Proses Pengadopsian Inovasi Adovsi Inovasi

16

2.2.2 Proses Pengadopsian Inovasi

Faktor yang mempengaruhi percepatan adopsi adalah sifat dari inovasi itu sendiri. Inovasi yang akan di introduksikan harus mempunyai kesesuaian daya adaptif terhadap kondisi biofisik, social, ekonomi, dan budaya yang ada dalam masyarakat penerima adopter tersebut. Jadi inovasi yang ditawarkan tersebut hendaknya inovasi yang tepat guna. Adopsi dipengaruhi oleh banyak faktor sifat atau karakteristik inovasi, sifat atau karakteristik calon pengguna, pengambilan keputusan adopsi, saluran atau media yang digunakan, kualifikasi penyuluh. Strategi untuk memilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopter. 2. Inovasi harus memberikan keuntungan bagi adopternya. 3. Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasan. 4. Inovasi harus mendayagunakan sumber daya yang sudah ada. 5. Inovasi tersebut terjangkau oleh financial, sederhana, tidak rumit dan mudah diperagakan. 6. Inovasi harus mudah untuk diamati. Adopsi inovasi merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan cognitive, sikap affective, maupun keterampilan psycomotor pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi. Rogers and Shoemaker1971,proses adopsi inovasi merupakan proses kejiwaanmental yang terjadi pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana terjadi proses penerapan suatu ide baru sejak diketahui atau didengar sampai diterapkannya ide baru tersebut. 17 Berdasarkan penjelasan tersebut, terlihat bahwa proses adopsi didahului oleh pengenalan suatu inovasi introduksi kepada masyarakat, selanjutnya terjadi proses mental untuk menerima atau menolak inovasi tersebut. Jika hasil dari proses mental tersebut adalah keputusan untuk menerima suatu inovasi maka terjadilah adopsi.Proses adopsi melalui beberapa tahapan yaitu kesadaran awareness, perhatian interest, penaksiran evaluation, percobaan trial, adopsi dan konfirmasi Mundy, 2000. Setelah suatu inovasi di adopsi oleh pengguna, maka proses selanjutnya yang diharapkan adalah terjadinya difusi inovasi. Difusi adalah proses dimana inovasi disebarkan pada individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial tertentu Soekartawi, 1988. Tipe-Tipe Putusan Inovasi Adapun tipe-tipe keputusan dalam inovasi adalah sebagai berikut. 1. Keputusan otoritas authority decision Keputusan ini dibuat oleh atasan atau suatu lembaga, pemerintah, pabrik, sekolah dan sebagainya 2. Keputusan Individu individual decision Keputusan ini dilaksanakan oleh individu seseorang terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh masyarakat collective dalam sistem sosial 3. Keputusan bersama collective decision Keputusan ini disepakati dan dilaksanakan secara bersama atau melalui consensus masyarakat dalam sistem sosial Teori difusi inovasi yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers, pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers 1961, yaitu “as 18 the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system .” Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers 1961 difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters .” Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat empat elemen pokok, yaitu: 1. Inovasi: gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi 2. Saluran komunikasi: ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan a tujuan diadakannya komunikasi dan b karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. 3. Jangka waktu: proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam a proses pengambilan keputusan inovasi, b 19 keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan c kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. 4. Sistem sosial: kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers 1995 memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup 1 atribut inovasi perceived atrribute of innovasion, 2 jenis keputusan inovasi type of innovation decisions, 3 saluran komunikasi communication channels, 4 kondisi sistem sosial nature of social system, dan 5 peran agen perubah change agents. Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup: 1. Tahap Munculnya Pengetahuan knowledge ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntunganmanfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi. 2. Tahap Persuasi kersuasion ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya membentuk sikap baik atau tidak baik . 3. Tahap Keputusan decisions muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. 20 4. Tahapan Implementasi implementation, ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi. 5. Tahapan Konfirmasi confirmation, ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan untuk menerimaan atau menolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya. Menurut Rogers 1960 proses adopsi itu terjadi mulai seseorang mendengar suatu ide baru sampai akhirnya ia melaksanakannya mengadopsinya. Proses difusi merupakan proses perembesan atau merembesnya inovasi ke dalam masyarakat sampai mencapai mengenai sebagian besar anggota masyarakat tersebut. Proses adopsi dan difusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Proses adopsi terjadi pada orang-orang secara individual, sedangkan proses difusi terjadinya perembesan inovasi di masyarakat. Tahapan-tahapan adopsi dalam proses adopsi atau penerimaan, ada lima tahap, yaitu : 1. Tahap kesadaran atau penghayatan awareness stage. Tahap pertama kali mendengar tentang inovasi. Pada tahap ini sasaran sudah maklum atau menghayati sesuatu hal yang baru yang aneh tidak biasa kebiasaan atau cara yang mereka lakukan kurang baik atau mengandung kekeliruan, cara baru dapat meningkatkan hasil usaha dan pendapatannya, cara baru dapat mengatasi kesulitan yang sering dihadapi. Hal ini diketahuinya karena hasil berkomunikasi dengan penyuluh. Tahapan mengetahui adanya inovasi dapat diperoleh seseorang dari mendengar, membaca atau melihat, tetapi pengertian seseorang tersebut belum mendalam. 21 2. Tahap Minat atau tertarik interest stage. Mencari informasi lebih lanjut. Pada tahap ini sasaran mulai ingin mengetahui lebih banyak perihal yang baru tersebut. Ia menginginkan keterangan- keterangan yang lebih terinci lagi. Sasaran mulai bertanya-tanya. Hanya keberhasilan dan penjelasan petani golongan early adopterlah yang dapat menghilangkan kebimbangan petani yang telah menaruh minat. 3. Tahap Penilaian evaluation stage. Menimbang manfaat dan kekurangan penggunaan inovasi. Pada tahap ini sasaran mulai berpikir-pikir dan menilai keterangan-keterangan perihal yang baru itu. Juga ia menghubungkan hal baru itu dengan keadaan sendiri kesanggupan, resiko, modal, dll. Pertimbangan-pertimbangan atau penilaian terhadap inovasi dapat dilakukan dari tiga segi, yaitu teknis, ekonomis dan sosiologis. Misalkan inovasi yang diperkenalkan adalah jenis padi baru, segi- segi teknis yang dinilai adalah tingkat produktivitasnya, pemeliharaannya mudah atau tidak, umurnya lebih pendek daripada lokal atau tidak, mudah terserang hama dan penyakit atau tidak dan sebagainya. Penilaian berikutnya dilakukan terhadap segi ekonominya; penilaian segi ini dilakukan terhadap semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi untuk satuan luas tertentu pada suatu periode kegiatan berproduksi dan nilai yang diperoleh dari hasil penjualan hasil produksinya. Selisih antara nilai penjualan dari nilai pengorbanan yang diperlukan dihitung dalam nilai uang, merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha tani tersebut. Keuntungan inilah yang akan diperbandingkan dengan keuntungan yang diperoleh jika seseorang menanam padi jenis unggul lokal. Pertimbangan dari segi sosial ini antara lain 22 manfaat penerapan inovasi tersebut bagi masyarakat di sekitar usaha taninya, apakah penerapan inovasi ini dapat memberikan lapangan kerja baru bagi keluarganya atau masyarakat disekitarnya. Jika penilaian telah dilakukan dan kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa penerapan inovasi tersebut menguntungkan, maka seseorang akan melangkah ke tahap berikutnya. 4. Tahap Percobaan trial stage Menguji sendiri inovasi pada skala kecil. Sasaran sudah mulai mencoba-coba dalam luas dan jumlah yang sedikit saja. Sering juga terjadi bahwa usaha mencoba ini tidak dilakukan sendiri, tetapi sasaran mengikuti dalam pikiran dan percakapan-percakapan, sepak terjang tetangga atau instansi mencoba hal baru itu dalam pertanaman percobaan atau demosntrasi. Kalau ia sudah yakin tentang apa yang dianjurkan, maka ia kan mengetrapkannya secara lebih luas. Bila gagal dalam percobaan ini, maka petani yang biasa akan berhenti dan tidak akan percaya lagi. Tapi petani yang maju dan ulet akan mengulangi percoabaannya lagi, sampai ia mendapat keyakinannya. 5. Tahap Penerimaan adoption Menerapkan inovasi pada skala besar setelah membandingkannya dengan metoda lama. Sasaran sudah yakin akan kebenaran atau keunggulan hal baru itu, maka ia mengetrapkan anjuran secara luas dan kontinu. Ia juga akan mengajurkannya kepada tetangga atau teman-temannya. Dalam prakteknya pentahapan tadi tidak perlu secara berurutan dilaluinya. Dapat saja sesuatu tahap dilampaui, karena tahap tersebut dilaluinya secara mental. Tidak semua orang mempunyai waktu, kesempatan, ketekunan, kesanggupan dan keuletan yang sama untuk menjalani, kadang-kadang mengulangi proses adopsi sampai 23 akhir dan mendapat sukses. Kegunaan praktis bagi para penyuluh pertanian perihal proses adopsi adalah untuk mengetahui sampai tahap mana sasaran yang dihadapinya itu. Konseptualisasi proses adopsi telah sangat dikenal dan dipakai oleh para peneliti difusi selama ini. Namun tahapan-tahapan tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan, bisa saja salah satu tahapan proses tersebut di loncati, khususnya pada saat percobaan. Sealain itu, proses tersebut selalu diakhiri dengan keputusan mengadopsi padahal kenyataanya bisa saja diakhiri dengan penolakan.

2.3 Kategori Adopter