Simpangan rata-rata adalah rata-rata jumlah dari nilai mutlak selisih antara jumlah nilai dugaan dan nilai aktual, proporsional terhadap jumlah nilai dugaan.
Menurut Spurr 1952 nilai rata-rata simpangan yang baik adalah tidak lebih dari 10.
3. SA Simpangan Agregat dengan rumus:
Keterangan : Tim = nilai dugaan ke i berdasarkan interpolasi
Tia = nilai aktual hasil IHMB Spurr 1952
Simpangan agregat merupakan selisih antara jumlah nilai dugaan dari hasil interpolasi dan jumlah nilai aktual dari hasil IHMB pada titik plot validasi,
sebagai persentase terhadap nilai dugaan. Menurut Spurr 1952 persamaan yang baik memiliki simpangan agregat SA antara -1 sampai +1.
2.3.7 Pembuatan Ranking Skoring
Hasil dari uji validasi RMSPE, SR dan SA akan dihitung nilai skornya. Nilai skor ini dihitung dari setiap ukuran kesalahan kemudian dibuat nilai rata-ratanya. Rata-rata
skor yang dihasilkan dijadikan acuan dalam menentukan metode terbaik. Nilai rata-rata skor berbanding lurus dengan nilai dari ukuran kesalahan. Semakin besar skor maka
semakin besar kesalahan prediksi, dan semakin kecil nilai rata-rata skor maka semakin kecil pula keslahan prediksi. Sehingga metode terbaik yang dipilih memiliki skor
terendah. Pembuatan ranking skoring ini pernah diujikan pada penelitian Pande 2010 dengan konsep yang sama. Cara ini berhasil dalam melogiskan hasil prediksi dari metode
interpolasi. Nilai rata-rata skor yang digunakan berkisar 0 – 5. Berikut rumus dari pembuatan ranking skoring:
a – min a max
min a 4
1
Keterangan:
a
i
: nilai RMSPE, SR dan SA
min: nilai terendah
max: nilai tertinggi
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎜
⎝ ⎛
∑ =
∑ =
− ∑
= =
n i
T n
i T
n i
T SA
m i
a i
m i
1 1
1
Gambar 2.6 Diagram Alir Penelitian
Mulai Pengumpulan
Data
Perhitungan Volume dan Biomassa per Hektar
Pemilihan Data Contoh
Data Validasi
Analisis SIG
Inverse Distance Weight
IDW Kriging
Pembuatan Semivariogram
Validasi Model
Skoring Metode Terbaik
Selesai
Selesai Data
Model
Pembuatan Isoline
Pembangunan TIN
Convert to Grid Convert Grid to
Shape
Perhitungan Nilai Tengah
Ditolak Diterima
Pembuatan Isoline
Pembangunan TIN
Convert to Grid Convert Grid to
Shape
Perhitungan Nilai Tengah
BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM
3.1 Letak Geografis dan Luas Areal kerja IUPHHK-HA
Berdasarkan Surat Keputusan Perpanjangan IUPHHK No. 113Menhut- II2006 tanggal 19 April 2006, PT Trisetia Intiga memperoleh Ijin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK pada areal hutan seluas 69070 Ha di provinsi Kalimantan Tengah. Letak areal IUPHHK PT Trisetia Intiga menurut
administrasi pemerintahan, termasuk wilayah Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau dan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah. Wilayah pengelolaannya termasuk dalam Dinas Kehutanan Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Dinas Kehutanan
Propinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis terletak pada 01° 33’ – 02° 00’ Lintang Selatan dan 111° 28’ 21” – 111° 48’ 12” Bujur Timur. Adapun batas-
batas areal IUPHHK PT Trisetia Intiga adalah : Sebelah Utara : HPH PT Karda Traders
Sebelah Selatan : Hutan Negara Sebelah Timur : HPH PT Intrado Jaya Intiga, PT Erythrina Nugraha Megah,
PT Korintiga Hutani dan Hutan Lindung Sebelah barat : Hutan Negara
Tabel 3.1 Luas IUPHHK PT Trisetia Intiga Berdasarkan Penggunaan Kawasan dalam Areal Kerja
Penggunaan Kawasan Luas ha
Persen Buffer Zone
4156.90 6
Desaenclave 160.10
0.2 Kebun Benih KB
627.30 0.9
Perlindungan Plasma Nutfah PPN 1314.00
1.9 PUP
641.30 0.9
Sempadan Sungai 1891.70
2.7 Sarana dan prasarana lain yang belum dibangun
1841.80 2.7
Areal THPB 22767.80
33 Areal TPTI
22742.10 32.9
Areal TPTII 12926.90
18.7 Jumlah
69070.00 100
Sumber : Laporan IHMB PT Trisetia Intiga 2010