Subsektor Angkutan Laut Dampak Sektor Transportasi Terhadap Sektor Pertanian Dan Peternakan.

8 angkutan darat memberikan dampak multiplier pengganda pada total ke seluruhan industri dalam struktur perekonomian sebesar 1,525 satuan. Artinya adalah investasi subsektor angkutan darat sebesar Rp 1,00 satu akan memberi dampak multiplier kepada seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 1,525. Tabel 2. Dampak Output Subsektor A ngkutan Darat Terhadap Sektor-sektor Perekonomian Lainnya SECTOR INITIAL FLOW-ON Rank TOTA L Rank Pertanian Peternakan 0.00 2743973.00 4 8.8 2743973.00 5 3.0 Per tamb Galian 0.00 1771116.00 6 5.7 1771116.00 7 2.0 Industri 0.00 10781898.00 1 34.7 10781898.00 2 11.9 Listrik,air, gas 0.00 439093.31 9 1.4 439093.31 10 0.5 BangunanKonstr 0.00 1439645.12 7 4.6 1439645.12 8 1.6 Perdag,hotel,rest 0.00 2960142.00 3 9.5 2960142.00 4 3.3 Kreta api 0.00 18163.14 13 0.1 18163.14 14 0.0 A ngk Darat 59194056.00 0.00 14 0.0 59194056.00 1 65.6 A ngk Laut 0.00 378286.75 10 1.2 378286.75 11 0.4 A ngk Udara 0.00 147988.66 12 0.5 147988.66 13 0.2 Jasa Penunj Angk 0.00 1278319.50 8 4.1 1278319.50 9 1.4 Komunikas 0.00 313238.38 11 1.0 313238.38 12 0.3 KeuanganJasa Perus 0.00 2222873.50 5 7.2 2222873.50 6 2.5 Jasa-jasa 0.00 6589537.00 2 21.2 6589537.00 3 7.3 TOTA L 59194056.00 31084276.00 100.0 90278336.00 100.0 MULTIPLIER 1.000 0.525 1.525 Sumber: Data I-O Tahun 2000, BPS diolah

C. Subsektor Angkutan Laut

Peranan subsektor angkutan laut adalah untuk mendistribusikan barang dan jasa antar regional maupun internasional. Artinya, dengan angkutan laut ini memungkinkan terjadinya lalulintas barang dan jasa dari dalam dan keluar wilayah atau sebaliknya, baik dalam tataran wilayah nasional maupun internasional. Hasil analisis efek output dari subsektor angkutan laut terhadap sektor- sektor perekonomian lainnya dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil analisis tersebut tampak bahwa tingkat produksi subsektor angkutan laut menghasilkan output sebesar Rp 28.704.768 Juta. Kemudian saat industri subsektor angkutan laut diperkenalkan ke dalam struktur perekonomian, maka dampak pertamannya terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar Rp 8.307.428 Juta flow on, yang ke dua pada subsektor jasa penunjang angkutan misalnya pelabuhan sebesar Rp 2.660.565,25 Juta, dan dampak ketiga terhadap sektor pertanian sebesar Rp 1.570.010,62 Juta, dan seterusnya. Keberadaan aktivitas subsektor angkutan laut bisa dikatakan sangat berdampak pada peningkatan industri lokal secara keseluruhan sebesar Rp 47.381.428 Juta baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu, peningkatan satu satuan dari subsektor angkutan laut memberikan dampak multiplier pengganda pada total 9 ke seluruhan industri dalam struktur perekonomian sebesar 1,651 satuan. Artinya adalah investasi subsektor angkutan laut sebesar Rp 1,00 satu akan memberi dampak multiplier kepada seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 1,651. Tabel 3. Dampak Output Subsektor A ngkutan Laut Terhadap Sektor-sektor Perekonomian Lainnya SECTOR INITIA L FLOW-ON Rank TOTAL Rank Pertanian Peternakan 0.00 1570010.62 3 8.4 1570010.62 4 3.3 PertambanganGal 0.00 1173654.12 5 6.3 1173654.12 6 2.5 Industri 0.00 8307428.00 1 44.5 8307428.00 2 17.5 Listrik,A ir,Gas 0.00 284280.28 9 1.5 284280.28 10 0.6 BangunanKonstruk 0.00 1003767.00 6 5.4 1003767.00 7 2.1 Perdag,Hotel,Rest 0.00 1440322.00 4 7.7 1440322.00 5 3.0 Kereta Api 0.00 9209.88 13 0.0 9209.88 14 0.0 A ngk Darat 0.00 275134.91 10 1.5 275134.91 11 0.6 A ngk Laut 28704768.00 0.00 14 0.0 28704768.00 1 60.6 A ngk Udara 0.00 85115.24 12 0.5 85115.24 13 0.2 Jasa Penunj A ngk 0.00 2660565.25 2 14.2 2660565.25 3 5.6 Komunikasi 0.00 262914.41 11 1.4 262914.41 12 0.6 KeuanganJasa Perus 0.00 917394.50 7 4.9 917394.50 8 1.9 Jasa-jasa 0.00 686865.00 8 3.7 686865.00 9 1.4 TOTA L 28704768.00 18676660.00 100.0 47381428.00 100.0 MULTIPLIER 1.000 0.651 1.651 Sumber: Data I-O Tahun 2000, BPS diolah

D. Subsektor Angkutan Udara