J.Van Dunne menyatakan bahwa: “perjanjian dapat ditafsirkan sebagai
suatu hubungan hukum penawaran dari satu pihak dan perbuatan hukum penerimaan dari pihak lain.”
49
Subekti menyatakan bahwa: “suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di
mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu.”
50
2.5.2 Sumber-sumber Hukum Perjanjian A. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
a. Pasal 1338 KUHPer tentang asas kebebasan berkontrak a membuat, tidak membuat perjanjian b mengadakan perjanjian dengan siapapun c
menentukan isi, persyaratan dan pelaksanaan perjanjian d menentukan bentuk perjanjian.
b. Pasal 1233-psl 1312 KUHPer tentang Perikatan pada umumnya. c. Pasal. 1313-1351 KUHPer tentang perikatan yang lahir dari peranjian.
d. Pasal 1381-1456 KUHPer tentang hapusnya perikatan. e. Pasal 1457-1540 KUHPer tentang jual beli.
f. Pasal 1541-1546 KUHPer tentang tukar menukar. g. Pasal 1548-1600 KUHPer tentang sewa menyewa.
h. Pasal 1601-1617 KUHPer tentang persetujuan untuk melakukan pekerjaan.
49
Ibid.
50
R. Subekti, loc.cit.
i. Pasal 1618-1652 KUHPer tentang Persekutuan. j. Pasal 1666-1693 KUHPer tentang Hibah.
k. Pasal 1694-1739 KUHPer tentang Penitipan barang. l. Pasal 1740-1753 KUHPer tentang Pinjam pakai.
m. Pasal 1754-1769 KUHPer tentang Pinjam meminjam. n. Pasal 1792-1819 KUHPer tentang Pemberian kuasa.
o. Pasal 1820-1850 KUHPer tentang Penanggungan utang. p. Pasal 1851-1864 KUHPer tentang Perdamaian.
q. Pasal 1865-1894 KUHPer pasal-pasal yang berkaitan dengan bukti tulisan.
B. Perundang-Undangan Terkait
a. Undang-undang No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi khususnya: 1. Pasal 1 ayat 5 tentang Definisi Kontrak Kerja Kontruksi
2. Pasal 22 tentang Kerangka Kontrak Konstruksi. b. Undang-undang No. 4 tahun 1986 tentang Hak Tanggungan atas Tanah
Serta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, khususnya: 1. Pasal 10 ayat 2 mengatur tentang pembuatan akta hak pemberian
tanggungan. 2. Pasal 11- pasal 17 hal-hal dicartu sal dalam akta Pemberian Hak
Tanggungan c. Undang-undang No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, khususnya:
1. Pasal 5 mengatur tentang Pembebanan Jaminan Fidusia yang harus dibuat dengan akta Notaris.
2. Pasal 6 tentang strukturKerangka akta Jaminan Fidusia. d. Undang-undang No.30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris khususnya:
Pasal 38 tentang Struktur Kerangka Akta Notaris e. Undang-undang 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
khususnya: 1. Pasal 17 tentang larangan memproduksi iklan yang isinya
menyesatkan. 2. Pasal 18 tentang aturan dalam mencantumkan klausula baku dan
setiap perjanjian. f. Undang-undang No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.
2.5.3 Mengikatnya Perjanjian