I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembangunan, baik yang terjadi di dunia internasional maupun di Indonesia, pada dasarnyadipengaruhi oleh sekurang-kurangnyadua dimensi.
Dimensi yang pertama adalah dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui kebijakan dan peraturan yang dibuat mempengaruhi
proses perubahan dalam masyarakat. Sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro dimana individu dan kelompok dalam masyarakat mempengaruhi
proses pembangunan itu sendiri Isbandi, 2007. Pembangunan pertanian adalah kegiatan yangmemiliki tiga dimensi yaitu
pertumbuhan pertanian, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan lingkungan hidup.Aspek-aspek dalam pembangunan pertanian adalah sumberdaya pertanian
secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia dan usaha tersebut mencakup pertanian dalam arti luas yaitu tanaman, ternak, maupun ikan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup petani, meningkatkan pertumbuhan pertanian secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup Arifin, 2005 .
Namun, perlu juga disadari bahwa pembangunan pertanian tidaklah hanya terbatas pada aspek peningkatan produksi semata. Atribut swasembada beras juga
bukan jaminan yang argumentative untuk menyatakan keberhasilan pembangunan pertanian Sastraatmadja, 1993 .
Universitas Sumatera Utara
Sasaran utama dari pembangunan adalah pembangunan manusia karena tanpa adanya perubahan yang terjadi di dalam diri manusia yang di bangun, makan
akansulit untuk mencapai perbaikan-perbaikan kondisi masyarakat secara terus- menerus sehingga hasil pembangunan fisik dan ekonomi menjadi kurang berarti
jika tidak dibarengi dengan keberhasilan pembangunan manusianya. Perubahan pada diri manusia yang diinginkan dapat terjadi karena adanya kegiatan
penyuluhan adalah pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Dengandemikian penyuluh berperan sebagai teman, pemberi saran, dinamisator, organisator serta
pelatih petani yang siap setiap saat Suhardiyono, 1992 . Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam
masalah yang dihadapi.Masalah pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian.Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita
sudah mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk anorganik.Masalahkedua yang dialami saat ini adalah
terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk.Masalah
ketigaadalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi.Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus
menerus harus selalu meningkat dan terpelihara.Masalah keempat adalah muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan. Kemampuan petani
untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial.Masalah kelima adalah masih
panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan
Anonimus, 2013 : httpwww. setkab.go.idartikel. Efektifitas kerja penyuluhan sangat membutuhkan manajemen dan prosedur kerja
yang memperkuat struktur kelembagaan penyuluhan. Situasi ini akan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan menghasilkan suatu system manajemen
yang sistematis dan sederhana pada beragam tugas penyuluhan YustinaSudradjat, 2003 .
Amanat Undang-Undang Nomor16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan SP3K, Pasal 8 ayat 2 huruf d dan Pasal 15
memberi makna bahwa Balai Penyuluhan di tingkat kecamatan atau Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K memiliki peran strategis
dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian dalam arti luas. Balai Penyuluhan sebagai tempat satuan administrasi pangkal satminkal bagi penyuluh
pertanian, perikanan dan kehutanan ini berperan mengkoordinasikan, mensinergikan dan menyelaraskan kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian,
perikanan dan kehutanan di wilayah kerja balai. Anonimus, 2013 : http:www.litbang.deptan.go.id .
Balai Penyuluhan Pertanian BPP yang ada di masing-masing kecamatan kabupaten Pakpak Bharat dalam kurun waktu enam tahun sejak dibentuk,
mengalami beberapa kendala dalam lembaga maupun dilapangan, yaitu kurangnyapersonilBalai Penyuluhan Pertanian BPP sesuai strukur organisasi
yang ada, kurangnya tenaga penyuluh pertanian yang memiliki disipin ilmu
Universitas Sumatera Utara
untuk mengembangkan potensi pertanian di kabupaten Pakpak Bharat, kurangnya pelaksanaan koordinasi yang menangani tentang keberhasilan pembangunan
pertanian, saranan dan prasarana yang dimiliki peralatan kantor, kendaraan dinas, alat bantuperaga penyuluh belum memadai sesuai dengan jumlah dan
jenis yang dibutuhkan. Sehingga, banyak program-program Balai Penyuluhan Pertanian BPP yang tidak terlaksana sesuai dengan target dan tujuan yang telah
ditetapkan. Inilah yang mendasari saya untuk melakukan penelitian ini.
1.2 Identifikasi Masalah