Perilaku seksual diawali dengan pendekatan jantan dewasa terhadap betina

PENDAHULUAN Latar Belakang Macaca tonkeana merupakan salah satu spesies primata endemik yang ada di Pulau Sulawesi, Indonesia. Macaca tonkeana ditemukan di bagian tengah Pulau Sulawesi, yaitu di kabupatenkota Uru, Palopo, Tonkean, Labua Sore, dan Parigi Groves 1980. Di Sulawesi terdapat tujuh spesies endemik monyet, yaitu Macaca nigra, M. nigrescens, M. hecki, M. tonkeana, M. maurus, M. ochreata, dan M. brunnescens Fooden 1980. Klasifikasi monyet Sulawesi juga dibagi menjadi empat spesies. Keempat spesies tersebut adalah: M. maura, M.ochreata dengan sub spesies M.o. ochreata dan M.o. brunnescens, M. tonkeana dengan sub spesies M.t. tonkeana dan M.t. heckii, dan M. nigra dengan sub spesies M.n. nigra dan M.n. nigrescens Groves 1980. Macaca tonkeana termasuk ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, ordo Primata, famili Cercopithecidae, dan genus Macaca, dengan nama lokal boti. Macaca tonkeana memiliki morfologi dengan ciri-ciri tubuh berwarna hitam, kepala ditutupi rambut yang berbentuk seperti mahkota, dengan pipi yang berwarna pucat abu-abu. Ischial callosites atau bantalan duduk berbentuk oval dan berwarna jingga Groves 1980. Macaca tonkeana merupakan hewan sosial yang hidup berkelompok. Di dalam suatu kelompok, setiap individu akan berinteraksi dengan individu lain di dalam kelompok. Bentuk interaksi sosial antar individu meliputi perilaku selisik, agonistik, seksual, dan bermain van Schaik et al. 1983. Selisik didefinisikan sebagai perilaku membersihkan kulit atau rambut pasangan oleh seekor individu. Kotoran diambil menggunakan tangan, mulut, gigi atau lidah Thierry et al. 1994. Agonistik merupakan perilaku penyerangan yang dilakukan oleh individu terhadap individu lain Thierry 1985. Perilaku ini ditandai dengan ancaman mimik muka, memburu, baku hantam, dan diakhiri dengan kekalahan lawan. Ancaman mimik muka diketahui dari raut muka yang menunjukkan gigi taring. Memburu ditunjukkan dengan mengejar lawan, sedangkan baku hantam ditandai dengan adanya kontak fisik dengan lawan Bismark

1994. Perilaku seksual diawali dengan pendekatan jantan dewasa terhadap betina

selama beberapa hari dan dilanjutkan dengan perkawinan secara berkali-kali Thierry et al. 1994. Perilaku bermain meliputi kejar- kejaran, tarik-menarik ekor atau badan, saling menggigit dan berguling sambil bergulat atau pergulatan serta aktivitas yang dilakukan sendiri seperti berayun dan memainkan ranting Bismark 1994. Hirarki sosial merupakan keseluruhan susunan individu dominan hirarki tinggi dan subordinan hirarki yang lebih rendah dalam suatu kelompok Martin Bateson 1999. Hirarki sosial mempengaruhi aktivitas harian individu dalam kelompok. Individu dengan hirarki tinggi atau individu dominan adalah individu yang menguasai akses lingkungannya, serta memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan aktivitas makan, seksual dan menerima selisik. Eimerl DeVore 1981. Hirarki pada jantan bersifat tetap, sedangkan pada betina bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh siklus estrus dan kehadiran anak Eimerl DeVore 1981. Tahapan hidup primata berdasarkan Bennet et al. 1995 meliputi: 1. Bayi atau infant, secara morfologi ditandai oleh pertumbuhan gigi susu yang bersamaan dengan perkembangan wajah. Periode ini ditandai peningkatan aktivitas dan penyapihan. 2. Masa muda juvenile merupakan masa antara penyapihan dan masa remaja. Individu sudah mampu bergerak sendiri, tidak bergantung lagi pada induknya. Secara fisik, ditandai dengan tumbuhnya gigi permanen pertama serta pertumbuhan ukuran lengan dan kaki. 3. Dewasa muda atau pra dewasa young adulthood, merupakan masa antara kematangan seksual dan kematangan morfologi tubuh. Pada kebanyakan primata, kematangan seksual terjadi lebih dahulu, lalu diikuti dengan matangnya pertumbuhan gigi dan rangka badan, sehingga akhirnya mencapai ukuran tubuh dewasa. 4. Dewasa pertengahan middle adulthood ditandai dengan kestabilan morfologi tubuh, yang telah mengalami perkembangan secara bertahap selama beberpa tahun. Usia ini berhubungan dengan perkembangbiakan atau perkawinan. 5. Dewasa akhir adulthood merupakan fase terakhir dari siklus hidup primata. Pada usia ini, kondisi kesehatan mulai menurun. Selain itu, ditandai dengan penurunan ukuran tubuh, dan berkurangnya keberhasilan dalam menghasilkan keturunan. Pembagian kelas umur monyet pada M. fascicularis, M. mulatta, dan Saimiri sciureus berdasarkan Andrade et al. 2004 terdiri dari: 1. Bayi 0- 6 bulan 2. Infant, setelah penyapihan 7-18 bulan 3. Remaja 19-31 bulan 4. Monyet muda 32-44 bulan 5. Dewasa ditandai dengan kematangan seksual 45-192 bulan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku sosial M. tonkeana di Pusat Primata Schmutzer PPS, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2012 di PPS, Taman Margasatwa Ragunan. Bahan dan Alat Objek penelitian berupa tujuh ekor M. tonkeana yang terdiri dari dua ekor jantan dewasa, dua ekor betina dewasa, satu ekor betina pra dewasa, satu ekor jantan remaja, dan satu ekor betina remaja. Alat yang digunakan yaitu alat tulis, pengukur waktu jam, stopwatch, termometer, higrometer, dan kamera digital. Metode Penelitian Habituasi dan Identifikasi Individu Habituasi merupakan proses pembiasaan objek dengan kehadiran pengamat secara teratur dan berulang kali pada individu yang sama. Identifikasi dilakukan dengan mendokumentasikan gambar dan mengamati ciri-ciri fisik masing- masing individu. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan diketahui dengan mengukur suhu, kelembaban, dan banyaknya hari hujan selama pengamatan. Pengamatan Perilaku Perilaku yang diamati adalah perilaku harian dan perilaku sosial. Perilaku yang diamati terlebih dahulu adalah perilaku harian yang terdiri dari perilaku makan, minum, istirahat, lokomosi, urinasi, dan defekasi serta perilaku sosial yang terdiri dari perilaku agonistik, selisik, seksual, dan bermain Widiani 2010. Pengamatan dimulai pukul 08.00 hingga 15.30 WIB. Metode yang digunakan dalam penelitian berdasarkan Martin dan Bateson 1999: 1. Metode Ad Libitum Sampling Metode ini digunakan untuk mengamatai perilaku harian secara umum. Pengamatan dilakukan dengan mencatat sebanyak mungkin perilaku dari individu yang diamati. 2. Metode Focal Animal Sampling Perilaku sosial diamati menggunakan metode focal animal sampling secara kontinyu dengan mengikuti satu individu setiap tahap pengamatan. Pengamatan dilakukan selama 15 menit untuk setiap individu dalam satu kali pengamatan. Perilaku sosial yang diamati yaitu selisik, seksual, agonistik, dan bermain. Analisis Data Data yang diambil berupa jenis perilaku, frekuensi kali, dan persentase perilaku yang dilakukan oleh setiap individu. Untuk perilaku seksual dan bermain dilakukan juga pengambilan data berupa durasi perilaku dalam satuan detik. Penentuan hirarki sosial berdasarkan pengamatan perilaku sosial seperti selisik, agonistik, dan seksual. HASIL Habituasi dan Identifikasi Individu Kelompok M. tonkeana di PPS Ragunan terdiri dari tujuh ekor individu dengan komposisi empat ekor betina dan tiga ekor jantan Tabel 1. Beberapa individu yang berusia lebih tua diperoleh dari hasil sitaan. Sedangkan individu muda lahir di penangkaran PPS Ragunan. Pengamatan perilaku harian dan sosial berlangsung dari bulan Februari hingga Juni 2012 dengan jumlah jam pengamatan sebanyak 351 jam 20 menit. Kisaran suhu udara antara 24,33 C – 33 C dengan rata- rata 28 C. Kelembaban udara memiliki nilai terendah 48,33 dan tertinggi mencapai 71,5 denagn rata-rata 61,94. Perilaku Harian Perilaku harian kelompok M. tonkeana meliputi makan, minum, istirahat, lokomosi, agonistik, selisik, seksual, bermain, urinasi, dan defekasi Tabel 2. Perilaku harian yang paling banyak dilakukan yaitu lokomosi sebesar 26,8 disusul dengan makan sebesar Gambar Nama Jenis Kelamin Tipe Perolehan Tanggal Datang Lahir Induk Perkiraan Usia Saat Penelitian Digo jantan sitaan 1994 liar Dewasa: 18 tahun Godes jantan lahir 09-06-2005 Digo-Desy Dewasa: 7 tahun Dely betina sitaan 1995 liar Dewasa: 17 tahun Iyos betina lahir 24-02-2005 Digo-Dely Dewasa: 7 tahun 4 bulan Elly betina lahir 09-11-2007 Digo-Dely Mudapra dewasa: 4 tahun 7 bulan Dede jantan lahir 24-01-2010 Digo-Dely Remaja: 2 tahun 5 bulan Godel betina lahir Februari 2011 Digo-Dely Remaja: 1 tahun 4 bulan Keterangan: a. Data diperoleh dari dokumen inventaris satwa Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. b. Desy mati tahun 2011 c. Data kelahiran diperoleh dari penjaga satwa. Catatan kelahiran tidak ditemukan. Tabel 1 Individu M. tonkeana di PPS Ragunan 25,3, selisikgrooming 21,4 dan istirahat 20,1. Berdasarkan umur dan jenis kelamin, perilaku makan paling banyak dilakukan oleh betina dewasa sebanyak 7,07. Perilaku istirahat paling banyak dilakukan oleh jantan yaitu sebesar 7,9. Agonistik paling sering dilakukan oleh betina dewasa dengan persentase 0,43 Tabel 3. Perilaku seksual dilakukan oleh jantan dewasa, betina dewasa, dan betina pra dewasa. Persentase terbesar perilaku seksual ditemukan pada jantan dewasa, yaitu sebesar 0,46. Perilaku selisik paling banyak dilakukan oleh betina dewasa sebesar 6,7. Perilaku bermain hanya dilakukan oleh individu pra dewasa dan remaja. Betina remaja paling banyak bermain bengan persentase sebesar 2,09. Perilaku minum, defekasi, dan urinasi ditemukan sedikit sekali dilakukan oleh kelompok M. tonkeana di PPS Ragunan Tabel 3. Hirarki sosial Hirarki sosial ditentukan berdasarkan perilaku selisik, agonistik, dan seksual. Digo dapat dikatakan sebagai jantan hirarki tinggi, karena paling sering melakukan agonistik terhadap individu lain, paling banyak melakukan perilaku seksual terhadap betina, dan merupakan jantan dewasa yang sering menerima selisik dari betina dewasa. Dely merupakan individu betina dewasa yang paling sering melakukan perilaku seksual, tetapi paling banyak menelisik karena memiliki anak. Namun, ketika estrus Iyos paling sering melakukan agonistik dan paling banyak menerima selisik dari jantan dewasa. Selama pengamatan Iyos mengalami estrus sebanyak empat kali. Ketika estrus Iyos menjadi lebih agresif dan lebih sering menerima selisik dari individu lainnya. Aktivitas Frekuensi Persentase kali makan 3970 25,30 minum 42 0,27 istirahat 3147 20,10 lokomosi 4197 26,80 agonistik 142 0,91 seksual 146 0,93 selisik 3353 21,40 bermain 585 3,73 defekasi 11 0,07 urinasi 73 0,47 Total 15666 100 Perilaku Persentase dewasa pra dewasa remaja remaja Total jantan betina betina jantan betina makan 5,64 7,07 3,61 4,92 4,12 25,30 minum 0,15 0,03 0,02 0,04 0,03 0,27 istirahat 7,90 5,15 3,20 2,26 1,57 20,10 lokomosi 7,35 6,59 3,38 4,70 4,76 26,80 agonistik 0,31 0,43 0,10 0,04 0,01 0,91 seksual 0,46 0,39 0,08 0,93 selisik 5,25 6,70 2,90 3,39 3,17 21,40 bermain 0,81 0,84 2,09 3,73 defekasi 0,02 0,02 0,03 0,01 0,07 urinasi 0,19 0,15 0,08 0,05 0,47 Total 100 Tabel 2 Persentase perilaku harian kelompok M. tonkeana Tabel 3 Persentase perilaku harian M. tonkeana berdasarkan umur dan jenis kelamin Perilaku Sosial Pengamatan perilaku sosial dilakukan dari bulan April hingga Juni 2012. Perilaku sosial yang diamati meliputi agonistik, selisik, seksual, dan bermain.

1. Agonistik