5. Mengidentifikasi sumber-sumber perumusan masalah penelitian 6. Mengetahui kriteria perumusan masalah penelitian
7. Mengetahui pembatasan penelitian 8. Mengetahui analisis perumusan masalah penelitian
9. Mengetahui cara memilih atau menentukan perumusan masalah penelitian
C. Sistematika penulisan
BAB I : Latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Pengertian perumusan masalah penelitian keperawatan, manfaat
perumusan masalah penelitian keperawatan, prinsip-prinsip perumusan masalah penelitian, model perumusan masalah penelitian,
sumber-sumber perumusan masalah penelitian, kriteria perumusan masalah penelitian, pembatasan perumusan masalah penelitian,
analisis perumusan masalah penelitian dan cara memilih atau menentukan masalah penelitian.
BAB III : Simpulan dan saran
Daftar pustaka
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian perumusan masalah penelitian keperawatan B. Manfaat perumusan masalah penelitian keperawatan
C. Prinsip-prinsip perumusan masalah
Menurut Sukardi 2013, diantaranya:
1. Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar. Peneliti hendaknya senantiasa
menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari-dasar sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa
masalah sebenarnya terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau faktam atau fenomena.
2. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah. Pada dasarnya inti
hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuan dan penyusunan teori baru.
3. Prinsip hubungan faktor. Fakus atau masalah merupakan rumusan yang terdiri atas
dua atau lebih faktor yang menghasilkan kebingungan. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Definisi tersebut mengarah
pada tiga aturan tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu merumuskan masalah, yaitu :
a. Adanya dua atau lebih factor b. Faktor-faktor itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau
bermakna c. Hasil pekerjaan menghubungkan tadi berupa suatu keadaan yang
membingungkan, suatu keadaan berupa tanda tanya, yang memerlukan pemecahan atau untuk menjawab.
4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi. Penelitian kualitatif bersifat terbuka,
artinya tidak mengharuskan peneliti menganut suatu orientasi teori tertentu. Dalam penelitian kualiatatif, pilihan subjektif peneliti dihormati dan dihargai. Pilihan itu
bisa didasarkan pada paradigma ilmiah atau alamiah.
5. Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-ekslusi
Perumusan masalah yang baik adalah yang dilakukan sebelum terjun kelapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun kelapangan akan membatasi
peneliti guna memilih data mana yang relevan dan mana pula yang tidak.
6. Prinsip berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah. Ada tiga bentuk
perumusan masalah, yaitu : a. Secara diskusi, yakni yang disajikan secara diskriptif tanpa pertanyaan-
pertanyaan peneliti. b. Secara proporsisional, yakni secara langsung menghubungkan faktor-faktor
dalam hubungan logis dan bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam bentuk uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan peneliti. c. Secara gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi,
kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisioanal.
7. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah. Yang dimaksud dengan
posisi di sini tidak lain adalah kedudukan unsur rumusan maslah di antara unsur- unsur penelitian lainnya. Unsur-unsur penelitian lainnya yang erat kaitannya
dengan perumusan masalah adalah “latar belakang masalah”, “tujuan” dan “metode penelitian”.
8. Prinsip yang berkaitan dengan hasil kajian kepustakaan. Pada dasarnya perumusan
masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil kajian kepustakaan yang berkaitan
D. Model perumusan masalah penelitian
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, Loncoln dan Guba sebagaimana yang dikutip Muhadjir 1998, membagi model rumusan masalah secara umum dalam tiga
bentuk rumusan masalah, yaitu: 1. Rumusan masalah deskriptif. Merupakan suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif. Merupakan rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu
dibandingkan dengan yang lain. 3. Rumusan masalah assosiatif. Merupakan hubungan rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Hubungan simetris b. Hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab
akibat c. Reciprocal atau interaktif, adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
E. Sumber rumusan masalah penelitian F. Kriteria perumusan masalah penelitian