Karakterisasi Limbah Minyak METODE

Oli bekas atau minyak jelantah 20 mL Pencampuran dengan 2 mL Span 20 sorbitan monolaurat dan Tween 80 sorbitan monooleat perbandingan 19:1 mL Larutan emulsi oli bekas atau minyak jelantah Analisis meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, rasio volume pemisahan minyak dan emulsi, serta kekeruhannya Demulsifier 0,05 M dilarutkan dalam 10 mL aquades Pengocokan 1 Menit Volume total larutan emulsi minyak dengan demulsifier 100 mL Aquades 68 mL Pengocokan 1 Menit

3.2.2. Proses Demulsifikasi

Demulsifikasi dilakukan dengan menambahkan demulsifier garam, asam, surfaktan dan demulsifier komersial. Terlebih dulu, 20 mL sampel bahan baku oli bekas ataupun minyak jelantah dicampurkan dengan 2 mL emulsifier span 20 sorbirtan monolaurat dan tween 80 sorbitan monooleat dengan perbandingan 19:1 mL dengan cara dipipet. Lalu, ditambahkan aquades 68 mL sambil dikocok, baik dengan bantuan vortex, maupun secara manual selama 1 menit dan didiamkan sampai tercampur rata. Sebanyak 0,05 M demulsifier garam, asam, surfaktan, ataupun demulsifier komersial dilarutkan dalam 10 mL aquades. Lalu, larutan demulsifier ini dituangkan ke dalam sampel bahan baku yang telah dibuat sebelumnya sampai total volume keseluruhan sampel mencapai 100 mL sesuai dengan volume akhir yang ingin diamati. Selanjutnya, dikocok secara manual selama 1 menit agar larutan emulsi minyak ini tercampur rata dengan larutan demulsifier, didiamkan dan diamati perubahan yang terjadi, meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, rasio volume pemisahan minyak dan emulsi, serta kekeruhan dengan bantuan spektrofotometer DR2000. Penjelasan mengenai prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan prosedur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir Penelitian modifikasi dari Wen et al., 2010 Oli bekas atau minyak jelantah 20 mL Pencampuran dengan 2 mL Span 20 sorbitan monolaurat dan Tween 80 sorbitan monooleat Perbandingan 19:1 mL Larutan emulsi oli bekas atau minyak jelantah Analisis meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, rasio volume pemisahan minyak dan emulsi, salinitas, serta kekeruhannya NaCl atau CaCl 2 0,02; 0,03; 0,05 M dilarutkan dalam 10 mL aquades Pengocokan 1 Menit Volume total larutan emulsi minyak dengan demulsifier 100 mL Aquades 68 mL Pengocokan 1 Menit

3.2.3. Pemilihan Konsentrasi Terbaik dari Demulsifier Terpilih

Prinsip pengujian ini hampir sama dengan proses demulsifikasi, perbedaannya terletak pada konsentrasi demulsifier terpilih NaCl dan CaCl 2 yang digunakan, yaitu 0,02 M; 0,03 M; dan 0,05 M agar didapatkan konsentrasi yang paling baik dan cepat untuk proses demulsifikasi. Analisis yang diujikan meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, kekeruhan, salinitas kadar garam, serta rasio volume pemisahan minyak dan emulsi. Penjelasan mengenai prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan prosedur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram Alir Penelitian modifikasi dari Wen et al., 2010