Implementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Modern.

Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa semua rukun iman itu sebenarnya landasan bagi perbuatan. Allah adalah Dzat yang mempunyai segala sifat kesempurnaan. Jika orang diharuskan beriman kepada Allah, itu sebenarnya ia harus berusaha memiliki sifat-sifat akhlak yang tinggi dengan tujuan mencapai Sifat Ilahi. Dia harus menempatkan cita-cita yang amat luhur dan amat suci sebagai idamannya, yang selalu terlintas dalam benaknya, serta dia harus berusaha menyesuaikan tingkah lakunya dengan cita-cita itu. Adapun beriman kepada Malaikat ialah agar dia menuruti bisikan yang baik, sehingga membentuk karakter seperti Malikat, yaitu selalu taat kepada Allah dan sekali-kali tidak mendurhaka kepada-Nya. Beriman kepada Kitab Suci ialah agar manusia mengikuti petunjuk yang termuat didalamnya guna mengembangkan daya batin dalam dirinya. Sedangkan beriman kepada para Utusan ialah agar manusia mencontoh suri-tauladan yang diberikan oleh mereka dan rela mengorbankan hidup untuk kepentingan sesama manusia.Beriman kepada hari Akhir mengajarkan kepada manusia, bahwa kemajuan material, fisik atau jasmani bukanlan tujuan hidup, akan tetapi tujuan hidup yang sebenarnya ialah hidup abadi yang amat luhur, dimulai dari Hari Kebangkitan qiyamat. Akhirnya, Iman kepada Qadla dan qodar memberi kesadaran kepada manusia tentang Maha luasnya ketentuan-ketentuan Allah yang harus difahami, baikk yang tersirat dalam setiap gajala di alam semesta, maupun yang tersurat pada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan kepada para Utusan- Nya. Disamping itu memberikan dorongan kepada manusia agar mencapai kemajuan dalam hidupnya, menyadarkan akan keterbatasan dirinya dan menyadarkan bahwa keputusan Allah Qadla adalah suatu hak prerogratif yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

3. Implementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Modern.

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa manusia harus melepaskan belenggu- belenggu dalam hidupnya guna mengadakan perubahan-perubahan positif mencapai kemajuan, yang itu bisa dicapai hanyalah dengan Tauhid meng-Esaka Allah swt. Dalam Islam tidak ada satupun ajaran dogma, yaitu ajaran yang dianggap dapat menyelamatkan manusia hanya dengan percaya saja. Menurut ajaran Islam, Iman bukanlah semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang diberikan, melainkan Iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai landasan untuk melakukan perbuatan. Hanya dengan Iman yang benar manusia mencapai kemajuan yang sebenarnya dalam kehidupan modern. Disamping itu manusia dalam setiap perbuatannya selalu berpegangan dengan satu kekuatan yang luar biasa untuk menyelamatkan kehidupan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh Allah : Maka barang siapa mengafiri Thoghut syetan dan beriman kepada Allah, ia sungguh-sungguh berpegang teguh pada pegangan yang tidak putus-putusnya atau kuat 2:256. 4 Iman kepada Allah dan Malaikat akan mendorong manusia kearah perbuatan baik, sedangkan setan adalah makhluk yang mendorong manusia kearah perbuatan jahat. Oleh sebab itu yang dimaksud mengimplementasikan iman adalah, menerima suatu prinsip sebagai lendasan bagi perbuatan baik, yang seluruh ajaran Islam cocok dengan kemajuan fitrah manusia. Dalam Islam tidak ada dogma, tidak ada rahasia dan tidak ada kepercayaan yang tidak memerlukan perbuatan. Tiap-tiap rukun iman adalah ajaran yang harus diwujudkan dalam perbuatan, guna mencapai puncak perkembangan manusia. Dalam menegakkan Tauhid, manusia harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah yakin dan percaya kepada Allah semata melalui fikiran dan membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Disamping itu manusia juga dianugerahi akal pikiran dalam melakukan perbuatannya. Menggunanakan akal atau pertimbangan dalam masalah agama dan undang-undang, juga memegang peranan penting dalam agama Islam, oleh karena itu Al-Quran sangat menghargai akal fikiran. Berulang-ulang Al- Quran berseru untuk menggunakan akal dan pertimbangan. Al-Quran banyak pernyataan seperti : Apakah kamu tidak merenungkan ?, Apakah kamu tidak mengerti? , Apakah kamu tidak mempunyai akal?, Ini adalah pertanda bagi orang yang mempunyai akal, Dalam hal ini adalah pertanda bagi orang yang mempunyai akal dan sebagainya. Orang yang tidak menggunakan akalnya disamakan dengan binatang, bahkan dikatakan pula dalam Al-Quran, sebagai orang yang tuli, bisu dan buta 2:171, 7:179, 8:22, 25:44, 3:189, 190. Islam yang telah dipisahkan dengan ilmu pengetahuan, sebagai akibat lanjut dari pemisahan agama dengan masalah-masalah dunia oleh kekuatan- kekuatan jahat. Dalam perkembangannya umat Islam seolah-olah kehilangan kemampuan menghadapi cepatnya perubahan sosial dan teknologi dizaman modern ini. Berbagai cabang ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Teknologi dengan temuan-temuannya dalam waktu yang relative singkat semakin canggih, makin mengagumkan dan memukau. Seharusnya dengan hasil tersebut dapat membuat makin sempurnalah kebahagiaan hidup manusia. Akan tetapi kenyataannya bukan mengangkat harkat manusia, kemajuan tersebut bahkan membuat kesengsaraan sebagian besar umat manusia. Penjajajahan, penindasan bentuk baru, tindak kesewenangan hingga kepeperangan dalam berbagai bentuk menghantui kehidupan ini. Dengan pemahaman yang benar tentang implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern, diharapkan mencapai kesadaran yang benar tentang tidak terpisahnya hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan, tidak terpisahnya kehidupan jasmani dan ruhani serta kehidupan dunia dan akhirat, sehingga 5 sumbangan kemajuan ilmu pengetahuan akan mendatangkan kebahagiaan hidup pribadi, bangsa bahkan dunia hingga akhirat melaui Islam. Dalam Al-Quran sarat akan keterangan mengenai indikator orang-orang yang Taqwa, antara lain dalam 3:133 - 136 setidaknya ada 6 indikator : 1. Gemar berinfaq dalam berbagai situasi dan kondisi 2. Mampu menahan amarah 3. Pemaaf kepada segenap manusia 4. Gemar berbuat baik dengan siapapun 5. Segera insyaf dan bertaubat atas kesalahan yang pernah diperbuat 6. Tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama. Juga dalam 3:190 – 195 disebutkan beberapa indicator orang-orang yang berakal sehat, antara lain : 1. Selalu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi 2. Selalu berfikir mempelari gejala-gejala alam ilmu pengetahuan 3. Kesadaran menghindarkan kesengsaraan dalam hidup 4. Kesadaran menumbuhkan keimanan 5. Mewaspadai terjadinya kesalahan yang mungkin diperbuat 6. meyakini kebenaran janji-janji Allah lewat Utusan-Nya. Ada kalimat yang perlu direnungkan dalam hal ini, dari Dr. Albert Instein yang mengandung saran untuk berusaha kearah penyatuan agama dan ilmu pengetahuan, sebagai berikut : Emosi yang paling indah dan paling mendalam yang dapat kita alami adalah kesadaran akan perkara yang sifatnya spiritual mistis. Kesadaran itu merupakan kekuatan segala ilmu pengetahuan sejati. Orang yuang tidak mengenal emosi itu, yang tidak dapat lagi merasa kagum dan terpesona karena rasa hormat yang mendalam, boleh dikatakan mati. Mengetahui sesuatu yang tidak dapat kita fahami itu sungguh ada dan menyatakan diri sebagai kebijaksanaan yang setinggi- tingginya dan keindahan yang seindah-indahnya, dimana kesanggupan kita yang tumpul itu hanya dapat memahaminya dalam bentuknya yang paling sederhana, pengetahuan dan perasaan itu ialah pusat keagamaan yang sejati. 6

BAB II SUMBER POKOK AJARAN ISLAM