pada padang alang-alang 10-11 spesies Simanungkalit et al. 1999. Menurut Nusantara 2004, sekalipun asosiasinya tidak bersifat spesifik
untuk satu jenis atau beberapa jenis tanaman inang namun menariknya FMA ditemui hampir pada semua ekosistem daratan mulai dari dataran semi gurun,
lahan terlantar, gumuk pasir sand dune, padang rumput, semak-semak, hutan, dan lahan pertanian. Namun demikian FMA jarang ditemui pada hutan yang
dikuasai oleh pohon berdaun jarum conifer.
2.5. Fungsi FMA
Mikoriza mempunyai beberapa fungsi antara lain Setiadi, 1989: i penyerapan unsur hara bagi tanaman terutama unsur P dan unsur hara mikro serta
berperan dalam siklus hara; ii peningkatan pertumbuhan tanaman di bawah kondisi tanah yang tidak cocok, tertekan oleh iklim seperti suhu yang tinggi dan
kekeringan; iii pemeliharaan interaksi antara berbagai jenis mikroorganisme tanah dan dapat mengendalikan mikroorganisme tanah yang bersifat patogenik;
iv perbaikan agregasi tanah serta v pengatur hormon dan zat pengatur tumbuh tanaman.
Selain yang tersebut di atas, Fungi Mikoriza Arbuskula FMA juga memiliki potensi yang lain, berikut adalah beberapa potensi biologis dari FMA
Setiadi, 2001 : a.
Perbaikan nutrisi tanaman Fungi ini mampu berasosiasi dengan hampir 90 jenis tanaman. FMA
menginfeksi sistem perakaran tanaman inang dan memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman inang yang bermikoriza akan mampu meningkatkan
kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air. Hifa eksternal dari FMA bisa mengirimkan hingga 80 P, 25 N, 10 K, 25 Zn, dan 60 Cu dari tanaman
Marschner dan Dell, 1994 dalam Setiadi, 1995. b.
Sebagai pelindung hayati bio-protection FMA telah banyak dilaporkan mampu meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan pathogen tular tanah pathogen akar dan dapat membantu pertumbuhan tanaman pada lahan yang sudah tercemar logam berat termasuk
areal pasca tambang. Ditambahkan oleh Nusantara 2004 Akar tanaman yang
bermikoriza akan terlindung dari serangan patogen akar karena secara fisik dilindungi oleh hifa dan secara kimiawi akar tanaman yang bermikoriza
menghasilkan senyawa yang bersifat anti patogen dan dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh bagi tanaman.
c. Meningkatkan resistensi terhadap kekeringan
Fungi ini mampu meningkatkan resistensi terhadap kekeringan dengan adanya struktur yang dibentuk berupa hifa didalam tanah yang dapat tumbuh
panjang sehingga luas bidang penyerapan air juga meningkat. Oleh karena itu penggunaannya sangat efisien untuk membantu pertumbuhan tanaman reboisasi
pada areal-areal yang kurang hujan. d.
Siklus biogeokimia FMA mempercepat terjadinya suksesi pada habitat-habitat yang mendapat
gangguan secara ekstrim. Keberadaannya sangat diperlukan karena berperan penting dalam mengefektifkan daur ulang unsur hara sehingga merupakan alat
yang sangat efektif untuk memperbaiki stabilitas ekosistem hutan yang terganggu. e.
Sinergis dengan mikroorganisme lain Bagi tanaman legum, FMA sangat diperlukan karena diawal pembentukan
bintil akar dan aktivitas penambatan N oleh bakteri rhizobium yang terdapat didalamnya membutuhkan unsur Phospat yang tinggi. Berdasarkan
kemampuannya tersebut maka FMA dapat berfungsi meningkatkan biodiversitas mikroba potensial di sekitar perakaran tanaman.
Selain fungsi di atas FMA juga memiliki fungsi untuk mengefisiensikan penggunaan pupuk. Menurut Santoso et al. 2006 Cikal bakal kegiatan RHL
Rehabilitasi Hutan dan Lahan terletak pada kegiatan produksi bibit tanaman hutan di persemaian.
2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi FMA