Ilmu Kejiwaan Sistem Informasi

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ilmu Kejiwaan

Ilmu kejiwaan adalah merupakan studi spesialis dalam ilmu kedokteran, yang dimana seseorang sudah melalui dalam proses kuliah bertahun - tahun, dan sudah menjalani dan membuka praktek dokter di sini adalah masih dokter umum, barulah kemudian dokter tersebut bisa mengambil dokter spesialis, yang kebetulan di sini adalah spesialis kejiwaan. Ilmu kejiwaan sendiri bukan merupakan hal baru dalam dunia kedokteran, dan bagi masyarakatpun juga begitu, karena dengan adanya kebutuhan global yang meningkat dan keimananpun semakin turun maka terjadilah proses kejiwaan ini, dimana disini ada perbagai ilmu kejiwaan yang harus di telaah bagi semua masyarakat. Khususnya bagi gangguan kepribadian dan prilaku masa dewasa seseorang. Dr.Rusdi Maslim, SpKj.2010 Dalam Gangguan kepribadian masa dewasa menurut Dr.Rusdi Maslim, Spkj ada beberapa di antaranya sebagai berikut: a. Gangguan kepribadian paranoid dengan ciri – ciri sebagai berikut : b. Gangguan kepribadian Skizoid c. Gangguan Dissosial d. Gangguan kepribadian emosional tak stabil e. Gangguan kepribadian Histrionik f. Gangguan kepribadian anankastik g. Gangguan kepribadian cemas Menghindar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. h. Gangguan kepribadian Dependen

2.2. Java 2 Micro Edition J2ME

Menurut M.Shalahuddin dan Rosa A.S 2006, Java 2 Micro Edition atau yang biasa disebut J2ME adalah lingkungan pengembangan yang di desain untuk meletakkan perangkat lunak Java pada barang eletronik beserta alat pendukungnya. Pada J2ME, jika perangkat lunak berfungsi baik pada perangkat maka belum tentu juga berfungsi baik perangkat lainnya. J2ME membawa Java ke dunia informasi, komunikasi, dan perangkat komputasi selain perangkat komputer desktop yang biasanya lebih kecil dibandingkan perangkat komputer desktop. J2ME biasa digunakan pada telepon selular atau Handphone, pager, personal digital assistants PDA’s dan sejenisnya. J2ME adalah bagian dari J2SE Java 2 Standard Edition karena itu tidak semua library yang ada pada J2SE dapat digunakan pada J2ME. Tetapi J2ME mempunyai beberapa library khusus yang tidak dimiliki J2SE. Teknologi J2ME juga memiliki beberapa keterbatasan, terutama jika diaplikasikan pada ponsel. J2ME sangat tergantung pada perangkat device yang digunakan, bisa dari segi ponsel, maupun kemampuan ponsel, dan dukungannya terhadap teknologi J2ME. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2006. Menurut Raharjo dan Heryanto 2007, Java adalah bahasa pemrograman yang disusun oleh James Gosling dan dibantu oleh rekan-rekannya seperti Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheri dan pada tahun 1991 di suatu perusahaan perangkat lunak bernama Sun Microsystems. Bahasa pemrograman ini mula-mula diinisialisasi dengan nama ″Oak″, namun pada tahun 1995 diganti namanya menjadi ″Java″. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Alasan utama pembentukan bahasa Java adalah untuk membuat aplikasi- aplikasi yang dapat diletakkan di berbagai macam perangkat elektronik, seperti microwave oven dan remote control, sehingga Java harus bersifat portable atau yang sering disebut dengan platform-independent tidak tergantung pada platform. Itulah yang menyebabkan dalam dunia pemrograman java, dikenal adanya istilah ‘write once, run everywhere’, yang berarti kode program hanya ditulis sekali, namun dapat dijalankan di bawah platform manapun, tanpa harus melakukan perubahan kode program. Sun Microsystems telah mendefinisikan tiga buah edisi dari Java 2, yaitu sebagai berikut: a. Java 2 Standard Edition J2SE, yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi desktop dan applet aplikasi Java yang dapat dijalankan di dalam browser web. b. Java 2 Enterprise Edition J2EE, Merupakan superset dari J2SE yang memperbolehkan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berskala besar, yaitu dengan pembuatan aplikasi-aplikasi di sisi server dengan mengunakan EJBs Enterprise JavaBeans, aplikasi web dengan menggunakan Servlet dan JSP Java Server Pages dan teknologi lainnya seperti CORBRA Common Object Request Broker Architecture dan XML Extensible Markup Language. c. Java 2 Micro Edition J2ME, merupakan subset dari J2SE yang digunakan untuk menangani pemrograman di dalam perangkat-perangkat kecil, yang tidak memungkinkan untuk mendukung implementasi dari J2SE secara penuh. J2ME merupakan sebuah kombinasi yang terbentuk antara sekumpulan interface Java yang sering disebut dengan Java API Application Programming Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Interface dengan JVM Java Virtual Machine yang didesain khusus untuk perangkat dengan ruang memori terbatas. Kombinasi tersebut kemudian digunakan untuk melakukan pembuatan aplikasi-aplikasi yang dapat berjalan pada mobile device. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2006. Masing-masing dari perusahaan perangkat telah menyediakan JVM dan sekumpulan API yang diperlukan, sehingga tidak perlu dilakukan installasi JVM dan Java API ke dalam perangkat sehingga programmer hanya berkonsentrasi dalam pengembangan aplikasinya dan memasukkannya kedalam perangkat tersebut. J2ME sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga buah bagian, yaitu: konfigurasi, profil, dan paket-paket opsional, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Arsitektur J2ME Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1. Connected Limited Device Configuration CLDC

CLDC atau Connected Limited Device Configuration adalah perngakat dasar dari J2ME, spesifikasi dasar yang berupa Library dan API yang diimplementasikan pada J2ME, seperti yang digunakan pada telepon selular, pager, dan PDA, perangkat tersebut dibatasi dengan keterbatasan memori, sumber daya, dan kemampuan memproses. Spesifikasi CLDC pada J2ME adalah spesifikasi minimal dari package, kelas, dan sebagian fungsi JVM Java Virtual Machine yang dikuangi agar dapat diimplementasikan dengan keterbatasan sumber daya pada alat – alat tersebut, JVM yang digunakan disebut KVM Kilobyte Virtual Machine. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2006.

2.2.2. Mobile Information Device Profile MIDP

MIDP atau Mobile Information Device Profile adalah spesifikasi untuk profil J2ME. MIDP memiliki lapisan di atas CLDC, API tambahan untuk daur hidup aplikasi, antarmuka, jaringan, dan penyimpanan persisten. Pada saat ini terdapat MIDP 1.0 adalah API untuk multimedia. Pada MIDP 2.0 terdapat dukungan memainkan tone, tone sequence, dan file WAV walaupun tanpa adanya Mobile Media API MMAPI. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2006. Profil merupakan bagian perluasan dari konfigurasi. Artinya, selain sekumpulan kelas yang terdapat pada konfigurasi, terdapat juga beberapa kelas- kelas spesifik yang didefinisikan lagi dalam profil. Dengan kata lain, profil akan membantu secara fungsional yaitu dengan menyediakan kelas-kelas yang tidak terdapat pada level konfigurasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adapun profil yang sangat popular penggunaannya adalah profil yang disediakan oleh Sun Microsystems, yaitu yang dinamakan dengan MIDP. Beberapa profil yang tersedia untuk kebutuhan-kebutuhan spesifik lainnya: a. Personal Digital Assistant Profile PDAP, yaitu profil untuk PDA yang memperluas fungsi-fungsi pada konfigurasi CLDC dan digunakan khusus untuk menambahkan kemampuan-kemampuan lebih apabila dibandingkan dengan penggunaan MIDP b. Foundation Profile, yaitu profil yang digunakan untuk konfgurasi CDC. Profil ini menambahkan beberapa kelas dari J2SE ke dalam konfigurasi CDC, dan berperan juga dalam pondasi untuk membentuk profil baru lainnya. c. Personal Profile, yaitu profil yang mendefinisikan ulang personal Java sebagai profil yang dapat digunakan sebagai profil dalam J2ME. Profil ini merupakan hasil perluasan dari Foundation profile d. Remote Method Invocation RMI, yaitu profil yang menambahkan dukungan RMI ke dalam konfigurasi CDC.

2.2.2.1. MIDlet

MIDlet adalah aplikasi yang ditulis untuk MIDP. Aplikasi MIDlet adalah bagian dari kelas javax.microedition.midlet. MIDlet yang didefinisikan pada MIDP. MIDlet berupa sebuah kelas abstrak yang merupakan sub kelas dari bentuk dasar aplikasi sehingga antarmuka antara aplikasi J2ME dan aplikasi manajemen pada perangkat dapat terbentuk. Raharjo dan Heryanto, 2007. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.2.2.Lifecycle MIDlet MIDlet bekerja pada beberapa fase sebagai bagian dari lifecycle dan pasti selalu berada pada salah satu dari status berikut : a. Paused, status ini dimasuki MIDlet setelah konstruktor dipanggil. Setelah MIDlet dijalankan,, maka kemungkinan status berikutnya adalah Paused atau Active. b. Active, MIDlet sedang berjalan. c. Destroyed, MIDlet dibebaskan dari resource dan shut down oleh Application Manager. Gambar 2.2. Lifecycle MIDlet Tampak pada gambar 2.2. bahwa pada saat pembuatan Midlet baru, mula- mula Midlet akan berada dalam keadaan Paused. Apabila proses pembuatan Midlet gagal atau mengakibatkan kesalahan, maka Midlet akan langsung berada pada keadaan Destroyed. Namun apabila proses pembuatan Midlet berjalan dengan baik, maka setelah Midlet dijalankan, maka AMS secara otomatis akan mengeksekusi method startApp dan hal ini akan mengubah MIDlet untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berada dalam keadaan Active dan dapat diubah kembali menjadi keadaan Paused melalui pemanggilan method pauseApp atau diubah menjadi keadaan Destroyed melalui pemanggilan method destroyApp . Sebagai contoh, pada saat Midlet akan mengalami perubahan keadaan, yaitu dari Active menjadi Destroyed Application Management Software AMS merupakan lingkungan tempat sebuah Midlet dapat di-install, dijalankan, dihentikan maupun di-uninstall. AMS akan membuat instance baru dari Midlet dan dapat mengontrol keadaannya, yaitu dengan cara menjalankan start, mengistirahatkan pause maupun menghentikannya destroy secara langsung oleh dirinya sendiri. Raharjo dan Heryanto, 2007. 2.2.2.3.Push Registry Enrique 2003 mengemukakan bahwa Push Registry adalah suatu mekanisme dalam midlet untuk menghidupkan aplikasi midlet secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pengguna, dengan mengirimkan sinyal tertentu ke handphone sehingga aplikasi di handphone bisa hidup. Sinyal yang dikirimkan bisa berupa sms, socket atau datagram. Raharjo dan Heryanto, 2007. Push Registry terletak di dalam klas javax.microedition.io.PushRegistry pada MIDP 2.0. gambar 2.3. menjelaskan elemen-elemen Push Registry: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.3 Elemen - elemen Push Registry 2.3. Thread Sebuah thread adalah satuan dasar di mana sistem operasi mengalokasikan waktu prosesornya. Setiap thread menangani exception handlers, sebuah prioritas penjadwalan, dan satu set struktur di mana sistem akan menggunakannya untuk menyimpan konteks thread sampai ia terjadwal. Yang termasuk di dalam konteks thread adalah mesin, register dan stack yang berada dalam alamat prosesnya. Raharjo dan Heryanto, 2007. Sebuah sistem operasi multitasking membagi waktu prosesor untuk proses atau thread yang membutuhkannya. Sistem mengalokasikan potongan waktu prosesor ke setiap thread yang dieksekusi. Thread yang sedang dieksekusi akan ditangguhkan ketika potongan waktunya habis, kemudian thread lain ganti dijalankan. Status thread ketika terjadi pergiliran disimpan di dalam antrian. Lama potongan waktu prosesor bergantung pada sistem operasi yang bersangkutan dan juga prosesornya sendiri. Karena tiap potongan waktu itu begitu singkatnya maka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. thread ganda terlihat dieksekusi pada waktu yang bersamaan. Pada umumnya thread digunakan untuk aplikasi yang: Melakukan operasi yang membutuhkan waktu cukup lama. Membedakan task yang mempunyai prioritas berbeda-beda. Mempertahankan antarmuka pemakai supaya tetap responsif, selama melakukan proses background.

2.3.1. Single Thread

VLSM 2003 menyebutkan bahwa setiap program java memiliki setidaknya sebuah thread, yaitu main yang merupakan single-thread tersendiri di JVM. Java juga menyediakan perintah untuk membuat dan memodifikasi thread tambahan sesuai kebutuhan program. Raharjo dan Heryanto, 2007. Salah satu cara membuat thread secara eksplisit yaitu dengan membuat objek baru dari class yang telah extends class Thread. Cara lain adalah dengan override method run dari interface Runnable. Sebuah objek yang berasal dari subkelas Thread dapat dijalankan sebagai kontrol thread yang terpisah dalam JVM. Membuat objek dari class Thread tidak akan membuat thread baru. Akan tetapi dengan method start akan terbentuk thread baru. Memanggil method start untuk objek baru akan mengakibatkan 2 hal, yaitu: 1. Mengalokasikan memori dan menginisialisasi sebuah thread baru dalam JVM, 2. Memanggil method run, membuat thread dapat dijalankan oleh JVM Catatan: Method run dijalankan jika method start dipanggil. Memanggil method run secara langsung hanya menghasilkan single-thread tambahan selain main. pembuatan thread dengan membuat objek baru dari class yang extends class Thread: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.4. Syntak Membuat Thread pada Java

2.3.2. Multi Thread

Multithreading memungkinkan suatu aplikasi memproses lebih dari satu pekerjaan pada saat yang bersamaan. Saat menggunakan multithreading, satu thread memproses antarmuka sementara thread lain melakukan kalkulasi- kalkulasi intensif atau memproses di latar. Bahasa pemrograman Java memfasilitasi multithreading, sehingga para pengembang program dapat dengan mudah menggunakan kemudahan ini. Raharjo dan Heryanto, 2007. Cara paling mudah untuk membuat proses latar yang dapat berproses di thread-nya sendiri dengan datanya sendiri adalah membuat suatu obyek khusus untuk proses latar. Tujuan dilakukannya hal ini adalah baik, sepanjang dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi multithread. Jika background thread melakukan proses di dalam obyeknya sendiri, maka ia dapat memakai variable Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. instan dari obyek tersebut tanpa khawatir bahwa mereka akan dipakai oleh thread yang lain. Avestro 2007 menggambarkan perbedaan proses yang dilakukan antara single-thread dengan multithread pada Gambar 2.5. Gambar 2.5. Perbedaan antara proses SingleThread dan Multi Thread 2.4. Unified Modelling Language UML Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah merupakan terminologi yang sangat tua. Pada saat masalah ditelusuri dan spesifikasi dinegosiasikan, dapat dikatakan bahwa kita berada pada tahap rancangan. merancang adalah menemukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah, salah satu toolmodel untuk merancang pengembangan software yang berbasis object-oriented adalah UML. Alasan mengapa UML digunakan adalah, pertama, scalability dimana objek lebih mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan komplek. Kedua, dynamic modeling, dapat dipakai untuk pemodelan sistem dinamis dan real time. Sebagaimana dalam tulisan pertama, penulis menjelaskan konsep mengenai obyek, OOAD Obyek Oriented Analyst Design dan pengenalan UML, maka dalam tulisan kedua ini lebih ditekankan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pada cara bagaimana UML digunakan dalam merancang sebuah pengembangan software yang disertai gambar atau contoh dari sebuah aplikasi. http:www.staffsite.gunadarma.ac.idwsilfiindex.php

2.4.1. Use Case

Sebuah use case menggambarkan suatu urutan interaksi antara satu atau lebih aktor dan sistem. Dalam fase requirements, model use case mengambarkan sistem sebagai sebuah kotak hitam dan interaksi antara aktor dan sistem dalam suatu bentuk naratif, yang terdiri dari input user dan respon-respon sistem. Setiap use case menggambarkan perilaku sejumlah aspek sistem, tanpa mengurangi struktur internalnya. Selama pembuatan model use case secara pararel juga harus ditetapkan obyek-obyek yang terlibat dalam setiap use case. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Perhatikan satu contoh sederhana dari proses perbankan, yaitu mesin teller otomatis Automated Teller Machine-ATM yang memberikan kemudahan pada customer - nya untuk mengambil uang dari rekening bank secara langsung. Pada proses ini terdapat satu aktor, yaitu ATM Customer dan satu use case, yaitu Penarikan Dana. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.6. Use case Penarikan Dana menggambarkan urutan interaksi antara customer dengan sistem, diawali ketika customer memasukan kartu ATM ke dalam mesin pembaca kartu dan akhirnya menerima pengeluaran uang yang dilakukan oleh mesin ATM. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ga m ba r 2 .6 . Con t oh a k t ifit a s Ak t or da n Use Ca se

2.4.2. Aktor

Sebuah aktor mencirikan suatu bagian outside user atau susunan yang berkaitan dengan user yang berinteraksi dengan sistem [Rumbaugh, Booch, dan Jacobson 1999]. Dalam model use case, aktor merupakan satu-satunya kesatuan eksternal yang berinteraksi dengan sistem. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Terdapat beberapa variasi bagaimana aktor dibentuk [Fowler dan Scott 1999]. Sebuah aktor sering kali merupakan manusia human user. Pada sejumlah sistem informasi, manusia adalah satu-satunya aktor. Dan mungkin saja dalam sistem informasi, seorang aktor bisa saja menjadi suatu sistem eksternal. Pada aplikasi real-time dan distribusi, sebuah aktor bisa saja menjadi satu perangkat eksternal IO atau sebuah alat pengatur waktu. Perangkat eksternal IO dan pengatur waktu aktor secara khusus lazimnya berada dalam real-time yang tersimpan dalam sistem real-time embedded systems, sistem berinteraksi dengan lingkungan eksternal melalui sensor dan aktuator. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Primary actor aktor utama memprakarsai sebuah use case. Jadi, suatu primary aktor memegang peran sebagai proaktif dan yang memulai aksi dalam sistem. Aktor lainnya yang berperan sebagai secondary aktor bisa saja terlibat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam use case dengan menerima output dan memberikan input. Setidaknya satu aktor harus mendapatkan nilai dari use case. Biasanya adalah primary aktor aktor utama. Bagaimanapun, dalam real-time embedded systems, primary aktor dapat berperan sebagai perangkat eksternal IO atau pengatur waktu, penerima utama dari use case bisa menjadi secondary human aktor yang menerima sejumlah informasi dari sistem. Aktor manusia bisa saja menggunakan berbagai perangkat IO untuk berinteraksi fisik dengan sistem. Aktor manusia dapat berinteraksi dengan sistem melalui perangkat standar IO, seperti keyboard, display, atau mouse. Aktor manusia bisa juga berinteraksi dengan sistem melalui perangkat non-standar IO seperti bermacam-macam sensor. Dalam keseluruhan hal tersebut, manusia merupakan aktor dan perangkat IO adalah bukan aktor. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Perhatikan beberapa contoh human aktor aktor manusia. Pada sistem perbankan, satu contoh aktor adalah manusia yang berperan sebagai teller yang berinteraksi dengan sistem melalui perangkat standar IO, seperti keyboard, display, atau mouse. Contoh lainnya adalah manusia yang berperan sebagai customer yang berinteraksi dengan sistem melalui mesin teller otomatis ATM. Dalam hal ini, customer berinteraksi dengan sistem dengan menggunakan beberapa perangkat IO, termasuk perangkat pembaca kartu card reader, pengeluar uang cash dispenser, dan pencetak tanda terima receipt printer, ditambah lagi keyboard dan display. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Pada beberapa kasus, bagaimana pun juga sebuah aktor bisa saja berupa perangkat IO. Hal ini bisa terjadi ketika sebuah use case tidak melibatkan manusia, seperti yang sering terjadi pada aplikasi-aplikasi real-time. Dalam hal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini, IO aktor berinteraksi dengan sistem melalui sebuah sensor. Contoh aktor yang merupakan perangkat input adalah Arrival Sensor pada Sistem Kontrol Elevator. Sensor ini mengidentifikasi elevator tersebut pada saat hendak mencapai lantai dan perlu dihentikan. Kemudian sensor tersebut menginisiasikan Stop Elevator at Floor use case. Aktor lain dalam Elevator Control System adalah orang yang berada dalam elevator human passenger yang berinteraksi dengan sistem melalui tombol-tombol nomor pada tingkat lantai dan tombol-tombol elevator. Input dari aktor secara aktual dideteksi melalui sensor-sensor tombol lantai dan sensor-sensor tombol elevator berturut-turut. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Aktor dapat pula menjadi sebuah alat pengukur waktu yang secara periodik mengirimkan pengukuran waktu kejadian timer events pada sistem. Use caseuse case secara periodik diperlukan ketika beberapa informasi perlu di-output oleh sistem pada suatu basis reguler. Hal ini sangat penting dalam sistem-sistem real-time, dan juga sangat berguna dalam sistem informasi. Walaupun sejumlah metodologi menganggap pengukur waktu merupakan hal internal bagi sistem, dan akan lebih berguna dalam desain aplikasi real-time untuk memperhatikan pengukur-pengukur waktu sebagai eksternal logis bagi sistem dan menganggapnya sebagai primary aktor yang memulai aksi dalam sistem. Contohnya, pada sistem monitoring mobil, beberapa use case di-inisialisasi dengan suatu aktor pengukur waktu. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 2.7. Timer aktor mengawali Calculate Trip Speed use case, yang secara periodik menghitung rata-rata kecepatan melalui suatu jalan jejak dan menampilkan nilai ini ke driver. Dalam hal ini, pengukur waktu merupakan primary aktor aktor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. utama dan driver merupakan secondary aktor aktor kedua. Gambar 2.7. Contoh aktor pengukur waktu Suatu aktor bisa juga menjadi sistem eksternal yang melakukan inisiatif sebagai primary aktor atau partisipan sebagai secondary aktor dalam use case. Satu contoh aktor sistem eksternal adalah pabrik robot dalam Automation System. Robot mengawali proses dengan use case Generate Alarm dan Notify, robot menggerakkan alarm conditions yang dikirim ke operator pabrik yang berkepentingan, yang telah terdaftar untuk menerima alarms. Dalam use case ini, robot merupakan primary aktor yang mengawali inisiatif use case, dan operator merupakan secondary aktor yang menerima alarms. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011.

2.4.3. Identifikasi Use Case

Sebuah use case dimulai dengan masukaninput dari seorang aktor. Use case merupakan suatu urutan lengkap kejadian-kejadian yang diajukan oleh seorang aktor, dan spesifikasi interaksi antara aktor dengan sistem. Use case yang sederhana hanya melibatkan satu interaksihubungan dengan sebuah aktor, dan use case yang lebih kompleks melibatkan beberapa interaksi dengan aktor. Use Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. cases yang lebih kompleks juga melibatkan lebih dari satu aktor. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Untuk menjabarkan use case dalam sistem, sangat baik bila dimulai dengan memperhatikan aktor dan actionsaksi yang mereka lakukan dalam sistem. Setiap use case menggambarkan suatu urutan interaksi antara aktor dengan sistem. Sebuah use case harus memberikan sejumlah nilai pada satu aktor. Kemudian, kebutuhan fungsional sistem dijelaskan dalam use case yang merupakan suatu spesifikasi eksternal dari sebuah sistem. Bagaimanapun juga, ketika membuat use case, sangatlah penting menghindari suatu dekomposisi fungsional yang dalam beberapa use case kecil lebih menjelaskan fungsi-fungsi individual sistem daripada menjelaskan urutan kejadian yang memberikan hasil yang berguna bagi aktor. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Perhatikan lagi contoh pada perbankan. Disamping penarikan melalui ATM, ATM Customer, aktor juga bisa menanyakan jumlah rekening atau mentransfer dana antar dua rekening. Karena terdapat fungsi-fungsi yang berbeda yang diajukan oleh customer dengan hasil-hasil guna yang berbeda, fungsi-fungsi pertanyaan dan pentransferan harus dibuat sebagai use case yang terpisah, daripada menjadi bagian dari original use case. Oleh karena itu, customer dapat mengajukan tiga use case seperti yang dapat dilihat di Gambar 2.8 Withdraw Funds Penarikan dana, Query Account, dan Transfer Funds Pentransferan Dana. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.8 Aktor dan use case dalam sistem Bank Urutan utama use case menjelaskan urutan interaksi yang paling umum antara aktor dan sistem. Dan mungkin saja terdapat cabang-cabang urutan use case utama, yang mengarah pada berkurangnya frekuensi interaksi antara aktor dengan sistem. Deviasi-deviasi dari urutan utama hanya dilaksanakan pada beberapa situasi, contohnya jika aktor melakukan kesalahan input pada sistem. Ketergantungan pada aplikasi kebutuhan, alternatif ini memecahkan use case dan kadang-kadang bersatu kembali dengan urutan utama. Cabang-cabang alternatif digambarkan juga dalam use case. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011. Dalam use case Withdraw Funds, urutan utama adalah urutan tahap-tahap dalam keberhasilan pelaksanaan penarikan withdrawal. Cabang-cabang alternatif digunakan untuk mengarahkan berbagai error cases, seperti ketika kartu ATM tidak dikenali atau dilaporkan telah hilang dan lain sebagainya.

2.4.4. Pendokumentasian Model Use Case

Use case didokumentasi dalam use case mod el sebagai ber ik ut : a. Use Case Name . Setiap use case diberi nama . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Summary. Deskripsi singkat use case, biasanya satu atau dua kalimat c. Dependency. Bagian ini menggambarkan apakah use case yang satu tergantung pada use case yang lain, dalam arti apakah use case tersebut termasuk pada use case yang lain atau malah memperluas use case lain . d. Actors. Bagian ini memberikan nama pada actor dalam use case. Selalu terdapat use case utama primary use case yang memulai use case. Disamping itu terdapat juga secondary use case yang terlibat dalam use case. Contohnya, dalam use case Withdraw Funds, ATM Customer adalah actor-nya. e. Preconditions. Satu atau lebih kondisi harus berjalan dengan baik pada permulaan use case; contohnya mesin ATM yang tidak jalan, menampilkan pesan Selamat Datang. f. Deskripsi. Bagian terbesar dari use case merupakan deskripsi naratif dari urutan utama use case yang merupakan urutan yang paling umum dari interaksi antara aktor dan sistem. Deskripsi tersebut dalam bentuk input dari aktor, diikuti oleh respon pada sistem. Sistem ditandai dengan sebuah kotak hitam black box yang berkaitan dengan apa yang sistem lakukan dalam merespon input aktor, bukan bagaimana internal melakukannya. M.Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011.

2.5. Sistem Informasi

Sistem : kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuantertentu.  Menurut Jerry FithGerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Jerry FithGerald, 2010 2.5.1. Karakteristik sistem Memiliki komponen ; Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem- subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. Jerry FithGerald, 2010

a. Batas sistem boundary ;