Analisis Deskriptif Dampak pembangunan infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat (pnpm) mandiri terhadap perkembangan umkm di kabupaten bogor

sehingga usaha yang dipilih yaitu perdagangan yang secara umum tidak membutuhkan keterampilan dan alat-alat tertentu. Dampak adanya PNPM Mandiri terhadap perkembangan UMKM dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa adanya PNPM Mandiri mampu meningkatkan omset usaha UMKM, terutama perdagangan. Hal ini dikarenakan adanya infrastruktur menyebabkan jangkauan pemasaran untuk perdagangan semakin mudah dan luas. Tabel 5 Dampak infrastruktur jalan PNPM Mandiri terhadap perkembangan omset UMKM per bulan Sektor usaha Jumlah omset Perubahan omset juta rupiah Persentase Sebelum juta rupiah Sesudah juta rupiah Perdagangan 138.09 180.24 42.15 30.52 Industri pengolahan 149.10 173.55 24.45 16.40 Pertanian 63.90 74.70 10.80 16.90

2. Analisis Kuantitatif Model Panel

a. Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan terhadap Omset UMKM di Wilayah Kabupaten Bogor Pembangunan infrastruktur jalan melalui program PNPM Mandiri diharapkan mampu memengaruhi omset dari UMKM. Hal ini perlu diuji secara statistik, dengan mengestimasi faktor-faktor yang memengaruhi omset UMKM dengan menggunakan data 30 responden UMKM di Kabupaten Bogor, sebelum dan sesudah pembangunan infrastruktur jalan PNPM Mandiri tahun 2009 dan 2012. Penyusunan model data panel dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, membandingkan Pooled Least Square PLS dengan Fixed Effects Model FEM menggunakan Uji Chow. Tahap kedua, membandingkan Fixed Effects Model FEM dengan Random Effects Model REM menggunakan uji Hausman. Tahap ketiga, membuat estimasi model atau persamaan dengan menentukan koefisien masing-masing variabel bebas. Hasil Uji Chow menunjukkan probabilitas sebesar 0.0000, maka secara statistik tolak H artinya belum cukup bukti untuk menerima model PLS, sehingga model yang dipilih adalah FEM. Hasil Uji Hausman menunjukkan nilai probabilitas sebesar 1.0000, maka secara statistik terima H artinya sudah cukup bukti untuk menerima model REM. Uji Chow dan uji Hausman memberikan hasil yang berbeda. Sehingga pemilihan model dilakukan berdasarkan uji asumsi dan uji statistika terhadap model FEM dan REM. Berdasarkan hasil uji asumsi dan statistika diperoleh bahwa model terbaik adalah REM karena bebas dari pelanggaran asumsi dan banyaknya variabel yang signifikan dan sesuai dengan teori. Untuk menguji kelayakan suatu model dalam menentukan suatu hipotesis, maka perlu dilakukan beberapa uji agar model regresi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimate. Uji tersebut terdiri atas normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedatisitas. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa data bebas dari masalah normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. b. Hasil Estimasi Regresi Data Panel Metode yang paling sesuai untuk mengestimasi persamaan faktor-faktor yang memengaruhi omset UMKM adalah Random Effect Model REM. Hasil estimasi dapat ditunjukkan dengan nilai probabilitas t-hitung masing-masing variabel bebas. Tabel 6 Hasil estimasi persamaan faktor-faktor yang memengaruhi omset UMKM Variabel Bebas Koefisien Nilai t-hitung Probabilitas Konstanta C 10.922 36.929 0.0202 Anggota Keluarga AK 0.178 2.394 0.0000 Keuntungan KE 0.357 16.257 0.0003 Lama Usaha LU -0.120 -3.858 0.0001 Tenaga Kerja TK 0.289 4.290 0.0000 Dummy Infrastruktur DUMMY 0.132 7.097 0.0000 R-squared 0.864 ProbabilitasF-statistic 0.000 Hasil estimasi menunjukkan nilai F-stat lebih tinggi jika dibandingkan dengan F-tabel, yang berarti bahwa minimal ada satu variabel yang berpengaruh nyata terhadap omset UMKM pada taraf nyata 5. Nilai R-squared koefisien determinan diperoleh sebesar 0.863 yang menunjukkan bahwa variabel bebas di dalam model mampu menjelaskan 86.3 variasi variabel terikat secara baik dan sisanya sebesar 13.7 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa terdapat lima variabel bebas yang secara signifikan memengaruhi omset UMKM pada taraf nyata 5 yaitu Anggota Keluarga AK, Keuntungan KE, Lama Usaha LU, Tenaga Kerja TK, dan Dummy Infrastruktur DUMMY. Untuk masing-masing variabel bebas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Variabel Anggota Keluarga AK mempunyai hubungan yang positif terhadap omset UMKM. Nilai elastisitasnya adalah 0.17, artinya jika anggota keluarga meningkat 1 maka akan meningkatkan omset UMKM sebesar 0.17, dan cateris paribus. Jumlah anggota keluarga dianggap sebagai tenaga kerja tambahan dalam UMKM. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herman 2010 yang menganalisis adanya hubungan positif antara pendapatan dan jumlah anggota keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak anggota keluarga maka kesempatan untuk memperoleh atau melakukan pekerjaan akan semakin besar sehingga dapat meningkatkan pendapatan dalam suatu kelurga. Jumlah anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja. Variabel Keuntungan KE mempunyai hubungan yang positif terhadap omset UMKM. Nilai elastisitasnya adalah 0.35, artinya jika keuntungan meningkat 1 maka akan meningkatkan omset UMKM sebesar 0.35, dan cateris paribus. Keuntungan yang meningkat menunjukkan adanya skala pengembalian yang meningkat dari suatu usaha. Hal ini menunjukkan bahwa usaha dalam tahap berkembang sehingga perlu adanya penambahan fungsi produksi modal untuk meningkatkan skala usaha. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zuliastri 2012 yang menyatakan bahwa nilai keuntungan usaha responden yang meningkat akan meningkatkan omset dari UMKM. Keuntungan yang meningkat dapat digunakan sebagai modal fisik untuk meningkatkan jumlah output yang diproduksi, sehingga omset yang dihasilkan UMKM juga akan meningkat. Variabel Lama Usaha LU mempunyai hubungan yang negatif terhadap omset UMKM. Nilai elastisitasnya adalah 0.12, artinya jika lama usaha meningkat

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang

2 51 121