BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. KERANGKA PEMECAHAN
MASALAH
Penggunaan lahan merupakan hasil dari upaya manusia yang sifatnya terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya terhadap sumber daya lahan. Lonjakan
populasi dan kegiatan penduduk telah meningkatkan intensitas penggunaan lahan yang kemudian menyebabkan lahan subur dan potensial untuk lahan pertanian
semakin langka akibat terjadinya degradasi tanah dan lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu pengaturan penggunaan lahan pertanian yang seksama yang sesuai dengan
kondisi biofisik melalui pendekatan zona agroekologi. Zona agroekologi merupakan suatu himpunan dari sejumlah faktor alam dan
kegiatan pertanian yang menggunakan dan mengeksploitasi lingkungannya. Pada prinsipnya pengelompokkan zona agroekologi dilakukan berdasarkan perbedaan
karakteristik lahan yaitu relief lereng, iklim suhu dan kelembaban udara dan drainase tanah, sehingga pada setiap zona agroekologi akan memiliki karakteristik
lahan tertentu yang kemudian dapat ditentukan alternatif penggunaan lahan yang sesuai.
Zona agroekologi dapat memudahkan pelaksanaan analisis yang dibutuhkan dalam penilaian kesesuain lahan untuk penggunaan pertanian. Untuk membantu
penilaian kesesuaian lahan ini dapat dilakukan secara terkomputerisasi salah satunya dengan menggunakan sistem pakar Expert system. Sistem pakar merupakan
perangkat lunak komputer yang dapat memberikan arahan tentang penggunaan lahan untuk sistem pertanian yang tepat berdasarkan sifat-sifat lahan seperti lereng, tekstur,
kemasaman dan lain-lain, dengan mempertimbangkan bahwa lereng yang curam, tekstur yang sangat kasar ataupun gambut dalam maupun pH yang sangat rendah
sebagai pembatas, sistem akan memberikan rekomendasi untuk sistem pertanian seperti tanaman semusim, tanaman tahunan atau kehutanan Amien, 1997.
Sistem pertanian tanaman semusim hanya dianjurkan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 8, sistem pertanian wanatani dimana tanaman tahunan
ditanam bersama dengan tanaman semusim akan dianjurkan pada lahan dengan kemiringan antara 8-15 dan untuk sistem pertanian perkebunan tanaman tahunan
akan dianjurkan pada lahan dengan kemiringan antara 16-40, sedangkan lahan dengan kemiringan lebih dari 40 hanya dianjurkan untuk kehutanan.
Penggunaan lahan aktual yang sesuai dengan zona agroekologi dapat mewujudkan keseimbangan dan keberlanjutan lahan karena lahan digunakan sesuai
dengan kondisi fisiknya, namun di daerah penelitian terdapat lahan tererosi seluas 2511 ha BPN 2002 yang diduga dipengaruhi oleh penggunaan lahan yang tidak
sesuai, kemudian terjadinya penurunan produktivitas lahan yang tampak pada penurunan produksi beberapa komoditas pertanian, misalnya untuk tanaman padi rata-
rata produksinya turun 3,79 yaitu dari 9,88 tonha 2000 menjadi 6,09 tonha 2002, begitu pula pada tanaman palawija rata-rata produksi turun dari 29,472 tonha 2000
menjadi 27, 324 tonha 2002. Walaupun penurunan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor namun penurunan produktivitas lahan berupa produksi per satuan luas yang
rendah dapat dijadikan indikator tingkat keberhasilan dan kesesuaian suatu pola penggunaan lahan
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi dominan wilayah perdesaan dapat dilakukan dengan menentukan prioritas-prioritas sektor pertanian
yang kemudian dapat dirinci lagi berdasarkan komoditas. Lokasi studi sebagai wilayah pertanian dengan topografis berbukit membutuhkan pemanfaatan lahan yang tepat dan
dapat tetap menjaga keseimbangan ekologis setempat. Dengan demikian, produktivitas masyarakat Cibugel dapat meningkat, tetapi juga diiringi kelestarian tanah
dan air secara berkelanjutan.
3.2. REALISASI PEMECAHAN MASALAH