Selisik Seksual Perilaku Sosial Macaca tonkeana di Pusat Primata Schmutzer (PPS) Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

PEMBAHASAN Habituasi dan Identifikasi Individu Habituasi tidak sulit dilakukan karena satwa yang berada di PPS sudah terbiasa dengan kehadiran manusia, baik pengunjung, penjaga, dan pengamat atau peneliti. Identifikasi individu dilakukan dengan mendokumentasikan gambar dan mengamati ciri-ciri fisik untuk mengenali masing-masing individu. Selain itu, dicatat juga jenis kelamin dan usia dari setiap individu yang diamati. Kelompok M. tonkeana di PPS Ragunan terdiri dari tujuh ekor individu dengan komposisi empat ekor individu dewasa, satu ekor individu mudapra dewasa, dan dua ekor individu usia remaja. Individu jantan dewasa yaitu Digo 18 tahun dan Godes 7 tahun; individu betina dewasa yaitu Dely 17 tahun dan Iyos 7 tahun 4 bulan; individu pra dewasa yaitu Elly 4 tahun 7 bulan; individu remaja yaitu Dede 2 tahun 5 bulan dan Godel 1 tahun 4 bulan. Elly dikategorikan ke dalam usia muda atau pra dewasa karena belum mengalami menstruasi. Dede dikategorikan ke dalam usia remaja karena Dede masih dalam tahap belajar dalam melakukan perilaku seksual dan masih sering bermain. Perilaku Harian Perilaku harian yang dilakukan oleh kelompok M. tonkeana di PPS meliputi perilaku makan, minum, istirahat, lokomosi, agonistik, selisik, seksual, bermain, defekasi, dan urinasi. Perilaku yang paling sering dilakukan adalah lokomosi atau bergerak dengan persentase 26,8, perilaku makan 25,3, perilaku selisik 21,4, dan istirahat 20,1. Perilaku harian yang paling sering dilakukan secara berurutan yaitu makan, berpindah, istirahat dan sosial Saroyo et al. 2006. Sedangkan pada M. fascicularis, perilaku harian yang paling sering dilakukan secara berurutan yaitu bergerak, makan, istirahat, dan selisik Widiyani 2001. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum perilaku harian yang paling sering dilakukan oleh genus Macaca adalah bergerak dan makan. Selama pengamatan, terjadi hujan lebat sebanyak empat kali. Hujan kecil dan gerimis tidak berpengaruh besar terhadap perilaku satwa. Satwa tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun, ketika hujan turun sangat deras, satwa lebih memilih untuk berteduh, diam, atau tidur. Curah hujan tinggi, badai dan suhu siang hari yang tinggi meningkatkan waktu istirahat dan mengurangi kegiatan sosial satwa Pombo 2004. Perilaku Sosial 1. Agonistik Jenis perilaku agonistik yang terjadi meliputi membuka mulut, membuka mulut dan menunjukkan taring, mengeluarkan suara, memburu atau mengejar, baku hantam, dan mengejar bunyi pesawat dan angin. Penerima agonistik meliputi individu dewasa, individu pra dewasa, remaja, dan orang penjaga, pengunjung, dan pengamat. Semua individu dalam kelompok M. tonkeana yang diamati melakukan perilaku agonistik. Perilaku agonistik dalam kelompok M. tonkeana terjadi pada beberapa kombinasi individu, tanpa memperhatikan umur dan jenis kelamin Thierry 1985. Tidak hanya individu dewasa saja yang memulai agresi atau penyerangan, tetapi juga individu muda. Seekor jantan dewasa bisa saja ditantang atau diserang oleh seekor individu betina dewasa atau individu remaja Thierry 1985. Jantan dewasa yang paling sering melakukan agonistik yaitu Digo. Betina dewasa yang paling sering melakukan agonistik yaitu Iyos. Selama pengamatan Iyos mengalami estrus sebanyak empat kali, sehingga menjadi lebih aktif dan lebih sering menyerang individu lain.

2. Selisik

Perilaku selisik pada M. tonkeana terjadi di antara berbagai tingkatan usia Thierry et al. 1990. Berdasarkan hasil pengamatan, perilaku selisik dilakukan oleh semua individu dari berbagai kelas umur, dan yang banyak melakukan selisik adalah individu dewasa Lampiran 1. Dely betina dewasa paling sering menelisik anaknya, Godel betina remaja. Pada M. fascicularis, monyet dewasa lebih sering menjadi pelaku selisik sedangkan remaja lebih sering menerima selisik Nugraha 2006. Digo jantan dewasa paling sering menelisik Iyos betina dewasa. Ketika ertrus, Iyos terlihat lebih menarik dan sering didekati oleh jantan. Pada M. tonkeana, di antara betina dewasa, selisik menunjukkan pengaruh status individu antara penerima dan pelaku yang rendah Thierry et al. 1990. Individu hirarki tinggi dan individu yang hirarkinya lebih rendah keduanya bisa menjadi pelaku dan penerima selisik. Iyos, betina yang paling banyak menerima selisik, bukan betina dengan hirarki tertinggi. Namun, Iyos masih sering mengalami estrus sehingga hirarkinya bisa menjadi lebih tinggi. Betina yang sedang estrus mampu menguasai akses yang seharusnya dikuasai oleh betina hirarki tinggi.

3. Seksual

Individu jantan dominan dapat mengawini semua betina di dalam kelompoknya. Sistem perkawinan poligami dan poliandri juga telah diamati pada M. fascicularis, bahwa jantan dan betina melakukan perkawinan tidak hanya dengan seekor individu saja Karimullah Anuar 2011. Dely betina dewasa menerima semua kopulasi perkawinan yang dilakukan oleh Digo. Iyos betina dewasa tidak hanya menerima tetapi juga menolak kopulasi yang dilakukan oleh jantan. Pada kera mangabey pipi abu-abu Lophocebus albigena dari famili Cercopithecidae, betina tidak hanya menerima kopulasi dari jantan, tetapi juga menolak serta aktif mendekati dan meminta jantan melakukan perkawinan Arlet et al. 2007. Iyos paling sering menolak Digo daripada Godes. Jantan hirarki tinggi lebih sering melakukan pendekatan terhadap betina, tetapi juga lebih banyak ditolak oleh betina daripada jantan lainnya Arlet et al. 2007. Betina memiliki pilihan sesuai dengan keinginannya atau biasa dikenal dengan female choice. Jantan peringkat tinggi selalu berusaha untuk memonopoli akses seksual terhadap betina. Namun, betina juga bisa memilih jantan lain dengan peringkat rendah dan jantan yang bermigrasi ke dalam kelompoknya. Penolakan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu untuk menghindari inbreeding atau perkawinan sedarah, menghindari agresi jantan terhadap remaja, juga karena daya tarik jantan lain Arlet et al. 2007. Betina M. mulatta Famili Cercopithecidae, genus Macaca mencoba melakukan perkawinan dengan sebanyak mungkin jantan. Betina lebih sering mendekati jantan hirarki rendah, karena jantan hirarki rendah terhalangi oleh jantan dominan atau hirarki tinggi untuk mendekati betina. Sementara, untuk melakukan perkawinan dengan jantan dominan, betina hanya menunggu mereka datang mendekati Manson 1992.

4. Bermain