Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman dan Kebutuhan Air Irigasi Hasil Pengukuran Unjuk Kerja Big Gun Sprinkler

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman dan Kebutuhan Air Irigasi

Perhitungan kebutuhan air tanaman ETo dan kebutuhan air irigasi diawali dengan menghitung nilai evapotranspirasi acuan ETc melalui input data cuaca serta curah hujan daerah sekitar PT Laju Perdana Indah pada tahun 2011 ke dalam software CROPWAT versi 8.0. Hasil perhitungan evapotranspirasi acuan dan curah hujan efektif ditunjukkan pada Tabel 7 berikut : Tabel 7. Hasil pengukuran evapotranspirasi acuan dan curah hujan efektif Bulan ETo mmhari He mm Januari 3,36 115,5 Februari 3,71 133,4 Maret 3,40 175,6 April 3,40 164,7 Mei 3,69 155,6 Juni 4,04 83,9 Juli 4,30 66,4 Agustus 4,74 1,1 September 5,58 0,6 Oktober 4,00 145,9 November 3,53 148,5 Desember 3,30 150,9 Rata-rata 3,92 111,84 Keterangan : ETo = Evapotranspirasi acuan He = Curah hujan efektif Melalui software CROPWAT data lengkap ditunjukkan pada Lampiran, didapatkan total kebutuhan air tanaman tebu sebesar 1528.5 mmmasa tanam. Selama masa tanam, curah hujan dapat memenuhi kebutuhan sebesar 1169,5 mm, sehingga kebutuhan air irigasi sebesar 359 mmmasa tanam. Dalam 1 periode penyiraman dec, kebutuhan air irigasi sebesar 9,97 mm. Nilai ini didapat dengan menggunakan asumsi bahwa penanaman dilakukan pada tanggal 01 Juli dan dipanen tanggal 30 Juni tahun mendatang.

B. Hasil Pengukuran Unjuk Kerja Big Gun Sprinkler

Pada seluruh petak penelitian, elevasi big gun sprinkler dari pompa cukup bervariasi di setiap panjang lateral. Elevasi pompa saat aplikasi di petak 1 berada dalam rentang 3.17 – 5.75 m, di petak 2 dalam rentang 0.00 – 1.95 m, dan di petak 3 dalam rentang -0.35 – 1.44 m. Secara keseluruhan, elevasi big gun sprinkler dari pompa ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Elevasi big gun sprinkler dari pompa pada setiap titik pengukuran Big gun sprinkler Titik Jarak lateral m Elevasi m Petak 1 Petak 2 Petak 3 A 1 100 3.17 0.83 -0.35 2 150 4.31 1.95 0.20 3 200 4.05 0.00 0.93 B 1 100 3.45 1.32 0.43 2 150 3.94 1.62 0.03 3 200 5.75 1.31 1.44 Pengukuran parameter tekanan kerja, radius penyiraman, dan debit penyiraman dilakukan terhadap penggunaan dua nozzle, yakni ukuran 24 mm dan 28 mm. Hasil pengukuran tekanan kerja pada big gun sprinkler ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil pengukuran tekanan kerja di nozzle Big gun sprinkler Jarak m Tekanan kerja kPa Nozzle 24 mm Nozzle 28 mm Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 1 Petak 2 Petak 3 A 100 551.58 551.58 586.05 482.63 517.11 551.58 150 517.11 517.11 551.58 448.16 482.63 482.63 200 517.11 551.58 517.11 482.63 517.11 482.63 B 100 551.58 551.58 551.58 517.11 517.11 482.63 150 517.11 517.11 586.05 482.63 517.11 551.58 200 448.16 551.58 517.11 448.16 517.11 482.63 Rataan 536.26 ± 17.55 497,95 ± 18,47 Nilai tekanan kerja yang dihasilkan pada big gun sprinkler dengan nozzle 24 mm sebesar 536.26 ± 17.55 kPa. Nilai ini lebih besar dibandingkan penggunaan nozzle 28 mm yang menghasilkan tekanan kerja sebesar 497,95 ± 18,47 kPa. Semakin besar luas penampang, dengan kecepatan aliran yang tetap, akan menghasilkan debit yang semakin besar kecepatan aliran akan semakin kecil. Dalam persamaan Hazen-William maupun Scobey dalam perhitungan head loss, semakin besar debit yang dihasilkan, akan terjadi kehilangan head yang besar pula. Maka tekanan pada penggunaan nozzle 24 mm akan lebih besar dibandingkan penggunaan nozzle 28 mm. Selain dipengaruhi oleh debit aliran, besarnya tekanan kerja juga dipengaruhi panjang pipa lateral dan elevasi big gun sprinkler dari pompa. Dalam penelitian ini, ditunjukkan bahwa kontur lahan yang bergelombang turut mempengaruhi besarnya tekanan pada big gun sprinkler. Big gun sprinkler pada elevasi yang lebih rendah memiliki tekanan operasional yang lebih besar. Menurut Standar SNI, besar tekanan minimum yang disyaratkan sebesar 200 kPa. Penggunaan nozzle 24 mm dan 28 mm telah memenuhi persyaratan SNI tersebut. Tabel 10. Hasil pengukuran debit penyiraman Parameter Lokasi Ukuran nozzle Standar SNI Keterangan 24 mm 28 mm Debit penyiraman m 3 jam Petak 1 53.82 – 55.26 60.95 – 72.76 Minimum 6,6 m 3 jam Telah sesuai SNI Petak 2 55.00 – 55.48 73.91 – 74.81 Petak 3 58.18 – 59.00 72.97 – 74.66 Rataan 56,16 ± 1,87 71,78 ± 4,28 Rataan debit penyiraman yang dihasilkan dari penggunaan nozzle 24 mm sebesar 56,16 ± 1,87 m 3 jam. Nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan rataan debit pada big gun sprinkler dengan nozzle 28 mm, yaitu sebesar 71,78 ± 4,28 m 3 jam. Debit yang dihasilkan dipengaruhi oleh ukuran mulut nozzle yang digunakan. Dengan kecepatan aliran yang tetap, besar debit akan semakin besar jika diameter pengeluaran semakin besar. Dalam aplikasi irigasi, pengeluaran debit air yang lebih besar oleh nozzle berukuran besar akan lebih menguntungkan karena dapat mempercepat proses pemberian air pada tanah, sehingga waktu operasional menjadi lebih cepat. Namun semkain besar debit yang dihasilkan, head loss yang terjadi juga akan semakin besar. Untuk itu, dalam pemilihan ukuran nozzle untuk aplikasi irigasi juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, salah satunya juga adalah besar derajat keseragaman penyiraman yang dihasilkan penggunaan nozzle tersebut. Radius penyiraman diukur saat kondisi tidak berangin. Hasil pengukuran radius penyiraman ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil pengukuran radius penyiraman Big gun sprinkler Jarak m Radius penyiraman m Nozzle 24 mm Nozzle 28 mm Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 1 Petak 2 Petak 3 A 100 39.47 48.13 47.67 51.59 51.71 50.79 150 37.50 41.69 46.69 44.94 46.94 49.22 200 40.65 43.85 42.65 46.16 48.73 46.50 B 100 43.39 49.13 47.59 50.05 53.36 49.97 150 42.66 41.74 49.57 48.32 45.44 52.14 200 38.84 46.42 46.72 45.52 49.98 51.36 Rataan 44,13 ± 3,73 49.04 ± 2.6 Melalui data penelitian, ditunjukkan bahwa penggunaan nozzle 28 mm menghasilkan radius penyiraman lebih besar dibandingkan nozzle 24 mm. Rataan radius penyiraman dengan nozzle 24 mm sebesar 44.13 ± 3.73 m, sedangkan penggunaan nozzle 28 mm memiliki rataan radius penyiraman sebesar 49.04 ± 2.6 m. Radius penyiraman dapat dihitung secara teoritis menggunakan persamaan gerak superposisi. Besarnya radius penyiraman yang dihasilkan berbanding lurus dengan kuadrat dari kecepatan awal. Dengan menggunakan data hasil pengukuran debit, kecepatan aliran pada masing-masing penggunaan nozzle dapat diketahui dan radius penyiraman dapat dianalisis. Hasil analisis perhitungan radius penyiraman ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil analisis perhitungan radius penyiraman pada sudut trajectory yang tetap sama Nozzle Luas permukaan m 2 Debit m 3 s Kecepatan aliran ms Sudut trajectory o Radius penyiraman maksimum m 24 0.000452 0.0156 34.48 24 92.45 28 0.000616 0.0199 32.38 24 81.97 Dalam analisis perhitungan radius penyiraman sesuai metode gerak superposisi tanpa memperhitungkan hambatan udara, dengan sudut trajectory 24 o dan ketinggian sumber siraman sebesar 1 m, jarak terjauh siraman pada penggunaan nozzle 24 mm dan 28 mm masing-masing 92.45 m dan 81.97 m. Secara teoritis, semakin besar ukuran nozzle yang digunakan, radius penyiraman yang dihasilkan semakin jauh. Perbedaan hasil pengukuran dengan perhitungan teoritis disebabkan disebabkan kondisi tanah yang sangat gembur dan basah saat diaplikasikan nozzle ukuran 28 mm. Berbeda dengan saat penyiraman dengan nozzle 24 mm dimana tanah masih keras dan kaku. Tanah yang terlalu basah mengakibatkan kaki tripod penyangga big gun sprinkler tidak stabil saat dilakukan penyemprotan dengan tekanan tinggi sehingga kedudukan big gun sprinkler dan sudut trajectory berubah. Tabel 13. Hasil analisis perhitungan radius penyiraman pada sudut trajectory aktual Nozzle Luas permukaan m 2 Debit m 3 s Kecepatan aliran ms Sudut trajectory o Radius penyiraman maksimum m 24 0.000452 0.0156 34.48 24 92.45 28 0.000616 0.0199 32.38 29 92.78 Melalui analisis gerak peluru yang telah dilakukan, perubahan sudut trajectory menjadi 29 o pada penggunaan nozzle 28 mm akan menghasilkan radius penyiraman sebesar 92.78 m. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan radius penyiraman dengan nozzle 24 mm yang sebesar 92.45 m. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sudut trajectory menyebabkan radius penyiraman dengan nozzle 28 mm lebih besar dibandingkan dengan nozzle 24 mm. Hasil analisis radius penyiraman ini berbeda dengan hasil pengukuran, dimana pada penggunaan nozzle 24 mm sebesar 44.13 ± 3.73 m dan pada penggunaan nozzle 28 mm sebesar 49.04 ± 2.6 m. Hal ini disebabkan adanya hambatan udara yang bekerja pada saat dilakukan penyiraman. Namun penggunaan kedua nozzle telah memenuhi standar SNI sebesar 23.5 m. Melalui nilai tersebut, besar luasan penyiraman pada masing-masing penggunaan nozzle dapat dihitung, yakni sebesar 6175 m 2 untuk penggunaan nozzle 24 mm dan 7551,5 m 2 untuk penggunaan nozzle 28 mm.

C. Hasil Perhitungan Tekanan Operasi pada Beberapa Titik Lateral

Dokumen yang terkait

Gambaran Tekanan Darah Pada Perokok Dan Bukan Perokok Priadi Rsup Haji Adam Malik Pada Tahun 2013

1 55 71

Uji Eksperimental Optimasi Laju Perpindahan Kalor Dan Penurunan Tekanan Akibat Pengaruh Laju Aliran Udara Pada Alat Penukar Kalor Jenis Radiator Flat Tube

2 38 101

KEDISIPLINAN DAN KINERJA KARYAWAN PT LAJU PERDANA INDAH, SITE KOMERING SUMATERA SELATAN

9 62 65

Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Ekeis guirzeensis Jacq.) di Kebun Unit KKPA II PT Pinago Utama Palembang Sumatera Selatan.

0 11 88

Analisis pengaruh motivasi kerja dan budaya perusahaan terhadap produktivitas kerja karyawan (Studi kasus di PT. Interbis Sejahtera, Palembang, Sumatera Selatan)

1 23 120

Analisis Hubungan Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Pada Kegiatan Pengolahan Tanah di PT Laju Perdana Indah, Sumatera Selatan

0 6 134

Keanekaragaman Parasitoid Pada Perkebunan Tebu (Saccharum Officinarum L.) Di Pt Gmp (Gunung Madu Plantations) Lampung Dan Pt Lpi (Laju Perdana Indah) Sumatera Selatan

0 5 47

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Akibat Kebisingan Di Pt Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 16

IMPLEMENTASI SISTEM IRIGASI BIG GUN SPRINKLER DAN BAHAN ORGANIK TERHA KELENGASAN TANAH DAN PRODUKSI JAGUNG DI LAHAN KERING Implementation of Big Gun Sprinkler Irrigation System and on Soil Moisture and Maize Yield on Dry Land

0 4 10

Sistem Informasi Penerimaan Karyawan Baru Berbasis Web (Studi Kasus : PT. Laju Perdana Indah (LPI)) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 5 18