Pembuatan bioetanol ini terdiri dari fermentasi alkohol dan perlakuan inkubasi. Fermentasi utama dilakukan pada toples kaca 200 ml. Substrat berupa
cairan glukosa hasil hidrolisis dimasukkan ke dalam 3 toples kaca 250 ml masing- masing 200 ml. Starter ditambahkan sebanyak 10 . Fermentasi dilakukan pada
kondisi anaerobik. Pipa kecil dipasang pada kepala toples kaca yang sebelumnya ditutup, ujung pipa tersebut dibenamkan ke dalam air untuk menangkap CO
2
dan menghambat adanya sirkulasi udara bebas.
Perlakuan yang diberikan yaitu saat inkubasi atau waktu fermentasi X
adalah 3, 5, 7 hari. Terbentuknya gelembung-gelembung udara menunjukkan
proses fermentasi pembentukan alkohol sedang berjalan. Fermentasi berlangsung pada suhu kamar 25-30
o
C. Setelah masing-masing toples kaca dan isinya mendapat perlakuan inkubasi, kemudian dilakukan pengujian jumlah alkohol yang
didapat dari tiap perlakukan dengan menggunakan Gas Chromatography GC. Diagram alir proses fermentasi diperlihatkan pada Gambar 8.
3.3.7 Pengujian
Pengujian yang dilakukan diantaranya uji pH akhir fermentasi, uji kadar dan etanol penetapan berat jenis. Diagram alir penentuan uji pH akhir, serta
kadar alkohol disajikan pada Gambar 8.
1 Uji pH akhir fermentasi AOAC 2005
Media yang sudah difermentasi di uji pH akhirnya dengan menggunakan pH meter. Katoda pH meter dibilas dengan akuades kemudian dikeringkan dengan
kertas tisu. Katoda dimasukkan ke dalam buffer dengan pH 6,8, ditunggu sampai ada tanda bunyi yang menunjukkan bahwa pH meter siap digunakan. pH meter
dimasukkan ke dalam media uji, hasilnya dicatat.
2 Uji kadar etanol Subekti 2006
Pengukuran konsentrasi etanol yang dihasilkan dengan menggunakan Gas Chromatography GC. Identifikasi kadar etanol dilakukan dengan
menginjeksikan metil ester pada kromatografi gas Supelco
TM
37 Component Fame Mix dengan kondisi sebagai berikut: gas yang digunakan sebagai fase bergerak
adalah gas nitrogen dengan aliran bertekanan 20 mlmenit, sebagai bahan pembakar adalah hidrogen dengan aliran bertekanan 30 mlmenit, dan oksigen
dengan aliran 200-300 mlmenit, kolom yang digunakan adalah kolom kapiler capillary column dB-23 berisi cyanopropil methylsil sepanjang 60 m dengan
diameter dalam 0,25 mm, dengan tebal lapisan film 0,25 µm. Temperatur terprogram sebesar 125
o
C, kemudian suhu dinaikkan 5
o
C per menit hingga suhu akhir 225
o
C, suhu injektor 220
o
C, dan suhu detektor 240
o
C. Konsentrasi etanol diperoleh dari perhitungan rasio Area dimana luas area
etanol sampel dibagi dengan luas area n-propanol sampel. Kemudian hasil rasio area tersebut dibagi dengan slope hasil kurva kalibrasi etanol.
Konsentrasi etanol standar = 99,9 Berat Jenis etanol standar = 798,21 gL
Rasio Area = Luas area etanol sampel : Luas area n-propanol sampel
Konsentrasi = RasioSlope
Gambar 6 Diagram alir pembuatan kultur starter.
Rinaldy 1987 dalam Devis 2008 dimodifikasi
Isolat Sacharomyces cerevei
Inokulasi 3-5 jarum ose
Inkubasi 48 jam suhu 25-30
o
C
Inokulasi 5 jarum ose
Ditumbuhkan pada PDB 200 ml
Inkubasi 48 jam suhu 25-30
o
C
Diambil 10 dari media, dimasukan ke dalam 200 ml
Kultur starter
Kultur starter dan media
Ditumbuhkan pada PDA 10 ml
Buah Lindur B. gymnorrhiza
Pengeringan dan penghalusan
Diambil 200 gr
Hidrolisis HCl 5 1:20 bv, 121
o
C, 2 jam Penyaringan Nilon mesh 150
Pasteurisasi 80
o
C, 5 menit Penambahan nutrisi
Perlakuan 1 X1 200 ml media
toples kaca
Media
Filtrat Gula 2
NPK 0,5 ZA 1
Media
Perlakuan 3 X3 200 ml media
toples kaca Perlakuan 2 X2
200 ml media toples kaca
Preparasi pemisahan daging dan kulit buah lindur
Gambar 7 Diagram alir pembuatan media fermentasi dari buah lindur B. gymnorrhiza.
Rinaldy 1987 dalam Devis 2008 dimodifikasi
Gambar 8 Diagram alir proses fermentasi dan penentuan kadar alkohol.
Rinaldy 1987 dalam Davis 2008 dimodifikasi
Uji pH Uji Kadar etanol
Inkubasi 3 hari X1
Kultur starter dan media
fermentasi 660 ml
Alkohol Inkubasi 7 hari
X5 Inkubasi 5 hari
X3
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Jaringan Tanaman Lindur B. gymnorrhiza