Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi E-Paspor Terhadap Pelayanan Publik Tentang Keimigrasian Di Kota Bandung (Studi Kasus: Pembuatan Paspor Melalui Sistem Informasi e-paspor Pada Bulan Mei 2009 â April 2010)
vi
Information System Through the e-passport in May 2009 Month - April 2010)
The use of the information system was meant so that the service could become faster, but not all the communities knew the existence of the information system e-passport this. The community that was or will make the passport could use the information system e-passport.
The aim of this research was to know the information system e-passport, the public's service as well as the influence of the information system e-passport towards the public's service about immigration in the Bandung City.
The method that was used in this research was the descriptive method by using the quantitative approach. The researcher took the population in this research totalling 312 people. After using the formula slovin for the determination of the sample then the researcher got the sample totalling 76 respondents that is the user's community of the information system epassport in May 2009 Month -April 2010 in the Bandung city.
The use of the Information System e-passport of 2964 could be it was said good, meaning that the use of the Information System e-passport could help the community in the production pre the passport request. The Public service about Immigration in the Bandung City of 6247, including in the category not all that, meaning that the public's service about immigration in the Bandung City was more unsatisfactory to the community.
Results of the validity test from 76 item the statement that among them item the statement about the Use of the Information system e-passport (the X Variable) and the Public Service about immigration in the Bandung City with the value r kritis 0,22 and all item the statement > 0,22 got valid results.
Was based on results of the calculation of statistics was received by the value of the correlation coefficient rank spearman of 0,528 meaning that Information System relations e-passport with the public's service about immigration including in the category was. According to the calculation of the distribution t then the significant level =0.05 (5%) and dk=76-2=74. Then ttabel = 1,995, so thitung 5,39 > ttabel 1,995. meaning that is gotten by the influence of the Information System e-passport towards the public's service about immigration in the Bandung City. The influence size of the use of the Information System e-passport towards the public's service about immigration in the Bandung City of 29%, meaning that the use of the Information System e-passport his influence was small towards the public's service about immigration in the Bandung City.
(2)
v ABSTRAK
Pengaruh Penggunaan Sistem Informasie-pasporterhadap Pelayanan Publik tentang Keimigrasian di Kota Bandung.
(Studi Kasus: Pembuatan Paspor Melalui Sistem Informasie-paspor Pada Bulan Mei 2009 – April 2010)
Penggunaan sistem informasi dimaksudkan agar pelayanan bisa menjadi lebih cepat, akan tetapi tidak semua masyarakat mengetahui adanya sistem informasi e-paspor tersebut. Masyarakat yang sedang ataupun akan membuat paspor, dapat menggunakan sistem informasi e-paspor tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem informasi e-paspor, pelayanan publik serta pengaruh sistem informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti mengambil populasi dalam penelitian ini sebanyak 312 orang. Setelah menggunakan rumus slovin untuk penentuan sampel maka peneliti mendapatkan sampel sebanyak 76 orang responden yaitu masyarakat pengguna sistem informasie-paspor pada Bulan Mei 2009 – April 2010 di Kota Bandung.
Penggunaan Sistem Informasie-pasporsebesar 2964 dapat dikatakan baik, artinya penggunaan Sistem Informasi e-paspor dapat membantu masyarakat dalam pembuatan pra permohonan paspor. Pelayanan Publik tentang Keimigrasian di Kota Bandung sebesar 6247, termasuk pada kategori kurang, artinya pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung kurang memuaskan kepada masyarakat.
Hasil uji validitas dari 76 item pernyataan yang diantaranya item pernyataan tentang Penggunaan sistem Informasi e-paspor (Variabel X) dan Pelayanan Publik tentang keimigrasian di Kota Bandung dengan nilai r kritis 0.22 dan semua item pernyataan > 0.22 mendapatkan hasil yang valid.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0.528 artinya hubungan Sistem Informasi e-paspordengan pelayanan publik tentang keimigrasian termasuk dalam kategori sedang. Menurut perhitungan distribusi t maka taraf signifikanα=0.05 (5%) dan dk=76-2=74. Maka ttabel = 1.995, jadi thitung 5.39 > ttabel 1.995. artinya terdapat pengaruh Sistem Informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung. Besarnya pengaruh penggunaan Sistem Informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung sebesar 29%, artinya penggunaan Sistem Informasi e-paspor pengaruhnya kecil terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung.
(3)
141
Kepada Yth,
Para pengguna Sistem Informasie-paspor
Dengan Hormat,
Berkenaan dengan penelitian yang saya lakukan untuk penyusunan skripsi sebagai Ujian Sarjana Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Komputer Indonesia, maka saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari untuk mengisi angket yang saya ajukan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh Sistem Informasi e-paspor terhadap Pelayanan Publik tentang Keimigrasiaan di Kota Bandung.
Jawaban yang anda berikan akan sangat berarti dan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi saya, serta apapun jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi kredibilitas anda sebagai masyarakat pengguna sistem informasie-paspor.
Atas perhatian dan bantuan anda, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya,
(4)
142
ANGKET
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan seksama, kemudian berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang tersedia bagi setiap pertanyaan yang menurut bapak / ibu rasa paling tepat.
b. Altenatif jawaban yang tersedia terdiri dari : SS = Sangat Setuju
S = Setuju R = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
2. Profil Responden
Usia : ....s.d 30 31 s.d 35
36 s.d 40 41 s.d 45
46 s.d 50 50 s.d...tahun
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Status : Blm. Menikah Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTA
Akademi / sarjana Muda Universitas / sarjana Pasca Sarjana
(5)
No Pernyataan Jawaban
Variabel X X1:Hardware SS S KS TS STS
S/istem informasi
e-paspor
1. Penyediaan fasilitas komputer bagi masyarakat untuk mengakses sistem informasie-paspor
2. Kantor imigrasi menyediakan printer untuk pengguna sistem informasie-paspor.
X2:Software
1. Program e-paspor ditujukan untuk membuat permohonan pembuatan paspor.
2. Kesederhanaan tampilan sistem informasi e-paspor.
X3: Prosedur
1. Tersedianya aturan-aturan dalam menggunakan sitem informasie-paspor. 2. Putunjuk untuk mengakses sistem informasi
e-paspormemudahkan pengecekan. X4: Pengguna
1. Pembuat sistem informasi e-paspor adalah orang yang ahli dibidangnya.
2. Pemprosesan data pembuatan pra permohonan melaui sistem informasi e-paspordilakukan secara akurat.
X5: Data Base
1. Pemasukan data para pembuatan paspor kedalam sistem informasie-paspor.
2. Penggunaan username pada tampilan sistem informasi..
3. Jaringan sistem informasie-paspordapat diakses secara online.
(6)
144
Variabel Y Y1: Sistem Pelayanan
Pelayanan Publik tentang
Keimigrasian
1. Memberikan pelayanan yang maksimal sesuai kewajiban yang berlaku
2. Standarisasi sistem pelayanan
3. Pemberian ganti rugi apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
4. Jaminan yang diberikan apabila masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang baik. 5. Pemberian pelayanan yang baik kepada
masyarakat
6. Penindak lanjutan keluhan dari masyarakat 7. Pengawasan kegiatan pelayanan oleh
pejabat pemerintah yang berwenang.
8. Kebebasan masysarakat dalam memilih sistem pelayanan.
9. Pemilihan pegawai untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
10. Penyediaan sarana informasi bagi msyarakat
11. Para pegawai bersaing memberikan pelayanan
12. Tolak ukur pemberi pelayanan dalam menyelenggarakan pelayanan umum.
13. Kerjasama antara Kantor Imigrasi Kelas I bandung dengan pihak swasta
14. Sistem penggajian berdasarkan prestasi dalam pelayanan.
15. Diadakannya sitem kerja kontrak bagi pegawai
16. Perhatian pegawai kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan
Y2:Kultur Pelayanan
1. Professionalisme pegawai dalam memberikan pelayanan
2. Kerjasama para pegawai dalam memberikan pelayanan
3. Kesejahteraan pegawai kantor Imigrasi 4. Keseimbangan antara pemberi pelayanan
dan masyarakat
5. Pemberian pelayana kepada masyarakat dengan selaras
(7)
Y3:Sumber Daya Manusia
1. Mempekerjakan pegawai yang ahli dibidang pelayanan.
2. Penseleksian atau pemilihan pegawai sesuai dengan keahlian di bidangnya.
3. Mengadakan pelatihan kepada para pegawai dalam hal pelayanan publik
4. Penggunaan Sumber daya manusia yang tepat dalam pelayanan kepada masyarakat.
(8)
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi 2.1.1. Definisi Sistem
Sistem dalam suatu institusi pemerintahan sangatlah penting, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Suatu sistem dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Terdapat berbagai pendapat yang mendefinisikan definisi sistem ,seperti dibawah ini : Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.(Jogiyanto,2005,1).
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sistem bekerja dalam suatu jaringan kerja dari suatu prosedur nyang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesainkan tujuan dan sasaran yang dimaksud. Definisi sistem juga dapat dijelaskan oleh Jogiyanto dalam bukunya Analisia dan Desain sistem informasi, menerangkan:“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.(Jogiyanto, 2005,2).
Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang berinteraksi satu sama lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai cara yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara pandang dan lingkup sistem yang dituju. Secara umum sistem informasi di definisikan sebagai berikut:
(9)
“Sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan denagn cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. (Sutana, 2003:4)
Sistem juga diartikan sebagai sekumpulan elemen yang bekerja sama dalam suatu kesatuan untuk melaksankan suatu fungsi yang berguna. Dalam bukunya Jogiyanto sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Definisi sistem menurut Abdul Kadir adalah: ”sekelompok elemen-elemen yang saling terintegrasi dengan maksud dan tujuan yang sama untuk melaksanakan sasaran yang telah ditentukan”. (Kadir: 1997:13)
Penjelasan sistem informsasi menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupkan sekelompok elemen yang saling berhubungan dengan suatu maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun model umum suatu sistem adalah terdiri dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output), sebagaimana ditujukan oleh gambar dibawah ini:
Gambar 2.1
Model umum suatu sistem
(Sutanta, 2003:7)
Model umum sebuah sistem ini sudah merupakan sebuah sistem yang sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan menghasilkan keluaran yang dilakukan dalam suatu proses. Suatu sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang meliputi subsistem-subsistem lainnya. Suatu sistem dalam teorinya dapat dibedakan oleh jenis-jenis sistem. Menurut Gordon B. Davis
Masukan (input)
Proses (process)
Keluaran (output)
(10)
30
dalam buku Sistem informasi Manajemen terdapat beberapa jenis-jenis sistem, sebagai berikut:
1. Sistem abstrak dan sistem fisik; Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan yang satu sama lain berada dalam ketergantungan. Sedangkan sistem fisik merupakan suatu perangkat yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan.
2. Sistem deterministic dan sistem probabilistic; sistem deterministik adalah sistem yang dalam operasinya dapat menentukan hasilnya secara pasti sedangkan probabilistic adalah sistem yang dalam operasinya tak dapat diduga hasilnya secara pasti.
3. Sistem tertutup dan sistem terbuka; sistem tertutup merupakan suatu sistem dimana tidak terjadi pertukaranbahan, informasi dengan lingkungan, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dengan lingkungan. (dalam Effendy, 1996:58).
Penjelasan di atas dapat diartikan dalam bahwa terdapat berbagai macam jenis sistem sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Seperti dalam sebuah organisasi dan dalm proses informasi terdapat sistem-sistem yang secara relatif terisolasikan dari lingkungan. Sebuah sistem dalam suatu organisasi dapat berjalan secara baik apabila suatu masukan dapat diproses menjadi keluaran yang berguna bagi yang membutuhkan.
2.1.2. Definisi Informasi
Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan Data itu sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu .dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan. Pengertian informasi dalam bukunya Sutanta yang berjudul Sistem informasi Manajemen informasi diartikan sebagai berikut:
(11)
“Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saaat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.” (Sutana, 2003:10)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa informasi diperoleh didapatkan dengan adanya data yang akan diolah dan unit pengolahan data tersebut. Informasi yang telah melalui dalam pengolahan data mempunyai kegunaan yang dapat dirasakan dalam suatu kegiatan pada masa akan datang atau sekarang. Definisi informasi menurut Jogiyanto dalam buku dapat diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. (Jogiyanto,2005; 8).
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sekumpulan data yang telah diolah menjadi suatu informasi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi yang menerimanya. Menurut McFadden dalam bukunya Abdul Kadir menjelaskan informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut” (dalam Kadir, 2003:31)
Penjelasan dapat disimpukan bahwa informasi sebuah data yang diterima oleh seseorang ataupun kelompok yang berguna bagi masa sekarang atau masa yang akan datang. Informasi merupakan suatu data yang masih bahan mentah apabila tidak diolah atau diproses. Data akan menjadi berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila melalui suatu model. Model yang digunakan untuk pengolahan data agar menjadi suatu informasi bisa disebut siklus pengolahan data seperti berikut ini:
(12)
32
Gambar 2.2 Siklus Informasi
(Sutanta,2008:10)
Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukakan melalui elemen input kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output (keluaran) dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terjadi informasi tersebut dan hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input kembali.
2.1.3. Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional. Perkembangan ini juga telah
Input Proses Output
Output Umpan Balik
(13)
menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Definisi sistem informasi dalam bukunya Abdul Kadir yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi,yaitu: “sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”. (Kadir, 2003:11)
Penjelasan di atas menerangkan bahwa sistem informasi dapat mempermudah perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditargetkan dengan mengkoordinasikan manusia dan komputer sebagai sumber daya untuk mengubah masukan menjadi pengeluaran yang diinginkan. Sistem informasi juga dapat memudahkan pekerjaan disuatu perusahaan-perusahaan.
(14)
34
Penggunaan sistem informasi ataupun teknologi informasi dalah suatu institusi pemerintahan ditujukan agar suatu institusi pemerintahan dapat berjalan efektif dan efisien. Aplikasi sistem informasi dapat memberikan kemudahan kepada kepada masyaraka dan aparatur itu sendiri. Kriterian dari sistem informasi antara lain fleksibel, efektif, dan efisien.
Pernyataan di atas dapat disimpulkann bahwa suatu sistem informasi merupakan suatu perangkat kerja yang dapat bekerja untuk memproses suatu masukan ataupun data, kemudian data yang telah diproses tersebut akan diproses dan menjadi suatu keluaran yang berguna utuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun pendapat mengenai sistem informasi, dalam bukunya Al-Bahra Bin Ladjamudin sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.
b. Sekumpulan prosedur yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi,mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi di suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
(Ladjamudin, 2005:13-14)
Pernyataan tersebut disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem, sekumpulan prosedur yang dibuat oleh manusia dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang bersifat informasi. Definisi sistem informasi juga dapat dijelaskan sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian , mendukung operasi ,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan’. (Jogiyanto,2005;11)
(15)
Penjelasan di atas menyebutkan bahwa Sistem informasi adalah aplikasi untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan.
2.1.4 Komponen sistem informasi
Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi. Komponen-komponen sistem informasi tersebut adalah Hardware, software, prosedur, pengguna dan data base. Secara rinci komponen- komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti monitor dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data
c. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembamasyarakatn keluaran yang dikendaki. d. Pengguna: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Data Base: merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan data lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untukl memanipulsinya, diantaranya; data, user dan sistem.
(Kadir, 2003:70)
Sistem informasi akan berjalan baik jika sistem informasi itu telah memiliki 5 (lima) komponen di atas diantaranyahardwaredansoftware, prosedur, pengguna dan data base. Hardware atau perangkat keras terdiri dari computer dan
(16)
36
printer. Dalam suatu komputer terdapat unit-unit yang bertujuan untuk memproses sesuatu ataupun data yang maysarakat inginkan.
Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam suatu sinstem informasi, apabila salah satu komponen tidak ada maka sistem informasi tidak akan berjalan. Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi atau sektor pemerintahan dapat meningkatkan kinerja dalam pelayanan publik agar suatu pelayanan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam prakteknya, tidak semua sistem informasi mencakup semua komponen yang telah disebutkan si atas.
2.1.5 Jenis-Jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Terdapat beberapa cara untuk mengelompokan sistem sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai antara lain didasarkan pada:
a. Level organisasi b. Area fungsional
c. Dukungan yang diberikan, dan d. Arsitektur sistem informasi. (Kadir, 2003:94)
Berdasarkan ketiga pengklasifikasian tersebut sistem informasi dibagi lagi menjadi beberapa bagian, ini dimaksudkan agar jenis sistem informasi lebih jelas. Menurut level organisasi sistem informasi dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu, sistem informsi departemen, sistem informasi perusahaan dan sistem informasi antarorganisasi. Sistem informasi organisasi adalah sistem informasi yang hanya digunakan pada level organisasi saja, misalnya salah satu aplikasi digunakan untuk memantau pegawai.
(17)
Jenis sistem informasi yang kedua adalah sistem informasi area fungsional, adalah sistem informasi yang ditujukan untuk memberikan informasinbagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan. Sedangkan sistem informasi berdasarkan dukungan yaitu berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada semua areal fungsional.
Sistem informasi terkadang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas pada level manajemen. Berdasarkan hal ini terdapat pengelompokan sebagai berikut: sistem informasi pengetahuan, sistem informasi operasional, sistem informasi manajerial dan sistem informs strategis. (dalam Kadir, 2003:131)
2.2 Pelayanan Publik 2.2.1 Definisi Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa definisi tentangPelayanan, diantaranya :
“Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat (Moenir, 2000; 17).”
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang merupakan suatu proses yang diberikan kepada masayarakat untuk menghasilkan suatu keluaran atau tujuan yang bermanfaat. Menurut Poerwadarminto, pelayanan secara epistimologi dapat di artikan sebagai berikut :
(18)
38
“ Berasal dari kata “layan” yang berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang , kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai , perihal atau cara melayani service atau jasa , sehubungan dengan jual – beli barang atau jasa”(Poerwadarminto, 1995:571).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan pelayanan adalah perihal atau cara melayani servis atau jasa , sehubungan dengan jual – beli barang atau jasa. Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam Sampara Lukman bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik (Kotler dalam Lukman, 2000:8)
Penjelasan mengenai pengertian pelayanan diatas merupakan suatu atau setiap kegiatan dalam suatu organisasi ataupun sekelompok orang yang diberikan kepasa kesatuan dalam artian masyarakat untuk memberikan kepuasan terhadap sesuatu yang diberikan.
2.2.2 Definisi Publik
Berbicara tentang publik maka setidaknya akan diperhadapkan dengan istilah ruang dan waktu karena terdapat aktivitas manusia. Terdapat beberapa macam definisi mengenai publik diantaranya:
“Publik adalah sejumlah orang yang bersatu dalam satu ikatan dan mempunyai pendirian sama terhadap suatu permasalahan sosial ada juga yang menyebutkan bahwa Publik adalah sekelompok orang yang dihadapkan pada suatu permasalahan,berbagi pendapat mengenai cara pemecahan persoalan tersebut, terlibat dalam diskusi mengenai persoalan itu. (http://infosekitar.wordpress.com/2008/12/02/definisi-publik/)”
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa publik adalah sekelompok individu dalam jumlah besar ataupun kecil yang mempunyai kepentingan masing-masing secara sosiologis. Oleh karena itu, di uraikan istilah
(19)
publik menurut Sinambela bahwa istilah publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu publicyang berarti umum, masyarakat, negara (Sinambela, 2006:5). Istilah publik jelas dikatakan oleh Sinambela bahwa publik berarti umum, dapat dikatakan juga masyarakat dan Negara. Penjelasan tersebut juga dapat diakatakan bahwa publik dapat disebut juga sebagai masayarakat yang mempunyai kebutuhan dan saling ketergantungan satu sama lain.
2.2.3 Definisi Pelayanan Publik
Pelayanan pada dasarnya ditunjukan untuk memenuhi mutu dan kualitas dalam hal pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dalam bidang pelayanan publik. Pemerintah dalam bidang layanan publik mempunyai peran yang sangat berpengaruh sekali untuk seluruh masyarakat. Pelayanan yang diberikan pemerintah semakin terasa dengan adanya kesadaran antara masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Sadu Wasistiono mendefinisikan pelayanan publik sebagai berikut:
“Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pelayanan guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat”. (Wasistiono, 2001:51-52).
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah pemberian jasa oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swata kepada masyarakat. Pemerintahan pada hakekatnya adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah dalam hal pelayanan tidaklah untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan
(20)
40
kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Pendapat lain mengenai definisi pelayanan publik dikemukakan oleh Moenir:
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. (Moenir, 1995:26).
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur tertentu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan haknya. Menurut Istianto dalam bukunya Manajemen Pemerintahan dalam Persfektif pelayanan publik,mengungkapkan bahwa :
“Secara umum penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik mencakup lingkungan pelaksanaan yang luas dan kompleks, rumit serta dalam prosesnya mengandung kegiatan yang saling berkaitan dengan kegiatan atau tugas dan fungsi antara unit atau instansi yang satu dengan yang lainnya (Istianto, 2009:128)”.
Berdasarkan penjelasan di atas, kegiatan pelayanan publik dilakukan secara luas dan kompleks. Suau pelayanan dikerjakan di dalm suatu proses yang saling berkaitan dengan tugan dan fungsinya antara satu sama lain. Penyelenggaraan fungsi pelayanan publik yang lebih demokratis dan transparan tersebut adalah perwujudan penyelenggaraan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Berdasarkan penjelasan di atas pelayanan publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
“Pertama, pelayanan publik atau pelayanan umum diselenggarakan oleh organisasi publik, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah. Kedua, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organisasi privat yaitu semua bentuk penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta (Ratminto, 2008:9)”.
(21)
Pelayanan publik menurut penjelasan di atas dibagi dua, yaitu pelayanan publik yang dilakukan oleh organisasi publik yang berkaitan dengan penyediaan barang atau jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh organissasi privat yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Sejalan pendapat tersebut Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 mendefinisikan:
“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi di pusat , di daerah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka, pelaksanaan peraturan perundang-undangan.”
Pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian layanan dari organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Menurut Pasolong dalam bukunya Kepemimpinan Birokrasi, mendefinisikan pelayanan sebagai aktivitas seseorang, kelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan (Pasolong, 2008:198). Menurut Widodo Joko, pelayanan publik adalah: “pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang telah ditetapkan” (Widodo, 2001:269).
Penjelasan di atas menyebutkan bahwa suatu pelayanan adalah pemberian layanan ataupun melayani masyarakat yang mempunyai keinginan atau kepentingan dalam suatu hal untuk memenuhi tujuan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan agar suatu pelayanan dapat berjalan maksimal.
(22)
42
Ratminto berpendapat bahwa pelayanan yang baik akan dapat diwujudkan apabila:
“Penguatan posisi tawar pengguna jasa pelayanana (masyarakat) mendapat prioritas utama. Dengan demikian , pengguna jasa diletakkan dipusat yang mendapat dukungan dari :
a. Kultur pelayanan pelayanan yang menguitamakan kepentingan masyarakat, khusussnya pengguna jasa,
b. Sistem pelayanan dalam organisasai penyelenggara pelayanan c. Sumber daya manusia yang berorientasi pada pengguna jasa (Ratminto, 2006:52-53).
Berdasarkan penjelasan di atas, suatu pelayanan yang baik dan berkualitas dapat diwujudkan jika suatu kultur pelayanan, sistem pelayanan dan sumber daya manusia yang terdapat di institusi tersebut dapat berjalan dengan selaras.
2.2.4 Jenis Pelayanan Publik
Pelayanan dapat dikatakan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan (Moenir, 2008:17). Pelayanan publik sesuai dengan Kepmenpan N0. 63 Tahun 2004 mengelompokan tiga jenis pelayanan dari instansi pemerintahan baik BUMN maupun BUMD. Pengelompokan pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dan produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu: pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa.
1. Pelayanan Administratif
Adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh jenis unit pelayanan berupa pencatanan, penelitian, pengambilan keputusan dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen, misalnya; sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-lain. Misalnya, jenis pelayanan sertifikat tanah, pelayanan izin mendirikan
(23)
bangunan (IMB), pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran, dan akta kematian).
2. Pelayanan Barang
Adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaian kepada konsumen langsung (sebagai unit atau individual) dalam suau sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan prodak akhir yaitu benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penggunannya. Misalnya, jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih dan jenis pelayanan telephon.
3. Pelayanan Jasa
Adalah jenis pelayanan yang diberikan unit pelayanan berupa sarana dan prasarana dan penunjangnya. Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis pakai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, pelayanan angkutan darat, laut dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan pemadam kebakaran.
Ketiga jenis pelayanan pelayanan yang dilakukan pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara tentang pelayanan publik tersebut orientasinya adalah publik (masyarakat) yang mendapatkan pelayanan. hal tersebut dapat ditegaskan, bahwa pemerintah yang memberi pelayanan kepada masyarakat
(24)
44
2.2.5 Karakteristik Pelayanan Publik
Pelayanan mempunyai karakteristik yang diutarakan oleh Normann, diantaranya :
1. Pelayanan merupakan suatu produksi yang mempunyai sifat yang tidak dapat diraba, berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi/barang industri yang berwujud).
2. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya nyata adalah tindak social.
3. Produksi dan konsumsi pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umunya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat yang sama. ( Normann dalam Wiryatmi,1996:6)
Pelayanan merupakan suatu bidang yang tidak dapat diraba dan tidak berbentuk. Ketiga karakteristik pelayanan publik di atas menggambarkan pelayanan merupakan tindakan yang nyata yang diberikan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan pada setiap orang yang berbeda-beda.
2.3 Keimigrasian 2.3.1 Definisi Imigrasi
Keimigrasian menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (selanjutnya disebut UU No. 9/1992) adalah hal-ihwal lalu lintas orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan mengenai imigrasi: imgrasi adalah perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau negara lain (dalam Mulyanto, 1997:6).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa imigrasi adalah perpindahan seseorang dari dalam suatau tempat atau negeri ke negeri lain. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh
(25)
imigran. Sedangkan imigran iru sendiri adalah orang yang melakukan imigrasi atau orang yang melakukan perpindahan dalam satu negara ke negara lain.
2.3.2 Definisi Paspor
Paspor pada dasarnya digunakan oleh seseorang dalam melakukan perjalanan keluar negeri atau bisa juga disebut katru identitas. Definisi paspor dapat dijelaskan dalam bukunya Mulyanto yang berjudul Pabean Imigrasi dan Karantinaadalah:
“Paspor adalah sebuah dokumen resi yang dikeluarkan oleh suatu badan pemerintah yang berwenang untuk bangsanya atau untuk penduduk asing, yang berfungsi sebagai surat perjalanan yang dgunakan untuk meninggalkan dan memasuki kembali Negara yang bersangkutan dan memasuki serta meninggalkan Negara lain yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Negara yang mengeluarkan paspor tersebut”. (Mulyanto, 1997:39)
Berdasarkan definisi di atas paspor merupakan suatu dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bagi penduduk asli ataupun penduduk asing yang berfungsi untuk malakukan perjalanan keluar negeri dalam hal meninggalkan Negara yang bersangkutan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1992 menjelaskan Tentang Keimigrasian Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara.
Paspor berisi biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan terkadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual. Ada kalanya pula sebuah paspor mencantumkan daftar negara yang tidak boleh
(26)
46
dimasuki oleh si pemegang paspor itu. Sebagai contoh, dahulu pemegang paspor Indonesia sempat dilarang berkunjung ke negara Israel dan Taiwan.
Paspor biasanya diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu negara, walaupun di negara tertentu ada beberapa perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat memasuki negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap (stempel) atau disegel dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat kedatangan.
Beberapa pemerintahan berusaha mengontrol pergerakan warganya dan warga asing di negara mereka dengan menerbitkan "paspor internal". Misalnya di bekas negara Uni Soviet, untuk setiap warganegaranya diterbitkan sebuah "propiska" untuk mengontrol pergerakan mereka di seluruh wilayah negara tersebut. Sistem ini sebagiannya masih diterapkan di Rusia. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa paspor adalah dokumen perjalan resmi yang dikeluarkan oleh suatu Negara untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
2.3.3. Jenis – jenis Paspor
Paspor digunakan untuk melakukan perjalanan keluar negeri. Berikut ini ada beberapa jenis paspor, yaitu:
1. Paspor Biasa
Biasanya suatu negara menerbitkan untuk warga negaranya sebuah paspor biasa
(27)
2. Paspor Diplomatik
Untuk sebagian orang diterbitkan paspor diplomatik guna mengidentifikasi mereka sebagai perwakilan diplomatik dari negara asalnya. Karena itu, pemegang paspor ini menikmati beberapa kemudahan perlakuan dan kekebalan di negara tempat mereka bertugas. 3. Paspor Dinas atau Resmi
Paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknikal dan petugas administrasi dari suatu misi diplomatik seperti kedutaan dan konsulat ataupun bagi pegawai negeri atau pemerintah yang sedang melaksanakan tugas ke luar negeri. Pemegang paspor jenis ini mendapatkan beberapa kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang paspor biasa.
4. Paspor Orang Asing
Paspor orang asing adalah paspor yang diberikan kepada seseorang yang bukan warga negaranya. Syarat dan ketentuan untuk memiliki paspor jenis ini diatur oleh masing - masing.
5. Paspor Kelompok
Paspor kelompok akan diberikan untuk, misalnya, kelompok perjalanan anak liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup memiliki sebuah paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka berlangsung.
Berdasarkan penjelasan di atas tentang jenis-jenis paspor, maka paspor memiliki 5 (lima) jenis paspor yang berbeda-beda. Jenis-jenis paspor dibedakan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
(28)
48
BAB III
OBJEK PENELITIAN
3.1 Kondisi Umum Kota Bandung
Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung Kota Bandung merupakan sebuah kota dan sekaligus menjadi ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta, dan Surabaya.
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, dan dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java. Selain itu Kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, denganmall danfactory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa
(29)
3.1.1 Jumlah Penduduk Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, dimana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Pertambahan penduduk Kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia)[11]. Kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa. Penduduk Kota Bandung menurut Registrasi Penduduk sampai dengan bulan Maret 2004 berjumlah : 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah 16.729,50 Ha. (167,67 Km 2 ), sehingga kepadatan penduduknya per hektar sebesar 155 jiwa.
Komposisi penduduk warga negara asing yang berdomisili di Kota Bandung adalah sebesar 4.301 jiwa. Jumlah warga negara asing menurut catatan Kantor Imigrasi Bandung yang berdiam tetap di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 2.511 orang, sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam sementara di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 5.849 jiwa. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2000-2010:
(30)
50
Tabel 3.1
Rekapitulasi jumlah penduduk berdasarkan jumlah kelamin pada tahun 2000 – 2010 (/ribu)
Kota Bandung
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
jenis kelamin
laki-laki 2 169,74 2 228,95 2 289,53 2 351,30 2 414,03 2 169,74 2 228,95 2 289,53 2 351,30 2 414,03 perempuan 2 043,37 2 096,17 2 150,25 2 205,29 2 317,12 2 376,36 2 439,5 2 502,81 2 561,96 2 615,49 Sumber: BPS.jabar.go.id
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk tahun 2010 yang terbanyak adalah perempuan. Apabila jumlah penduduk laki-laki dan perempuan diakumulasikan maka jemlah keseluruhannya adalah 5029,52 jiwa (dalam /ribu).
3.1.3 Mata Pencaharian Penduduk Kota Bandung
Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di beberapa bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu sejalan dengan tahap perkembangan pengetahuan manusia tentang jenis-jenis tanaman pangan dan cara penanamannya. Proses perubahan sistem mata pencaharian berburu dan meramu menjadi sistem mata pencaharian bercocok tanam itu merupakan suatu peristiwa besar dalam proses perkembangan kebudayaan manusia.
Para ahli menyebut peristiwa itu sebagai suatu “revolusi” dalam peradaban manusia. Mata pencaharian penduduk Kota Bandung berbeda-beda mulai dari pegawai Negeri, pegawai swasta, petani, pedagang, TNI dan lain-lain. Berdasrkan data yang telah diterima bahwa mata pencaharian penduduk Kota Bandung untuk pegawai swasta sebesar 4,002,000 pada jenis kelami perempuan dan jenis kelaminlaki-laki sebanyak 3,164000.
(31)
3.2. Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas I Bandung 3.2.1 Sejarah Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Arus globalisasi dunia sejak dahulu telah membawa dampak pada peningkatan lalu lintas orang dan barang antar negara, sehingga batas-batas negara semakin mudah ditembus demi berbagai kepentingan manusia seperti perdagangan, industri pariwisata serta lain sebagainya. Fenomena ini sudah menjadi hal atau perhatian negara-negara di dunia sejak dahulu sebab setiap negara mempunyai kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk dan keluar wilayah negaranya dan bahkan untuk berkunjung maupun untuk berdiam sementara. Untuk mengatur hal tersebut, di Indonesia telah terdapat peraturan perundang-undangan yang mengaturnya yaitu, Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Undang-undang tersebut merupakan peraturan yang mengatur hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan terhadap orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia.
Keimigrasian di Indonesia sudah ada sejak jaman kolonial Belanda namun secara historis pada tanggal 26 Januari 1950 untuk pertama kalinya diatur langsung oleh pemerintah Republik Indonesia dan diangkat Mr. Yusuf Adiwinata sebagai Kepala Jawatan Imigrasi berdasarkan Surat Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat No. JZ/30/16 tanggal 28 Januari 1950 yang berlaku surut sejak tanggal 26 Januari 1950.
(32)
52
Momentum tersebut hingga saat itu diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Imigrasi oleh setiap jajaran Imigrasi Indonesia. Organisasi Imigrasi sebagai lembaga dalam struktur kenegaraan merupakan organisasi vital sesuai dengan sasanti Bhumi Pura Purna Wibawa yang berarti penjada pintu gerbang negara yang berwibawa. Sejak ditetapkannya Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, maka sejak saat itu tugas dan fungsi keimigrasian di Indonesia dijalankan oleh Jawatan Imigrasi atau sekarang Kantor Jenderal Imigrasi dan berada langsung di bawah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Direktorat Jjendral Imigrasi semula hanya memiliki 4 (empat) buah Kantor yaitu Kantor Lalu Lintas Keimigrasian, Kantor Ijin Tinggal dan Status Kewarganegaraan Orang Asing, Kantor Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Informasi Keimigrasian. Seiring dengan perkembangan jaman dan pengaruh globalisasi saat ini dengan berbagai kepentingan kerjasama internasional antar negara maka saat ini serta berbagai kepentingan pelaksanaan tugas-tugas keimigrasian, maka dibentuklah Kantor yang bernama Kantor Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian untuk menunjang tugas-tugas keimigrasian dalam bekerjasama dengan negara lain. Sehingga saat ini Kantor Jenderal Imigrasi terdiri dari: Sekretariat Kantor Jenderal, Kantor Lalu Lintas Keimigrasian, Kantor Ijin Tinggal Orang Asing dan Status Kewarganegaraan, Kantor Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Informasi Keimigrasian dan Kantor Kerjasama Luar Negeri.
(33)
Hal ini tidak berhenti sampai disitu saja bahkan dengan semakin meningkatnya kejahatan internasional atau yang dikenal dengan isitilah transnational organization crime (TOC) akhir-akhir ini seperti terorisme, penyelundupan manusia (people smuggling), perdagangan manusia (human trading), dan lain sebagainya, Kantor Jenderal Imigrasi memandang perlu untuk membentuk Kantor yang ruang lingkup tugas dan fungsinya untuk mengantisipasi terjadinya kegiatan-kegiatan kejahatan tersebut. Sedianya telah direncanakan Kantor baru tersebut dengan nama Kantor Intelijen Keimigrasian, dimana Kantor ini dirasakan cukup penting dalam menunjang tugas - tugas keimigrasian dan sekaligus mengantisipasi segala bentuk kejahatan internasional tersebut, akan tetapi hal ini masih dalam proses perencanaan pada Kantor Jenderal Imigrasi.
Kantor Imigrasi saat ini secara jelas telah menentukan kerangka tugasnya yang tercermin dalan tri fungsi Imigrasi yaitu sebagai aparatur pelayanan masyarakat, pengamanan negara dan penegakan hukum keimigrasian, serta sebagai fasilitator ekonomi nasional. Kantor Jenderal Imigrasi menyadari sepenuhnya bahwa untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut sangat membutuhkan dukungan dari setiap personil yang ada didalamnya, oleh karena itu Kantor Jenderal Imigrasi senantiasa berupaya untuk menjaga dan meningkatkan profesionalisme, kualitas dan kehandalan sumber daya manusia secara berkelanjutan.Setiap personil Kantor Jenderal Imigrasi harus tetap berpegang pada nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Bhakti Insan Imigrasi yakni: Taqwa, Menjunjung Tinggi Kehormatan, Cendekia, Integritas Pribadi dan Inovatif. Hal ini berarti setiap insan Imigrasi menyadari bahwa kualitas pribadi akan mendukung secara langsung kualitas kerjanya.
(34)
54
3.2.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Visi dari Imigrasi itu sendiri adalah: Menjadikan Insan Imigrasi yang profesional, berwibawa dan berwawasan global, sehingga terwujud pelayanan prima dibidang keimigrasian bagi masyarakat di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung dan Misi dari imigrasi sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pelayanan yang cepat
2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap masyarakat
4. Mengembangkan Sistem Informasi Keimigrasian
5. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam kerangka mengamankan serta menunjang pembangunan nasional
3.2.3 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Kantor Imigrasi Kelas I Bandung termasuk kriteria sebuah organisasi yang merupakan suatu kerangka yang memiliki pola tetap dalam hubungan-hubungan di antara bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan dan tanggung jawab serta wewenang masing-masing. Berikut ini adalah struktur organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung:
(35)
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
sumber: Kantor Imigrasi kelas I Bandung, 2010
Struktur organisasi ini mempunyai pengaruh yang penting sebab suatu garisan wewenang dan tanggung jawab yang nyata akan menghasilkan suatu garis kerja yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Struktur organisasi suatu organisasi disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan instansi, sehingga tujuan akhir yang di harapkan akan dapat tercapai.
Gambar di atas merupakan struktur organisasi dari Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, dan berikut uraian jabatan yang terdapat di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung:
(36)
56
1. Kepala Kantor
Memimpin dan mengawasi kinerja petugas dan berwewenang untuk memberi persetujuan penerbitan Paspor.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KASUBSI TU)
Membantu Kepala kantor dalam memimpin kantor untuk hal-hal yang bersifat Fungsional atau Intern kantor, dalam menjalankan tugas sehari-hari Kasuban Tata Usaha dibantu oleh tiga orang Kepala Urusan yang bertugas sesuai penunjukan dinasnya.
3. Kepala Seksi Informasi Sarana Keimigrasian (INFOKIM)
Memimpin seksi yang sesuai fungsinya adalah sebagai penyimpanan dan pengolahan arsip permohonan paspor dan ijin tinggal, dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi (Kasubsi).
4. Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM)
Memimpin seksi yang berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas Warga Negara Indonesia yang akan keluar dan masuk dari wilayah Indonesia, dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi (Kasubsi).
5. Kepala Seksi Status Keimigrasian (STATUSKIM)
Mendata, mengawasi dan memberikan Ijin Tinggal bagi warga negara asing yang berada di wilayah Republik Indonesia dan memberikan Status Kewarganegaraan bagi warga negara asing yang mengajukan untuk menjadi Warga Negara Indonesia, dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi (Kasubsi).
(37)
6. Kepala Seksi Pengawas Penindak Keimigrasian (WASDAKIM)
Melakukan pengawasan ketat bagi warga negara asing yang dinilai rawan pelanggaran undang-undang keimigrasian dan memegang daftar Cekal (cegah-tangkal), dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi ( Kasubsi).
3.3. Gambaran Umum Pelayanan Pembuatan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
3.3.1 Aspek Pelayanan
Pada dasarnya Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandung bertugas dan berkewajiban untuk melayani masyarakat di lingkungan tugasnya. Akan tetapi, semenjak pelayanan pada Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia memperbaharui sistem pelayanannya dan menggunakan sistem pelayanan online yang berbasis internet, maka seluruh warga negara Indonesia dapat mengajukan permohonan paspor dimanapun dia berada walaupun tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dikeluarkan oleh tempat dia berdomisili. Akan tetapi, yang bersangkutan tersebut tetap diwajibkan untuk memiliki dan melampirkan persyaratan wajib berupa KTP, KK (Kartu Keluarga), Akte Kelahiran.
Pengajuan permohonan yang telah dilakukan pada satu Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Indonesia maka data orang tersebut secara otomatis akan ada di setiap Kantor Imigrasi, Bandar Udara, Pelabuhan, dan tiap-tiap perbatasan negara yang terdapat Kantor Imigrasi di seluruh wilayah Republik Indonesia.
(38)
58
Pelayanan pemberian Dokumen pada Kantor Imigrasi Kls I Bandung terbagi dalam beberapa jenis, pemberian Dokumen Perjalanan bagi Warga Negara Indonesia terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu
1. SPRI 48 (Surat Perjalanan Republik Indonesia 48 Halaman)
Dokumen ini diberikan dan diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk melakukan perjalanan wisata, ibadah seperti umroh atau menunaikan ibadah haji, belajar dan untuk menetap di negara lain.
2. SPRI 24 (Surat Perjalanan Republik Indonesia 24 Halaman)
Dokumen ini di berikan dan diperuntukan bagi Warga Negara Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk bekerja dengan catatan si pemohon paspor telah terdaftar pada perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan telah mengatur penempatan Tenaga Kerja Indonesia tersebut di negara tujuannya.
3. SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor)
Dokumen ini diberikan dan diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri dan tidak memiliki waktu atau tidak memiliki cukup waktu untuk mengajukan permohonan pembuatan Paspor dikarenakan keadaan darurat, dan pada saat Warga Negara Indonesia ini telah sampai di negara tujuan baru kemudian di berikan Paspor yang diterbitkan oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) yang berada di negara yang dituju.
(39)
3.3.2 Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.
Prosedur pembuatan paspor dimulai dari petugas loket, pemohon yang akan membuat paspor meminta formulir permohonan kepada petugas loket setelah formulir diterima oleh pemohon.
Setelah itu pemohon mengisi nomer antrian sesuai tahapan mulai dari penyerahan formulir pembayaran, foto, sidik jari, dan wawancara hingga pengambilan paspor. Setelah nomor antrian dipanggil pemohon datang langsung kepetugas loket untuk :
1. Penerimaan dan pemeriksaan berkas. 2. Pemindaian dokumen
3. Pengecekan daftar cegah tangkal 4. Cetak tanda terima permohonan.
Ada pula data permohonan lewat webseit untuk penerimaan dan pemeriksaan berkas dengan cara :
1. Pengecekan daftar cegah tangkal 2. Cetak tanda terima permohonan
Setelah persyaratan dari petugas loket selesai maka pemohon diharapkan kebagian pembayaran, pembayaran disini pembayaran menyangkut pembayaran keimigrasian, mamasukan nomer perforasi SPRI (Surat Perjalanan RI) dan pencetakan tanda terima pembayaran dari petugas pembayaran, pemohon langsung ketempat data biometik untuk pengambilan foto wajah, pengambilan identitas, sidik jari, wawancara, dan tanda tangan paspor oleh pemohon.
(40)
60
Semua data permohonan dan formulir permohonan selesai maka berkas disimpan di PUSDAKIM dan data yang telah disimpan akan dilanjutkan ke cetak paspor tapi apabila ada paspor rusak akan ditanda tangani oleh petugas Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM) dan dilanjutkan ke Seksi Pengawasan Penindak Keimigrasian (WASDAKIM) untuk pembuatan BAP (Berita Acara Pemeriksaan dan Persetujuan) oleh kepala seksi atau bidang, setelah pembuatan BAP dan disetujui oleh Kepala Seksi atau Kepala Bidang maka akan diserahkan kepada Kepala Divisi Keimigrasiaan untuk persetujuan permohonan. Setelah permohonan disetujui oleh Kepala Divisi Keimigrasian lalu diserahkan ke Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM) untuk diserahkan ke bagian catak paspor .
Bagian cetak paspor menyangkut cetakan halaman paspor dan uji kualitas paspor yang sudah jadi akan diserahkan kepada kepala kepala kantor untuk penandatangan SPRI. Setelah paspor ditanda tangani oleh kepala kantor maka pemohon kembali lagi kepetgas loket untuk penyerahan SPRI dan tanda terima SPRI setelah semua prosedur telahdilaksanakan maka paspor akan diserahkan ke Seksi Informasi Sarana Keimigrasian (INFOKIM) untuk berkas SPRI. Prosedur pelayanan pembuatan paspor dapat digambarkan seperti berikut:
(41)
Gambar 3.2
Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor RI
Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Dalam hal ini permohonan pengajuan pembuatan paspor RI diajukan pada Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM), demi kelancaran pelayanan petugas menghimbau pada setiap masyarakat agar mengajukan permohonan tersebut langsung pada loket pelayanan yang telah tersedia dan tidak melalui calo yang banyak berkeliaran di kantor-kantor Imigrasi di seluruh Indonesia. cukup dengan melampirkan Kartu Tanda Pengenal (KTP), Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, Surat Nikah (bagi yang sudah menikah) dan Rekomendasi dari atasan (bagi pegawai swasta atau Pegawai Negeri Sipil) permohonan pengajuan paspor RI sudah dapat diproses.
(42)
62
Petugas menemukan kendala yang cukup mengganggu kelancaran pelayanan pada Kantor Imigrasi Kelas I Bandung dalam hal pengajuan permohonan. yaitu dengan begitu banyaknya permohonan yang masuk setiap harinya maka petugas loket tersebut terpaksa membatasi waktu penerimaan permohonan sampai dengan pukul 2 siang.
Hal tersebut cukup menyebabkan masyarakat yang telah datang dari lokasi yang cukup jauh menjadi kecewa dan marah, karena pada saat dia datang di atas pukul 2 siang, petugas loket tidak dapat menerima berkas permohonan yang telah dia persiapkan.
3.4 Gambaran Umun Sistem informasie-paspor
Sistem informasi e-paspor dibuat untuk memberikan pelayanan dan informasi tentang paspor kepada masyarakat. Dokumen ini berisi informasi yang berhubungan dengan fasilitas permohonan SPRI (Surat Perjalanan Republik Indonesia) melalui internet atau website pada Sistem Penerbitan SPRI yang baru. Adapun fasilitas permohonan SPRI melalui internet/website dapat dikelompokkan menjadi dua bagian sebagai berikut:
a. Fasilitas input data permohonan SPRI. b. Fasilitas cek status permohonan SPRI.
(43)
Gambar 3.3
Gambaran umum fasilitas pra permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Sistem informasi e-paspor terdapat 2 (dua) jenis pilihan yang dapat masayarakat gunakan, antara lain pra permohonan dan status permohonan. Pra permohonan dimaksudkan untuk masyarakat yang ingin atau akan membuat paspor melalui sistem informasi e-paspor untuk melakukan permohonan melalui on-line dan melakukan tahap selanjutnya. Sedangkan status permohonan dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui sejauh mana paspor yang telah dibuat dan dapat mengetahui kapan masyarakat harus kembali ke Kantor Imigrasi kelas I bandung untuk tahap selanjutnya. Berikut adalah tampilan sistem informasi e-paspor:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengisian data pemohon melalui internet atau sistem informasie-pasporadalah sebagai berikut:
a. Lakukan pengisian data pemohon yang sesuai dan valid. Perhatikan tanda ‘*” berarti harus dilakukan pengisian data tersebut
b. Pilih Kanim tujuan yang diinginkan
c. Lakukan proses upload untuk document scanning yang diperlukan seperti Copy KTP WNI, Copy Kartu Keluarga, Copy Akte Kelahiran/Surat Nikah/Ijazah, dll.
(44)
64
Penjelasan mengenai panduan pengisian data pemohon pada sistem informasi e-pasporadalah sebagai berikut:.
Gambar 3.4
Link untuk input data pada pra permohonan di sistem informasie-paspor
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tekan link ”Pra Permohonan” pada halaman utama fasilitas pra permohonan SPRI pada tampilan sistem informasi e-pasportersebut. Setelah mengklik link pra permohonan maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:
Gambar 3.5
Tampilan form untuk pengisian data
(45)
Setelah tampilan form pengisian data bagi pemohon yang melakukan permohonan pembuatan paspor menggunakan sistem informasie-paspor. Maka petunjuk selanjutnya untuk pengisian data adalah sebagai berikut:
a. Pilih Kanim sesuai dengan tempat pemohon akan melakukan pembuatan Paspor
b. Pilih jenis permohonan yang di inginkan
c. Lakukan pengisian nomor paspor lama jika jenis permohonan adalah perpanjangan atau pergantian paspor atau perubahan
d. Perhatikan tanda “*” dimana permohonan melakukan pengisian data tersebut.
e. Untuk tempat dikeluarkan, tanggal dikeluarkan, dan berlaku s/d berhubungan dengan data KTP
Form pra permohonan yang telah diisi maka selanjutnya tekan tombol lanjut dan akan keluar tampilan sebagai berikut:
Gambar 3.6
Form input data pemohon 1
Sumber: www.imigrasi.go.id
Setelah keluar form input data pemormohonan dan telah mengisinya, tekan lanjut untuk pengisian alamat tempat tinggal, seperti dibawah ini:
(46)
66
Gambar 3.7
Form input data pemohon 2
Sumber: www.imigrasi.go.id
Pemasukan data yang telah dilakukan pada form alamat maka ketik lanjut, untuk tahap selanjutnya masyarakat harus menscan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dengan format .jpg, setelah tekan lanjut akan muncul tampilan seperti berikut:
(47)
Gambar 3.8
Form input data pemohon 3
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampilan tersebut, dapat dipilih jenis dokumen yang akan diupload ke internet atau sistem informasie-pasportersebut. Setelah dipilih jenis dokumen apa yang akan di gunakan lalu tekan browse untuk memilih file yang akan diupload dan setelah itu tekan upload pada sistem informasi e-paspor tersebut. Setelah di lakukan proses Upload maka akan terlihat seperti gambar dibawah ini:
(48)
68
Gambar 3.9
Form input data pemohon 4
(49)
Dokumen yang minimal harus diupload adalah Copy KTP WNI, Copy Kartu Keluarga, Copy Akte Kelahiran/Surat Nikah/Ijazah Jika dokumen-dokumen tersebut tidak lengkap, maka pemohon tidak dapat melanjutkan proses selanjutnya. Setelah itu, maka tekan tombol Lanjut masukan Kode Verifikas yang terdapat panda sistem informasi tersebut. Seperti tampilan dibawah ini :
Gambar 3.10
Form penginputan kode verifikasi
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampialn ini berisikan kode verifikasi yamg harus diacntumkan untuk melalukan proses atau tahap selanjutnya. Setelah memasukan kode verifikasi yang tercantuk maka selanjutnya tekan tombol OK Aplikasi akan menampilkan pesan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.11 Tampilan proses berhasil
(50)
70
Tekan tombol ‘OK’, maka aplikasi akan menampilkan Tanda Terima Pra Permohonan yang harus dicetak oleh pemohon ke printer.
Gambar 3.12
Tanda terima pra permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Gambar di atas merupakan tanda bukti bahwa masyarakat telah melakukan permohonan. Setelah itu masyarakat hanya tinggal mendatangi Kantor Imigrasi yang dituju. Apabila telah sampai di Kantor Imigrasi maka perlihatkanlah tanda terima tersebut dan membawa dokumen-dokumen persyaratan.
Sistem informasi e-paspor tidak hanya dapat melalukan pra permohonan lewat informasi e-pasportersebut, akan tetapi masyarakat dapat mengetahu status permohonan paspor yang sedang petugas keimigrasian kerjaan. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui kapan masyarakat kembali lagi ke kantor imigrasi untuk melakukan tahap selanjutnya. Hal penting yang perlu diperhatikan untuk fitur cek status permohonan SPRI sebagai berikut.
(51)
Gambar 3.13 Proses alur kerja SPRI
Sumber: www.imigrasi.go.id
Alur kerja dari sebuah permohonan dapat berbeda antara alur kerja yang sebenarnya di kanim tersebut dan alur kerja pada database Pusdakim. Hal ini disebabkan proses upload data dari Kanim ke Pusdakim baru berlangsung pada saat-saat berikut.
a) Setelah alur kerja Pembayaran b) Setelah alur kerja Wawancara
c) Setelah alur kerja Uji Kualitas Paspor d) Setelah alur kerja Scan Tandatangan e) Setelah alur kerja Selesai
f) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja Verifikasi Data g) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja Wawancara h) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja
Berikut ini adalah tampilan status permohonan pada sistem informasi e-paspor:
(52)
72
Gambar 3.14 Link status permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Gambar di atas merupakan link tampilan status permohonan. Setelah keluar link seperti itu makan klik status permohonan untuk tahap selanjutnya. Maka akan keluar tampilan sebagai berikut:
Gambar 3.15
Parameter input untuk cek status permohonan SPRI
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampilan berikut ini masyarakat harus memasukan parameter yang dibutuhkan yaitu: nomor permohonan dan kombinasi nama lengkap dan tanggal lahir. Setelah semua data ter isi maka tekan lanjut, dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
(53)
Gambar 3.16
Form pemasukan kode verifikasi
Sumber: www.imigrasi.go.id
Masukan kode verivikasi yang tercantum lalu tekan “OK”, maka aplikasi akan menampilkan status alur kerja dari permohonan tersebut.berikut ini adalah tampilannya:
Gambar 3.17
Hasil cek status permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampilan diatas merupakan tampilan dari hasil cek status permohonan, dimana masyarakat dapat mengetahui status permohonan paspor yang masyarakat buat sudah sampai mana. Tampilan tersebut terlihat bahwa status permohonan adalah serahkan paspor, maksudnya adalah masyarakat dapat datang kembali ke Kantor Imigrasi untuk mengambil paspor yang telah selesai.
(54)
74 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan data primer dengan melalui penyebaran angket untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai pengaruh Sistem Informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung. Penyebaran angket disebarkan kepada 76 orang responden yang menjadi sampel dianggap dapat mewakili masyarakat yang membuat pra permohonan paspor melalui Sistem Informasi e-paspor. Berikut ini tabel data pribadi responden:
Tabel 4.1
Data responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin Jumlah Persentase
Pria 45 59.21%
Wanita 31 40.79%
Total 76 100%
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan gambar di atas maka jumlah responden yang sebanyak 76 orang responden, diantaranya 45 orang responden sebesar 59.21% adalah laki-laki, hal ini diakibatkan karena laki-laki mendominasi untuk melakukan permohonan melalui sistem informasi e-paspor. Sedangkan 31 responden adalah perempuan dari jumlah keseluruhan 76 orang responden, sebesar 40.79%. Hal ini menunjukan bahwa pria lebih banyak menggunakan sistem informasi e-paspor untuk melakukan pembuatan permohonan paspor yang bertujuan untuk melakukan perjalanan keluar negeri.
(55)
Pengklasifikasian data responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan responden. Pengklasifikasian tersebut dilakukan agar peneliti dapat mengetahui masyarakat yang mengetahui Sistem Informasi e-paspor tersebut. Berikut ini pengklasifikasian responden berdasarkan usia dan pendidikan responden.
Tabel 4.2
Data responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase
< 30 19 25%
31 – 35 12 15.79%
36 – 40 9 11.85%
41 – 45 18 23.68%
46- 50 11 14.47%
>50 7 9.21%
Total 76 100%
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui usia terbanyak yang menjadi responden peneliti adalah sekitar 20 – 29 tahun sebesar 35% dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 76 orang responden. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia tersebut merupakan usia yang produktif bekerja, yang melakukan perjalanan keluar negeri.
(56)
76
Gambar 4.3
Data responden berdasarkan pendidikan responden
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui data pribadi responden yang peneliti ambil. Responden terbanyak pada penelitian ini adalah pada pendidikan D1 sebanyak 25 orang responden dari keseluruhan responden sebanyak 76 orang responden. Hal ini dikarenakan bahwa jenjang tamatan pada pendidikan D1 lebih banyak yang melakukan perjalanan keluar negeri untuk bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia.
4.1 Penggunaan Sistem Informasie-paspordi Kantor Imigrasi Bandung Sistem Informasi e-paspor merupakan salah satu media elektronik yang diberikan Kantor Imigrasi Kelas I Bandung kepada masyarakat untuk pembuatan pra permohonan dan pengecekan status permohonan paspor secaraonline. Sistem Informasie-paspor ini bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan suatu pelayanan agar masyarakat merasa puas.
Penilaian terhadap hasil tanggapan responden dilakukan dengan cara pengklasifikasian terhadap jumlah skor responden. Berdasarkan jumlah skor jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian untuk
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 0
SMA 5 6.58%
D1 25 33%
D3 15 19.74%
S1 17 22.37%
S2 14 18.42%
(57)
setiap item pernyataan. Penentuan kriteria skor jawaban responden didasarkan pada presentase skor aktual terhadap skor ideal, skor aktual diperoleh dari tanggapan responden dan skor ideal adalah skor maksimum yang mungkin diperoleh dari 76 responden adalah 76 x 5 = 380. Presentase skor aktual terhadap skor ideal tersebut dijelaskan pada tabel pengklasifikasian. Kriteria yang digunakan dalam presentase skor item pernyataan yaitu: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju yang disusun berdasarkan presentase jumlah skor seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Kriteria penilaian presentase skor item pernyataan
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - <36.00 Tidak Baik 2 36.01 – <52.00 Kurang Baik 3 52.01 – <68.00 Cukup 4 68.01 – <84.00 Baik 5 84.01 – <100 Sangat Baik Narimawati (2007:84)
Tabel di atas merupakan kriteria penilaian presentase skor item pernyataan untuk jawaban responden dari angket yang telah disebarkan. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kategori dari setiap pernyataan dalam jawaban angket. Berdasarkan tabel di atas apabila % jumlah skor dari 36.01 - < 52.00 maka termasuk pada kategori kurang baik. Sedangkan kategori baik % jumlah skor adalah dari 68.01 – 84.00 %.
(58)
78
4.1.1 Hardware (perangkat keras) yang terdapat di Kantor Imigrasi kelas I Bandung
PenggunaanHardware(perangkat keras) yang terdapat di Kantor Imigrasi kelas I Bandung kepada masyarakat untuk mengakses Sistem Informasi, penyediaann fasilitas komputer dan printer. Berikut adalah tanggapan responden berdasarkan indikator komputer dan printer:
4.1.1.1 Penyediaan fasilitas komputer di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung Komputer merupakan salah satu perangkat keras sebagai salah satu syarat berjalannya suatu Sistem Informasi. Penilaian masyarakat mengenai penyediaan fasilitas komputer yang terdapat di Kantor Imigrasi kelas I Bandung dapat peneliti jelaskan pada hasil obeservasi di lapangan dan hasil jawaban responden terhadap angket penelitian yang telah peneliti sebarkan pada 76 responden yang terdapat di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Masyarakat adalah responden yang peneliti pilih untuk pengguna Sistem Informasi e-paspor. Hasil tanggapan responden terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Tanggapan responden terhadaphardware tentang penyediaan fasilitas Komputer
di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
No Tanggapan Bobot Frek % Skor % Skor
1 Sangat Setuju 5 31 40,79 155
84,74
2 Setuju 4 32 42,11 128
3 Kurang setuju 3 13 17,11 39
4 Tidak setuju 2 0 0 0
5 Sangat tidak setuju 1 0 0 0
(59)
Berdasarkan tabel di atas dapat telihat bahwa tanggapan terhadap hardware (perangkat keras) tetang penyediaan fasilitas komputer pada 76 responden atau masyarakat, jika dilihat dari presentase jumlah skor tanggapan responden yang paling besar adalah 42,11% responden yang menjawab setuju. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penyediaan fasilitas komputer yang terdapat di Kantor Imigrasi tersebut baik dan membantu masyarakat untuk mengakses Sistem Informasi e-paspor. Berdasarkan kriteria penilaian presentase skor item pernyataan penyediaan fasilitas komputer termasuk dalam kategori sangat baik, sebesar 84.74% dari keseluruhan responden sebanyak 76 orang responden.
4.1.1.2 Penyediaan Printer bagi Masyarakat Pengguna Sistem Informasi e-paspordi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Tanggapan responden terhadaphardware tentang penyediaan printer yang diberikan kantor Imigrasi kelas I Bandung dapat dilihat dari 76 orang responden yang menjawab terdapat 30 orang responden yang menjawab tidak setuju bahwa terdapat penyediaan printer di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.
Tabel 4.6
Tanggapan responden terhadaphardwaretentang penyediaan printer bagi masyarakat pengguna Sistem Informasi di Kantor Imigrasi Bandung
No Tanggapan Bobot Frek % Skor % Skor
1 Sangat Setuju 5 2 2,63 10
48,42
2 Setuju 4 6 7,89 24
3 Kurang setuju 3 26 34,21 78
4 Tidak setuju 2 30 39,47 60
5 Sangat tidak setuju 1 12 15,79 12
76 100 184
(60)
80
Berdasarkan presentase jumlah skor tanggapan responden sebesar 48.42%. hal ini dapat dijelaskan bahwa tanggapan terhadapahardwaretentang penyediaan printer di Kantor Imigrasi Bandung dalam kategori kurang baik artinya printer yang disediakan oleh Kantor Imigrasi belum memadai.
Penjelasan di atas dapat dijelaskan dari indikator-indikator tersebut tentang komputer dan printer yang mendapatkan jumlah presentase skor tertinggi adalah hardware tentang komputer sebesar 84.74%. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Akumulasi Tanggapan Responden Berdasarkan IndikatorHardware
No Sub indikator % skor Kriteria
1 Komputer 84.74 Sangat baik
2 Printer 48.42 Kurang baik
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2010
Tanggapan responden pada masing-masing indikator hardware, selanjutnya digambarkan dalam aspek hardware berdasarkan presentase akumulsai jumlah skor jawaban responden yang diperoleh dari kedua indikator. Jumlah skor aktual dan skor ideal yang diperoleh dari kedua sub indikator aspek hardwareadalah:
Skor aktual = jumlah keseluruhan skor sub indikator = 322 + 184
= 506
Skor ideal = skor tertinggi x∑ item pertanyaan x ∑ responden = 5 x 76 x 2
(61)
Perbandingan skor aktual terhadap skor ideal di atas diperoleh presentase jumlah skor jawaban responden sebesar:
Skor aktual
X 100% Skor ideal
506
X 100% 760
= 66.58%
Berdasarkan kriteria penilaian dari sub indikator komputer dan printer, maka fasilitas hardware (perangkat keras) yang disediakan di Kantor Imigrasi Bandung dari 76 responden, termasuk dalam kategori baik, artinya penyediaan Hardware atau perangkas keras yang disediakan oleh Kantor Imigrasi dapat membantu masyarakat untuk mengakses Sistem Informasie-paspor.
4.1.2 Software (perangkat lunak) yang terdepat pada Sistem Informasi e-paspor
Software atau perangkat lunak dalam suatu Sistem Informasi merupakan hal yang paling penting, ini dikarenakan bahwasoftware merupakan pemprosesan data yang masuk untuk menghasilkan keluaran.
4.1.2.1 Programe-pasporuntuk melakukan permohonan pembuatan paspor Program e-paspor yang ditunjukan untuk membuat atau melakukan pra permohonan bagi yang akan membuat paspor dan pengecekan status paspor yang dibuat dapat efektif dibandingkan melakukan permohonan paspor secara manual.
(62)
82
Akan tetapi ada beberapa masyarakat yang belum mengetahui Sistem Informasi e-pasportersebut.
Tabel 4.8
Tanggapan responden terhadapsoftwaretentang Programe-paspor
No Tanggapan Bobot Frek % Skor % Skor
1 Sangat Setuju 5 15 19,74 75
76,32
2 Setuju 4 34 44,74 136
3 Kurang setuju 3 26 34,21 78
4 Tidak setuju 2 0 0 0
5 Sangat tidak setuju 1 1 1 1
76 100 290
Sumber: hasil penelitian Tahun 2010 (diolah)
Tanggapan responden terhadap programe-paspordari 76 orang responden sebesar 44.47% menjawab setuju dan 34.42% menjawab kurang setuju. Hal ini berarti bahwa program e-paspor telah membantu untuk melakukan pra permohonan. Apabila dilihat dari presentase jumlah skor tanggapan responden sebesar 76.32%, berdasarkan kriteria pelilaian maka program e-paspor tergolong baik. Berdasarkan kriteria tersebut dapat diartikan bahwa program Sistem Informasi e-paspor dapat memudahkan masyarakat dalam melakukan pembuatan permohonan paspor.
4.1.2.2 Tampilan Sistem Informasie-paspor
Tampilan yang terdapat di Sistem Informasi e-paspor dpat dikatakan termasuk dalam kategori baik, berdasarkan presentase jumlah skor tanggapan responen sebesar 63.68%. Hal ini dapat terlihat dari tanggapan responden yang menjawab kurang setuju atau netral sebanyak 27 orang responden dari total 76. Hasil tanggapan responden tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
(63)
Tabel 4.9
Tanggapan responden terhadapsoftwaretentang tampilan Sistem Informasie-paspor
No Tanggapan Bobot Frek % Skor % Skor
1 Sangat Setuju 5 9 11,84 45
63,68
2 Setuju 4 22 28,95 88
3 Kurang setuju 3 27 35,53 81
4 Tidak setuju 2 10 13,16 20
5 Sangat tidak setuju 1 8 10,53 8
76 100 242
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasartan presentase skor tanggapan responden sebesar 63.68% maka tanggapan responden tentang tampilan Sistem Informasi e-paspor baik, artinya tampilan Sistem Informasi e-paspor tersebut memberikan kemudahan kepada masyarakat dan mudah dipahami.
Penjelasan di atas dapat dijelaskan dari indikator-indikator tersebut tentang program dan tampilan yang mendapatkan jumlah presentase skor tertinggi adalah software tentang aplikasi sebesar 76.32% untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Akumulasi Tanggapan Responden Berdasarkan IndikatorHardware
Sumber: hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Tanggapan responden pada masing-masing indikatorsoftware, selanjutnya digambarkan dalam aspeksoftwareberdasarkan presentase akumulsai jumlah skor jawaban responden yang diperoleh dari kedua indikator. Jumlah skor aktual dan skor ideal yang diperoleh dari kedua sub indikator aspeksoftwareadalah:
No Sub Indikator % Skor Kriteria
1 Program 76.32 Baik
(64)
84
Skor aktual = 290 + 242 = 532 Skor ideal = 5 x 76 x 2
= 760
Perbandingan skor aktual terhadap skor ideal di atas diperoleh presentase jumlah skor jawaban responden sebesar:
Skor aktual
X 100% Skor ideal
532
X 100% 760
= 70%
Berdasarkan kriteria penilaian dari sub indikator program dan tampilan, maka software (perangkat lunak) yang terdapat dalam Sistem Informasi e-paspor dari 76 responden, termasuk dalam kategori baik maksudnya adalah softwareatau perangkat lunak yang terdapat dalam Sistem Informasi e-paspor telah memudahkan masayarakat dalam pembuatan permohonan paspor.
4.1.3. Prosedur untuk penggunaan Sistem Informasi e-paspor di Kota Bandung
Sistem Informasi pada dasarnya dibuat untuk memudahan masyarakat dalam pendapatkan pelayanan. Akan tetapi keadaan dilapangan ada yang belum mengetahui tentang Sistem Informasi tersebut. Prosedur yang telah disediakan Kantor Imigrasi dapat dilihat dari sub indikator dibawah ini:
(65)
4.1.3.1. Aturan-aturan dalam menggunakan Sistem Informasie-paspor
Penggunaan Sistem Informasi e-paspor dalam hal pelayanan ditujukan untuk mengefisienkan waktu. Suatu aturan yang terdapat di Sistem Informasi tersebut dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat.
Tabel 4.11
Tanggapan responden terhadap prosedur tentang aturan-aturan dalam penggunaan Sistem Informasie-paspor
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Presentase jumlah skor tanggapan responden sebesar 66.32%, dan mayoritas responden menjawab kurang setuju sebanyak 32 orang. Berdasarkan kriteria penilaian maka aturan-aturan dalam penggunaan Sistem Informasi e-paspor bermanfaat bagi masyarakat dan ntermasuk dalam kategori baik, artinya Kantor Imigrasi Bandung telah menyediakan aturan-aturan dalam penggunaan Sistem Informasie-paspor.
4.1.3.2 Petunjuk dalam meangakses Sistem Informasie-paspor
Pelayanan tentang pembutan pra permohonan pada Sistem Informasi e-paspor menjadikan pelayanan lebih cepat. Petunjuk yang disediakan kantor imigrasi bagi masyarakat untuk mngakses Sistem Informasi termasuk kategori baik, dengan total responden 76 orang responden dan yang menjawab setuju 35 orang responden. Hal ini dapat dijelaskan bahwa petujuk yang disediakan kantor
No Tanggapan Bobot Frek % Skor % Skor
1 Sangat Setuju 5 5 6,58 25
66,32
2 Setuju 4 28 36,84 112
3 Kurang setuju 3 32 42,11 96
4 Tidak setuju 2 8 10,53 16
5 Sangat tidak setuju 1 3 3,95 3
(66)
86
imigrasi bagi masyarkat dalam mengakses Sistem Informasi e-paspor membantu masyarakat. Berikut ini tabel tanggapan responden:
Tabel 4.12
Tanggapan responden terhadap prosedur tentang petunjuk yang disediakan untuk mengakses Sistem Informasie-paspor
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan kriteria penilaian, maka tanggapan responden tentang petunjuk yang disediakan dalam mengakses Sistem Informasi dapat dikatakan baik dengan jumlah presentase skor sebesar 76.84%. Artinya petunjuk yang telah disediakan Kantor Imigrasi kepada masyarakat untuk mengakses Sistem Informasi e-paspordapat mempermudah masayarakat dan membantu masyarakat.
Kedua indikator prosedur di atas tentang aturan dan petunjuk untuk mengakses sistem informasi yang mendapatkan presentase tertinggi adalah prosedur tentang aturan-aturan yang disediakan sebesar 76.84%. Akumulasi tanggapan responden pada indikator prosedur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Akumulasi tanggapan Responden berdasarkan Indikator Prosedur
no sub indikator % skor Kriteria
1 Aturan 66.32 Baik
2 Petunjuk 76.84 Baik
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
No Tanggapan Bobot Frek % Skor % Skor
1 Sangat Setuju 5 15 19,74 75
76,84
2 Setuju 4 35 46,05 140
3 Kurang setuju 3 25 32,89 75
4 Tidak setuju 2 1 1 2
5 Sangat tidak setuju 1 0 0 0
(1)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (ahli madya, sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa batuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, Juli 2010
Yang membuat pernyataan
NURHAYATI NINGSIH NIM. 4.17.06.018
(2)
Reliability
Case Processing Summary
76 100.0
0 .0
76 100.0
Valid Excludeda
Total Cases
N %
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.712 36
Cronbach's
(3)
Nonparametric Correlations
Correlations1.000 .528**
. .000
76 76
.528** 1.000
.000 .
76 76
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
N
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
N X
Y Spearman's rho
X Y
Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). **.
(4)
146 RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Nurhayati Ningsih
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 14 September 1988
Status : Belum Kawin
Alamat Lengkap : Jl. Sukapura No.150 Rt.08/05 Kiaracondong Bandung 40285
Telepon : (022) 7334542
Nama Ayah : Sudiman
Pekerjaan Ayah : Pegawai BUMN
Nama Ibu : Sumiyati
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Lengkap : Jl. Sukapura No. 150 Rt.08/05 Kiaracondong Bandung 40285
(5)
147 2. Pendidikan Formal
1994 s/d 2000 : SDN Sukapura IV Kiaracondong
2000 s/d 2003 : SMPN 48 Bandung
2003 s/d 2006 : SMA Pasundan 1 Bandung 2006 s/d sekarang : Universitas Komputer Indonesia
Fakultas Sosial Politik
Program studi Ilmu Pemerintahan 3. Pendidikan Non Formal
2007 : Pelatihan e-Government dan Aplikasi
Analisis kebutuhan Sarana Pemerintahan se-Kabupaten Bandung, Miracle Universitas Komputer Indonesia
2008 : Latihan Dasar Kepemimpinan, Miracle
Universitas Komputer Indonesia
2010 : Table manner program studi Ilmu
Pemerintahan di Hotel Golden Flower
2010 : Seminar Microsoft 2010 SMART &
FUN, Miracle Universitas Komputer Indonesia
2010 :Toefel
4. Pengalama Berorganisasi
2006 - 2007 : Anggota HIMA Ilmu Pemerintahan UNIKOM
Peneliti
(6)