dibanding cara rill Mardikanto dan Tobing 1996, diacu dalam Sudrajat et al. 2002.
2.5 Peranan Zat Stimulansia
Menurut Sumadiwangsa 2000 dalam penyadapan getah pinus bahan perangsang yang digunakan macamnya adalah beragam, tetapi komponen
utamanya adalah asam sulfat atau asam nitrat atau campurannya. Kedua asam tersebut termasuk asam kuat dan oksidator kuat yang dapat merusak kulit
manusia, kayu dan lingkungan. Campuran kedua asam tersebut akan mengeluarkan ion natrium NO
2 +
dan mono hidrogen sulfat HSO
4 -
. Kedua ion ini selain mengganggu lingkungan juga diduga terutama bila overdosis akan
mengganggu kelangsungan hidup pohon dan akan mengubah komponen kimia getah. Karenanya penggunaan asam ini patut dikaji ulang penggunaan sebagai
bahan perangsang. Penggunaan stimulansia dapat berfungsi sebagai perangsang terbentuknya
ethylene pada tanaman dan selanjutnya menaikkan tekanan osmosis serta tekanan turgor yang menyebabkan aliran getah bertambah cepat dan lebih lama. Ethylene
pada hakekatnya adalah suatu hormon pertumbuhan yang banyak berperan dalam perubahan suatu tanaman, antara lain terjadi perubahan dalam membran yang
permeabel dari dinding saluran getah sehingga selama ada aliran getah, air masuk saluran getah dan jaringan-jaringan disekitarnya. ETRAT mengandung Zat
Pengatur Tumbuh ZPT yaitu ethylene dan stimulansia organik dalam satu larutan asam organik. Ethylene adalah senyawa berbentuk gas, senyawa ini
dapat memaksa pematangan buah menyebabkan daun tanggal dan penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress
dan sebelum mati. Penggunaan stimulan tidak meningkatkan kandungan getah yang ada, tetapi membuat celah dinding sel yang terhidrolisis dan akibat pelukaan
tetap terbuka sehingga getah terus mengalir keluar Santosa 2011. Produksi getah dalam pohon dapat ditingkatkan dengan memberikan
rangsangan terhadap proses metabolisme dalam sel dan struktur jaringan lainnya. Bahan-bahan yang dapat berfungsi memberi rangsangan tadi bisa berupa bahan-
bahan kimiawi atau bentuk perlakuan mekanis pada pohon. Peranan stimulansia dalam hal ini adalah membantu produksi resin sehingga jumlahnya dalam pohon
meningkat, namun adakalanya stimulansia tersebut menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan baik terhadap jumlah dan kualitas resin yang keluar
maupun terhadap kondisi jaringan sel-sel penghasil resin itu sendiri Fakultas Kehutanan IPB 1989.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN