6. Dimensi Langsung dan Tidak Langsung
Kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan
melakukan hubungan secara langsung tanpa melalui perantara. Yang termasuk dalam kategori sumber-sumber kekuasaan adalah sarana paksaan
fisik, kekayaan dan harta benda ekonomi normatif jabatan, keahlian, status sosial popularitas pribadi, massa yang terorganisasi, senjata, penjara,
kerja paksa, teknologi, aparat yang menggunakan senjata. Sedangkan kekuasaan yang tidak langsung adalah penggunaan sumber-sumber
kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melalui perantara pihak lain yang diperkirakan mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan politik.
2. Teori Birokrasi
Secara etimologis Birokrasi berasal dari kata bureau bahasa Perancis dan Kratos bahasa Yunani. Bureau adalah meja tulis dan kratos adalah
pemerintahan. Secara sedehana dapat di katakana bahwa Birokrasi adalah pemerintahan dari meja ke meja atau di balik meja, atau juga orang-orang yang
bekerja di belakang meja tulis di kantor-kantor. Namun, pengertian tersebut berkembang, dalam artian politik, Birokrasi di artikan sebagai wujud dari aparat
pemerintahan Negara dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan melalui
serangkaian tahapan atau biro-biro yang masing-masing diberi mandat utuk menentukan kebijakan.
Max Weber adalah seorang sosiolog Jerman yang kenamaan awal abad ke- 19 menulis karya yang sangat berpengaruh bagi negara-negara yang berbahasa
inggris dan di Negara-negara di daratan Eropa. Konsep yang terkenal Max Weber adalah konsep tipe ideal birokrasi. Konsep tipe ideal ini kurang dikenal tentang
kritiknya terhadap seberapa jauh peran birokrasi terhadap kehidupan politik, atau bagaimana peran politik terhadap birokrasi. Birokrasi Weberian hanya
menekankan bagaimana seharusnya mesin birokrasiitu profesional dan rasional dijalankan. Tipe ideal merupakan konstruksi abstrak yang membantu kita
memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan. Menurut Weber bahwa proses semacam ini bukannya menunjukkan
objektivitas dari esensi birokrasi, tipe ideal itu bias dipergunakan untuk membandingkan birokrasi antara organisasi yang satu dengan organisasi yang
lain. Menurut Weber tipe ideal birokrasi ingin menjelaskan bahwa suatu birokrasi atau administrasi itu mempunyai suatu bentuk yang pasti dimana semua fungsi
dijalankan dalam cara-cara yang rasional. Istilah rasional dengan aspek pemahamannya merupakan kunci dari konsep tipe ideal birokrasi Weberian.
Menurut Weber tipe ideal birokrasi yang rasional itu dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut
10
1. Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh
jabatanya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya. Pejabat tidak bebas menggunakan
jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.
:
2. Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari atas ke bawah
dan samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada pula yang menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih
kecil. 3.
Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik berbeda satu sama lainnya.
4. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan.
Uraian tugas job description masing-masing pejabat, merupakan domain yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang harus
dijalankan sesuai dengan kontrak. 5.
Setiap pejabat disileksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya hal tersebut dilakukan melalui ujian yang kompetitif.
6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun
sesuai dengan tingkatan hierarki jabatan yang disandangnya. Setiap
10
Miftah Thoha. 2008, “Birokrasi Pemerintahan Indonesia Di Era Reformasi”, Kencana Prenada Media Group. Hal.18-19.
pejabat bisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan keinginannya dan kontraknya bisa diakhiri
dalam keadaan tertentu. 7.
Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan promosi berdasarkan senioritas dan merita sesuai dengan pertimbangan yang
objektif. 8.
Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan resources instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
9. Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu
sistem yang dijalankan secara disiplin. Butir-butir tipe ideal tersebut tidak semua bisa diterapkan dalam kondisi
tertentu oleh suatu jenis pemerintahan tertentu. Penekanan Weber terhadap rasionalitas dan efisiensi sebenarnya bisa dilacak dari kondisi sosial budaya yang
melatarbelakangi kehidupan Max Weber pada saat itu. Dengan demikian, ukuran rasionalitas atas efisiensi amat berbeda dengan kriteria untuk ornanisasi zaman
modern sekarang ini yang kondisinya tidak sama dengan zamannya Max Weber. Model birokrasi Weberian yang selama ini dipahami merupakan sebuah mesin
yang disiapkan untuk menjalankan dan mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Gagasan birokrasi dikemukakan oleh Hegel dan Karl Marx, pemikiran
Karl Marx terhadap birokrasi merupakan suatu gejala yang bisa dipergunakan secara terbatas dalam hubungannya dengan administrasi negara. Pandangannya
terhadap birokrasi hanya bisa dipahami dalam kerangka umum teorinya tentang
perjuangan kelas, krisis kapitalisme, dan pengembangan komunisme. Karl Marx mengelaborasi birokrasi dengan cara menganalisis dan mengkritisi filosofi Hegel
tentang negara. Hegel berpendapat bahwa administrasi negara birokrasi sebagai suatu jembatan yang menghubungkan antara negara pemerintahan dengan
masyarakatnya. Karl Marx bisa menerima konsep pemikiran Hegel tentang ketiga aktor
tersebut, yakni : birokrasi, kepentingan particular, dan kepentingan general pemerintahan. Birokrasi menurut Karl Marx merupakan suatu kelompok
partikular yang sangat spesifik
11
Birokrasi menurut Karl Marx merupakan isntrumen kelas kapitalis. Oleh karena itu, melalui revolusi proletariat dan kehadiran kelas-kelas di dalam
masyarakat maka negara dan birokrasinya harus dihancurkan. Menurut Karl Marx di dalam masyarakat komunis itu dimana tidak ada eksploitasi dan pembagian
sosial maka keberadaan birokrasi itu merupakan upaya tidak ada artinya karena redundant. Dengan demikian, pengganti struktur opresif dari birokrasi yang
. Birokrasi bukanlah kelas masyarakat, walaupun eksistensinya berkaitan dengan pembagian masyarakat kedalam kelas-kelas
tertentu. Lebih tepatnya, menurut Karl Marx birokrasi adalah alat negara atau pemerintahan itu sendiri. Birokrasi merupakan instrument yang dipergunakan oleh
kelas dominan untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainnya. Dengan kata lain birokrasi memihak kepada kelas partikular yang
mendominasi tersebut.
11
Miftah Thoha. 2003,”Birokrasi Dan Politik Di Indonesia”,PT Raja Grafindo Persada, Hal.23.
terpisah dan antagonis dari masyarakat, di dalam negara komunis fungsi birokrasi itu dilakukan oleh semua anggota masyarakat.
G. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian