3. Butir emulsi ukuran kecil
Pada butir emulsi ukuran kecil bahan fotografinya yaitu perak halogen pada emulsi berukuran kecil. Dengan ukuran butir yang kecil
mengakibatkan jarak atau celah antara butir perak halida agak rapat. Sinar-x atau cahaya akan lebih banyak mengenai butiran perak halida dan
sedikit sinar yang diteruskan. Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilai kontras yang tinggi tapi
kecepatannya lambat karena emulsi mendapatkan banyak cahaya.
Gambar 2.7 Butir emulsi ukuran kecil
2.4 Densitas
Pengertian densitas adalah kerapatan, akan tetapi pada radiografi sering dihubungkan dengan derajat kehitaman film. Densitas merupakan parameter
radiografi yang mudah untuk dinilai. Densitas yang baik adalah yang mampu menggambarkan struktur anatomi yang dapat dilihat oleh mata.Mata manusia
hanya mampu melihat densitas dalam rentang 0,25-2,5 RR.Charlton,1992:186. Densitas radiografi adalah derajat kehitaman dari perak metal hitam yang tersisa
dalam emulsi.
2.4.1 Densitas fog
Densitas fog adalah merupakan densitas yang dihasilkan melalui pembangkitan butiran-butiran perak halida tanpa adanya eksposi yang diberikan.
2.4.2 Jenis-jenis fog berdasarkan penyebabnya :
1. Age fog
Fog yang disebabkan oleh pengaruh umur film. Age fog dihasilkan dari film yang mempunyai usia yang melebihi waktu kadaluarsa expired date.
Setiap film yang diproduksi oleh pabrik akan memiliki expired date tertentu, biasanya satu tahun dari waktu produksi. Film yang digunakan
setelah melewati expired date akan menyebabkan film bertambah densitasnya. Hal ini dipengaruhi oleh radiasi alam yang mungkin masuk
kedalam tempat penyimpanan film. Penambahan densitas ini membuat gambaran pada film tampak seperti kabut hitam saat film diproses
meskipun tanpa di eksposi oleh sinar-x terlebih dahulu. 2.
Light fog Light fog adalah fog yang terjadi karena adanya eksposi oleh cahaya yang
berasal dari safelight. Safelight memiliki sifat yang aman terhadap emulsi film tetapi bagaimanapun juga cahaya safelight akan mengakibatkan fog
jika waktu kontak antara cahaya safelight dengan film tergolong lama. Secara spesifik penyebab light fog adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan warna safelight.
b. Filter bocor cahaya safelight terlalu kuat.
c. Film terlalu lama terkena cahaya safelight.
d. Jarak safelight terlalu dekat dengan film.
3. Radiation fog
Radiation fog adalah fog yang disebabkan karena film berinteraksi dengan radiasi. Radiasi bisa berasal dari sinar-x, bahan-bahan radioaktif dan juga
radiasi alam. Radiasi yang berinteraksi dengan film akan menyebabkan densitas film bertambah. Radiasi bisa berinteraksi dengan film
dikarenakan kurangnya proteksi radiasi pada tempat penyimpanan film. Tempat penyimpanan film biasanya dekat sekali dengan kamar
pemeriksaan dimana kamar pemeriksaan tersebut terdapat pesawat sinar-x. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi maka box film dalam keadaan
rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk sedikitpun kedalam box film. Kemudian pastikan pintu dan dinding kamar gelap tempat biasa film
disimpan, telah dilapisi dengan Pb 2 mm sebagai proteksi radiasi. 4.
Oksigen fog Oksigen fog adalah fog yang disebabkan karena interaksi film dengan
oksigen di udara bebas. Saat dilakukan inspeksi, film akan diangkat keluar
dari tangki developer. Saat keluar dari developer, permukaan film masih basah oleh cairan developer. Akibatnya developer yang berada
dipermukaan film akan berinteraksi dengan udara bebas terutama oksigen. Oksigen akan mengoksidasi developer yang menempel pada permukaan
film. Akibat oksidasi ini akan menyebabkan film bertambah densitasnya dan film mengalami fog. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi,
maka saat melakukan inspeksi sebaiknya tidak terlalu lama, meskipun tidak menggunakan safelight saat melakukan inspeksi.
5. Chemical fog
Chemical fog adalah fog yang dihasilkan karena faktor kimia yang berada di dalam cairan developer saat dilakukan pengolahan film. Secara spesifik
chemical fog diakibatkan oleh : a.
Film terlalu lama didalam cairan pembangkit. b.
Kesalahan komposisi cairan pembangkit. c.
Terkontaminasinya cairan pembangkit dengan bahan lain. 6.
Back scatter fog Back scatter fog adalah fog yang dihasilkan oleh radiasi hambur. Radiasi
hambur yang masih cukup besar masih bisa menyebabkan kehitaman pada film. Pada beberapa pemeriksaan, kaset dibagi menjadi dua. Untuk
membagi kedua kaset ini biasanya hanya digunakan lampu kolimator untuk membatasi lapangan penyinaran. Jika pesawat sinar-x yang
digunakan masih sangat bagus keluar berkasnya, maka pembagian ini akan tergambar sempurna artinya tidak ada bagian lain yang bertambah
kehitamannya akibat radiasi hambur. Namun jika pesawat sinar-x yang digunakan sudah tidak bagus lagi keluaran berkasnya, maka pasti akan
muncul penambahan kehitaman pada gambaran disebelahnya akibat radiasi hambur. Untuk menghindari hal tersebut terjadi, jika harus
menggunakan kV yang tinggi pada pemeriksaan maka gunakanlah grid diatas kaset yang fungsinya menyerap radiasi hambur. Kemudian jika kV
yang digunakan kecil, namun pesawat sinar-x keluaran berkasnya sudah tidak bagus lagi maka gunakan penutup yang terbuat dari Pb 2mm untuk
membatasi lapangan penyinaran pada daerah sebelahnya.
7. Dechroic fog
Dechroic fog adalah fog yang dihasilkan akibat interaksi dari developer dengan fixer pada film. Hal ini terjadi karena proses rinsing
tidak dilakukan dengan waktu yang cukup. Sebagaimana telah diketahui bahwa cairan developer bersifat basa dan fixer bersifat asam. Untuk
menghindari interaksi langsung antara asam dan basa ini, film dibilas dengan air ditangki rinsing. Pembilasan ini bertujuan untuk
menghilangkan developer dari permukaan film ketika hendak dimasukkan kedalam fixer yang bersifat asam. Interaksi langsung antara developer dan
fixer akan mengakibatkan film mengalami fog. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi maka lakukan rinsing
dengan waktu yang cukup sehingga benar-benar yakin bahwa cairan developer sudah tidak ada dipermukaan film atau setidaknya berkurang
banyak. Kemudiaan untuk menjaga agar proses rinsing berjalan baik, pastikan air yang berada didalam tangki tetap bersih.
8. Artefact
Artefact adalah kesalahan pengolahan film yang membentuk bayangan putih pada film setelah diproses. Artefact biasanya terjadi karena
permukaan IS yang tidak bersih.Permukaan IS mungkin tanpa sengaja terdapat tetesan air, serpihan pasir atau serpihan kertas. Akibat hal-hal
tersebut maka pendaran yang dihasilkan oleh IS akan tertahan sehingga sedikit pendaran cahaya yang sampai ke film.
Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka pastikan IS selalu dirawat dengan frekuensi yang sudah ditentukan. Namun untuk
lebih meyakinkan dalam penggunaan IS, sebaiknya lihat terlebih dahulu permukaan IS untuk memastikan bahwa tidak ada tetesan air, serpihan
pasir atau serpihan kertas yang menempel pada permukaan IS. 9.
Streaking Streaking adalah jalur atau coretan yang terdapat pada film. Gambaran
streaking bisa berbentuk jalur berwarna hitam atau bisa berbentuk jalur seperti berminyak pada permukaan film yang bisa dilihat saat film
dimiringkan. Penyebab streaking adalah sebagai berikut :
a. Selama pembangkitan film non agitasi.
b. Pada waktu pembangkitan film diangkat sehingga cairan developer
menetes kebawah. c.
Adanya residu fixer yang mengering. 10.
Yellow patch Yellow patch adalah bercak-bercak kuning yang terdapat pada film setelah
setelah film dikeringkan dan disimpan beberapa saat. Penyebab yellow patch adalah penggunaan cairan prosesing yang sudah kadaluarsa. Secara
spesifik yellow patch disebabkan oleh : a.
Waktu pembangkitan terlalu lama di developer yang sudah lama. b.
Pembilasan yang tidak cukup pada film. c.
Memakai fixer yang sudah lama. 11.
Reticulation Reticulation adalah bergelombangnya film pada sisi emulsi.
Reticulation terjadi karena suhu yang tinggi baik pada developer, fixer maupun pengeringan.
Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka suhu developer dan fixer dijaga pada suhu standar yaitu 18ºC-20ºC dan suhu pengeringan
tidak boleh melebihi 50ºC. 12.
Frilling Frilling adalah proses lepasnya emulsi dari base film. Frilling
terjadi jika proses reticulation berlanjut, ini berarti frilling terjadi ketika suhu yang digunakan baik pada developer, fixer dan pengeringan melebihi
dari suhu yang menyebabkan film mengalami reticulation. Jika frilling terjadi maka film akan tampak bening karena emulsi
sudah lepas dari base film. Pencegahannya sama dengan reticulation yaitu jaga suhu developer, fixer dan pengeringan pada suhu standar.
13. Light patch
Light patch adalah jalur terang yang berada pada film. Penyebab terjadinya light patch adalah :
a. Film terlipat sebelum disinar akibatnya timbul bayangan terang seperti
tulang.
b. Adanya artefact pada IS intensifying screen.
c. Terjadinya percikan fixer sebelum dilakukan pembangkitan.
14. Film terbakar
Film terbakar adalah istilah dari film yang tereksposi oleh cahaya tampak. Sebagaimana diketahui bahwa film sangat sensitif terhadap
cahaya tampak, sedikit saja cahaya tampak mengenai film maka film akan terbakar. Film terbakar biasanya diakibatkan oleh kamar gelap yang bocor,
dimana didalam kamar gelap masih masuk cahaya dari luar. Selain itu, film terbakar juga bisa diakibatkan kelalaian petugas kamar gelap yang
lupa menutup box film saat membuka pintu kamar gelap. Untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi maka pastikan tidak ada
cahaya yang masuk kedalam kamar gelap dan pastikan juga box film dalam keadaan tertutup sebelum keluar dari kamar gelap.
Dengan banyaknya faktor-faktor penyebab reject analysis film maka kita harus lebih berhati-hati dalam pengolahan film agar tidak terjadi
penolakan bahkan pengulangan foto yang dapat merugikan berbagai pihak.
2.5 Densitometer