Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA KK Profesional B 11
g. Ragam Bahasa Ilmiah
Di bidang ilmu, keperluan akan bahasa yang khusus dengan peristilahan, pengungkapan, dan perlambangan yang serba khusus
pula, sangat terasa. Hal ini karena ada hubungan timbal balik antara kemajuan ilmu dan kemampuan bahasa yang merekam kemajuan itu,
menjelaskannya, dan
menyampaikannya kepada
pihak lain.
Masyarakat yang tidak mampu merangsang pengembangan ilmu tidak dapat berharap memiliki bahasa keilmuan. Sebaliknya, ketiadaan
bahasa keilmuan akan menghambat pembiakan suatu generasi ilmuan.
Karena kekhususan dalam langgam dan peristilahan, bahasa keilmuan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan, meskipun yang menjadi dasarnya adalah bahasa baku, bahasa dalam setiap bidang keilmuan sering memperlihatkan ciri
khasnya masing-masing. Namun, secara umum bahasa keilmuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1 Bahasa ilmu itu harus lugas dan cermat, menghindari segala macam kesamaran dan ketaksaan ambiguitas. Lugas artinya
langsung mengenai sasaran, tanpa basa-basi. Cermat artinya berusaha untuk melakukan sesuatu tanpa salah atau cacat.
2 Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis. Artinya, bahasa ilmu berusaha tidak menggunakan jumlah kata yang lebih banyak daripada yang
diperlukan. Dengan kata lain, bahasa ilmu itu haruslah padat isi dan bukan padat kata.
3 Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri perseorangan gaya impersonal sehingga wujud kalimatnya sering
terlepas dari keakuan si penulis. Karena itu, dalam tulisan ilmiah sering kita temukan kalimat-kalimat pasif yang lebih menekankan
peristiwa daripada pelaku perbuatan. 4 Bahasa ilmu itu tidak memlibatkan perasaan tidak beremosi. Ilmu
itu merupakan hasil pemikiran, bukan hasil perasaan. Oleh karena itu ragam bahasanya pun lepas dari perasaan.
12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA KK Profesional B
5 Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi, bukan imajinasi yang menjadi ciri bahasa kesusasteraan. Dengan kata lain, bahasa ilmu
itu mengutamakan makna denotatif, bukan makna konotatif. 6 Bahasa ilmu itu, khususnya yang teoritis, umumnya dinyatakan
dalam bahasa yang abstrak. 7 Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap atau kedogma-
dogmaan. 8 Bahasa ilmu itu cenderung membakukan makna kata, ungkapan,
dan gaya pemeriannya. Bahkan, bisa saja muncul istilah-istilah khusus jargon dalam setiap bidang ilmu.
9 Ditinjau dari sudut perkembangan bahasa, kata dan istilah ilmiah lebih mantap umurnya daripada kata-kata sehari-hari dalam bentuk,
makna, dan fungsinya.
D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk memahami materi ragam bahasa Indonesia, Anda disarankan untuk mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STAD berikut ini : Fase 1.
Curah Pendapat Instruktur menyampaikan tujuan dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dan curah pendapat materi ragam bahasa Fase 2:
Pengorganisasian Peserta Instruktur mengorganisasikan kelas dalam bentuk kelompok enam
kelompok dan tiap kelompok berjumlah 4-6 orang. disesuaikan dengan jumlah peserta
Fase 3: Aktivitas peserta
Peserta secara berkelompok mengerjakan jenis LK yang berbeda kelompok 1 mengerjakakan LK 1. kelompok 2 mengerjakan LK 2 dan seterusnya.
Fase 4: Scalfoding