembacaan awal sensor yang sama. Pembacaan awal sensor pada masing-masing sampel adalah 1 seperti pada gambar 4.15. Percobaan ini dilakukan
dengan waktu sekitar 9 menit, ini dimaksudkan agar air dapat meresap dengan baik dulu kedalam tanah. Takaran air menggunakan sendok makan. Pada sampel A diberikan 3
sendok makan, lalu pada pembacaan sensor stabil pada nilai 2 dan 3. Pada sampel B diberikan 4 sendok makan, pembacaan sensor stabil pada nilai 5. Kemudian pada sampel C
diberikan 6 sendok makan air, pembacaan sensor stabil pada nilai 6-7. Grafik karakteristik dari sensor YL-69 dapat dilihat pada lampiran
4.3 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan