DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN TERHAD (1)

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA

  (PENDEKATAN ANALISIS INPUT -OUTPUT)

TESIS

  Oleh DESI NOVITA 077018031EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA

  (PENDEKATAN ANALISIS INPUT -OUTPUT)

TESIS

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

DESI NOVITA 077018031EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

  Judul Tesis : DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA ( PENDEKATAN ANALISIS INPUT - OUTPUT)

  Nama Mahasiswa : Desi Novita Nomor Pokok

  Program Studi : Ekonomi Pembangunan

  Menyetujui Komisi Pembimbing

  (Dr. Rahmanta, M.Si.)

  (Kasyful Mahalli, S.E,M.Si.)

  Ketua A nggota

  Ketua Program Studi Direktur

  ( Dr.Murni Daulay,M.Si.)

  (Prof.Dr.Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. )

  Telah diuji pada Tanggal : 18 Juni 2009

  PANITIA PENGUJI TESIS Ketua

  : Dr. Rahmanta, M.Si.

  Anggota

  : 1. Kasyful Mahalli, S.E., M.Si.

2. Dr. Murni Daulay, M.Si.

3. Irsyad Lubis, M.Soc.Sc, Ph.D

4. Drs. Rujiman, M.A.

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis peranan sektor pertanian terhadap perkenomian daerah dalam pembentukan struktur permintaan dan penawaran, konsumsi, ekspor -impor, investasi, nilai tambah, dan output sektoral, (2) menganalisis tingkat keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor pertanian dengan sektor ekonomi lainnya, (3) menentukan sektor dalam pertanian yang termasuk dalam sektor kunci pada perekonomian Sumatera Utara, (4)menganalisis dampak investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja, serta (5) menganalisis dampak perubahan investasi sektor pertanian terhadap pembentuk output, pendapatan, dan tenaga kerja di Sumatera Utara.

  Data dalam penelitian ini adalah data Input -Output Propinsi Sumatera Utara Tahun 2007 Atasa Dasar Harga Produsen yang di Updating dengan Metode RAS. Data tersebut diolah dan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kontribusi ( share), analisis keterkaitan, analisis indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan, serta analisis dampak yang berdasarkan konsep analisis input -output.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa p eranan sektor pertanian dalam perekonomian Sumatera utara dalam pembentukan struktur perekonom ian meliputi pembentukan struktur permintaan dan penawaran (16,15), struktur konsumsi Rumaha Tangga (15,32), struktur eksp or (4,94), struktur Impor (2,11), struktur Penanaman Modal Tetap Bruto (0,22), struktur perbahan Stok (12,19) atau struktur investasi (0.89), struktur Nilai Tambah (26,69), dan struktur Output ( 16,15). Sektor Coklat, Karet, dan kelapa Sawit meru pakan sektor yang memiliki Keterkaitan Langsung Ke Depan dan Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung Ke Depan terbesar diantara sektor lainnya dalam pertanian. Disisi lain, Sektor Unggas, karet, dan sektor Perikanan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan langsung Ke Belakang dan keterkaitan langsung dan tidak langsung Ke Belakang terbesar diantara sektor lainnya dalam pertanian . Seluruh sektor yang terdapat dalam bidang pertanian tidak termasuk ke dalam sektor kunci (Sektor dengan Prioritas I) melainkan masuk dalam Prioritas II yakni sektor karet, Coklat dan Kelapa Sawit .Dampak investasi sektor pertanian terbesar terhadap pembentukan o utput adalah sektor Unggas dan Peternakan Lainnya. Dampak investasi sektor pertanian terbesar terhadap pembentukan pendapatan adalah sektor Karet, serta terhadap pembentukan tenaga kerja terbesar terjadi pada sektor Kelapa Sawit. Dengan melakukan beberapa simulasi terhadap perubahan investasi sektor pertanian terlihat bahwa simulasi realokasi investasi sebesar 10 dari sektor bangunan ke sektor pertanian mampu menciptakan kontribusi terbesar bagi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja bagi perekonomian Sumatera Utara.

  Keywords : Input-Output, Pertanian, Kontribusi, Keterkaitan,Dampak Investasi

ABSTRACT

  This research objective are (1) to analyze the contribution of agriculture sector on regional economy specially in the construction of demand and supply, consumption, export-import, investment, value added, and sectoral output structure, (2) to analyze the forward and backward linkage between agriculture sector ad other economy sector, (3) to find the key sector in the ag riculture sector in the North Sumatera region, (4) to analyze the impact of invesment in agriculture sector on the construction of output, income and labor, (5) to analyze the impact of chance investment in the agriculture sector on the construction of the output, income, and labor in the North Sumatera economy.

  Data of this research is Input -Output Data in North Sumatera for 2007, that based on the producer price index updated with the RAS Method. The data is taken from Badan Pusat Statistik (BPS) fo Nort h Sumatera province.

  The result of this research show the contribution of agriculture sectoral in the construction of economic structure include the demand and supply (16,15), household consumption (15,32), export (4,94), import (2,11), PMTB (0,22), Residual Stock (12,19), or investment (0,89), value added (26,69), and output structure (16,15). Cocoa, rubber and palm sectors are the sector that have the highest direct forward linkage and total forward linkage among other agriculture sector. In other side, birds, rubber and fishery sectors are the sectors that have the highest direct backward linkage and total backward linkage among of the agriculture sector.All sector in agriculture sector is not include in first priority sector but include in the second priority sector. The investment of agriculture sector have the greatest impact on output construction is birds sector. The investment of agriculture sector have greatest impact on income construction is rubber sector. And the investment of agriculture secotr harve greatest impact on labor construction is palm sector. With many simulation that have done, it can be concluded the investment realocation from construction sector to agriculture sector can make optimum contribute of agricultuer sector on the construction output, income, and labor in the North Sumatera Economy.

  Keywords : Input-Output, Agriculture, Contribution , Linkage, Impact of Investment

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S WT yang terlah melimpahkan rahmat dan hidayah -Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul ”Dampak Investasi Sektor pertanian terhadap Perekonomian Sumatera Utara ( Pendekatan Analisis Input -Output)”. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang diridhoi -Nya.

  Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelas Master pada Sekolah Pascasarjana Magister Ekonomi Pembangunan Universi tas Sumatera Utara. Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Delisar dan Ayahanda Jasrul Saleh yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan kasih sayang yang tiada hingga. Demikian juga kepada suami tercinta, Chairil Nazardi Sitompul, yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang begitu besar, serta ananda Fayza Hilwatu Naura Sitompul yang menjadi motivator bagi penulis.

  Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih yang sebesar- besarnya kepada Bapak Dr. Rahmanta, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing yang telah memberikan begitu banyak sumbangan tenaga, waktu dan pikirin bagi penulis dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih tak terhingga juga penulis sampaikan kepada Bapak Kasyful Mahalli, S.E, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing yang yang telah memberikan ber ikan berbagai saran dan masukan serta kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Demikian pula ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memba ntu memberikan berbagai bentuk kontribusi bagi penulis, khususnya :

  1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, D.M.T.H., Sp.A (K). Selaku Rektor

  2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. selaku Direktur Sekolah

  Pascasarjana Universitas S umatera Utara

  3. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si. selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara sekaligus pemband ing penguji bagi tesis peneliti

  4. Bapak Irsyad Lubis, M.Soc.Sc.Ph.D. dan Drs. Rujiman,M.A. selaku dosen

  pembanding dan dosen penguji bagi tesis peneliti

  5. BapakIbu dosen yang telah menyumbangkan ilmunya., semoga berguna bagi

  penulis dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT

  6. Bapak Ibu Mertua, Nasrun Sitompul dan Munizar Malay, yang selalu

  mendukung dan mendoakan peneli ti dalam menyelesaikan tesis ini

  7. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan angkatan 13 yang telah memberi warna dan pelajaran dalam kehidupan penulis selama di kampus

  8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas

  kebaikan dengan berlipat ganda

  Medan, Juni 2009

  Penulis

  Desi Novita

RIWAYAT HIDUP

  Nama

  : Desi Novita

  Tempat Tanggal Lahir

  : Medan 2 November 1980

  Alamat

  : Jl. Karya Sastra no.45 Psr X Tembung

  : Menikah, 1 anak

  Nama Suami

  : Chairil Nazardi Sitompul

  Nama Anak

  : Fayza Hilwatu Naura Sitompul

  Nama Orang Tua

  Ayah

  : Jasrul saleh

  Ibu

  : Delisar

  Nama Mertua

  Ayah

  : Nasrun Sitompul

  Ibu

  : Munizar Malay

  Riwayat Pendidikan

  : 1.SDN 101767 Tembung

  2.SMP Negeri 1 Tembung 3.SMU N 1 Medan 4.Program Studi Manajemen Agribisnis, Institut

  Pertanian Bogor (IPB)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pembentukan dan pengumpulan modal atau investasi dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan pembentukan modal akan membawa kepada pemanfaatan penu h sumber- sumber yang ada. Sehingga dengan pembentukan modal akan menghasilkan kenaikan besarnya output nasional. Investasi tidak saja hanya meningkatkan output nasional tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan modal akan menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Pembentukan modal memberikan mesin, alat, dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat. Selain itu, pembentukan modal juga akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Ia akan membantu memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Dengan demikian investasi menyebabkan penggunaan sumber daya alam secara tepat, pendirian berbagai macam jenis industri, maka memberikan kesempatan kerja, standar hidup meningkat yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan ekonomi.

  Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama dari penduduknya. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai lahan Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama dari penduduknya. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai lahan

  Selama ini, investasi di sektor pertanian dianggap kurang me mberikan keuntungan baik serta merupakan suatu kegiatan yang dianggap masih dan terus akan bersifat tradisional. Oleh sebagian pihak, pembangunan di sektor pertanian dianggap kurang dapat mempercepat kemajuan suatu negara. Sektor industrilah yang dianggap sebagai sektor yang paling potensial dalam menghasilkan keuntungan serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan suatu negara. Padahal, sektor industri akan berjalan dengan baik, ketika sektor pertanian sebagai sektor dasar bagi perekonomian Indonesia tumbuh dan berkembang dengan tangguh. Hal ini disebabkan bahwa sektor pertanian memiliki keterkaitan yang sangat luas dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian Indonesia.

  Berdasarkan Tabel 1.1. dan 1.2., terlihat bahwa nilai investasi dalam sektor pertanian selama kurun waktu 2003 -2006 mendapatkan proporsi yang sangat kecil dari total investasi baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, yaitu hanya sekitar 1-9. Padahal seperti yang diketahui, bahwa sektor pertanian pada masa krisis, tahun 1998, merupakan sektor yang tetap eksis dan penyelamat bagi perekonomian Indonesia. Sehingga seharusnya semua pihak, khususnya pemerintah sebagai pihak yang berkewajiban memberikan sosialisasi dan promosi investasi bagi Berdasarkan Tabel 1.1. dan 1.2., terlihat bahwa nilai investasi dalam sektor pertanian selama kurun waktu 2003 -2006 mendapatkan proporsi yang sangat kecil dari total investasi baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, yaitu hanya sekitar 1-9. Padahal seperti yang diketahui, bahwa sektor pertanian pada masa krisis, tahun 1998, merupakan sektor yang tetap eksis dan penyelamat bagi perekonomian Indonesia. Sehingga seharusnya semua pihak, khususnya pemerintah sebagai pihak yang berkewajiban memberikan sosialisasi dan promosi investasi bagi

  Tabel 1.1. Nilai Investasi PMDN Indonesia Menurut Sektor (Milyar Rp) Tahun

  Nilai Nilai Nilai

  Pertam bangan

  Industri Pengolahan

  Listrik, gas Air Bersih

  Perdagangan,hotel,restoran

  Lem baga Keuangan jasa Perusahaan

  Jasa m asyarakat,sosial,perorangan

  Sumber : BKPM dalam Laporan Perekonomian Indonesia (2007)

  Tabel 1.2. Nilai Investasi PMA Indonesia Menurut Sektor (000 US )

  Industri Pengolahan

  Listrik, gas Air Bersih

  Perdagangan,hotel,restoran

  Lembaga Keuangan jasa Perusahaan 10,4 0,08 339,6 3,30 124,8 0,92 57,2

  Jasa masyarakat,sosial,perorangan

  TOTAL PMA

  Sumber : BKPM dalam Laporan Perekonomian Indonesia (2007)

  Investasi pada sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian target-target perekonomian Indonesia. Hal ini mengingat bahwa sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi perekonomian Indonesi a yang memiliki fungsi yang sangat fundamental bagi pembangunan di Indonesia yaitu (1) mencukupi pangan dalam negeri dengan jumlah penduduk yang sangat besar, (2) penyediaan lapangan kerja dan berusaha bagi penduduknya, (3) penyedia bahan baku industri, serta (4) sebagai salah satu penghasil devisa bagi negara. Seperti yang dinyatakan Investasi pada sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian target-target perekonomian Indonesia. Hal ini mengingat bahwa sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi perekonomian Indonesi a yang memiliki fungsi yang sangat fundamental bagi pembangunan di Indonesia yaitu (1) mencukupi pangan dalam negeri dengan jumlah penduduk yang sangat besar, (2) penyediaan lapangan kerja dan berusaha bagi penduduknya, (3) penyedia bahan baku industri, serta (4) sebagai salah satu penghasil devisa bagi negara. Seperti yang dinyatakan

  Struktur perekonomian Sumatera Utara diketahui d idominasi oleh sektor pertanian dan sektor industri. Kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB masih lebih besar dibandingkan dengan sektor industri. Pada Tabel 1.3. terlihat bahwa lebih dari 25 dari total PDRB Sumatera Utara berasal dari sekt or pertanian. Hal ini berarti bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan yang tetap harus diperhatikan bagi perekonomian Sumatera Utara.

  Tabel 1.3. Distribusi PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan

  Persen ()

TA H U N SEK TO R

  1. Pertanian

  2. Pertam bangan Penggalian

  3. Industri Pengolahan

  4. Listrik, gas dan A ir Brsih

  5. Bangunan

  6. perdagangan, H otel restoran

  7. Pengangkutan K om unikasi

  8.K euangan, Persew aan, Jasa Perusahaan 5,91 6,03 6,09 6,19 6,40

  9. Jasa-jasa

  TO TA L PD R B 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

  Sumber : BPS (2007)

  Bila dilihat berdasarkan tingkat pertumbuhan sektoral terhadap PDRB Sumatera Utara dalam kurun waktu tahun 2002 -2006 (Tabel 1.4.), terlihat bahwa laju pertumbuhan rata-rata yang terjadi pada sektor pertanian adalah 2,90. Angka ini masih dibawah laju pe rtumbuhan rata-rata PDRB Sumatera Utara yaitu 5,35. Laju pertumbuhan sektor pertanian di Sumatera Utara berada pada level terendah selain sektor pertambangan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian berjalan lambat dibandingkan sektor-sektor lainnya. Kondisi ini tidak boleh terus terjadi mengingat bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor andalan bagi pembangunan perekonomian Sumatera Utara. Hal ini berarti masih perlu dilakukan pembenahan - pembenahan strategi dalam sektor pertanian. Salah satu aspek y ang perlu diperhatikan adalah investasi.

  Tabel 1.4.Laju Pertumbuhan PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan

TAHUN SEKTOR

  1. Pertanian

  2. Pertambangan Penggalian

  -0,50 -1,35 -10,68 6,42

  3. Industri Pengolahan

  4. Listrik, gas dan Air Brsih

  5. Bangunan

  6. perdagangan, Hotel restoran

  7. Pengangkutan Komunikasi

  8.Keuangan, Persewaan

  9. Jasa-jasa

  Pertumbuhan PDRB

  Sumber : BPS (2007)

  Investasi dilakukan untuk membentuk faktor produksi kapital, dimana sebagian digunakan untuk pengadaan barang yang menunjang kegiatan usaha. Melalui investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan yang kemudian akan mampu meningkatkan output, dan akhirnya juga akan meningkatkan pendapatan daerah serta percepatan pertumbuhan perekonomian daerah. Selain itu , investasi dapat menciptakan lapangan kerja baru, yang berarti bahwa tingkat pengangguran berkurang.

  Investasi di sektor pertanian dalam perekonomian Sumatera Utara merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa sektor termasuk salah satu program prioritas pembangunan daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah Sumatera Utara. Selain itu, mengingat bahwa sektor pertanian telah menyediakan lapangan kerja yang besar bagi angkatan kerja yang tersedia di Sumatera Utara. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.5.

  Tabel 1.5. Alokasi Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi 2003-2006

  Industri Pengolahan

  Listrik, Gas,dan Air Bersih

  Perdagangan,hotel Restoran

  Pengangkutan Komunikasi

  Keuangan, Persewaan

  Jasa-Jasa

  Investasi di sektor pertanian akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah baik dalam hal PDRB, kesempatan kerja maupun pemerataan pendapatan. Menurut Sinaga (2003), meskipun Sumatera Utara memiliki kekayaan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia maupun letak geografis yang strategis, namun tanpa adanya sumber daya fisik (penanaman modal) maka pembangunan Sumatera Utara akan tetap lambat. Penanaman modal (investasi) a kan mendorong kenaikan daya beli masyarakat Sumatera Utara sebab bertambahnya penciptaan kesempatan kerja.

1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti yaitu :

  1. Bagaimana peranan sektor perta nian di Sumatera Uta ra terhadap

  perekonomian daerah dalam pembentukan struktur permintaan dan penawaran, konsumsi, ekspor-impor, investasi, nilai tambah dan output sektoral ?

  2. Bagaimana keterkaitan kebelakang dan ke depan (Backward and forward

  linkage) sektor pertanian dengan sektor ekonom i lainnya ?

  3. Apakah seluruh subsektor dalam sektor pertanian termasuk sektor kunci

  dalam perekonomian Sumatera Utara ?

  4. Bagaimana dampak investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output ,

  5. Bagaimana dampak perubahan investasi sektor pertanian terhadap

  pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja ?

1.3. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :

  1. Menganalisis peranan sektor pertani an di Sumatera Utara terhadap perekonomian daerah dalam pembentukan struktur permintaan dan penawaran, konsumsi, ekspor -impor, investasi, nilai tambah dan output sektoral

  2. Menganalisis tingkat keterkaitan kebelakang dan ke depan ( Backward and forward linkage) sektor pertanian dengan sektor ekonomi lainnya di Sumatera Utara.

  3. Menentukan sektor dalam sektor pertanian yang termasuk dalam sektor kunci pada perekonomian Sumatera Utara.

  4. Menganalisis dampak investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja.

  5. Menganalisis dampak perubahan investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja.

1.4. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian ini adalah :

  1. sebagai sebuah proses pembelajaran bagi peneliti men genai disiplin ilmu yang

  diteliti.

  2. Sebagai bahan masukan bagi para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam merumuskan dan merencanakan arah kegiatan pembangunan daerah umumnya dan pertanian khususnya di Sumatera Utara serta sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan penanaman modal di sektor pertanian.

  3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Investasi

  Teori Investasi adalah teori permintaan modal. Investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik atau dengan kata lain investasi adalah jumlah yang dibelanjakan sektor usaha untuk menambah stok modal dalam periode tertentu. Investasi biasanya menempati proporsi yang relatif sedikit dari permintaan agregat, akan tetapi fluktuasi inves tasi menempati sebagian besar pergerakan siklus bisnis dalam PDB. Salah satu alasan mengapa negara -negara dengan pertumbuhan tinggi merupakan negara -negara dengan pertumbuhan tinggi ialah karena mereka mencurahkan bagian substansial dari output mereka ke d alam investasi (dornbush, 2004). Bank Indonesia dan Badat Pusat Statistik mengartikan investasi sebagai suatu kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan ( benefit) pada masa-masa yang akan datang.

  Investasi merupakan unsur PDB yang paling sering berubah. Ada tiga bentuk pengeluaran investasi yaitu investasi tetap bisnis, investasi tetap residensial, dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan, investasi residensial adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah. Investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan Investasi merupakan unsur PDB yang paling sering berubah. Ada tiga bentuk pengeluaran investasi yaitu investasi tetap bisnis, investasi tetap residensial, dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan, investasi residensial adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah. Investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan

  Menurut Sukirno, S (1999) mengartikan bahwa investasi adalah sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam -penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan -perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang -barang dan jasa – jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini menunjukkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya pen anaman modal dilakukan untuk menggantikan barang -barang modal yang lama yang telah haus dan perlu di depresiasikan.

  Nanga, M (2005), investasi (investment) dapat didefenisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada ( net addition to existin g capital stock). Istilah lain dari investasi adalah pemupukan modal ( capital formation) atau akumulasi modal (capital accumulation). Dengan demikian di dalam makroekonomi pengertian investasi tidak sama dengan modal ( capital). Dalam Makroekonomi, investasi memiliki arti yang lebih sempit, yang secara teknis berarti arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik. Investasi merupakan jumlah yang dibelanjakan Nanga, M (2005), investasi (investment) dapat didefenisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada ( net addition to existin g capital stock). Istilah lain dari investasi adalah pemupukan modal ( capital formation) atau akumulasi modal (capital accumulation). Dengan demikian di dalam makroekonomi pengertian investasi tidak sama dengan modal ( capital). Dalam Makroekonomi, investasi memiliki arti yang lebih sempit, yang secara teknis berarti arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik. Investasi merupakan jumlah yang dibelanjakan

  John Maynard Keynes mendasarkan teori tentang permintaan investasi atas konsep efisiensi marjinal kapital ( Marginal Efficiency of Capital atau MEC ). Sebagai suatu defenisi kerja, MEC dapat didefenisikan sebagai tingkat perolehan bersih yang diharapkan (Expected net rate of return ) atau pengeluaran kapital tambahan.Tepatnya, MEC adalah tingkat diskonto yang menyamakan aliran perolehan yang diharapkan dimasa yang akan datang dengan biaya sekarang dari kapital tambahan. Secara matematis, MEC dapat dinyatakan dala m bentuk formula sebagai berikut :

  R 1 + R 2 + ... + R n

  k = C

  ………………(2.1)

  1 2 (1 + MEC) 3 (1 + MEC) (1 + MEC)

  Dimana R adalah perolehan yang diharapkan ( expected return) dari suatu proyek, dan Ck adalah biaya sekarang ( current cost) dari modal tambahan.

  Apakah suatu investasi itu dilakukan atau tidak, sangat bergantung pada perbandingan antara present value (PV) di satu pihak dan Current Cost of Additional Capital (Ck) di lain pihak. Kalau PV > Ck, maka diputuskan investasi dilakukan, sebaliknya kalau PV < Ck diputuskan investasi tidak dilakukan. Sedangkan hubungan permintaan investasi dan tingkat bunga (r) dengan MEC tertentu , oleh keynes dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut :

  Secara grafik, hubungan antara investasi dan tingkat bunga dapat digambarkan sebagai berikut :

  Tingkat bunga (i)

  i 1

  i 2

  0 I = I (i) Investasi (I)

  Sumber : Nanga, M (2005)

  Gambar 2.1. Kurva Permintaan Investasi

b. Teori Akselerator

  Teori akselerator ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara permintaan akan barang modal ( capital goods) dan permintaan akan produk akhir (final product), dimana permintaan akan barang modal dilihat sebagai permintaan turunan (derived demand) dari permintaan akan barang atau produk akhir. Teori ini mulai dengan mengasumsikan adanya capital-output ratio (COR) tertentu, yang ditentukan oleh kondisi teknis produksi. Hubungan antara kapital dan output ( COR) tersebut secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

  K

  = k ............................................................. ................ (2.3)

  Y

  Dimana K adalah jumlah kapital yang digunakan, Y adalah tingkat output agregat, k adalah rasio kapital -output yang tetap (fixed capital output ratio ). Hal diatas menjelaskan bahwa untuk me ngahsilkan tingkat output Yt pada periode waktu t, membutuhkan jumlah kapital sebesar Kt yang besarnya sama dengan k.Yt. Dari hal diatas, persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi :

  Kt = k . Yt ......................... ..................................................( 2.4)

  Kt-1 = k . Yt-1 ...........................................................................( 2.5)

  Karena investasi bersih (net investment ) pada kurun waktu t, It :

  It = Kt - Kt-1

  = k (Yt – Yt-1)

  = k. Δ Yt ....................................................................( 2.6)

  Persamaan diatas menunjukkan bahwa investasi netto ( It) adalah sama dengan koefisien akselerator (k) dikali dengan perubahan dalam output agregat selama kurun waktu t (Yt). Oleh karena k diasumsikan konstan, maka investasi netto dengan sendirinya menjadi fungsi dari perubahan di dalam output agregat. Kalau output agregat meningkat, maka investasi netto akan positif. Jika output agregat meningkat dengan jumlah yang semakin besar, maka investasi netto akan meningkat dengan jumlah yang lebih besar lagi.

c. Teori Dana Internal

  Teori dana internal tentang invest asi (internal funds theory of investment ) mengatakan bahwa stok kapital dan investasi yang diinginkan, bergantung pada tingkat keuntungan. Teori ini salah satunya didukung oleh Jan Tinbergen yang mengatakan bahwa keuntungan yang terjadi secara akurat meref leksikan keuntungan yang diharapkan. Karena investasi bergantung pada keuntungan yang diharapkan, maka investasi memiliki hubungan positif dengan keuntungan yang terjadi.

d. Teori Neoklasik

  Teori Neoklasik tentang investasi merupakan teori tentang akumul asi kapital optimal. Stok kapital yang diinginkan ditentukan oleh output dan harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output. Harga jasa kapital pada gilirannya bergantung pada harga barang-barang modal, tingkat bunga, dan perlakuan pajak atas pendap atan perusahaan. Menurut teori ini, perubahan di dalam output atau harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output akan mengubah atau mempengaruhi, baik stok kapital maupun investasi yang diinginkan.

e. Teori q dari Tobin

  Teori ini menyatakan bahwa stok kapital dan investasi yang diingikan berhubungan positif dengan q, yaitu rasio antara nilai pasar (market value) dari modal Teori ini menyatakan bahwa stok kapital dan investasi yang diingikan berhubungan positif dengan q, yaitu rasio antara nilai pasar (market value) dari modal

  I = I (q) ........................................... .......................................(2.7)

  Dimana kalau q meningkat, maka I akan meningkat pula. Selanjutnya hubungan q dengan nilai pasar dari perusahaan dan biaya p enggantian dari aset perusahaan,dinyatakan :

  Nilai Pasar dari modal terpasang

  q =

  Biaya Penggantian dari modal terpasang

2.2. Sektor Pertanian

  Mengutip pernyataan Gunnar Mirdal dalam Todaro (2004) yang menyatakan bahwa dalam sektor pertanianlah ditentukan berhasil atau tidaknya upaya -upaya pembangunan ekonomi jangka panjang. Jika s uatu negara menghendaki pembangunan yang lancar dan berkesinambungan maka negara itu harus memulainya dari sektor pertanian khususnya. Intisari yang terkandung dalam masalah kemiskinan yang terus meluas, ketimpangan distribusi pendapatan yang semakin parah , laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, serta terus melonjaknya tingkat pengangguran pada awalnya tercipta dari stagnasi serta terlalu seringnya kemunduran kehidupan perekonomian di s ektor pertanian.

  Secara tradisional, peranan sektor pertanian da lam pembangunan ekonomi Secara tradisional, peranan sektor pertanian da lam pembangunan ekonomi

  Dewasa ini, nampak jelas bah wa para pakar ilmu ekonomi pembangunan mulai kurang berminat untuk memberikan perhatian yan g besar pada upaya industrialisasi secara cepat. Nampaknya mereka mulai menyadari bahwa daerah pedesaan umumnya, dan sektor pertanian khususnya, ternyata tidak bersifat pasif, tetapi jauh lebih penting dari sekedar penunjang dalam proses pembangunan ekonom i secara keseluruhan. Keduanya harus ditempatkan pada kedudukan sebenarnya, yakni sebagai unsur atau elemen unggulan yang sangat penting, dinamis, dan bahkan sangat menentukan dalam strategi -strategi pembangunan secara keseluruhan.

  Suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada prioritas pertanian dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap dasar, yakni : (1) percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional, dan insentif harga yang khusu s dirancang untuk meningkatkan produktivitas para petani kecil, (2) peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan dari strategi pembangunan perkotaan yang Suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada prioritas pertanian dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap dasar, yakni : (1) percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional, dan insentif harga yang khusu s dirancang untuk meningkatkan produktivitas para petani kecil, (2) peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan dari strategi pembangunan perkotaan yang

  Menurut Analis klasik dari Kuznets (1964) dalam Tambunan.T (2003), pertanian di Negara-negara sedang berkembang (NSB) merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi na sional, yaitu sebagai berikut :

  1) Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi nonpertanian sangat bergantung pada

  produk-produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai makanan, tetapi juga untuk penyediaan bahan -bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi di sektor -sektor nonpertanian tersebut, terutama industri pengolahan, seperti industri -industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, barang -barang dari kulit, dan farmasi. Hal ini kemudian disebut sebagai kontribusi produk.

  2) Karena kuatnya bias agraris dari ekonomi selama bertahap -tahap awal pembangunan, maka populasi di sektor pertanian (daerah pedesaan) membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar (permintaan) domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor lain di dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang -barang konsumen. Yang kemudian disebut sebagai kontribusi Pasar

  3) Karena relatif pentingnya pertanian (dilihat dari sumbangan output -nya terhadap pembentukan PDB dan andilnya terhadap peny erapan ternaga kerja) tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat pembangunan ekonomi, sektor ini dilihat sebagai suatu sumber modal untuk investasi di dalam ekonomi. Jadi pembangunan ekonomi melibatkan transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektor -sektor nonpertanian. Hal ini disebut sebagai kontribusi faktor-faktor produksi.

  4) Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan atau neraca pembayaran (sumber devisa), b aik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi - komoditi pertanian menggantikan impor (substitusi impor). Hal ini disebut sebagai kontribusi devisa. Menurut Tambunan. T (2003), kontribusi sektor pertanian di suatu negara terhadap pendapatan devisa adalah lewat pertumbuhan ekspor danatau pengurangan impor negara tersebut atas komoditi-komoditi pertanian. Tentu, kontribusi sektor pertanian terhadap 4) Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan atau neraca pembayaran (sumber devisa), b aik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi - komoditi pertanian menggantikan impor (substitusi impor). Hal ini disebut sebagai kontribusi devisa. Menurut Tambunan. T (2003), kontribusi sektor pertanian di suatu negara terhadap pendapatan devisa adalah lewat pertumbuhan ekspor danatau pengurangan impor negara tersebut atas komoditi-komoditi pertanian. Tentu, kontribusi sektor pertanian terhadap

  2.2.1. Keterkaitan dalam Sektor Pertanian

  Kemampuan sektor pertanian sebagai lokomotif penarif pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lainnya tidak hanya melalui keterkaitan produksi seperti dalam pandangan Hirschman, tetapi juga melalui keterkaitan konsumsi atau pendapatan dan pada banyak kasus juga melalui keterkaitan investasi. Dalam bentuk - bentuk keterkaitan ekonomi tersebut, sektor pertania n mempunyai tiga fungsi utama. Pertama, sebagai sumber investasi di sektor -sektor non-pertanian : surplus uang (MS) di sektor pertanian menjadi sumber dana investasi di sektor -sektor lain, kedua, sebagai sumber bahan baku atau input bagi sektor -sektor lainnya, khususnya agroindustri dan sektor perdagangan, ketiga, melalui peningkatan permintaan di pasar output, sebagai sumber diversifikasi produksi di sektor -sektor ekonomi lainnya. (Tambunan. T, 2003)

  Menurut Tambunan. T (2003), keterkaitan produksi menunj ukkan ketergantungan dalam proses produk si antara satu sektor dengan sek tor-sektor lain.Gambaran keterkaitan sektor pertanian dengan sektor -sektor ekonomi lain terlihat pada Gambar 2.2.

  Keterkaitan Ke Belakang : Indu striSektor

  Tidak langsung

  Pusat Pertumbuhan

  Sektor Pertanian

  Keterkaitan Ke Depan:

  Langsung

  Tidak Langsung

  Sumber : Tambunan, T (2003)

  Gambar 2.2. Keterkaitan Sektor Pertanian dalam Perekonomi an Nasional

  Keterangan :

  1-3 : sektor yang outputnya merupakan input bagi sektor pertanian

  contohnya bibit, pupuk, alsintan

  4-9 : sektor hulu yang outputnya merupakan input bagi sektor 1 -3 10-12 : sektor yang inputnya berasal dari sektor pertania n,contohnya Pabrik

  kelapa sawit, industri pembuatan kopi,dan lainnya

  13-18 : sektor yang inputnya berasal dari sektor 10 -12,contohnya industri

  minyak goreng,keuangan,dan lainnya

2.3. Investasi di Sektor Pertanian

  Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Setidaknya ada empat hal yang dapat dijadikan alasan. Pertama, Indonesia merupakan negara berkembang yang masih relatif tertinggal dalam penguasaan Iptek Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Setidaknya ada empat hal yang dapat dijadikan alasan. Pertama, Indonesia merupakan negara berkembang yang masih relatif tertinggal dalam penguasaan Iptek

  Kedua, menurut proyeksi penduduk yang dilakukan oleh BPS penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 228 -248 juta jiwa pada tahun 2008 -2015. Kondisi ini merupakan tantangan berat sekaligus potensi yang sangat besar, baik dilihat dari sisi penawaran produk (produksi) maupun dari sisi permintaan produk (pasar) khususnya yang terkait dengan kebutuhan pangan. Selain itu ketersedian sumber daya alam berupa lahan dengan kondisi agroklimat yang cukup potensial untuk dieksplorasi dan dikembangkan sebagai usaha pertanian produktif merupakan daya tarik tersendiri bagi para investor untuk menan amkan modalnya.

  Ketiga, sektor pertanian tetap merupakan salah satu sumber pertumbuhan output nasional yang penting. Keempat, sektor pertanian memiliki karakteristik yang unik khususnya dalam hal ketahanan sektor ini terhadap guncangan stru ktural dari perekonomian makro. Mengingat pentingnya peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional tersebut sudah seharusnya kebijakan -kebijakan negara berupa kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan perdagangan tidak mengabaikan potensi sektor pertanian. Bahkan dalam beberapa kesempatan Presiden Susilo Ketiga, sektor pertanian tetap merupakan salah satu sumber pertumbuhan output nasional yang penting. Keempat, sektor pertanian memiliki karakteristik yang unik khususnya dalam hal ketahanan sektor ini terhadap guncangan stru ktural dari perekonomian makro. Mengingat pentingnya peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional tersebut sudah seharusnya kebijakan -kebijakan negara berupa kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan perdagangan tidak mengabaikan potensi sektor pertanian. Bahkan dalam beberapa kesempatan Presiden Susilo

  Menurut Soetrisno dan Kalangi (2006) menyatakan bahwa sektor pertanian hanya akan mampu mengangkat kesejahteraan petani kalau produktivitas pertanian ditingkatkan. Produktivitas bukan semata pada output fisik satuan input, akan tetapi pada nilai tambah. Untuk itu diperluakan beberapa hal, yaitu : (1) peningkatan kepadatan investasi per satuan luas atau unit usaha pertanian, (2) mengadakan restrukturisasi usaha pertanian menuju skala yang kompetitif dan mendukung kemandirian ekonomi dan dapat dijalankan dalam skala individual dan kelompokkoperasi perusahaan, (3) kembalikan pola pertanian dengan model kesatuan yang terkait dengan industri pengolahan dan ekspo r, dan (4) perlu adanya reorientasi kebijakan bahwa tujuan pembangunan pertanian adalah kesejahteraan petani.

  Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Oleh karena itu, mayoritas penduduknya bergantung pad a sektor pertanian. Sehingga untuk pengembang an pertanian secara menyeluruh tentu dibutuhkan jumlah investasi yang besar. Tanpa Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Oleh karena itu, mayoritas penduduknya bergantung pad a sektor pertanian. Sehingga untuk pengembang an pertanian secara menyeluruh tentu dibutuhkan jumlah investasi yang besar. Tanpa

  

2.4. Analisis Input-Output

  Alat analisis Input-Output pertama kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an. Idenya sangat sederhana namun mampu menjadi salah satu alat analisis yang ampuh dalam melihat hubungan anta rsektor dalam suatu perekonomian. Hubungan antarsektor ini mulai menjadi penting di pertengahan abad ini, sejak analisis pembangunan ekonomi tidak lagi hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga melihat pembagian pertumbuhan antar faktor -faktor produksi, dan jug sumber -sumber pertumbuhan itu sendiri (Nazara, 2005)

  Boumal (1972) dalam Nazara (2005) menyatakan analisis input -output sebagai usaha memasukan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi. Analisis input -ouput merupakan suatu peralatan analisis keseimbangan umum. Analisis ini didasarkan pada suatu situasi perekonomian. Keseimbangan dalam analisis input-output didasarkan arus transaksi antarpelaku perekonomian. Penekanan utama dalam analisis input -output ini adalah pada sisi produksi. Teknologi produksi digunakan oleh perekonomian tersebut memegang peranan penting dalam analisis ini. Lebih spesifik lagi, teknologi yang memegang peranan besar adalah teknologi dalam kaitannya dengan penggunaan input antara. Sampai ta hap tertentu, input primer dianggap sebagai variabel eksogen, seperti halnya sisi permintaan akhir

  Analisis Input-Ouput (analisis masukan -keluaran) adalah suatu analisis atas perekonomian wilayah secara kompr ehensif karena melihat keterkaitan antarsektor ekonomi di wilayah tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat produksi atas sektor tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Selain itu, analisis ini juga ter kait dengan tingkat kemakmuran masyarakat melalui input primer (nilai tambah). Artinya, akibat perubahan tingkat produksi sektor-sektor tersebut, dapat dilihat seberapa besar kemakmuran masyarakat bertambahberkurang. Setiap produk pasti membutuhkan input agar produk itu dapat dihasilkan. Hasil produk dapat langsung dikonsumsi atau sebagai input untuk menghasilkan produk lain atau input untuk produk yang sama pada putaran berikutnya,misalnya bibit. Input dapat berupa output dari sektor lain yang sering disebut dengan input antara berupa bahan baku dan input primer berupa tenaga kerja, keahlian, peralatan, dan modal. Keikutsertaan fakto r-faktor produksi akan mendapat imbalan yang menjadi pendapatan masyarakat sesuai dengan peranketerlibatannya. Hal ini menggambarkan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian suatu wilayah saling terkait antara satu dengan yang lainnya (Tarigan, 2006).

  2.4.1. ManfaatKegunaan Analisis Input Output

  Analisis input-output memiliki beberapa manfaat kegunaan yaitu :

  a. Menggambarkan kaitan antarsektor sehingga memperluas wawasan

  terhadap perekonomian wilayah. Dapat dilihat bahwa perekonomian terhadap perekonomian wilayah. Dapat dilihat bahwa perekonomian

  b. Dapat digunakan untuk mengetahui daya tarik (backward linkage) dan

  daya pendorong (forward linkage) dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sektor strategis dalam perencanaan pembangunan perekonomian suatu wilayah.

  c. Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat

  kemakmuran, seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat. Hal ini dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan kenaikan input primer yang merupakan nilai tambah (kemakmuran)

  d. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan

  pembangunan ekonomi suatu wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif.

  e. Dapat digunakan sebagai bahan menghitung kebut uhan tenaga kerja

  dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah, seandainya inputnya dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja dan modal.

  2.4.2. Tabel Dasar Transaksi Dalam Metode Input -Output

  Tabel dasar transaksi input -output terdiri atas 4 kuadran yaitu kuadran - Tabel dasar transaksi input -output terdiri atas 4 kuadran yaitu kuadran -

  Tabel 2.1. Format Dasar Tabel Transaksi Input -Output A lokasi O utput

  Perm intaan A ntara Perm intaan A khir Jum lah O utput

  Sum ber Input

  Sektor Produk

  C I G E

  K uadran I

  K uadran II

  a. Input A ntara

  … Sektor n

  X n1

  Xn

  K uadran III

  b. Input Prim er W 1 W 2 W 3

  T1 T2 T3

  K uadran IV

  S1 S2 S3

  Jum lah Input X1 X2 X3 Sumber : Tarigan (2006)

  Kuadran I terdiri atas transaksi antar sektor kegiatan, yaitu arus barangjasa yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk digunakan oleh sektor lain (termasuk sektor itu sendiri), baik bahan baku maupun sebagai bahan penolong. Artinya barang dan jasa itu dibeli untuk kebutuhan proses produksi yang hasil akhirnya akan dijual kembali pada putaran berikutnya. Matriks yang ada dalam kuadran I merupakan sistem produksi dan bersifat endogen, sedangkan matriks yang berada di luar kuadran

  I (II, III, IV) bersifat eksogen. Endogen artinya tidak mampu berubah karena pengaruh dari dalam diri sendiri, perubahan hanya terjadi karena pengaruh dari luar.

  Kuadran II terdiri atas permintaan akhir, yaitu barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat untuk dikonsumsi (habis terpakai) dan untuk investasi. Termasuk permintaan akhir ini adalah barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat umum, dibeli oleh pemerintah, digunakan untuk investasi, diekspor ke luar negerike luar wilayah, dan tidak lagi berada di dalam negeriwilayah karena habis terpakai.

  Kuadran III berisikan input primer, yaitu semua daya dan dana yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk tetapi diluar kat egori input antara. Termasuk dalam kategori ini adalah tenaga kerja, keahlian, modal, peralatan, bangunan dan tanah. Sumbangan masing-masing pihak dihitung sesuai dengan balas jasa yang diterimanya karena keikutsertaannya dalam proses produksi. Apa yang tertera dalam kuadran III adalah balas jasa bagi faktor -faktor produksi dan karenanya merupakan pendapatan yang menggambarkan kemakmuran masyarakat di suatu wilayah seandainya seluruh faktor produksi dimiliki oleh masyarakt setempat. Jumlah keseluruhan balas jasa tersebut adalah sama dengan nilai tambah bruto wilayah tersebut.

  Kuadran IV menggambarkan bagaimana balas jasa yang diterima input primer didistribusikan ke dalam permintaan akhir. Karena tidak dibutuhkan dalam analaisis input-output, kuadran ini sering diabaikan di dalam tabel input -output.

2.5. Penelitian Terdahulu

  Kalangi,L.S (2006) dalam penelitiannya yang ”Dampak Investasi di Sektor