Latar Belakang Penerapan MPO Maksud dan Tujuan Penerapan MPO
24 yang dimiliki masing-masing kantor dalam hal untuk pelaporan data, antara lain di
kantor yang telah online seperti, Tanjung Priok, Soekarno-Hatta, Tanjung Perak, Belawan, Semarang, Tanjung Balai Karimun, Batam, Polonia, Jambi, Palembang,
Pekanbaru, Lampung, Bekasi, Halim, Bandung, Merak, Juanda, Ngurah Rai, Pontianak, Balikpapan dan Makasar. Sedangkan KPPBC dengan server non
online antara lain, Tanjung Pinang, Teluk Bayur, Dumai, Surakarta, Gresik, Banjarmasin, Samarinda dan Bitung. Serta KPPBC yang masih menggunakan
sistem secara manual antara lain; Purwakarta, Bekasi, Bogor dan beberapa kantor lainnya.
Kendala yang sempat ditemui saat proses uji coba, terutama mengenai jaringan dikarenakan DJBC menggunakan teknologi jaringan internet terkadang
di suatu daerah jika jaringannya sedang rusak, maka datanya tidak bisa masuk. Disamping itu, dari uji coba beberapa waktu lalu juga diketahui masalah
kedisiplinan perlu menjadi perhatian, dalam hal ini kedisiplinan kantor untuk mengirimkan laporannya. Untuk itu diperlukan Sumber Daya Manusia SDM
yang ditunjuk oleh Kepala Kantornya untuk bertanggung jawab mengirimkan data laporannya setiap hari. Bagi Direktorat PPKC, dengan kemudahan dari adanya
MPO maka diharapkan dari berjalannya modul MPO bisa didapatkan data penerimaan yang meliputi realisasi penerimaan, realisasi impor, realisasi ekspor
dan dokumen cukai dari seluruh KPPBC di seluruh Indonesia secara real time. Modul Pelaporan Online untuk saat ini diperuntukkan untuk data penerimaan saja,
jika dibandingkan modul pelaporan sebelumnya diperuntukkan untuk penerimaan, pengawasan, fasilitas dan umum.