23. SITUS CIPAWENANG
Situs ini terletak di Kampung Cigangsa, Desa Pawenang, Kecamatan Wado. Secara astronomis berada pada koordinat l06°5619,5 LS dan
108°0603,0 BT. Tinggalan di situs ini berupa mata air yang terletak di sebuah bukit dengan ketinggian 245 meter dpl. Mata air tersebut tidak pernah kering
walaupun musim kemarau panjang. Untuk memasuki obyek ini pengunjung menggunakan jalan setapak sejauh ± 2 kilometer.
Mata air dibatasi batu andesit dengan bentuk relatif persegi. Bentang lahan situs melingkar dengan luas sekitar 25 x 20 meter, dengan sebaran batuan dan
beberapa menhir. Di dekat mata air terdapat dua bangunan peristirahatan.
Denah Situasi Situs Cipawenang
Sumber: Disbudpar Bandung, 2007
24. SITUS CIGANGSA
Situs ini berada pada sebuah bukit di sebelah timur situs Cipawenang, tepatnya di Kampung Cigangsa, Desa Pawangan, Kecamatan Wado. Secara
astronomis berada pada koordinat l06°5631,2 LS dan 108°0611,4 BT.
Situs Cigangsa merupakan komplek makam Islam. Makam utama yang terletak di tengah adalah makam Embah Dalem Raden Arya Wangsa Dinaya.
Pada batu nisan batu pasiran berbentuk kurawal, terdapat angka tahun 1247 H1848 M. Pada bagian nisan tertulis huruf Arab yang kini sudah pudar. Di kanan
dan kiri makam utama bterdapat terdapat dua makam pendamping yang belum teridentifikasi.
Makam istri dan putra Wangsa Dinaya berada di sebelah timur dengan nisan berbentuk kurawal dalam ukuran sedikit lebih rendah. Makam yang terletak
di bagian paling barat dan paling timur adalah makam pengawal Raden Arya Wangsa Dinaya dengna nisan batu alam. Pada sudut tenggara, di luar tatanan batu,
terdapat makam yang dipercaya sebagai makam kuda Raden Arya Wangsa Dinaya.
Makam dikelilingi oleh tatanan batu membentuk denah empat persegi panjang. Di bagian selatan terdapat tahta batu dengan sebaran batu di sekitarnya.
Disekitar makam kuno terdapat makam makam umum. Makam Raden Arya Wangsa Dinaya biasa diziarahi, karena ada kepercayaan bahwa arwah tokoh itu
dapat mengabulkan orang yang ingin memiliki kekuatan raga, mendapat jodoh atau rejeki, dan lain-lain.
Menurut cerita rakyat, Raden Arya Wangsa Dinaya adalah cicit Prabu Siliwangi. Keluarga Wangsa Dinaya berjasa membangun kawasan Wado. Kakek
Wangsa Dinaya, yaitu Pangeran Bangsit memunculkan uga berupa ramalan, “Cimanuk urung dibendung” “Cimanuk gagal dibendung”. Apakah uga itu akan
tertuju pada pembangunan Bendungan Jatigede? Wallahualam.
Denah Sittuasi Situs Cigangsa
Sumber: Disbudpar Bandung, 2007
25. SITUS SUMUR MAS