Tebal Dagu Analisis Menurut Holdaway

superior Sls 3 mm pada bibir yang pendek atau tipis maka hal ini masih dapat diterima. Begitu juga pada bibir panjang atau tebal apabila dijumpai hasil pengukuran sebesar 7 mm, maka hal ini masih dianggap hasil yang seimbang Gambar 7. 4,16

2.3.1.9 Kedalaman Sulkus Labialis Inferior

Sulkus labialis inferior terletak pada titik tercekung antara titik Labrale inferior Li dengan titik Pog’. 3 Profil jaringan lunak seseorang untuk kedalaman sulkus labialis inferior dikatakan harmonis dan seimbang jika kedudukan sulkus labialis inferior terhadap garis H sama seperti kedalaman sulkus labialis superior yaitu mendekati 5 mm Gambar 7. 4,16

2.3.1.10 Jarak bibir Bawah ke Garis H

Bibir bawah paling anterior umumnya terletak pada titik Labrale inferior Li. Jarak bibir bawah ke garis H diukur dari titik Li ke garis H dengan arah horizontal. 3 jarak bibir bawah ke garis H idealnya adalah 0 mm atau garis H menyinggung titik Li. Namun demikian menurut Holdaway masih dapat dikatakan harmonis dan seimbang jika jarak Li ke garis H dalam batasan -1 mm sampai dengan +2 mm. Tanda negatif menunjukkan letak titik Li dibelakang garis H, sebaliknya dikatakan positif jika terletak di depan garis H Gambar 7. 4,16

2.3.1.11 Tebal Dagu

Tebal dagu diukur dari jarak antara titik Pogonion skeletal dan Pogonion kulit Pog-Pog’. 4,8 Tebal jaringan lunak yang harmonis dan seimbang jika tebalnya antara 10-12 mm sedangkan jika lebih tipis maka dagu terlihat datar. 4,16 Dagu datar dapat disebabkan oleh inklinasi gigi bawah yang lebih protusif Gambar 7. 4 Gambar 7. Jarak puncak hidung ke garis H, kedalaman sulkus- labialis superior, jarak bibir bawah ke garis H, kedalaman sulkus labialis inferior, dan tebal dagu. 4

2.4 Suku Deutro-Melayu Penduduk Indonesia termasuk suku Paleomongoloid atau suku Melayu.

Suku bangsa di Indonesia yang termasuk dalam Deutro-Melayu adalah Aceh kecuali Gayo dan Alas, Melayu, Minangkabau, Betawi, Jawa, Sunda, Manado, Madura, Bali, Makassar, Bugis. Deutro-Melayu atau Melayu Muda merupakan generasi kedua setelah Proto-Melayu. Bangsa Deutro-Melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang sejak tahun 1500 SM. Mereka masuk ke wilayah Indonesia melalui jalan barat, yaitu melalui daerah Semenanjung Malaya, terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Populasi ini dikatakan datang pada Zaman Logam. Kebudayaan Deutro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa Proto-Melayu. 17 Pada kenyataannya, penduduk yang merupakan keturunan dari ras Deutro- Melayu sangat banyak ditemukan menikah dengan ras yang sama dikarenakan ras Deutro-Melayu memiliki suku yang lebih banyak dibandingkan Proto-Melayu. Oleh sebab itu, pengambilan sampel dalam penelitian ini ditujukan pada mahasiswa Indonesia FKG USU ras Deutro-Melayu.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan sudut interinsisal dengan tebal bibir atas dan tebal dagu berdasarkan analisis Holdaway pada Mahasiswa FKG USU ras Deutro- Melayu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Alumni No. 2 Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Desember 2014- Januari 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

3 18 64

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

2 9 64

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 13

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 2

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 5

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 17

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu Chapter III VI

0 1 15

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

1 4 3

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 9

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Tebal Bibir Atas Dan Tebal Dagu Berdasarkan Analisis Holdaway Pada Mahasiswa Fkg Usu Ras Deutro Melayu

0 0 12