Pandangan lain menyebutkan bahwa keserentakan pelaksanaan pemilu merupakan suatu

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Sedangkan tahapan penelitian tahun kedua yang akan dilakukan adalah: Melakukan analisis terhadap penataan pemilu nasional serentak dengan melakukan Focus Group Discussion FGD dengan mengundang perwakilan dari Pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu dan Partai Politik, dan pemerhati pemilu lainnya. Melakukan analisis terhadap penataan pemilu nasional serentak dalam perspektif hukum dan politik dengan melakukan wawancara dengan ahli hukum tata negara, pakar Politik Pemilu, Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu. Melakukan studi banding di Negara Filipina, sebagai satu-satunya negara tetangga yang menggunakan sistem presidensiil dengan multi partai dan pemilu serentak Merumuskan rekomendasi tentang kebijakan pemilihan umum nasional serentak 2019 yang ideal dalam perspektif hukum dan politik. Hambatan yang ditemui adalah masalah waktu yang kurang optimal dalam mensinkronkan tim peneliti

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan penyajian data dan pengolahan data sementara, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Identifikasi problem penataan pemilu serentak sebenarnya diawali dari permasalahan pemilu yang muncul dalam penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia. Permasalahan yang ada selama ini setelah dievaluasi antara lain 1kurang efektifnya penyelenggaraan pemerintahan, 2 tidak efisiennya penyelenggaraan pemilu, 3 pelaksanaan sistem presidensiil semu, 4 sistem multipartai dalam sistem presidensiil, 5 tidak ada sinkronisasi perundang-undangan pemilu, 5tingginya angka golput masyarakat Peluang dan tantangan pemilu serentak dari perspektif yuridis dan politis Peluang dari perspektif yuridis dan politis bisa dikategorikan dalam 4 bagian yang berasal dari pemerintah dan DPR. Kedua lembaga ini yang mempunyai kewenangan dalam menentukan sistem politik yang terjadi dan menjadi pejabat yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu masyarakat , Partisipasi masyarakat akan meningkat karena secara psikologis masyarakat memilih beberapa pejabat politik partai politik, merupakan salah satu infra struktur politik yang paling mendominasi terjadinya sistem politik penyelenggara pemilu, sebagai lembaga independen penyelenggara pemilu Desain penataan pemilu serentak yang ideal dari perspektif yuridis dan politis tahun 2019 sementara ada beberapa desain : Pertama, pemilu serentak sekaligus serentak, satu kali dalam lima tahun, untuk semua posisi publik di tingkat nasional hingga kabupatenkota. Pemilu ini meliputi pemilihan legislatif DPR, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD KabKota, pemilihan presiden, serta pemilukada pemilu 7 kotak kedua, pemilu serentak sekaligus serentak, satu kali dalam lima tahun, untuk semua posisi publik di tingkat nasional hingga kabupatenkota. Pemilu ini meliputi pemilihan legislatif DPR, DPD, DPRD Propinsi dan bersamaan sesuai waktunya, dan kemudian diikuti pemilu presiden, gubernur dan bupatiwalikota beberapa bulan kemudian.