Deskripsi Variabel Kesehatan Kerja

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja. No Masa Kerja Jumlah Persentase 1 3 tahun 34 30.36 2 3 - 5 tahun 52 46.43 3 5 tahun 26 23.21 Total 112 100.00 Pada tabel karakteristik berdasarkan masa kerja di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pekerja telah bekerja sekitar 3 – 5 tahun sebanyak 46,43 , meskipun begitu selisih persentasenya dengan masa kerja dibawah 3 tahun dan di atas 5 tahun tidak terlalu besar. Masa kerja juga menjadi tolak ukur sampai sejauh mana pengetahuan tentang sumber – sumber yang mengakibatkan kecelakaan kerja.

IV.1.2. Deskripsi Variabel Kesehatan Kerja

Data untuk variabel kesehatan kerja dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner yang telah diberikan. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi kesehatan kerja diantaranya kebisingan, suhu, ventilasi, isolasi, alat pelindung diri, pemeriksaan kesehatan, dan sanitasi yang kesemuanya dapat dilihat pada hasil penelitian di bawah ini Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Kebisingan Tabel 4.5. Ada Atau Tidaknya Kebisingan Yang Dirasakan No Apakah Merasakan Kebisingan di Tempat Kerja Jumlah Persentase 1 Ya 108 96.43 2 Tidak 4 3.57 Total 112 100.00 Data di atas menunjukkan bahwa memang sebagian besar pekerja pada bagian produksi merasakan kebisingan, untuk itu memang perlu dicari tahu apakah memang ada dampak yang ditimbulkan. Tabel 4.6. Ada Atau Tidaknya Dampak Yang Dirasakan NO Adakah Dampak yang Dirasakan JUMLAH PERSENTASE 1 Ya 101 90.18 2 tidak 11 9.82 TOTAL 112 100.00 Dari tabel di atas bisa diketahui bahwa sebagian besar pekerja 90,18 merasakan dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan. Adapun dampak yang dirasakan dari total 101 orang pekerja atau 90,18 dari 112 responden dapat dilihat pada grafik berikut ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.1. Grafik Dampak Kebisingan Yang Dirasakan Pekerja Pada Gambar 4.1. di atas terdapat beberapa macam dampak yang diakibatkan oleh kebisingan dari 101 pekerja yang mersakan dampak, mayoritas dampak nya adalah berkurangnya kualitas pendengaan sementara hanya terjadi pada saat di tempat kerja sebesar 93,07,dalam hal ini terlihat jelas memang ada korelasi antara kebisingan dengan menurunnya kesehatan karyawan. Saat dilakukan pengukuran kebisingan menggunakan alat sound level meter didapatkan data sebagai berikut. Tabel 4.7.Hasil Pengukuran Kebisingan Dengan Mengunakan Sound Level Meter Tiik Hasil Pengukuran decible 1 80,5 2 99,8 3 90,3 4 88,5 5 81,3 6 82,1 7 87,9 8 92,5 9 97,3 10 88,1 Rata - rata 88,85 93,07 6,93 0,00 berkurangnya kualit as pendengaran sement ara berkurangnya kualit as pendengaran permanen t imbulnya penyakit indra pendengaran 1 2 3 Dampak Kebisingan PERSENTASE Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk pengukuran kebisingan dengan menggunakan sound level meter dilakukan di 2 dua tempat yaitu di produksi I voice coil titik 1 sampai 5 dan di produksi II frame titik 6 sampai 10. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tingkat kebisingan rata – rata memang melebihi dari ambang batas yang dipersyaratkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP- 51MEN1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja yaitu maksimal 85 dB dalam waktu paparan maksimal 8 jam sehari. Sedangn hasil dari pengukuran kebisingan didapatkan angka rata – rata 88,85 dB dengan waktu paparan 9 jam sehari. b. Suhu Menurut Firdaus Hanif, 2004 dalam anonim suhu udara dalam ruangan yang nyaman berkisar antara 18°C sampai dengan 30°C, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 40 sampai 70, namun penerimaan kenyaman suhu tersebut akan berbeda untuk setiap individu, untuk penerimaan ada atau tidaknya gngguan yang dialami pekerja karena suhu dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4.8. Ada Atau Tidaknya Gangguan Yang Dialami Akibat Suhu No Apakah Anda Mengalami Gangguan Karena Suhu? Jumlah Persentase 1 Ya 61 54.46 2 Tidak 51 45.54 Total 112 100.00 Menurut jawaban para responden dapat diketahui bahwa sebagian responden mengalami ketidaknyamanan terhadap suhu tempat kerja sebesar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54,46 atau 61 orang, diantaranya ada 45,54 atau 51 orang responden yang tidak merasakan gangguan tersebut. Adapun dampak yang dirasakan 101 pekerja yang mengalami gangguan yang diakibatkan oleh suhu yaitu. Gambar 4.2. Grafik Dampak Akibat Ketidaknyamanan Suhu Pada grafik di atas ada beberapa dampak yang dirasakan oleh para pekerja, mayoritas dampak yang dirasan adalah berkeringat 97,03 dan beberapa responden mengalami iritasi hanya 2,97 . Saat dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermograph, di dapatkan data sebagai berikut. 97,03 2,97 0,00 0,00 keringat irit asi heat cramp kejang lain - lain Dampak Ketidak-nyamanan Suhu PERSENTASE Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.9. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Titik Suhu dalam °C Kelembaban 1 32.9 67 2 31.9 65 3 32.5 64 4 33.3 61 5 33.1 61 6 32.9 63 7 32.4 64 8 33.5 63 9 32.9 64 10 33.3 62 Rata - rata 32.87 63 Untuk pengukuran suhu dan kelembaban pada data di atas dilakukan di 2 dua tempat yaitu di produksi I voice coil titik 1 sampai 5 dan di produksi II frame titik 6 sampai 10. Hasil pengukuran menunjukkan, suhu di semua titik melebihi batas suhu nyaman 18°C sampai dengan 30°C sehingga memang mengakibatkan dampak pada karyawan saat bekerja. Untuk hasil pengukuran kelembaban udara sudah memenuhi standart karena masih berada di rentang 40 sampai 70 di semua titik. c. Ventilasi Menurut Kepmenkes ventilasi yang ideal memiliki luas 10 dari total luas lantai. Tabel di bawah ini akan mendeskripsikan kondisi pertukaran udara ventilasi yang dirasakan oleh 112 orang responden. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.10. Kondisi Ventilasi Tempat Kerja yang Dirasakan Responden No Kondisi Ventilasi Yang Dirasakan Jumlah Persentase 1 Baik 81 72.32 2 tTidak baik 31 27.68 Total 112 100.00 Kondisi pertukaran udara yang dirasakan para pekerja sudah cukup baik, hal itu terbukti dari sebagian besar responden 72,32 yang menjawab bahwa kondisi ventilasinya sudah baik, sisanya 27,68 menjawab kondisi ventilasinya tidak baik. Adapun jenis – jenis ventilasi yang ada di ruangan produksi yaitu exhauser blower, kipas angin, dan jendela. Hal itu dapat diketahui dari jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner yang diajukan. d. Isolasi Untuk bahan baku berbahaya yang digunakan oleh perusahaan seharusnya memiliki ruangan isolasi khusus sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja. Untuk tabel di bawah ini akan ditanyakan pendapat para responden terhadap ada atau tidaknya ruangan isolasi khusus untuk bahan baku berbahaya tersebut. Tabel 4.11. Ada Atau Tidaknya Ruangan Isolasi Untuk Bahan Baku Berbahaya. No Adakah Ruang Isolasi Untuk Bahan Baku Berbahaya Jumlah Persentase 1 Ada 85 75.89 2 Tidak ada 27 24.11 Total 112 100.00 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 85 orang responden menjawab perusahaan memiliki ruang siolasi untuk bahan baku berbahaya, sisanya sebanyak 27 orang menjaab tidak ada. Menurut hasil observasi dan wawancara, jawaban ’tidak ada’ dari responden merupakan ketidaktahuan responden terhadap ada atau tidaknya ruangan isolasi bahan baku berbahaya tersebut. Untuk penempatan mesin – mesin yang memiliki tingkat kebisingan lebih tinggi seharusnya perusahaan memiliki ruangan khusus untuk mengisolasi mesin tersebut agar kebisingannya tidak berdampak buruk bagi pekerja, tabl di bawah ini menunjukkan ada atau tidaknya ruangan isolasi untuk mesin – mesin tersebut. Tabel 4.12. Ada Atau Tidaknya Ruangan Isolasi Untuk Mesin No Adakah Ruang Isolasi Unuk Mesin Jumlah Persentase 1 Ada 107 95.54 2 Tidak ada 5 4.46 Total 112 100.00 Dari jawaban responden di atas dapat diketahu bahwa perusahaan memang memiliki ruangan khusus untuk mesin – mesin sehingga karyawan di luar ruangan produksi tidak terganggu oleh kebisingan yang dihasilkan. e. Alat Pelindung Diri APD Untuk Alat Pelindung Diri yang disediakan oleh perusahaan antara lain yaitu Alat Pelindung Diri kepala, Alat Pelindung Diri tangan, dan juga Alat Pelindung Diri untuk muka. Alat pelindung diri berperan penting dalam mencegah kecelakaan kerja Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan juga menjaga agar tidak muncul penyakit akibat kerja. Menurut Wigjosoebroto S. 1995 dalam Indriyani 2007, salah satu faktor yang dapat menimbulkan keluhan kesehatan dipengaruhi oleh frekuensi penggunaan Alat Pelindung Diri. Tabel 4.13. Frekwensi Penggunaan APD Saat Bekerja No Apakah Selalu Menggunakan APD Jumlah Persentase 1 Ya selalu 107 95.54 2 Kadang - kadang 5 4.46 3 Tidak pernah Total 112 100.00 Data di atas menunjukkan frekwensi responden dalam penggnaan Alat Pelindung iri APD, sebanyak 95,54 pekerja selalu menggunakan APD dan sisanya sebanyak 4,46 masih belum memiliki kesadaran penuh dalam pengunaan APD tersebut. Untuk alasan reponden terhadap pemakaian APD dapat dilihat pada tabel di bawah . Gambar 4.3.Grafik Alasan Responden Selalu Menggunakan Alat Pelindung Diri 66,36 29,91 3,74 perat uran perusahaan pernah mengalami kecelakaan karea t dk memakai APD APD sangat berguna sebagaiperlindungan Alasan Responden Selalu Menggunakan APD PERSENTASE Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Data pada Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebagain besar responden mengunakan Alat Pelindung Diri APD karena memang peraturan perusahaan mengharuskan hal tersebut, sisanya sebanyak 29,91 menggunakan APD dikarenakan pernah mengalai kecelakaan kerja karena tidak memakai APD, dan hanya 3,74 diantaranya yang sadar pentingnya Alat Pelindung Diri sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Gambar 4.4. Grafik Alasan Responden Jarang Menggunakan Alat Pelindung Diri Dari 5 orang responden yang jarang menggunakan APD pada saat bekerja, 60,00 responden mengaku tidak leluasa dalam bekerja pada saat menggunakan APD, sisanya 20,00 responden mengaku risih jika menggunakan APD, dan 20,00 yang lain menganggap APD tidak ada gunanya. f. Pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan berguna untuk memonioring kondisi kesehatan pekerja baik sebelum masuk di perusahaan tersebut maupun selama bekerja di perusahaan itu. 20,00 60,00 20,00 risih mengganggu keleluasaan dalam bekerja t idak ada gunana Alasan Responden Jarang Menggunakan APD PERSENTASE Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.14. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Masuk Ke Perusahaan No Apakah Pernah Memeriksakan Kesehatan Sebelum Masuk di Perusahaan Ini Jumlah Persentase 1 Ya 108 96.43 2 Tidak 4 3.57 Total 112 100.00 Tabel 4.15. Pemeriksaan Rutin Oleh Perusahaan No Adakah Pemeriksaan Kesehatan Rutin Oleh Perusahaan Jumlah Persentase 1 Ya 49 43.75 2 Tidak 63 56.25 Total 112 100.00 Pada Tabel 4.14 mayoritas para responden pernah memeriksakan kesehatannya sebelum masuk ke PT. Sinar Baja Elektrik sehingga dapat diketahui kondisi kesehatan maupun riwayat kesehatan yang dialami oleh pekerja. Pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa perusahaan memang menyiapkan dokter atau ahli medis yang memang stand by di ruang kesehatan perusahaan, akan tetapi masih banyak dari para responden yang belum memanfaatkan fasilitas tersebut. Menurut hasil observasi dan wawancara, hal itu disebabkan karena fasilitas tersebut memang masih baru, jadi memang masih banyak karywan yang belum memanfaatkan fasilitas tersebut. Pemerintah juga ikut andil dalam berkoordinasi dengan perusahaan dengan menganjurkan agar seluruh karyawan terdaftar sebagai anggota JAMSOSTEK, dari `112 orang responden persentase keanggotaan JAMSOSTEK sebagai berikut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.16. Keanggotaam JAMSOSTEK No Apakah Anda Terdaftar Sebagai Anggota JAMSOSTEK Jumlah Persentase 1 Ya 35 31.25 2 Tidak 77 68.75 Total 112 100.00 Tabel 4.16. menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden 68,75 belum terdaftar sebagai anggota JAMSOSTEK. Menurut hasil observasi dan wawancara dengan pihak HRD hal itu dikarenakan perusahaan masih memilah pekerja berdasarkan tingkat resiko pekerjaan dan juga masa kerja karyawan. g. Sanitasi Menurut teori, sanitasi brarti segala sesuatu yang berhubungan dengan air, baik air bersih, air bekas, maupun air kotor dan termasuk sampah di dalamnya. Baiknya kondisi sanitasi juga merupakan indicator baiknya kondisi kesehatan orang- orang di sekitarnya. Dalam tabel di bawah dapat diketahui kondisi sanitasi di tempat kerja responden. Tabel 4.17. Ketersediaan ToiletWCKamar Mandi di Tempat Kerja No Tersediakah ToiletWCkamar mandi Di Tempat Kerja Anda Jumlah Persentase 1 Ya 100 89 2 Tidak 12 11 Total 112 100 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.18. Kondisi ToiletWCKamar Mandi No Kondisi ToiletWCKamar Mandi Jumlah Persentase 1 Baik 112 100 2 Tidak baik Total 112 100 Tabel 4.19. Ketersediaan Tempat Sampat di Tempat Kerja No Tersediakah Tempat Sampah di Tempat Anda Jumlah Persentase 1 Ya 65 58.04 2 Tidak 47 41.96 Total 112 100.00 Tabel 4.20. Sumber Air Minum Karyawan No Sumber Air Minum Karyawan Jumlah Persentase 1 PDAM 11 9.82 2 Isi ulang 101 90.18 3 Lain - lain 0.00 Total 112 100.00 Menurut keempat tabel di atas, kondisi sanitasi di tempat kerja sudah cukup baik, hanya saja ada jawaban responden mengenai ketersediaan tempat sampah yang masih menjawab tidak tersedianya tempat sampah 41,96. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, jawaban itu dimungkinkan karena letak tempat sampah agak jauh dari lokasi beberapa responden. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IV.1.3. Deskripsi Variabel Keselamatan Kerja