5.1.2.3 Gombang Portable trap
Perkembangan produksi dan upaya unit penangkapan gombang tahun 2000-2006, secara umum meningkat mencapai produksi tertinggi sebesar 598
ton. Data produksi, upaya dan produktifitas Tabel 8. Tabel 8 Produksi, upaya dan produktifitas unit penangkapan gombang
Tahun Produksi ton
Upaya trip Produktivitas totrip
2000 174,1
1496 0,1164
2001 103
1276 0,0807
2002 512,8
3115 0,1646
2003 598
3655 0,1636
2004 397,8
2780 0,1431
2005 260,2
1398 0,1861
2006 236,5
1653 0,1431
Jumlah 2282,4 15373
0,9976 Rata-rata 326,05714
2196,1429 0,1425
Sumber: Diolah dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, 2007
Pada tahun 2004-2006 produksi perikanan tangkap unit gombang mengalami penurunan hingga mencapai 236,5 ton Tabel 8, namun
penangkapan secara umum menunjukan trend meningkat Gambar 17.
Gambar 17 Perkembangan produksi penangkapan unit gombang
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
TAHUN UP
AY A
T RI
P
Gambar 18 Perkembangan upaya penangkapan unit gombang Trip penangkapan tahun 2003 merupakan upaya penangkapan tertinggi
dengan kisaran sebesar 3655 trip, namun pada tahun 2004-2006 upaya penangkapan menurun hingga hampir mendekati upaya terendah yang terjadi
pada tahun 2000.
5.1.3 Kriteria usaha
Berdasarkan asumsi yang dibuat maka dilakukan kriteria penilaian terhadap masing-masing unit penangkapan ikan yang ada di perairan Kota
Dumai diantaranya: sondong, rawai tetapdasar, dan gombang.
5.1.3.1 Pendapatan usaha
Dana investasi diperlukan untuk pengembangan suatu usaha. Pada investasi ini unit penangkapan yang dibutuhkan diantaranya jenis perahu, alat
tangkap dan mesin. Rincian besarnya modal investasi suatu usaha penangkapan ikan di perairan Kota Dumai Tabel 9.
Tabel 9 Modal usaha penangkapan ikan di perairan Kota Dumai
No Unit alat
tangkap JenisJumlah Investasi Rp
Jumlah Kapal Mesin
Alat tangkap
1 Sondong 10.000.000,-
6.000.000,- 2.000.000,- 18.000.000,- 2 Rawai
tetapdasar 10.000.000,-
4.000.000,- 2.000.000,- 16.000.000,- 3 Gombang
10.000.000,- 4.000.000,- 2.000.000,- 16.000.000,-
Sumber: Data Primer diolah 2008
Berdasarkan Tabel 9 modal investasi usaha perikanan tangkap di perairan Kota Dumai berkisar antara Rp 16.000.000 - Rp18.000.000. Investasi usaha
tertinggi pada unit penangkapan sondong Rp 18.000.000. Sedangkan untuk
total biaya, penerimaan, keuntungan, RC Ratio, Payback Period untuk setiap unit penangkapan ikan di perairan Kota Dumai Tabel 10.
Tabel 10 Analisis Usaha Unit Penangkapan di perairan Kota Dumai
No Unit alat tangkap
Penerimaan Rpth
Biaya Rpth
Keuntungan Rpth
PP RC
Ratio 1 Sondong
86.400.000,- 65.852.500,- 20.547.500,- 0,87 1,31 2 Rawai
tetapdasar 25.200.000,- 21.021.350,- 4.178.650,- 3,82 1,19
3 Gombang 36.000.000,-
21.713.000,- 14.287.000,- 1,11 1,65
Sumber:Data Primer diolah 2008
Sondong merupakan unit penangkapan yang memperoleh keuntungan tertinggi diikuti dengan unit penangkapan lainnya yaitu sebesar Rp 20.547.500,
gombang Rp 14.287.000 dan keuntungan terkecil pada unit penangkapan rawai tetapdasar Rp 4.178.650. Jika dilihat dari aspek keuntungan semua unit
penangkapan layak dikembangkan.
5.1.3.2 Imbangan penerimaan dan biaya R-C Ratio
Analisis RC Ratio dihitung berdasarkan perbandingan antara todal penerimaan selama 1 tahun dengan total biaya yang dikeluarkan selama 1 tahun.
Jika ditinjau dari nilai RC 1, maka semua unit layak untuk dikembangkan. Dimana nilai RC tertinggi pada unit penangkapan gombang 1.65 dan Nilai
RC paling rendah rawai tetapdasar 1.19. 5.1.3.3 Payback period PP waktu pengembalian modal
Analisis ini dihitung berdasarkan perbandingan nilai investasi terhadap keuntungan. Kriteria kelayakan diambil dari masa pengembalian investasi yang
tercepat, asumsinya bahwa modal investasi yang telah dikembalikan dapat dikelola kembali pada usaha penangkapan. Semakin kecil nilai payback period
pendek, semakin baik usaha tersebut berjalan, karena perputaran modal investasi menambah kinerja usaha.
Hasil analisis pada Tabel 10 menunjukkan bahwa unit penangkapan sondong, masa pengembalian investasi tercepat 0,87 tahun. Waktu terlama pada
unit penangkapan rawai tetapdasar 3,82 tahun. Namun demikian semua unit penangkapan layak dikembangkan berdasarkan aspek waktu pengembalian
modal.
5.1.4 Kriteria investasi
Evaluasi kelayakan finansial menggunakan beberapa kriteria investasi yaitu: NPV Net Present Value, Net BC Net Benefit Cost dan IRR Internal
Rate of Return Tabel 11. Tabel 11 Nilai Kriteria Investasi Unit Penangkapan di perairan Kota Dumai
No Unit penangkapan
Kriteria investasi NPV Rp
Net BC IRR
1 Sondong 50.508.860
3,81 118
2 Rawai tetapdasar
485.142 1,03
19 3 Gombang
34.644.684 3,17
97
Sumber: Data Primer diolah 2008
5.1.4.1 NPV net present value
Perhitungan nilai NPV menggunakan suku bunga 17,5. berdasarkan tabel 11 semua unit penangkapan memenuhi syarat kelayakan dengan nilai NPV 1.
nilai NPV semua unit penangkapan berkisar antara Rp 485.142 hingga nilai NPV tertinggi pada unit sondong Rp 50.508.860.
5.1.4.2 Net BC net benefit cost
Perhitungan nilai
Net Benefit Cost dengan membandingkan antara total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat positif Bt–Ct0 dengan
total nilai sekarang penerimaan bersih yang bersifat negative Bt–Ct 0. Hasil analisis Net BC dari semua unit penangkapan ikan diperoleh kisaran nilai antara
1,03 – 3,81. Nilai Net BC tertinggi pada sondong sebesar 3,81 dan terendah pada rawai tetapdasar 1,03 Tabel 10. Berdasarkan kriteria Net BC semua unit
penangkapan layak untuk dikembangkan.
5.1.4.3 Internal Rate of Return IRR
Pada kriteria ini menunjukkan kemampuan modal untuk memberikan benefit dalam
bentuk diskont dengan kriteria layak jika IRROCC opportunity cost of capital. Perhitungan IRR untuk mengetahui besarnya tingkat suku
bunga yang dapat menyebabkan NPV bernilai nol. Hasil perhitungan diperoleh nilai IRR masing-masing unit penangkapan Tabel 10. Sondong merupakan unit
penangkapan dengan nilai IRR tertinggi 118, dan paling rendah pada unit penangkapan rawai tetapdasar 19. Maka semua unit penangkapan layak untuk
dikembangkan.
5.1.5 Unit penangkapan prioritas
Untuk menentukan unit penangkapan prioritas digunakan beberapa kiteria aspek diantaranya aspek biologi, aspek teknis, aspek sosial dan aspek ekonomi
yang berkaitan dengan pengoperasian alat tangkap.
5.1.5.1 Aspek biologi
Analisis aspek biologi meliputi kriteria, selektifitas X1 meliputi ukuran mata jaring mesh size alat tangkap yang digunakan, untuk rawai tetapdasar
langsung dengan penilaian sangat selektif dengan skor 4, sondong mesh size kantong 1cm, gombang mesh size kantongbubu 2,5 cm. kemudian kriteria
komposisi hasil tangkapan X2, musim ikan X3 semua data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan nelayan.
Adapun nilai terhadap unit penangkapan ikan demersal dapat dilihat pada Tabel 12. Setiap kriteria diberikan urutan prioritas dan urutan prioritas pada
masing-masing kriteria tersebut mempunyai nilai yang berbeda. Tabel 12 Hasil skoring dan standarisasi setiap fungsi nilai aspek biologi unit
penangkapan demersal di perairan Kota Dumai Kriteria
Penilaian Unit Penangkapan
X
1
X
2
X
3
VX
1
UP V
1
X
1
V
2
X
2
V
3
X
3
Sondong 1 1
9 1
1,00 3
Rawai tetapdasar 4
4 7
1 1
2,00 1
Gombang 2 3
9 0,33
0,66 1
1,99 2
Keterangan: X1 = Selektifitas alat tangkap
X2 = Komposisi hasil tangkapan jenis X3 = Musim ikan bulan
UP = Urutan prioritas = Prioritas nilai tertinggi
Penilaian secara keseluruhan melalui aspek biologi, alat tangkap rawai tetapdasar berada pada urutan prioritas pertama dari segi selektifitas alat
tangkap dan komposisi hasil tangkapan ekonomis penting. Alat tangkap gombang prioritas kedua dan sondong pada prioritas ketiga dinilai dari lama
waktu musim ikan.
5.1.5.2 Aspek teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan pengoperasian alat tangkap untuk mengetahui efektif atau tidak suatu alat
tangkap bila dioperasikan. Beberapa kriteria yang penilaian yaitu: produksi per tahun X1, produksi per trip X2, produksi per tenaga kerja X3Tabel 13.
Tabel 13 Hasil skoring dan standarisasi setiap fungsi nilai aspek teknis unit penangkapan demersal di perairan Kota Dumai
Kriteria Penilaian
Unit Penangkapan X
1
X
2
X
3
VX
1
UP V
1
X
1
V
2
X
2
V
3
X
3
Sondong 2.880 40
20 1
1 1
3,00 1
Rawai tetapdasar 1.680
35 17,5
0,25 0,66
0,66 1,57
2 Gombang 1.200
25 12,5
0,13 0,13
3 Keterangan :
X1 = Produksi per tahun kg X2 = Produksi per trip kg
X3 = Produksi per tenaga kerja Kg = Prioritas nilai tertinggi
Berdasarkan hasil skoring dan standarisasi di atas berdasarkan aspek teknis maka sondong menempati urutan prioritas pertama, rawai tetapdasar pada
prioritas kedua dan gombang pada prioritas ketiga. Hal ini menunjukan bahwa unit penangkapan sondong dari segi teknis merupakan alat tangkap yang efektif
untuk menangkap ikan demersal di perairan Kota Dumai Tabel 13.
5.1.5.3 Aspek sosial
Analisa aspek sosial meliputi kriteria respon nelayan terhadap penerimaan alat tangkap X1, kemampuan investasi untuk pemilikan alat tangkapX2,
kemudahan pengoperasian X3 dan kemudahan pengadaan alat tangkap X4. Nilai pada tiap kriteria berupa nilai secara kuantitatif dari hasil wawancara
dengan nelayan dan perhitungan yang dilakukan secara kualitatif berupa nilai dalam standar skala subjektif. Berdasarkan jawaban yang dipilih responden
pada saat wawancara diberikan skor nilai 1 - 3 - 5 skor 5 merupakan nilai tertinggi Lampiran 11.