b. Menggunakan pandangan jangka panjang. Pandangan jangka panjang dapat digunakan untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berkelanjutan dapat dimanfaatkan.
c. Menjamin pemerataan dan keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan
dan faktor produksi, pemerataan kesempatan perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.
d. Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati
memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam pembangunan berkelanjutan berusaha menyatukan tiga dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup menjadi suatu sinergi dalam
meningkatkan kualitas manusia. Dimensi ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan tetap memfokuskan kepada pertumbuhan, pemerataan,
stabilitas, dan arif. Dimensi sosial mencakup pemberdayaan, peran serta, kebersamaan, mobilitas, identitas kebudayaan, pembinaan kelembagaan,
dan pengentasan kemiskinan. Dimensi ekologi bertujuan untuk integritas ekosistem, ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam, pelestarian
keanekaragaman hayati, dan tanggapan isu global.
3. Peranan AMDAL Dalam Pengelolaan Lingkungan
Di negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, tingkat kesejahteraan masih rendah. Oleh karena itu, pembangunan perlu dilakukan
untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat. Tanpa pembangunan akan terjadi kerusakan lingkungan yang akan menjadi makin parah dengan
waktu. Kerusakan lingkungan ini akan membawa kita pada kehancuran,
1. Berikan contoh pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di sekitar wilayah Anda? Berikan
pula contoh yang menyebabkan aturan tersebut 2. Di kota-kota ada usaha untuk pengelolaan air limbah. Coba
amati dan laporkan prosesnya 3. Di kawasan padat penduduk, perlu sosialisasi life skills untuk
memelihara dan mengolah lingkungan agar bersih, rapi, dan sehat. Bagaimana caranya?
Di unduh dari : Bukupaket.com
akan tetapi pembangunan juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk menghindari ini, pembangunan harus berwawasan lingkungan
sehingga menjadi berkelanjutan untuk jangka panjang. AMDAL merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan ini. Jadi, AMDAL merupakan analisis
lingkungan mengenai dampak suatu proyek.
AMDAL berbeda dengan ANDAL. AMDAL merupakan keseluruhan proses pelestarian lingkungan mulai dari kerangka acuan, Analisis Dampak
Lingkungan ANDAL, Rencana Pemantauan Lingkungan RPL, dan Rencana Pengelolaan Lingkungan RKL. ANDAL sendiri merupakan
telaah cermat yang mendalam tentang suatu kegiatanproyek yang direncanakan.
AMDAL harus dilakukan dengan dua macam cara sebagai berikut. a. AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena
Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau pemrakarsa proyek tidak melakukannya
maka akan melanggar undang-undang dan besar kemungkinan perizinan untuk pembangunan proyek tersebut tidak akan didapat,
atau akan menghadapi pengadilan yang dapat memberikan sanksi- sanksi yang tidak ringan. Cara ini cukup efektif untuk memaksa para
pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan atau pemilik proyek yang hanya mementingkan keuntungan proyeknya
sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak sampingan yang timbul. Tanpa adanya undang-undang, peraturan pemerintah, dan Pedoman-
pedoman Baku Mutu maka dasar hukum dari pelaksanaan AMDAL ini tidak ada.
b. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. Cara kedua ini merupakan yang
ideal, tetapi kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang terutama para pemrakarsa proyek.
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraannya telah melakukan berbagai aktivitas dari bentuk yang
sederhana sampai yang sangat canggih, mulai dari bangunan yang kecil sampai yang sangat besar dan canggih, mulai dari yang hanya sedikit saja
mengubah sumber daya alam dan lingkungan sampai yang menimbulkan perubahan yang besar.
Untuk menghindari timbulnya dampak lingkungan yang tidak dapat ditoleransi maka perlu disiapkan rencana pengendalian dampak nega-
tif yang akan terjadi. Untuk dapat merencanakan pengendalian dampak negatif harus diketahui dampak negatif apa yang akan terjadi dan untuk
dapat mengetahui dampak yang akan terjadi maka perlu dilakukan pen- dugaan dampak lingkungan. Langkah ini disebut Pendugaan Dampak
Di unduh dari : Bukupaket.com
Lingkungan atau Environmental Impact Assessment dan pendugaan ini merupakan proses dalam AMDAL. AMDAL dilakukan untuk menjamin
tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting sehingga
AMDAL merupakan bagian dari beberapa hal, yaitu pengelolaan lingkungan, pemantauan proyek, pengelolaan proyek, pengambil keputusan, dan
dokumen yang penting.
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila dapat disusun rencana pengelolaan lingkungan, sedangkan rencana pengelolaan
lingkungan dapat disusun apabila telah diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang akan
dibangun.
Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek
berjalan sehingga program pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tidak mampu menghindarkan rusaknya lingkungan.
Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan oleh:
a. Penyusun laporan AMDAL kurang tepat di dalam melakukan pandangan dan biasanya juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya para evaluator
dari berbagai instansi pemerintah yang terlibat sehingga konsep atau draft laporan AMDAL yang tidak baik sudah disetujui menjadi laporan
akhir.
b. Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah tertulis di dalam laporan AMDAL yang telah diterima pemerintah
terutama saran-saran dan pedoman di dalam mengendalikan dampak negatif. Misalnya pada laporan AMDAL jelas bahwa proyek harus
membangun pengelolaan air limbah water treatment plant, tetapi kenyataannya tidak dilakukan atau walaupun dilakukan tidak bekerja
dengan baik. Contoh lain misalnya alat penyerap debu dust absorber yang harusnya diganti atau dibersihkan tiap dua tahun sekali, tetapi
sudah lima tahun tidak juga diganti.
Untuk menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan ini maka pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin, sejak awal dari
pembangunan, secara terus-menerus dengan frekuensi yang teratur, apabila diperlukan sejak pra pembangunan. Hasil dari pemantauan kemudian digu-
nakan untuk memperbaiki rencana pengelolaan lingkungan kalau memang hasil pemantauan tidak sesuai dengan pendugaan dalam AMDAL. Hasil
pemantauan juga dapat digunakan untuk memperbaiki pendugaan atau untuk melakukan pendugaan ulang. Secara skematis hubungan hasil
ANDAL, pemantauan, dan pengelolaan dapat dilihat pada gambar berikut.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Qfnjmjlqspzfl
Mbqpsbo BOEBMesbgu
Fwbmvbtj Mbqpsbo
ibsvt ejqfscbjlj
Ejupmbl Mbqpsbo
BOEBMblijs
Qfncbohvobo qspzfl
Qspzflcfskbmbo SfodbobQfohfmpmbbo
MjohlvohboSLM
E B
N Q
B L
Qfnboubvbo IbtjmQfnboubvbo
Blujwjubtqfohfmpmbbo mjohlvohbo
Sfodbob Qfnboubvbo
MjohlvohboSQM Blujwjubt
qfsbobo qfohfmpmbbo
mjohlvohbo Qspzfl
ejuvoeb0ejcbubmlbo Ejtfuvkvj
Gambar 5.4 Hubungan hasil ANDAL, pemantauan dampak RPL, dan pengelolaan lingkungan RKL.
Sumber: Kuswanto, 2007
4. Kegunaan AMDAL Bagi Pemerintah dan Pemilik Proyek