Studi Keberadaan Dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara

(1)

STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK

SKRIPSI

OLEH DIAS RAHMA

090406028

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH DIAS RAHMA

090406028

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(4)

Nama Mahasiswa : Dias Rahma Nomor Pokok : 090406028 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Ir. Rudolf Sitorus, MLA)

Koordinator Skripsi,

Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT


(5)

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Rudolf Sitorus, MLA Anggota Komisi Penguji : 1. Devin Defriza ST, MT


(6)

menimbulkan masalah di lingkungan Fakultas Teknik USU pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis. Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi cara-cara pengelolaan sesuai karakteristik jenis sampah di lingkungan FT USU yaitu sampah organik dan anorganik dan kemudian teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya dijadikan bahsn barang daur ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian ini.

Kata kunci : pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, pengomposan

ABSTRACT

This case study was conducted because of the condition of garbage that could potentially cause problems in the Faculty of Engineering USU at this time. This study aims to assess the presence of litter and waste management method is needed for waste management in the campus Faculty of Engineering University of North Sumatra. Seeing how well the proper waste management, the management of which has been done today or else better management. This study used a qualitative descriptive analysis method which accurately observe a particular phenomenon through the collection of facts without testing the hypothesis. In this analysis method exploration results from interviews in the form of a questionnaire (questionnaire), documentation, observation concluded to answer the formulation of the problem in the study. Will be obtained factors that affect appropriate ways of managing wastes in the environment characteristic FT USU ie organic and inorganic waste and then applied the technology suitable for composting organic waste and inorganic waste sorting done henceforth be used bahsn recycled goods. More detail can be seen from the results of this study.


(7)

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 2. Bapak Devin Devriza, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji I dan Bapak Firman Eddy, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur.

4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Warga dan masyarakat kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam melakukan penelitian dan mendapatkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua dan adik-adik serta keluarga penulis yang tercinta, yang telah memberikan doa, semangat, dorongan, dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dorongan hingga selesainya skripsi ini.


(8)

membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(9)

i

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalahan 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Batasan Penelitian 3

1.6 Kerangka Berpikir 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Pengertian Sampah 6

2.2 Jenis-jenis Sampah 6

2.2.1 Sampah Berdasarkan Asalnya 7

2.2.2 Sampah Berdasarkan Sifat Fisik 8

2.3 Arsitektur Sadar Lingkungan 9

2.4 Dampak Negatif Sampah 11

2.5 Teknik Pengelolaan Sampah 13

2.6 Kajian Teknik Pengelolaan Sampah dengan Metode 3R 13

2.6.1 Pengurangan (Reduce) 15

2.6.2 Penggunaan kembali (Reuse) 15

2.6.3 Pendaurulangan (Recycling) 15

2.7 Teknik Pengomposan 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20

3.1 Tipe Penelitian 20

3.2 Variabel Penelitian 20


(10)

ii

3.4 Metode Pengumpulan Data 24

3.4.1 Data Primer 24

3.4.2 Data Sekunder 25

3.5 Kawasan Penelitian 25

3.6 Metode Analisa 28

BAB IVGAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

4.1 Sejarah Rimgkas Universitas Sumatera Utara 29

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Universitas Sumatera Utara 30

4.2.1 Visi Universitas Sumatera Utara 30

4.2.2 Misi Universitas Sumatera Utara 30

4.2.3 Tujuan Universitas Sumatera Utara 30

4.3 Struktur Organisasi USU 31

4.4 Sekilas Pandang Universitas Sumatera Utara 33

4.5 Biro Pengembangan dan Pemelihara Aset 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39

5.1Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 39

5.2 Waktu dan Pendapat Kebersihan Lingkungan 41

5.3 Sampah 45

5.4 Keberadaan Sampah 47

5.5 Jenis-jenis Sampah 55

5.6 Teknik Pengelolaan Sampah di Kampus 60

5.7 Teknik Pengomposan 66

5.8 Persepsi Masyarakat Kampus 70

5.9 Studi Banding - Universitas Negeri Medan 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 79

5.1 Kesimpulan 79


(11)

(12)

iv

3.1 Variabel Penelitian 21

3.2 Mahasiswa Teknik Aktif 23

5.1 Lama waktu yang dihabiskan di kampus FT USU 42

5.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus FT USU 44 5.3Melihat keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan kampus FT USU 45 5.4Mengenai keberadaan tumpukkan sampah disekitar lingkungan kampus 46 5.5Jenis sampah yang paling sering dibuang di lingkungan kampus FT USU 55 5.6Jenis sampah yang paling sering dilihat di lingkungan kampus FT USU 56 5.7Pembakaran sampah oleh petugas kebersihan lingkungan kampus FT USU 61 5.8Pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan kampus FT USU 63 5.9Pemilahan sampah organik dan sampah anorganik kampus FT USU 65 5.10 Tempat sampah sebagai pemilahan sampah organik dan sampah

anorganik di lingkungan kampus FT USU 66 5.11Berpatisipasi responden dalam melakukan pemilahan sampah untuk

lingkungan kampus FT USU 67

5.12Keuntungan sampah apabila dilakukan kembali pengelolaan sampah di

lingkungan kampus FT USU 68

5.13 Responden mengetahui dan tidak mengetahui cara mengelola sampah dengan

teknik pengomposan 69

5.14Pendapat responden tentang proses mengelola sampah menjadi kompos 70 5.15Pendapat responden tentang dilakukan pengelolaan sampah untuk

mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPS 71 5.16Teknik pengelolaan sampah yang paling mudah untuk diterapkan


(13)

v

2.1 Pengelolaan Sampah 3R 14

2.2 Pengelolaan Sampah dengan Pengomposan 19 3.1 Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara 26 3.2 Lokasi Departemen di Fakultas Teknik 27 4.1 Plakat Yayasan Universitas Sumatera Utara 29 4.2 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara 33 4.3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 34 4.4 Struktur Organisasi Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset 35 4.5 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah 36 4.6 Skema Dasar Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara 37 4.7Skema teknis operasional sampah dalam pengelolaan sampah 38 4.8Mekanisme pengelolaan sampah Universitas Sumatera Utara 38 5.1 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah di

Fakultas Teknik USU 41

5.2 Diagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dalam sehari berada di

lingkungan kampus FT USU 43

5.3 Diagram persentase tentang kondisi lingkungan kampus FT USU 44 5.4 Diagram persentase tentang keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan

kampus FT USU 46

5.5 Diagram persentase pendapat responden mengenai keberadaan tumpukkan sampah disekitar lingkungan kampus 47 5.6 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Mesin 48 5.7 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Elektro 49 5.8 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Industri 50 5.9 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Kimia 51 5.10 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan 52 5.11 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan 53 5.12 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Sipil 54 5.13 Diagram persentase tentang jenis sampah yang paling sering dibuang di

lingkungan kampus FT USU 56


(14)

vi

5.16 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 58 5.17 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 58 5.18 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 59 5.19 Pola penanganan sampah selama ini yang dilakukan di kampus 60 5.20 Diagram tentang adanya pembakaran sampah oleh petugas kebersihan di

lingkungan kampus FT USU 61

5.21 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 62 5.22 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 62 5.23 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 63 5.24 Diagram persentase tentang pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan

kampus FT USU 64

5.25 Diagram persentase tentang dilakukan pemilahan sampah organik dansampah anorganik di lingkungan kampus FT USU 65 5.26 Diagram persentase mengenai tersedianya tempat sampah sebagai pemilahan

sampah organik dan sampah anorganik di lingkungan kampus FT USU 66 5.27 Diagram persentase mengenai keuntungan sampah apabila dilakukan

kembali pengelolaan sampah di lingkungan kampus FT USU 67 5.28 Diagram tentang mengetahui dan tidak mengetahui cara mengelola sampah

dengan teknik pengomposan 68

5.29 Diagram tentang proses mengelola sampah menjadi kompos 69 5.30 Diagram tentang dilakukan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah

sampah yang akan dibuang ke TPS 70

5.31 Diagram persentase tentang teknik turut berpatisipasi responden dalam

melakukan pemilahan sampah untuk lingkungan kampus FT USU 71 5.32 Diagram persentase tentang teknik pengelolaan sampah yang paling mudah

untuk diterapkan di lingkungan kampus FT USU 72 5.33 Mekanisme Pengelolaan Sampah UNIMED 73

5.34 Lokasi TPA di UNIMED 74

5.35 Mesin pengomposan di UNIMED 75

5.36 Beberapa tenaga kerja untuk pemilahan sampah yang akan dijadikan

kompos 75


(15)

vii

5.40 Pemanfaatan hasil kompos untuk area ruang terbuka hijau 77 6.1 Kegiatan Proses Pemilahan Jenis Sampah 80 6.2 Desain Tempat Sampah berdasarkan Jenis Sampah 81 6.3 Pemrosesan Sampah Mandiri di Kampus FT USU 82

6.4Tahapan Pembuatan Komposter 83


(16)

menimbulkan masalah di lingkungan Fakultas Teknik USU pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis. Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi cara-cara pengelolaan sesuai karakteristik jenis sampah di lingkungan FT USU yaitu sampah organik dan anorganik dan kemudian teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya dijadikan bahsn barang daur ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian ini.

Kata kunci : pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, pengomposan

ABSTRACT

This case study was conducted because of the condition of garbage that could potentially cause problems in the Faculty of Engineering USU at this time. This study aims to assess the presence of litter and waste management method is needed for waste management in the campus Faculty of Engineering University of North Sumatra. Seeing how well the proper waste management, the management of which has been done today or else better management. This study used a qualitative descriptive analysis method which accurately observe a particular phenomenon through the collection of facts without testing the hypothesis. In this analysis method exploration results from interviews in the form of a questionnaire (questionnaire), documentation, observation concluded to answer the formulation of the problem in the study. Will be obtained factors that affect appropriate ways of managing wastes in the environment characteristic FT USU ie organic and inorganic waste and then applied the technology suitable for composting organic waste and inorganic waste sorting done henceforth be used bahsn recycled goods. More detail can be seen from the results of this study.


(17)

1 1.1 Latar Belakang

Masalah sampah di kota besar dan kota kota kecil di Indonesia masih belum tertangani dengan baik. Hal ini karena selain kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah tentang kebersihan juga dikarenakan sistem penanganan yang belum terorganisir dengan baik dan serius.

Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas, dimana mahasiswa, dosen dan pegawai beraktifitas baik secara akademik maupun kegiatan kemahasiswaan. Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu institusi yang memiliki banyak kegiatan setiap harinya. Dari setiap kegiatan ini sampah yang dihasilkan erat kaitannya dengan timbunan sampah yang berada disekitar lingkungan kampus, mulai dari botol air mineral, puntung rokok, sisa makanan, dan lain sebagainya.

Di lingkungan kampus USU, meningkatnya timbunan sampah akibat tingginya aktivitas di lingkungan tersebut jauh melebihi ketersediaan fasilitas dan sarana pengelolaan sampah yang ada, dan fenomena dilapangan masih banyak di jumpai kumpulan kumpulan sampah berserakan. Hal ini sangat ironis dimana sebuah wadah pendidikan tinggi yang seharusnya nyaman, indah dan berwibawa tetapi terganggu dengan keberadaan sampah sampah tersebut. Tentunya permasalahan ini bukan hanya dalam keberadaan nyata yang dapat kita lihat saja,


(18)

tetapi juga masih ada faktor lain yang menyebabkan keaadan tersebut. Misal sistem manajemen pengelolaan sampah dan cara pengelolaan sampah di lingkungan kampus USU yang mungkin tidak berjalan secara efektif. Untuk itulah penulis mengangkat masalah persampahan di kampus terbesar dan tertua di Sumetera Utara ini. Adapun judul penelitian yang penulis ajukan adalah “Studi Keberadaan dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara” dimana kasus yang akan disoroti adalah di lingkungan Fakultas Teknik USU.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, permasalahan yang diteliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keberadaan sampah dan manajemen pengelolaan sampah di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

2. Bagaimana cara menangani sampah yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai pertimbangan untuk merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sampah, khususnya mengenai pengadaan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke lokasi tempat pembuangan sementara atau tempat penimbunan sampah.

2. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang membutuhkan.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya memfokuskan pada kegiatan pengelolaan sampah yang akan dilaksanakan oleh bagian kebersihan Universitas Sumatera Utara terhadap sampah yang dihasilkan mahasiswa, dosen, pegawai khususnya untuk kampus-kampus Fakultas Teknik dengan penanganannya secara efektif dan efisien.


(20)

1.6 Kerangka Berfikir

MANFAAT PENELITIAN

• Sebagai bahan kajian bagi pihak yang membutuhkan. • Hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai pertimbangan untuk merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sampah, khususnya mengenai pengadaan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke lokasi tempat pembuangan sementara atau tempat penimbunan sampah.

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara

pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik.

PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana keberadaan

sampah dan manajemen pengelolaan sampah di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

2. Bagaimana cara menangani sampah yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

BATASAN PENELITIAN

STUDI LITERATUR

Metode Pengumpulan Data: Observasi dan wawancara (berupa angket) atau dari data sekunder (studi literatur). Jenis Penelitian: Penelitian Kualitatif & Deskritif

HASIL & PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

LATAR BELAKANG

Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas, dimana mahasiswa, dosen dan pegawai beraktifitas baik secara akademik maupun kegiatan kemahasiswaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Metode Analisa Data:

Analisa Deskriptif dengan pola gerak dalam fenomena di lapangan.


(21)

5

2.1 Pengertian Sampah

Sampah didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan lagi (Tchobanoglous,et,al., 1993). Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan (Slamet, 2002).

Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat dipahami sampah adalah :

1. Sampah yang dapat membusuk (garbage), menghendaki pengelolaan yang cepat.

2. Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah plastik, logam, gelas karet dan lain-lain.

3. Sampah berupa debu/abu sisa hasil pembakaran bahan bakar atau sampah. 4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3 adalah

sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya atau karena sifat kimia, fisika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit reversible atau berpotensiirreversibleatau sakit berat yang pulih dan,


(22)

5. menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.

2.2 Jenis–Jenis Sampah

Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

2.2.1 Sampah Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

1. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan–bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh


(23)

alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Gelbert dkk, 1996).

2.2.2 Sampah Berdasarkan Sifat Fisik

Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas : 1. Sampah basah (garbage)

Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayur, yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.

2. Sampah kering (rubbish)

Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua) jenis :

• Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa lapuk secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun – tahun, contohnya kaca dan mika.

• Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan –lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan sampah tak mudah lapukyang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat (Gelbert dkk, 1996)


(24)

2.3 Arsitektur Sadar Lingkungan

Arsitek dan lingkungan sangat memiliki keterikatan yang tinggi. Dapat di katakan bahwa definisi arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan.

Sampah adalah salah satu permasalahan utama yang terjadi di lingkungan kita, karena memang secara langsung bahwa lingkungan juga menghasilkan sampah, baik itu lingkungan liar ataupun lingkungan yang terkelola, namun berbeda–beda pula jeneis sampah yang di hasilkan.

Di dalam Eko Arsitektur sampah adalah suatu perhatian yang penting di dalam menciptakan suatu hunian atau kawasan yang Ekologis, karena suatu hunian atau kawasan tidak dapat di katakan Ekologis jika sampah tidak terkelola dengan baik. Ada beberapa pengaruh negatif yang di hasilkan sampah terhadap hunian atau kawasan yang Ekologis yaitu :

1. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan

2. Hilangnya nilai-nilai estetika dan kenyamanan 3. Menimbulkan kerusakan terhadap fisik bangunan 4. Dan pengaruh-pengaruh negatif lainnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal negatif di atas perlu di lakukan pengelolaan secara berkelanjutan, sehinga sampah-sampah tersebut dapat terkontrol dan bisa saja dapat termanfaatkan dengan baik, dengan cara daur ulang, pengkomposan,


(25)

penimbunan, dan beberapa prinsip yang bisa di terapkan di dalam lingkungan keseharian.

2.4 Dampak Negatif Sampah

Sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi (refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.

Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu :

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.


(26)

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/ sampah.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).

b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.


(27)

2.5 Teknik Pengelolaan Sampah

Untuk mengelola sampah yang terkumpul terdapat 3 (tiga) cara umum yang sering dan dapat dilakukan, yaitu dengan menimbun di suatu tempat, dengan mengabukan dan dengan daur ulang atau recycling ke proses-proses lain (Tchobanoglous et all, 1993).

1. Penimbunan

Cara penimbunan sampah yang paling sederhana ialah penimbunan terbuka, yaitu dengan cara sampah dikumpulkan begitu saja disuatu tempat yang dipilih jauh dari tempat aktifitas masyarakat, sehingga tidak menimbulkan banyak gangguan. Cara penimbunan sampah yang baik adalah dengan cara menimbun sampah di bawah tanah, atau digunakan untuk mengurug tanah berawa yang kemudian ditutup dengan lapisan tanah.

Dengan demikian proses dekomposisi berlangsung dibawah tanah, sehingga jika terdapat kuman berbahaya tidak tersebar ke dalam udara. Tetapi cara ini juga masih menimbulkan masalah seperti pencemaran air tanah yang dapat mempengaruhi air sumur dan air selokan yang dekat dengan sampah tersebut. Pengelolaan sampah dengan cara penimbunan melibatkan beberapa pihak dengan urutan :

a. Masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara. b. Petugas dinas kebersihan mengangkut sampah dari tempat timbunan sementara dengan memadatkan sampah terlebih dahulu lalu dibuang ke tempat pembuangan akhir.


(28)

c. Pemungut sampah memungut sampah-sampah seperti botol, bahan plastik, rongsokan besi.

d. Sampah yang ditimbun di tempat penimbunan akhir sebaiknya ditimbun di dalam tanah agar hancur oleh mikroorganisme.

2. Mengabukan

Mengabukan atau insinerasi (incineration) sampah, ini sering dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Prosesnya tidak sama dengan membakar sampah begitu saja di tempat terbuka. Sampah dibakar di dalam dapur khusus, pencemaran-pencemaran yang keluar dari hasil pembakaran yang berupa abu dan bahan-bahan lain yang volumenya tinggal sedikit, ditimbun atau dipendam di tempat yang telah disediakan. Pada proses insinerasi timbul panas, sehingga merupakan sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga uap atau listrik. Proses insinerasi mempunyai beberapa keuntungan :

a. Mengurangi masalah kesehatan yang berhubungan penimbunan sampah. b. Mengurangi volume sampah hingga 80%.

c. Kotoran dan sampah dapat dikerjakan bercampur, tidak perlu dipisah-pisahkan.

d. Alat yang digunakan dapat dibuat untuk berbagai ukuran, untuk keperluan besar, sedang, atau kecil.


(29)

3. Daur-ulang atau Recycling.

Recycling ialah suatu proses yang memungkinkan bahwa, bahan-bahan yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi, sehingga seolah-olah tidak ada bahan buangan. Terdapat berbagai bentuk pemanfaatan buangan sehingga sebagian besar dari masalah sampah dapat teratasi. Bahan organik seperti daun, kayu, kertas, dan sisa makanan, kotoran, dan sebagainya dapat dijadikan kompos dengan pertolongan mikro-organisme.

Recycling lain yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan proses destilasi kering. Sampah dimasukkan kedalam ruang tertutup dipanaskan tanpa diberi udara. Karena dengan pemanasan tersebut sampah mengeluarkan berbagai macam gas yang dapat dimanfaatkan.

2.6 Kajian Teknik Pengelolaan Sampah dengan Metode 3R

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu bidang yang berhubungan dengan pengendalian terhadap timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik yang berhubungan juga dengan kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan alam, keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya serta mempertimbangkan masyarakat luas (Tchobanoglous et all, 1993). Dengan demikian pengelolaan sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar dapat memberikan suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan.

Permasalahan sampah adalah kemudahan masyarakat untuk membuang sampah. Sehingga dalam menyikapi sampah, seringkali masyarakat tidak banyak


(30)

berpikir ke mana sampah-sampah tersebut dibawa dan apa yang akan terjadi pada sampah tersebut (Morgan, 2009). Ini yang akan mendorong masyarakat untuk terus memproduksi lebih banyak sampah. Sehingga untuk mengurangi jumlah sampah, orang harus dibuat berpikir mengenai jumlah sampah yang dihasilkan dan akibat–akibat yang ditimbulkan. Dengan adanya masyarakat yang sadar akan masalah sampah, maka penanganan masalah sampah juga akan lebih mudah karena masyarakat ikut terdorong untuk mengurangi jumlah sampah yang mereka hasilkan dan terdorong untuk menangani sampah dengan lebih baik.

Upaya yang perlu dilakukan untuk menangani masalah sampah adalah upaya pengelolaan terhadap sampah–sampah yang ada. Pengelolaan sampah dengan metode 3R juga dapat dijadikan sebagai pilihan untuk mengelola sampah dikarenakan dapat mengurangi masalah-masalah sampah secara efektif.

Pengelolaan sampah dengan metode 3R adalah sebagai berikut (Vesilind, 2002) :

Gambar 2.1 Pengelolaan Sampah 3R (Sumber : Google.com)


(31)

2.6.1 Pengurangan (Reduce)

Pengurangan sampah dapat dicapai dalam tiga cara dasar :

a. Mengurangi jumlah bahan yang digunakanperproduktanpa mengorbankan fungsi produk.

b. Meningkatkan masa hidup produk. c. Menghilangkan kebutuhan untuk produk.

2.6.2 Penggunaan kembali (Reuse)

Yang dimaksud reuse disini adalah penggunaan kembali barang-barang yang sudah tidak digunakan sebagaimana mestinya. Konsep pengelolaan reuse

tidaklah serumit yang kita pikirkan, hanya dengan menggunakan barang-barang bekas untuk keperluan tertentu tanpa harus mengolahnya.

2.6.3 Pendaurulangan (Recycling)

Daur ulang menurut Morgan (2009) adalah pengelolaan benda-benda yang sudah tidak diinginkan atau tidak terpakai untuk dijadikan bahan baku pembuatan produk baru. Pada intinya, pengelolaan daur ulang adalah mengolah kembali barang-barang yang tidak berguna lagi. Agar daur ulang dapat berhasil, perlu proses sebagai berikut :

1 Konsumen pertama harus dapat memilih barang-barang berdasarkan karakteristik tertentu (pilih yang dapat didaur ulang atau mudah membusuk) dan kemudian dikumpulkan di kotak-kotak atau tempat khusus.

2 Bagi sampah yang bisa didaur ulang, proses daur ulang dapat dilaksanakan seperti contohnya kertas, kita dapat menjual kembali


(32)

kertas-kertas bekas untuk kemudian di daur ulang di pusat pendauran ulang.

3 Sampah organik diolah menjadi kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk.

Proses pendauran ulang bagi beberapa benda adalah sebagai berikut : a. Kaca

Pada proses pembuatannya kaca terbuat dari 3 bahan utama yaitu pasir, soda abu, dan batu kapur yang kemudian di campur dan diletakkan dalam cetakan untuk dapat dibuat bentuk baru. Kaca dapat didaur ulang dengan sangat mudah dan dapat dilakukan berulang kali tanpa mengurangi kualitasnya. Kaca daur ulang umumnya digunakan lagi dalam berbagai cara yaitu :

• Botol atau toples

• Paving dekoratif di taman

• Mosaik

• Perhiasan

• Industri konstruksi menggunakannya sebagai ghaspalt yaitu permukaan jalan yang terdiri atas 30% kaca daur ulang. Ghaspalt dapat dibuat dari semua jenis kaca yang dicampur menjadi satu. b. Logam

Logam di ekstraksi dari dalam bumi dalam bentuk biji-biji. Untuk menghasilkan benda-benda dari logam, biji logam harus dihancurkan dan diproses, proses ini membutuhkan banyak energi dan banyak menghasilkan polusi dan limbah. Benda-benda logam adalah benda yang mudah didaur ulang. Logam


(33)

tersebut dipanaskan sampai meleleh, kemudian dibentuk sesuai keinginan. Logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya.

c. Plastik

Plastik memiliki sifat serbaguna dan setiap tahunnya plastik diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Plastik adalah sarana pembungkus yang sangat populer karena bobotnya ringan akan tetapi juga kuat. Tidak semua sampah plastik mudah di daur ulang dan itu artinya plastik-plastik tersebut harus berakhir di tempat pembuangan akhir sampah atau di insenerator.

Cara yang paling baik dalam mengatasi masalah sampah plastik yaitu dengan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Plastik dapat menjadi sangat sulit didaur ulang dikarenakan beberapa barang dari plastik terbuat dari berbagai macam jenis plastik yang berbeda. Jenis plastik yang berbeda tersebut harus dipisah–pisahkan sebelum didaur ulang.

d. Kain

Kain adalah barang yang sangat efisien untuk di daur ulang karena alat pemprosesannya mampu mendaur ulang sebanyak 93% kain tanpa menghasilkan produk atau limbah berbahaya.

e. Kertas

Kertas adalah bahan yang terbuat dari sumber yang dapat diperbaharui yaitu pohon yang dapat dipanen dan ditanam lagi. Pohon–pohon yang tumbuh dengan cepat, seperti cemara dan eukaliptus merupakan bahan baku yang baik untuk dibuat kertas. Kertas terbuat dari serat-serat yang panjang.


(34)

Pada dasarnya, penerapan metode 3R dapat dilakukan dengan mudah kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Metode ini memiliki efek positif yang signifikan terhadap penanganan sampah yang sering menimbulkan masalah disekitar kita.

2.7 Teknik Pengomposan

Pengomposan (Composting) adalah sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme sehingga membentuk pupuk organis (pupuk kompos) di dalam kondisi lingkungan yang hangat (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Mengolah sampah menjadi kompos (pupuk organik) dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai yang sederhana hingga memerlukan mesin (skala industri atau komersial). Membuat kompos dapat dilakukan dengan metode aerob dan anaerob. Pada pengomposan secara aerob, proses dekomposisi bahan baku menjadi kompos akan berlangsung optimal jika ada oksigen. Sementara pada pengomposan anearob dekomposisi bahan baku menjadi kompos tidak memerlukan oksigen.

Disisi lain pengomposan juga berarti menghasilkan sumber daya baru dari sampah yaitu kompos yang kaya akan unsur hara mikro. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah adalah menciptakan metode yang ramah lingkungan dan mudah untuk bisa dilakukan di tingkat kawasan atau rumah tangga, salah satunya adalah dengan membuat kompos di tingkat rumah tangga atau kawasan.


(35)

Gambar 2.2 Pengelolaan Sampah dengan Pengomposan (Sumber : Google.com)


(36)

20

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini menjadi pilihan dikarenakan masalah yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan. Orientasi mengenai responden adalah bukan berapa jumlah masyarakat yang dijadikan responden tetapi apakah data yang terkumpul sudah mencukupi atau belum. Berdasarkan tujuan penelitian kualitatif, maka prosedur sampling yang penting adalah bagaimana menemukan informasi kunci (key imformant).

3.2 Variabel Penelitian

Variable merupakan segala sesuatu yang memiliki dan mengambil nilai yang beragam (Sinulingga, 2011). Variable pada penelitian ini didapatkan dengan cara penerapan teori yang diperoleh melalui tinjauan pustaka/literature yang didapat. Kemudian dilanjutkan dengan mencermati objek secara visual, yaitu memperhatikan dan merekam dengan foto tentang fenomena-fenomena yang ditemukan di lokasi penelitian. Adapun variabel dalam peelitian ini terdapat pada table berikut ini :


(37)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

TEORI INTERPRETASI VARIABEL DATA YANG

DIPERLUKAN

METODELOGI

Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang lingkungan (Slamet, 2002). Sampah yang dikelola dengan baik akan menjadikan lingkungan kampus yang bersih Keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah Kondisi lingkungan dari segi kebersihan karena adanya timbunan sampah dilingkungan kampus Observasi lapangan dan melakukan rekam poto sebagai validasi data Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut: 1.Sampah Organik dan

2.Sampah Anorganik (Gelbert dkk, 1996).

Perbedaan sampah dibagi menjadi dua golongan sampah organik dan sampah anorganik Membedakan jenis samoah dari golongannya Jeni-jenis golongan sampah yang ada dilingkungan kampus Observasi lapangan dan melakukan wawancara berupa kuisioner (angket) Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas: 1.Sampah basah (garbage)

2.Sampah kering

Perbedaan sampah dilihat dari fisiknya

Membedakan jenis sampah dari jenis fisiknya Jenis-jenis sampah dilingkungan kampus dilihat dari bentuk fisisiknya Observasi lapangan dan melakukan wawancara berupa kuisioner (angket)


(38)

(rubbish), (Gelbert dkk, 1996). Untuk mengelola sampah yang

terkumpul terdapat 3 (tiga) cara umum yang sering dan dapat dilakukan, yaitu dengan menimbun di suatu tempat, dengan mengabukan dan dengan daur ulang atau recycling ke proses-proses lain (Tchobanoglous et all, 1993).

Cara pengelolaan sampah secara umum yang sering dan dapat dilakukan Mengetahui pentingnya cara mengelola sampah Fenomena cara pengelolaan sampah yang selama ini diterapakan

Studi literatur dan melakukan wawancaraberupa kuisioner (angket)

Pengelolaan sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar dapat memberikan suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan (Tchobanoglous et all, 1993).

Mengelola sampah dengan benar dapat memberikan manfaat terhadap lingkungan Cara pengelolaan sampah yang mudah dan dapat dilakukan Teknik pengelolaan sampah yang mudah dapat dilakukan

Studi literatur dan melakukan wawancaraberupa kuisioner (angket)

Pengomposan (Composting) adalah sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme sehingga membentuk Teknologi pengelolaan sampah dengan cara pengomposan dapat memberikan keuntungan Keuntungan mengelola sampah dengan proses pengomposa Tanggapan mengenai cara pengelolaan sampah dengan teknik pengomposan

Studi literatur dan melakukan wawancaraberupa kuisioner (angket)


(39)

pupuk organis (pupuk kompos) di dalam kondisi lingkungan yang hangat

(Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sejumlah kelompok yang menjadi perhatian peneliti, dan dari kelompok ini peneliti membuat generalisasi hasil penelitiannya (Fraenkle, Wallen, & Hyun, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh mahasiswa yang masih aktif di kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari instasi yang berkaitan besar populasi pada penelitian ini adalah 3500 orang dengan rincian yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Mahasiswa Teknik Aktif

Angkatan T. Sipil T.Mesin T.Kimia T.Industri T.Elektro Arsitektur T.Ling

2013 129 119 106 130 112 92 44

2012 165 161 132 181 122 133 52

2011 137 140 124 151 96 123

2010 126 87 59 88 86 95

2009 99 64 35 70 65 42

2008 55 25 16 54 23 6


(40)

Jumlah 733 601 380 681 513 496 96 TOTAL 3500

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari populasi secara keseluruhan yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek penelitian (Ary, Jacobs, & Sorensen, 2010). Untuk mengetahui jumlah sampel ditentukan dengan memakaiRumus Slovin(Husein, 2004) yaitu :

n = N / 1 + N (d2) n = 3500 / 1+ 3500 (0.12) n = 97.22 = 97

n =Number of samples(jumlah sampel)

N =Total population(jumlah seluruh anggota populasi) d =Error tolerance(toleransi terjadinya kesalahan)

Dalam hal ini peneliti melakukan penarikan sample penelitian dilakukan dengan cara simple randon sampling (sampling acak sederhana) dimana sampel dipilih secara acak dari jumlah yang telah ditentukan.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner (angket) kepada mahasiswa Fakultas Tekinik Universitas Sumatera Utara sebagai responden di Departemen Teknik Mesin, Departemen Teknik Elektro, Departemen Teknik Industri,


(41)

Departemen Teknik Kimia, Departemen Teknik Arsitektur, Departemen Teknik Lingkungan, dan Departemen Teknik Sipil karena merupakan subjek yang paling aktif dan paling lama untuk waktu menghabiskan kegiatan di lingkungan kampus.

Data primer yang didapatkan akan mengarahkan penelitian untuk memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian mengenai hal-hal yang mempengaruhi keberadaan sampah dan pengelolaan sampah dikampus seperti fasilitas tempat sampah, jenis-jenis sampah, dan saran-saran untuk pengelolaan sampah itu sendiri.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah berupa studi literatur yang diperoleh dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan teori sampah, jenis-jenis sampah serta dampaknya, teori teknik pengelolaan sampah dan kajian pengelolaan sampah itu sendiri.

3.5 Kawasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara (USU), kampus Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara berada di Jalan Dr. Mansyur. Sejarah USU dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952, dan diresmikan menjadi Universitas Negeri pada tanggal 20 November 1957.


(42)

Gambar 3.1 Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara (Sumber : Peneliti, 2014)

Keterangan :

= Lokasi Penelitian

Berdirinya Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Sumatera Utara terhitung mulai tanggal 1 September 1959, yang dijadikan awal berdirinya Fakultas Teknik USU. Pada tahap awal berdirinya, Fakultas Teknik hanya mengasuh satu jurusan, yaitu jurusan Teknik Sipil dan membuka jurusan-jurusan baru yang terdiri dari Teknik Mesin (1962), Teknik Elektro dan Teknik Industri


(43)

(1965), Teknik Kimia (1979), Teknik Arsitektur (1991), dan Teknik Lingkungan (2012).

Gambar 3.2 Lokasi Departemen di Fakultas Teknik (Sumber : Peneliti, 2014)

Keterangan :

= Departemen Teknik Mesin = Departemen Teknik Elektro = Departemen Teknik Industri = Departemen Teknik Kimia = Departemen Teknik Arsitektur = Departemen Teknik Lingkungan = Departemen Teknik Sipil


(44)

3.6 Metode Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode analisa yang melakukan pendekatan analisis yang menggunakan sudut pandang peneliti sebagai tool analisis utama pola yang bergerak dalam fenomena dilapangan yang berhasil digali dari informan di suatu kawasan yang dipakai penelitian, dan untuk menguraikan potensi-potensi dan tantangan-tantangan yang ditemukan dalam penelitian kemudian dilakukan analisis dan pengambilan kesimpulan (Sutopo, 1996 : 68).

Dengan metode tema penelitian yang dilakukan, maka model analisis yang akan dilakukan adalah Metode Analisis Deskriptif Kualitatif adalah analisis yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis (Moleong, 2004 : 58).

Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Analisa Deskriptif adalah analisis yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui fenomena yang terjadi di lapangan.


(45)

29

4.1 SEJARAH RINGKAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.

Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).


(46)

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).

4.2 VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.1 Visi Universitas Sumatera Utara

University for Industry.

4.2.2 Misi Universitas Sumatera Utara

Adapun misi Universitas Sumatera Utara adalah :

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.

4.2.3 Tujuan Universitas Sumatera Utara

Tujuan Universitas Sumatera Utara adalah:

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran.


(47)

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan.

3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjaminan mutu yang handal.

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif. 6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar

departemen/program studi.

7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan dalam usaha-usaha ventura.

8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain.

9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada pembelajaran sesuai kebutuhan (demand-driven learning system).

4.3 STRUKTUR ORGANISASI USU

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batass wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan


(48)

ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya wadah tersebut disusun dalam suatu organisasi dalam instansi.

Suatu instansi ini terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksakan perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

Struktur organisasi USU sebagai PT- BHMN terdiri dari: 1. Organisasi sentral

Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Unit Usaha Komersial, Senat Akademik, Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor), Dewan Guru Besar (DGB), Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal, dan Satuan Penjaminan Mutu.

2. Unsur Pelaksana Akademik

Fakultas, Sekolah Pasacasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

3. Unsur Pelaksana Administratif

Biro Akademik, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan, Biro Kemahasiswaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset.

4. Unsur Penunjang

Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan, Unit Usaha Non Komersial, dan Unit Pengadaan.


(49)

Secara umum struktur organisasi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara (Sumber : SK - MWA USU)

4.4 SEKILAS PANDANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.


(50)

Gambar 4.3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Sumber : usu.ac.id)

Mengenai sistem pembelajaran, USU memiliki fasilitas perpustakaan dan lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen.

Selain itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama, arena olah raga, wisma, kafetaria, toko, bank, dan kantor pos. Wisuda dan berbagai acara akademik lainnya diadakan di Auditorium dan Gelanggang Mahasiswa. Sebuah rumah sakit pendidikan yang berlokasi dikampus Padang bulan telah dimulai pembangunannya sejak Agustus 2009.


(51)

4.5 BIRO PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN ASET

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset Universitas Sumatera Utara

(Sumber : SK - MWA USU)

Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pembantu Rektor V. Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset adalah unsur pelaksana administrasi di tingkat universitas yang fungsinya menjalankan administrasi bidang pengembangan dan pemeliharaan aset.


(52)

Gambar 4.5 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah di Universitas Sumatera Utara

(Sumber : Peneliti 2014)

Saat ini, pengelolaan sampah USU masih berada di bawah pengawasan Pembantu Rektor V, melalui Seksi Peralatan dan Perlengkapan. Dalam pelaksanaannya, USU mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Medan, melalui Dinas Kebersihan Kota Medan. Pelaksanaan kebersihan di USU yang bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan dilaksanakan dengan sistem komunal, yaitu Dinas Kebersihan Kota Medan mengambil sampah yang ada di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).


(53)

SKEMA DASAR PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 4.6 Skema dasar pengelolaan sampah Universitas Sumatera Utara (Sumber : USU ASRI - Menuju Kampus USU Bersih dan Hijau)


(54)

SKEM D

Gambar 4.7 Skem

(Sumber : U

ME U

Gambar 4.8 Mek

(Sumber : Rencana Ke

EMA TEKNIS OPERASIONAL SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

kema teknis operasional sampah dalam pengelol

: USU ASRI - Menuju Kampus USU Bersih dan H

EKANISME PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Mekanisme pengelolaan sampah Universitas Sum

Kerja Pengelolaan Sampah Divisi Lingkungan dan H

lolaan sampah

n Hijau)

umatera Utara


(55)

39 5.1 Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 1 September 1959 dijadikan awal berdirinya Fakultas Teknik USU setelah keluarnya Surat Keputusan Menteri Muda Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 83303/S tertanggal 26 Agustus 1959 tentang persiapan berdirinya Fakultas Teknik di Medan yang bernaung di bawah panji-panji Universitas Sumatera Utara terhitung mulai 1 September 1959 sebagai fakultas yang ke-4.

Secara struktural organisasi Fakultas Teknik USU telah digariskan di dalam Fakultas Teknik USU dikepalai oleh seorang dekan yang dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh tiga orang Pembantu Dekan (Pudek) yaitu:

1. Pembantu Dekan I (Bidang Akademik, Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat)

2. Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi dan Keuangan) 3. Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni)

Struktur organisasi vertikal di Fakultas Teknik ini menunjukkan adanya sub bagian-sub bagian yang terpisah yang menjalakan tugasnya masing-masing untuk menxapai visi, misi dan tujuan Fakultas Teknik USU. Aliran organisasi pada aliran ini adalah naik sampai keatas ataupun menurun sampai tingkatan manajemen tertentu. Setiap tingkatan akan mempertanggung jawabkan tugas yang dijalankan kepada manajemen yang ada diatasnya.


(56)

Secara umum, pengelolaan tugas-tugas Fakultas Teknik yang bersifat teknis administratif dilaksanakan oleh Kepala Bagian Tata Usaha dengan empat sub bagian yaitu:

1. Sub bagian kemahasiswaan dan alumni 2. Sub bagian keuangan dan kepegawaian 3. Sub bagian pendidikan

4. Sub bagian umum dan perlengkapan

Pada tahap awal berdirinya, Fakultas Teknik hanya mengasuh satu juru-san, yaitu Jurusan Teknik Sipil. Dengan meningkatnya kebutuhan sarjana teknik di berbagai bidang sesuai dengan tuntutan pembangunan, maka Fakultas Teknik USU selanjutnya membuka jurusan-jurusan baru; Teknik Mesin (1962), Teknik Elektro dan Teknik Industri (1965), Teknik Kimia (1979), Teknik Arsitektur (1991), dan Teknik Lingkungan (2012).

Pada umumnya manajemen yang mengelola persampahan di setiap fakultas adalah sama termasuk juga seperti manajemen pengelolaan di Fakultas Teknik sendiri melalui Dekan memberikan tanggung jawab kepada Pembantu Dekan, kemudian Pembantu Dekan memberikan tanggung jawab kepada seksi peralatan dan perlengkapan yang selanjutnya memberikan tanggung jawab pula kepada seseorang yang dianggap bisa mengatasi permasalahan sampah Universitas Sumatera Utara di tempat mereka masing-masing atau yang disebut dengan mandor.


(57)

Gambar 5.1 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah FT USU 5.2 Waktu dan Pendapat Kebersihan Lingkungan

Sebagaimana ditetapkan bahwa responden pada penelitian ini peneliti memilih mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (105 responden) karena merupakan subjek paling aktif dan paling lama untuk waktu menghabiskan kegiatan di kampus. Dari hasil pengamatan yang diperoleh gambaran mengenai cara pengelolaan sampah yang dilakukan di lingkungan kampus FT USU yaitu timbunan sampah dihasilkan oleh produsen sampah dibersihkan petugas kebersihan untuk dibuang ke tempat-tempat sampah sementara yang ditumpuk di salah satu tempat yang ada di lingkungan kampus, kemudian tumpukkan sampah tersebut diangkut ke tempat pembuangan sementara untuk dilakukan pemilahan dan dibakar.

Permasalahan paling mendasar dari cara pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ini adalah tidak semua sampah dapat ditangani oleh petugas kebersihan, selain itu keberadaan tempat-tempat sampah sementara yang tidak memadai sedangkan sampah yang dihasilkan oleh produsen terus meningkat. Peningkatan sampah yang dihasilkan


(58)

ini disebabkan oleh tingkat intensitas kegiatan masyarakat kampus yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari hasil penyebaran kuisioner yang diperoleh seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Dari hasil observasi lapangan melalui kuisioner (angket) bahwa sebanyak 39 responden (37.14%) menjawab <8 jam/hari berada dikampus, sebanyak 17 responden (16.19%) menjawab 8 jam/hari, dan 49 responden (46.66%) menjawab >8 jam/hari berada dikampus yang berarti bahwa kegiatan yang dihabiskan untuk berada dikampus dapat membuat keberadaan sampah semakin banyak setiap harinya (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Lama waktu yang dihabiskan dalam sehari untuk berada di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase (%)

1 <8 jam/hari 39 37.14

2 8 jam/hari 17 16.19

3 >8 jam/hari 49 46.66


(59)

Gambar 5.2 Dia

Hal ini mempe maka jumlah sampah lain bahwa tingkat sampah yang ditimbul

Dari hasil pe pendapat responden lingkungan kampus F menjawab kotor (Tabe

iagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dal berada di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

perjelas bahwa semakin tinggi intensitas kegia pah yang dihasilkan akan semakin besar juga. At

t intensitas kegiatan masyarakat berbanding bulkan (Sudrajat, 2006).

pengamatan observasi lapangan melalui kui sponden bahwa sebanyak 102 responden (97.14

pus FT USU sangat kotor, dan sebanyak 3 responde abel 5.2).

37%

16% 47%

Jumlah

<8 jam/hari 8 jam/hari >8 jam/hari

n dalam sehari

giatan masyarakat . Atau dalam istilah nding lurus dengan

kuisioner (angket) 97.14%) menjawab esponden (2.85%)


(60)

Tabel 5.2 P No 1 S 2 B 3 S 4 K

Gambar 5.3 D

Berarti bahwa FT USU harus diting sehingga suasana ling Kondisi lingkungan k yang tersebar di man lingkungan kampus te

Sangat Bersih

.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus F

Penilaian Jumlah Persentase

Sangat Bersih Bersih

Sangat Kotor 102 97.14

Kotor 3 2.85

Total 105 100

.3 Diagram persentase tentang kondisi lingkungan ka (Sumber : Peneliti 2014)

hwa peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkun ditingkatkan untuk mencapai lingkungan kam

ingkungan dapat mendukung berlangsung kegia n kampus tersebut disebabkan oleh faktor tum

ana-mana. Tidak ada tempat sampah yang me pus terkesan tidak terurus.

97% 3%

Jumlah

Sangat Bersih Bersih Sangat Kotor Kotor

mpus FT USU se (%)

97.14 2.85

100

n kampus FT USU

ngkungan kampus kampus yang asri giatan pendidikan. tumpukan sampah memadai sehingga Kotor


(61)

5.3 Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan (Slamet, 2002). Sebagai bahan komparasi dalam penelitian ini, peneliti juga menayakan persepsi responden lewat penyebaran kuisioner mengenai tumpukkan sampah yang ada di sekitar lingkungan kampus.

Disini hasil observasi lapangan yang terjadi dapat dilihat sebanyak 100 responden (95.23%) menjawab pernah melihat tumupukkan sampah dilingkungan kampus, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawab tidak pernah yang berarti fenomena yang terjadi di lapangan adalah kondisi lingkungan kampus yang kotor dengan adanya keberadaan tumpukkan dari sampah-sampah tersebut (Tabal 5.3).

Tabel 5.3 Melihat adanya keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase (%)

1 Pernah 100 95.23

2 Tidak pernah 5 4.76


(62)

Gambar 5.4 Di

Dapat dilihat sebanyak 24 respond ditumpukkan tersebut berharap dibersihkan (26.66%) menjawab be

Tabel 5.4 Penda

No

1 Tidak peduli

2 Terkadang ikut mem 3 Biasa aja, berharap di 4 Berkeinginan untuk m

Total 105 100

Diagram persentase tentang keberadaan tumpukkan s di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

hat sebanyak 4 responden (3.80%) menjawa sponden (22.85%) menjawab terkadang ikut mem

but, sebanyak 49 responden (46.66%) menja hkan oleh petugas kebersihan, dan sebanyak b berkeinginan untuk membersihkannya (Tabel 5

ndapat responden mengenai keberadaan tumpukkan s disekitar lingkungan kampus FT USU

Penilaian Jumlah

4 embuang sampah ditumpukkan tersebut 24 p dibersihkan oleh petugas kebersihan 49

uk membersihkannya 30

Total 105 100

95% 5%

Jumlah

Pernah Tidak pernah

an sampah

wab tidak peduli, embuang sampah njawab biasa aja, ak 30 responden bel 5.4).

kkan sampah

lah Persentase (%) 3.80

24 22.85

49 46.66

30 26.66


(63)

Gambar 5.5 Diagram pe

Disini jelas ba tentang cara pengelol pentingnya menjaga ke adanya tumpukkan sa diperlukan perhatian unt

5.4 Keberadaan Sam

Adapun gamba sampah yang ada di Utara dapat dilihat pada

Tidak peduli

Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut Biasa aja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan Berkeinginan untuk membersihkannya

m persentase pendapat responden mengenai keberada sampah disekitar lingkungan kampus

(Sumber : Peneliti 2014)

s bahwa perlu adanya tanggapan untuk membe lolaan sampah agar membuat setiap masyaraka a kebersihan lingkungan untuk tetap bersih dan n sampah membuktikan bahwa lingkungan ka

n untuk kebersihan agar dapat mewujudkan kam

ampah

baran umum pada penelitian ini tentang kebe di lingkungan kampus Fakultas Teknik Unive pada gambar-gambar berikut ini :

4% 22% 46% 28%

Jumlah

Tidak peduli

Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut Biasa aja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan Berkeinginan untuk membersihkannya

radaan tumpukkan

berikan wawasan akat kampus sadar dan indah. Dengan kampus FT USU n kampus yang asri.

beradaan sampah-niversitas Sumatera Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut


(64)

1. Departemen Teknik Mesin

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Mesin sebagai berikut :

(A) (B)

Gambar 5.6 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Mesin (Sumber : Peneliti 2014)

A


(65)

2. Departemen Teknik Elektro

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Elektro sebagai berikut :

(A)

Gambar 5.7 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Elektro (Sumber : Peneliti 2014)


(66)

3. Departemen Teknik Industri

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Industri sebagai berikut :

(A) (B) (C)

Gambar 5.8 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Industri (Sumber : Peneliti 2014)

A

B


(67)

4. Departemen Teknik Kimia

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Kimia sebagai berikut :

(A) (B) (C)

Gambar 5.9 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Kimia (Sumber : Peneliti 2014)

A

B

C


(68)

5. Departemen Teknik Lingkungan

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Lingkungan sebagai berikut :

(A) (B)

Gambar 5.10 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan (Sumber : Peneliti 2014)

A


(69)

6. Departemen Teknik Arsitektur

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Arsitektur sebagai berikut :

(A) (B) (C)

Gambar 5.11 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan (Sumber : Peneliti 2014)

A

B


(70)

7. Departemen Teknik Sipil

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen Teknik Sipil sebagai berikut :

(A) (C)

(B) (D)

Gambar 5.12 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Sipil (Sumber : Peneliti 2014)

A

B

C

D


(71)

55

adalah seragam. Sampah dari suatu instansi misalnya pusat pendidikan pada umumnya adalah kertas, karton, dan plastik (Yamin, 1992).

Berdasarkan asalnya sampah terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Sedangkan berdasarkan sifat fisiknya sampah terdiri dari sampah basah (garbage) dan sampah kering (rubish) (Gelbert dkk, 1996). Adapun gambaran umum responden pada penelitian mengenai jenis-jenis sampah yang ada di lingkungan kampus sebagai berikut :

Dari hasil pengamatan observasi lapangan melalui kuisioner (angket) dari jawaban responden dapat dilihat sebanyak 50 responden (47.61%) menjawab plastik, sebanyak 25 responden (23.80%) menjawab kertas, sebanyak 15 responden (14.30%) menjawab sisa makanan, sebanyak 10 responden (9.25%) menjawab dedaunan, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawab putung rokok (Tabel 5.5).

Tabel 5.5 Jawaban responden tentang jenis sampah yang paling sering dibuang di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase(%)

1 Plastik 50 47.61

2 Kertas 25 23.80

3 Styrofom

4 Sisa makanan 15 14.30

5 Kaleng

6 Dedaunan 10 9.52

7 Kain

8 Putung rokok 5 4.76


(72)

Gambar 5.13 Di

Dari hasil pen jawaban responden da plastik, sebanyak 25 responden (14.30%) menjawab dedaunan, (Tabel 5.6).

Tabel 5.6 Distribus

No 1 2 3 S 4 Sisa 5 6 D 7 t

Diagram persentase tentang jenis sampah yang pali dibuang di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

engamatan observasi lapangan melalui kuisione dapat dilihat sebanyak 50 responden (47.61% 25 responden (23.80%) menjawab kertas, ) menjawab sisa makanan, sebanyak 10 respond n, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawa

busi jawaban responden tentang jenis sampah yang pa dilihat di lingkungan kampus FT USU

Penilaian Jumlah Persent

Plastik 50 47.61

Kertas 25 23.80

Styrofom

Sisa makanan 15 14.30

Kaleng

Dedaunan 10 9.52

Kain 48% 24% 14% 9% 5%

Jumlah

t Styfom Sisa makanan

Kaleng Dedaunan Kain Putung rokok

paling sering

sioner (angket) dari 47.61%) menjawab tas, sebanyak 15 esponden (9.25%) wab putung rokok

ng paling sering

ntase(%) 47.61 23.80 14.30 9.52 Sisa makanan Putung rokok


(73)

8 Put Tot

Gambar 5.14

Gambar 5.15

t

Putung rokok 5 4.76

Total 105 100

r 5.14 Diagram tentang jenis sampah yang paling se dilihat di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

5.15 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT (Sumber : Peneliti 2014)

48%

24% 14%

9% 5%

Jumlah

t Styfom Sisa makanan

Kaleng Dedaunan Kain Putung rokok

4.76 100

sering

FT USU Sisa makanan Putung rokok


(74)

Gambar 5.16 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU (Sumber : Peneliti 2014)

Gambar 5.17 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU (Sumber : Peneliti 2014)


(75)

Gambar 5.18 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU (Sumber : Peneliti 2014)

Pada umumnya dominasi sampah organik di lingkungan kampus USU berasal dari sisa-sisa makanan dari masyarakat kampus, produksi sampah kantin, pedagang tidak tetap, daunan serta rumput yang berasal dari petugas kebersihan lingkungan kampus USU. Sampah kertas berasal dari aktivitas akademik serta sisa kertas dari fotokopi. Sampah plastik terutama berasal dari plastik kemasan air mineral (polietilena) dan bungkus makanan. Selain itu, jenis sampah lainnya dalam jumlah kecil juga terdapat di lingkungan kampus FT USU yaitu putung rokok.


(76)

5.6 Teknik Pengelolaan Sampah di Kampus

Teknik pengelolaan sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar dapat memberikan suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan (Tchobanoglous et all, 1993).

Gambar 5.19 Pola penanganan sampah selama ini yang dilakukan di kampus (Sumber : Peneliti 2014)

Penanganan sampah selama ini di lingkungan kampus USU sesuai dengan pengamatan terdapat dua cara yaitu pertama, sumber sampah dari tong sampah diangkut untuk dibuang ke tumpukan sampah dan kedua, sumber sampah langsung dibuang ke tumpukan tanpa dibuang terlebih dahulu di tong sampah. Proses penanganannya pun ada dua yaitu pertama, sampah yang ditumpuk dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan lanjut dan kedua, sampah yang ditumpuk akan dibakar. Adapun gambaran umum responden pada penelitian ini mengenai cara pengelolaan sampah yang selama ini diterapkan di lingkungan kampus adalah sebagai berikut :


(77)

Dari hasil obse responden dapat diliha sebanyak 20 responde

Tabel 5.7 Jawaban

No 1

2 T

Tot

Gambar 5.20 Diagra

observasi lapangan melalui kuisioner (angket dilihat sebanyak 85 responden (80.95%) menjaw sponden (19.04%) menjawab tidak pernah (Tabel 5.7

ban responden tentang adanya pembakaran sampah ol kebersihan di lingkungan kampus FT USU

Penilaian Jumlah Persent

Pernah 85 80.95

Tidak pernah 20 19.04

Total 105 100

ram tentang adanya pembakaran sampah oleh petug di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014) 81% 19%

Jumlah

T ! "#

ket) dari jawaban njawab pernah, dan

l 5.7).

h oleh petugas

entase(%) 80.95 19.04 100


(78)

Gambar 5.21 Pemusnahan sampah dengan teknik pembakaran di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

Gambar 5.22 Pemusnahan sampah dengan teknik pembakaran di lingkungan kampus FT USU


(79)

Gambar 5.23 Pemusnahan sampah dengan teknik pembakaran di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

Dari hasil observasi lapangan melalui kuisioner (angket) dari jawaban responden dapat dilihat sebanyak 13 responden (12.38%) menjawab setuju, karena sebagai salah satu cara memusahkan sampah, dan sebanyak 92 responden (87.61%) menjawab tidak setuju, karena dapat menimbulkan polusi udara. Perlu adanya tanggapan untuk teknik pengelolaan sampah di lingkungan kampus yang tidak akan berdampak negatif ke masyarakat kampus seperti pencemaran polusi udara (Tabel 5.8).

Tabel 5.8 Distribusi jawaban responden tentang pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase(%)

1 Setuju, karena sebagai salah satu cara memusnahkan sampah 13 12.38 2 Tidak setuju, karena dapat menimbulkan polusi udara 92 87.61


(80)

Gambar 5.24 Di

Sebagai bahan persepsi responden le untuk teknik pengelol Universitas Sumatera (angket) dari jawaban setuju, sebanyak 79 responden (2.85%) me

S$tu%u, & tu cara memusnahkan sampah

Tidak setuju, karena dapat menimbulkan polusi udara

Diagram persentase tentang pembakaran sampah ya di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

han komparasi dalam penelitian ini, peneliti j n lewat penyebaran kuisioner mengenai saran elolaan yang akan dilakukan untuk kampus F era Utara. Dari hasil observasi lapangan me an responden dapat dilihat 23 responden (21.90 79 responden (75.23%) menjawab sangat setuj

menjawab ragu-ragu (Tabel 5.9). 12%

88%

Jumlah

Setuju, karena sebagai salah satu cara memusnahkan sampah Tidak setuju, karena dapat menimbulkan polusi udara

h yang terjadi

i juga menayakan ran dan kebijakan pus Fakultas Teknik melalui kuisioner 21.90%) menjawab etuju, sebanyak 3 Setuju, karena sebagai salah satu cara memusnahkan sampah


(81)

Tabel 5.9 Penda sam No 1 Setuj 2 Sang 3 Rag 4 Tida 5 Sang Tot

Gambar 5.25 Diagra sam

Dari hasil obse responden dapat diliha responden (75.23%) menjawab ragu-ragu (

S'tu(u S) * t tuu

ndapat responden tentang dilakukan pemilahan sampa ampah anorganik di lingkungan kampus FT USU

Penilaian Jumlah Persenta

etuju 23 21.90

angat setuju 79 75.23

agu-ragu 3 2.85

idak setuju angat tidak setuju

Total 105 100

ram persentase tentang dilakukan pemilahan sampa ampah anorganik di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

observasi lapangan melalui kuisioner (angket dilihat 23 responden (21.90%) menjawab setuj

) menjawab sangat setuju, sebanyak 3 responde u (Tabel 5.10).

22%

75% 3%

Jumlah

S + )t ,'tu(u Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

mpah organik dan

ntase(%) 21.90 75.23 2.85

100

pah organik dan

ket) dari jawaban tuju, sebanyak 79 esponden (2.85%) Sangat tidak setuju


(82)

Tabel 5.10 Pendapat re sampah organi No 1 Setuj 2 Sang 3 Rag 4 Tida 5 Sang Tot

Gambar 5.26 Diag pemilahan sampah or

5.7 Teknik Pengomp

Pengomposan dengan bantuan mikr kompos) di dalam Crawford, 2003). Ma memberi banyak dam Selain mengurangi sa

S-tu.u S/ 0 t tuu

t responden mengenai tersedianya tempat sampah se anik dan sampah anorganik di lingkungan kampus F

Penilaian Jumlah Persenta

etuju 23 21.90

angat setuju 79 75.23

agu-ragu 3 2.85

idak setuju angat tidak setuju

Total 105 100

iagram persentase mengenai tersedianya tempat sam h organik dan sampah anorganik di lingkungan kam

(Sumber : Peneliti 2014) gomposan

posan (Composting) adalah sistem pengolahan sa ikroorganisme sehingga membentuk pupuk

kondisi lingkungan yang hangat (Modifi Maka dapat dilakukan cara pengelolaan sampa dampak positif terutama dengan pengomposan sa

sampah, juga bernilai ekonomi tinggi dengan 22%

75% 3%

Jumlah

S 1 /t 2-tu.u Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

h sebagai pemilahan pus FT USU

ntase(%) 21.90 75.23 2.85 100 ampah sebagai ampus FT USU

n sampah organik pupuk organis (pupuk Modifikasi dari J.H. pah terpadu yang n sampah organik. gan dihasilkannya Sangat tidak setuju


(1)

83

Gambar 6.4 Tahapan Pembuatan Komposter (Sumber : Google.com)

Sampah-sampah dengan jenis anorganik dapat diolah menjadi barang bernilai guna. Misalnya seperti sampah bekas jajanan kaleng. Dengan sedikit keterampilan menghias dan merangkai kain perca, akan dapat merubah kaleng bekas makanan menjadi celengan-celengan cantik.

4. Menyampaikan informasi atau meneruskan informasi melalui media massa yang ada di USU mengenai masalah kebersihan dan pemecahannya.

5. Peran serta dari “penduduk” USU sangat diharapkan dalam pembuangan sampah ditempatnya, karena apabila sarana dan prasarana telah memadai tetapi tidak di dukung dengan kesadaran “penduduk” USU tentang pentingnya kebersihan, maka kesemuanya itu tidak akan berjalan dengan baik dan benar.


(2)

84

Gambar 6.5 Moto Peduli Sampah (Sumber : Google.com)


(3)

85

DAFTAR PUSTAKA

Ary, D., Jacobs, L.C., & Sorensen, C.K. (1979).Introduction to Research in Education. New York : McMillan Publishing, Co.

Fraenkel, J., Wallen, N. & Hyun, H. (2012). How to Design and Evaluate Research Imagination : An Introduction to Qualitive and Quantitative methods. Cambrige, UK : Cambrige University Press.

Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A,1996. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan “Wall Chart”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup, PPPGT/VEDC. Malang.

Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan dua puluh (edisi revisi) Oktober 2004. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Morgan, Sally, 2009, Daur Ulang Sampah, Solo : Tiga Serangkai. Sinulingga, S, (2011).Metode Penelitian, Medan, Penerbit Usupress

Slamet J,S, 2002.Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada Universty Press, Yogyakarta. Sudrajat. H. R., 2006. Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutopo, HB,1996. Metode Penelitian Kualitatif. Dasar dan Teori Terapannya Dalam Penelitian. UNS Press, Surakarta.

Tchobanoglous, George. Theisen, Hilary. Vigil, Samuel. 1993, Integrated Solid Waste managemen,. New York : McGraw-Hill.

Visilind, P.A, 2002, Solid Waste Engineering, United States Of Americ, New York : Thomson Learing.

Yamin, M., 1992. Pembuatan Biogas dari Sampah. Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Hemat Energi 1992 Universitas Sumatera Utara


(4)

KuisionerStudi Keberadaan dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara, Studi Kasus : Fakultas Teknik USU”

Dengan ini saya meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini. Adapun ini merupakan kebutuhan pengumpulan data untuk menyelesaikan SKRIPSI saya di Jurusan Arsitektur Universitas Sumatera Utara dengan judul “Studi Keberadaan dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara, Studi Kasus : Fakultas Teknik USU”

Petunjuk : Mohon dijawab seluruh pertanyaan dengan hanya memberikan tanda () didepan jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda.

a. Nama :

b. Usia :

( ) <20 Tahun ( ) 21-40 Tahun ( ) 41-60 Tahun ( ) >60 Tahun c. Pekerjaan :

( ) Mahasiswa ( ) Dosen

( ) Pegawai (Non Dosen)

1. Berapa jam rata-rata waktu yang anda habiskan dalam sehari di kampus FT USU?

( ) <8 jam/hari ( ) 8jam/hari ( ) >8jam/hari

2. Menurut pendapat anda bagaimana kondisi lingkungan kampus FT USU?

( ) Bersih ( ) Kotor

3. Pernahkah anda melihat tumpukkan sampah di sekitar lingkungan aktivitas kampus FT USU?

( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

4. Bagaimana perasaan anda saat melihat tumpukkan sampah tersebut? ( ) Tidak peduli

( ) Terkadang ikut membuang sampah di tumpukkan tersebut ( ) Biasa saja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan ( ) Berkeinginan untuk membersihkannya

5. Jenis sampah apa yang paling sering anda buang di kampus FT USU?

( ) Plastik ( ) Kaleng


(5)

( ) Styrofom ( ) Kain ( ) Sampah sisa makanan ( ) . . . . 6. Sampah apa yang paling sering anda lihat di kampus FT USU?

( ) Plastik ( ) Kaleng

( ) Kertas ( ) Dedaunan

( ) Styrofom ( ) Kain

( ) Sampah sisa makanan ( ) . . . .

7. Apakah anda pernah melihat ada pembakaran sampah oleh petugas kebersihan di lingkungan kampus FT USU?

( ) Pernah ( ) Tidak pernah

8. Bagimana perasaan anda apabila melihat pembakaran sampah di lingkungan aktivitas kampus anda FT USU?

( ) Setuju, karena sebagai salah satu cara untuk memusnahkan sampah ( ) Tidak setuju, karena dapat menimbulkan polusi udara

9. Apakah anda setuju apabila dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik di kampus anda FT USU?

(artinya : membuang sampah di tempat yang sesuai dengan jenis sampahnya, misalnya tempat sampah warna merah untuk sampah jenis anorganik dan tempat sampah warna hijau untuk sampah jenis organik)

( ) Sangat setuju ( ) Setuju ( ) Ragu-ragu ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

10. Menurut anda, apakah anda setuju jika tersedianya tempat sampah dengan membedakan sampah sesuai jenis sampah tersebut?

(artinya : membuang sampah di tempat yang sesuai dengan jenis sampahnya, misalnya tempat sampah warna merah untuk sampah jenis anorganik dan tempat sampah warna hijau untuk sampah jenis organik)

( ) Sangat setuju ( ) Setuju ( ) Ragu-ragu ( ) Tidak setuju ( ) Sangat tidak setuju

11. Apakah anda mengetahui cara mengelola sampah menjadi kompos?

( ) Mengetahui ( ) Tidak mengetahui

12. Apakah anda mengetahui bahwa sampah sangat menguntungkan apabila di olah kembali?

( ) Mengetahui ( ) Tidak mengetahui

13. Bagaimana menurut anda proses pembuatan sampah menjadi kompos? ( ) Sangat sulit


(6)

( ) Sulit

( ) Tidak terlalu sulit ( ) Mudah

( ) Sangat mudah

14. Apakah anda setuju apabila dilakukan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke tempat pembuangan sementara di kampus FT USU?

( ) Ya ( ) Tidak

15. Apakah anda merasa keberatan untuk turut berpatisipasi dalam melakukan pemilahan sampah?

( ) Ya ( ) Tidak

16. Menurut anda teknologi pengelolaan sampah yang paling mudah dan mungkin anda lakukan :

( )Inceneration/Pembakaran ( ) Pengomposan

( ) Daur Ulang ( ) Penimbunan ( ) . . . .

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA UNTUK MENGISI ANGKET INI INFORMASI YANG ANDA BERIKAN MERUPAKAN BANTUAN YANG TIDAK TERNILAI BAGI PENYELESAIAN DAN

TERCAPAINYA MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN INI